Langit sore itu memerah, seolah menandai awal dari sesuatu yang baru. Di bangku taman yang menghadap danau kecil, Nayla duduk dengan buku di tangan, tak terlalu memperhatikan huruf-huruf yang berderet di hadapannya. Pikirannya jauh, terbang bersama angin senja yang lembut.
81Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZUJK1CJUfp
"Kamu sering ke sini?" tanya suara pria yang mengagetkannya.
81Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn71Vi0c6bt
Nayla menoleh. Seorang pria dengan hoodie abu-abu berdiri sambil membawa skateboard. Wajahnya asing, tapi senyumannya tulus.
81Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYTYuu49MH
"Baru dua minggu belakangan ini," jawab Nayla singkat.
81Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM8jgqdQ1qE
"Aku Raka," katanya sambil duduk di bangku yang sama. "Tempat ini bagus buat mikir. Atau buat nggak mikir sama sekali."
81Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4r5wMf5Kqe
Nayla tersenyum kecil. Sejak saat itu, sore-sore mereka sering terisi percakapan ringan. Tentang musik, tentang buku, tentang hidup yang kadang terasa berat.
ns3.145.71.192da2
