x
Senin pagi, diriku bergegas mengepak barang-barang yang hendak kubawa kesekolah. Sesekali kulihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul 7:30. "Sial!" pikirku, "Aku terlambat lagi!"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtjq78O5Cm
Akibat tugas sekolah yang aku kerjakan tadi malam, membuat tidurku tak cukup. Sarapan pun tak sempat, hanya sepotong roti yang aku ambil di atas meja, berharap bisa mengganjal perut disaat upacara nanti.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOdA1TkU7b
Sesampainya disekolah, kulihat teman-temanku kini tengah berkumpul di lapangan sekolah. Setelah memarkir motorku, akupun berlari menuju kelas, lantas melempar tas yang tepat berada dibangku belakang. "Nisa!" suara panggilan mengagetkanku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGoxfhbduy
"Apa?!" jawabku, sembari berlari kecil menuju lapangan.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6D1gIpIW4
"Gak usah terburu-buru" ucap Rian, dengan langkah jenjangnya yang kini ada disampingku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKPpq8WqTte
"Aku gak mau dihukum karena terlambat! Kalau kamu mau dihukum, yah terserah kamu aja!" celetusku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxhjmEWJjk
"Upacaranya masih belum dimulai, kok. Tenang aja. Itupun kalau aku dihukum, aku rela asal bersamamu, hahaha" Gombalnya, sembari tertawa jahat.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2syvzpyCC
"Gila!" bentakku sembari melampirkan senyum sinis.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRXr28aBZob
Aku dan Rian telah berteman semenjak SMP, dan setelah beranjak SMA pertemanan kami semakin akrab. Sempat kami memiliki hubungan, namun dikarenakan ketidak cocokkan, kami berduapun memutuskan untuk berpisah tapi tetap menjalin persahabatan. Terkadang pula Rian cemburu dan marah jika aku dekat dengan cowok lain, dia selalu selektif jika diriku hendak berpacaran dengan seseorang. Aku terkadang heran melihat tingkahnya, ia seperti anak-anak yang rewel dan manja. Namun semua tingkah anehnya itu membuat diriku gemas dan sayang, meski dalam hal persahabatan.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZ6C4Kxaze
"Nebeng ya!" (Numpang ya!)
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJPEdWySv8
"Kamu gak bawa motor?" tanyaku, galak!
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzkwT9Li9OD
"Motorku dipakai sama ayah tiriku!" Jawabnya sembari mengkerutkan dahi.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6MKmEs3cw
Tak sempat aku mengizinkan, ia lantas tiba-tiba memelukku dari belakang, duduk sembari menopang dagunya di punggungku. "Manja sekali anak ini!" batinku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ43zMiZhNg3
"Kamu yang bawa motorlah! kamu kan cowok, masa aku yang bonceng kamu!" Diriku kemudian menyerahkan motor matic itu, lantas berpindah tempat ke jok belakang. Diperjalanan pulang, Rian terus mengoceh dan mengeluh akan kehidupannya bersama ayah barunya. Sudah dua bulan memang ia tinggal bersama ayah tirinya setelah tante Meri menikah lagi. Rian sepertinya kurang suka dengan ayah tirinya itu. Selain karena merasa asing, Rian juga merasa kalau ayah tirinya berbanding terbalik dengan almarhum ayahnya yang royal terhadap uang jajan yang diberikan.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡERa5XVCqQD
Namun daripada itu, menurutku om John sebenarnya baik. Rian hanya belum beradaptasi dengan kehidupan barunya. Aku yakin, setelah menjalani kehidupan bersama, lambat laun Rian dan om John pasti akan menjadi akrab satu sama lain.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tQHItGhyN
Di sore hari, diriku menyempatkan untuk pergi ke rumah Rian. Jarak rumah antara kami memang termasuk dekat, dengan melewati beberapa gang dan komplek perumahan, aku bisa menempuhnya hanya dengan waktu kurang dari 10 menit dengan mengendarai sepeda.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBVlWPHsfCG
"Rian" teriakku di depan pintu pagar yang lumayan tinggi sebahu itu. Tak butuh waktu lama, seorang pria tegap, dengan penampilan lelaki dewasa tengah membuka pintu rumah, berjalan menghampiriku yang tengah mematung.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3LEAHDPMku
"Rian ada om?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSybajtyMY
"Aduh! Rian lagi keluar, dek Nisa" jawabnya sembari menunjukkan wajah murung.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQTJl7nKfrb
"Yaa.. katanya sore ini janjian mau ngerjain PR bareng" celotehku, dengan wajah kesal.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjvZoq2u5a
"ya udah, masuk aja dulu. Bentar lagi Rian balik kok" pintanya, sembari membuka pintu pagar dan mempersilahkan diriku untuk masuk.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MZafKC1mj
Halaman rumah yang luas, pepohonan nan rindang serta anjing golden yang lucu sudah menjadi pemandangan yang lumrah bagiku. Aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini, mengingat beberapa kali diriku telah menginjakkan kaki dirumah Rian. Orang tua Rian pun juga sangat baik terhadapku, almarhum ayah kandung Rianpun bahkan sering kali menjodoh-jodohkan kami dengan ejekan dan gombalan. Namun semua itu aku anggap sebagai bentuk ke akraban terhadap aku dan keluarganya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHq4cpW0JJU
"Silahkan duduk. Mau minum apa, dek Nisa?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZ7KlQ4l0P
"Air putih aja, om" jawabku singkat dan berharap tidak merepotkan.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh7PXJsSqKE
Lelaki paruh baya itupun berlalu meninggalkan ruang tamu menuju ke ruang dapur yang kuterka akan menyibukkan diri untuk melayani tamu anak tirinya itu. Aku tahu ini sedikit canggung, mengingat dirumah yang besar ini hanya ada kami berdua. Ibu Rian yang kuketahui sedang bekerja dikantor pemerintahan pastinya belum pulang di jam segini, Para pembantunya juga kulihat sedang tidak ada dirumah, entah sibuk di ruang belakang atau bahkan sedang pulang kampung.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUI24rKcXA
Tak menunggu waktu lama, om Johnpun keluar dengan semampan gelas kaca berisi air sirup berwarna merah merona.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2CoGKT4KYB
"Aku kan mintanya air putih saja, om" Ucapku heran.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKiuSBBoeh
"Gak ada air putih, adanya ini doang, hehehe" Ia terkekeh, yang membuatku melihatnya terasa aneh. Dia lantas duduk disampingku, membuka tutup toples kaca yang berisikan cocies coklat dan menyodorkannya kepadaku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFefK8Betg
Aku sebenarnya tidak terlalu akrab dengan pria paruh baya ini, namun jika di perhatikan dengan seksama, om John merupakan tipe pria yang sangat gagah. Ia pandai dalam berbusana, mencocokkan gaya pakaian yang ia kenakan, terlihat simpel namun elegan. Badannya pun terlihat sangat atletis, dengan dada dan lengan yang berotot, dihiasi dengan bulu halus yang semakin membuat kaum hawa bergairah melihatnya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiBLp3Fwbpj
Sesekali kulirik dirinya yang tengah bersandar santai disampingku. Berbicara dan menanyakan kegiatan apa yang aku lakukan saat berada disekolah.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Kmc5GjCc7
"Rian masih lama, om?" tanyaku yang tengah memotong celotehannya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALxk7Ait21
"Oh iya! Rian kemana yah? kok dia lama banget!"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡykaXdCRYFr
"Kalau Rian gak ada, aku pulang aja kali ya?" Batinku..
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkccttbWuvp
Melihat jam yang sudah menunjukkan 5 sore, awanpun sudah mulai tertutup kabut. Diriku mulai was-was namun tetap berusaha terlihat tenang. Kulihat om John tengah berdiri dan sesekali mondar-mandir dengan handphone yang ia genggam. Kuterka ia tengah menelpon Rian, beberapa kali ia menyuruh Rian untuk segera pulang, kuperhatikan lehernya yang tengah menegang, menampilkan keseksian layaknya lelaki tampan di umurnya yang sekarang.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpfNrB5nXav
"Kenapa om?" tanyaku memecah suasana.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSgrEzkhNa8
"Rian lagi main futsal bersama teman-temannya, kayaknya ia akan tiba dirumah setelah magrib"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOCPL8h6OSd
"waduh! berengsek si Rian! kenapa gak ngabarin aku kalau memang ujung-ujungnya kayak gini!" batinku, kesal! Namun hal itu aku pendam, mengingat om john sudah baik terhadapku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9v4U5pnbNJ
"Kalau begitu aku pulang aja deh, om"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjsqbQWcOU
"Jangan dulu, diluar sudah mulai hujan"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4vQH51o9Z
Kulihat dibalik tirai jendela. Langit memang sudah terlihat gelap, hujan pun mulai terasa deras dibarengi angin yang bertiup kencang. Beberapa kali diriku terlihat menggenggam lengan Om John ketika sambaran petir yang tiba-tiba mengagetkan kami berdua.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3dtdsOQCJL
Ia terlihat terkekeh, akupun tertawa genit. Kami berdua duduk di sofa, menghangatkan diri masing-masing dengan menggosokkan kedua telapak tangan. Om John tiba-tiba beranjak naik kelantai atas, lantas turun dan menggenggam selembar handuk, lantas menyelimuti diriku dengan handuk yang setengah kering itu. Baunya masih terasa, khas lelaki mapan. Aku terka handuk ini telah digunakan om John sehabis mandi sebelum aku kemari.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdoHL0ogi5D
"Handuk om masih basah" ucapku sembari menatapnya syahdu.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY6fGVdwIwY
"Oh sory! itu belum kering sepenuhnya yah?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ19TYrl8Y4V
"Iya" aku tersenyum. "Om gak kedinginan?" tanyaku, lantas ia menoleh kehadapanku. "Ayo kita berbagi" kutawarkan handuk ini dengan berusaha menyelimutinya juga dengan pelan.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OaboyvpRz
"Kamu baik sekali Nisa dan tingkahmu sangat manis" Ucapnya sembari sedikit menggombal yang membuatku tersapu malu.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRMPTWGMwi
Sudah lebih dari 15 menit hujan masih saja turun dengan derasnya, sesekali lampu ruangan terlihat meredup akan sambaran petir yang menerjang. Aku gemetaran, kedinginan dan sedikit merasa takut, namun hal itu bisa sedikit tersingkirkan akan adanya sosok om John yang berusaha mencairkan suasana dengan obrolan ringan dan santai. Kami larut dalam situasi itu, sesekali ia menggodaku nakal, mengelus puncuk kepalaku dan membelai rambut panjangku. Hingga akhirnya percakapan kami telah terseret lebih dalam dan tersesat didalamnya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbOpapmJPS
"Jadi sekarang, dek Nisa masih single? Aku kira Nisa pacaran sama Rian?" tanyanya penasaran.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9AdpuZ0DOn
"Tidak, kami hanya berteman" Sanggahku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa0hau7vEHF
"Tapi Nisa suka kan, sama anak Om?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuVZmYUZQj
"Tidak! Rian dan aku sudah berteman sejak lama, kami tidak punya hubungan seperti itu. Walau sempat pacaran, tapi kami akhirnya putus karena sesuatu hal" bantahku
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXoBAyGc6il
"Sesuatu hal? apa itu?" Tanyanya yang semakin mengintimidasi.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PoFs9crqu
"Kami tak ingin merusak persahabatan kita" jawabku menunduk dibarengi dengan keheningan sesaat.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZUhkb7NgiZ
"Tapi Nisa pernah melakukannya?" Pertanyaan tersebut seketika membuat tubuhku tersontak. Aku tak menyangka om John melontarkan pertanyaan yang sedikit nakal untuk teman anaknya itu.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9LKQZOaCL
"Melakukan apa om?" tanyaku yang berpura-pura tak mengerti.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq2gl0xdyQq
"Kiss atau bahkan lebih?" Matanya tersorot kepadaku.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt8IeEBOHIL
Aku yang mendengar pertanyaan itu hanya menggelengkan kepala, menandakan diriku benar-benar polos dan tabu akan hal tersebut.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4oaWPdV19
"Aku sepertinya tidak percaya. Gadis secantik kamu dan semanis kamu, masa belum pernah melakukannya?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkuPGnF3vXz
"Aku masih belum boleh melakukannya"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfgj0ioNYPt
"kenapa?"
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQJHtDCF1r
"Aku masih 17 tahun!" ujarku dengan nada sedikit meninggi.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMoWNbuoRH7
"Om melakukannya diumur 15 tahun" ujarnya yang terlihat sedikit menantangku. Mendengar hal tersebut, aku pun terpancing dalam umpannya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7VxZZT4Xo6
"Dengan siapa?" tanyaku penasaran.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQJWZCvHus
"waktu itu, aku melakukannya dengan tanteku sendiri" Jawaban yang tak terduga tersebut berhasil membuatku tercengang. Kisah yang ia ceritakan pun mengalir dan membuatku terkesima, menyimak apa yang ia kisahkan. Badan om Johnpun semakin dekap dengan tubuhku, membuat ruangan itu semakin hangat dan seakan duniaku teralihkan akan perhatiannya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzsdDilLB6X
Aku memperhatikan lekuk wajah paruh baya itu yang ditumbuhi bulu halus yang memnghiasi dagu dan pipinya. Seakan terhipnotis, tanganku pun tanpa sadar menyentuh pipi gagahnya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT5d5tOU8bg
Ditengah pembicaraan itu, iapun tersadar atas apa yang aku lakukan. Menyadari hal tersebut, diriku lantas menarik tanganku dari pipinya, namun ia dengan sigap menggapai tanganku kembali, disertai dengan tarikan tangan kanannya yang menggapai pinggangku. Bibirnya perlahan menyentuh bibir kecilku. Diriku sempat menolak hingga akhirnya terbenam dalam lumatannnya.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOBzSfWl7B
Aku terdiam mematung, bibirku kini seakan ikut mengimbangi lumatan lelaki paruh baya ini, lelaki yang bahkan cocok menjadi ayahku, bahkan lebih parahnya lagi adalah ayah dari teman baikku. "Ciuman pertamaku" batinku meronta.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9TUJIqpfe
Setelah pergulatan kami yang cukup panas, bibirnyapun perlahan lepas dari mulutku, tetesan cairan ludah kami seakan tak ingin lepas dan ikut memanjang sampai akhirnya menetes entah kemana. Ia menatapku lembut, sembari bertanya, "Nisa mau lanjut?" mendengar pertanyaan itu, tubuhku seakan merespon dengan sendirinya. Kepalaku mengangguk, mengiyakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Berharap Om John memperlakukanku dengan nyaman.
19916Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7J01eqmsN
Birahi kamipun muncul ketika om John mulai mengerayai leherku, membuka sebagian blus yang aku kenakan disekitar perutku. Mulutnya sibuk menjilat seluruh bagian centi leherku sembari tangannya bermain disekitar area pusar dan pinggangku. Aku sempoyangan dengan permainan dari ayah sahabatku ini. Sesekali tubuhku bergetar, melonjak akibat dorongan nafsu, hingga akhirnya kegiatan panas kami terhenti seketika, setelah mendengar deruh mobil yang terparkir di bagasi rumah.
Mataku dan mata Om John bertemu, lantas lekas merapikan kembali pakaian yang kami kenakan. Dan siap menyambut seseorang yang ada dibalik pintu itu.
"Apakah Tante?" tanyaku berbisik ke Om John. Ia hanya merespon kebingunan seraya berucap "Ini rahasia kita berdua" Dengan senyum aku menganggup tanda mengiyakan.
Bersambung..
ns3.16.147.165da2
