Kebenaran sering dikira tinggal di atas lembar kitab.
Namun kita sadari bahwa terkadang, lembar itu telah dilipat sejarah, digunting kekuasaan,
dan disegel dengan tinta yang bukan milik wahyu. Melainkan milik mereka yang ingin terlihat suci.
19Please respect copyright.PENANADBIEcFQZx7
Apa yang kita sebut “agama” hari ini, benarkah semuanya murni turun dari langit?
Ataukah di dalamnya telah menyusup tafsir, budaya, luka, dan politik manusia?
Sebab sesuatu yang turun dari langit mestinya tidak berubah-rubah. Tapi tafsir manusia, sering kali ditentukan oleh arah angin sejarah.
19Please respect copyright.PENANAD0WNlD16RJ
Aku tumbuh di antara bangku kayu dan suara pengeras masjid.
Menghafal ayat, mengulang doktrin, menunduk pada sistem yang katanya suci.
Tapi semakin aku belajar, semakin kutemukan suara-suara kecil yang dikubur oleh pekikan besar dari podium dan altar.
19Please respect copyright.PENANAKLdNwzHRdO
Mereka bilang itu suara sesat, suara pemberontak, suara kafir, suara musuh iman.
Tapi aku justru merasa: suara itulah yang jujur —
suara tanya yang tidak menghakimi,
suara cinta yang tak bisa berhenti mencari.
19Please respect copyright.PENANAjA3wp3UonN
Tafsir sering lebih nyaring daripada wahyu.
Dan tafsir tidak lahir dari ruang hampa.
Ia tumbuh dari bahasa, dari luka bangsa, dari kejayaan yang ingin dikenang,
lalu dibungkus dengan jubah keagungan agar tak bisa disentuh oleh hati yang merdeka.
19Please respect copyright.PENANAZREr4lqxG9
Siapa yang pertama kali mengajarkan bahwa Tuhan harus digambarkan begini, bukan begitu?
Siapa yang memutuskan bentuk ibadah, warna kesucian, dan arah kebenaran?
Benarkah semua itu dari Tuhan — atau hasil mufakat mereka yang punya kuasa atas pena dan podium?
19Please respect copyright.PENANA2VJ61I5g6N
Kitab suci tidak turun dalam bahasa Jawa, Batak, atau Bugis.
Tidak dalam bahasa Afrika, Maori, atau Inuit.
Tapi cinta Tuhan — katanya — untuk seluruh umat manusia.
Mengapa wahyunya turun hanya di tempat tertentu,
dan yang lainnya hanya dianggap “penonton sejarah”?
19Please respect copyright.PENANA3zw7Dh4pAt
Jika semua mengaku bersumber dari langit,
mengapa arah dan bentuknya begitu beragam dan saling bersilang?
Jangan-jangan, bukan Tuhan, kitab, atau nabi yang berbeda,
melainkan latar para penafsirnya yang tak pernah sama.
19Please respect copyright.PENANAdXid0NVc4x
Dan saat doktrin menjadi pagar, bukan penunjuk arah,
Saat itulah aku mulai gelisah.
Apakah yang kita imani masih Tuhan yang hidup,
atau hanya kerangka-Nya yang dibekukan oleh sejarah?
19Please respect copyright.PENANAFVGUgb1ok8
Aku tak sedang menyasar satu agama.
Tidak Islam saja. Tidak Kristen saja. Tidak Hindu, Buddha, Kejawen, atau siapa pun.
Yang ku kritik bukan ruh ajaran, tetapi struktur yang membungkam nurani.
19Please respect copyright.PENANATwQ0fzTzS7
Sebab yang sakral pun bisa dibajak.
Yang suci pun bisa dijual.
Dan yang benar pun bisa dipakai untuk menindas, jika dikuasai oleh tangan yang salah.
19Please respect copyright.PENANAZL5kiEcrFj
Semua agama membawa cahaya.
Tapi semua agama juga rentan dikotori oleh ambisi manusia.
Ambisi untuk dianggap paling benar.
Paling murni.
Paling dekat dengan Tuhan.
19Please respect copyright.PENANAzaEHZyu9WF
Bahkan ateisme hari ini pun punya doktrin.
Ia tak lagi hanya “tidak percaya pada Tuhan”.
Tapi telah berubah menjadi sistem kepercayaan baru.
Yang memusuhi pertanyaan, menertawakan keyakinan,
dan merasa unggul karena mengandalkan logika tanpa kasih.
19Please respect copyright.PENANAgtvQb6pFu0
Apa yang kita sebut “agama”, atau bahkan “ilmu pengetahuan”,
sering kali bukan lagi tentang pencarian kebenaran,
melainkan mempertahankan narasi lama yang diberi segel suci
oleh nama-nama besar dan institusi yang mapan.
19Please respect copyright.PENANAsg8VGE3rIo
Para pemuka, pendeta, ulama, brahmana, raja, guru besar. Semua berdiri sebagai pengatur suara Tuhan.
Seolah mereka punya hak untuk menentukan
mana cinta yang sah, mana doa yang salah,
mana yang suci dan mana yang najis.
19Please respect copyright.PENANAfhRkwdIAPr
Mereka tidak hanya membacakan kitab,
tapi juga membatasi maknanya.
Menjaganya bukan dengan kelembutan,
melainkan dengan pagar-pagar ketakutan.
19Please respect copyright.PENANAMDYIuwEBmn
Dan banyak dari kita…
memilih tunduk karena takut disebut sesat.
Padahal sesat bukan soal arah yang berbeda,
tapi soal hati yang sengaja menjauh dari cahaya.
19Please respect copyright.PENANAb7TAs7QjTG
Aku tidak ingin menyulut api.
Aku tidak ingin membakar warisan.
Aku hanya ingin menghembuskan udara jernih,
agar nyala nurani tak mati tertutup debu perintah.
19Please respect copyright.PENANAcZ0eBo9Wdp
Aku ingin mencintai Tuhan, bukan institusinya.
Aku ingin mencari kebenaran, bukan sekadar menghafal jawabannya.
Aku ingin meraba cahaya, bukan sekadar mengulang cerita orang lain.
19Please respect copyright.PENANAZVnh0fpacu
Baik agama dari langit, dari hutan, dari kitab, atau dari sunyi batin.
Semua tetap harus diuji oleh cahaya nurani,
bukan hanya oleh suara mayoritas atau label kesucian.
19Please respect copyright.PENANAozZwcN5X1d
Karena jika Tuhan itu Maha Luas,
tak mungkin Ia hanya tinggal di satu aksara, satu arah, satu budaya.
Jika cahaya-Nya benar-benar agung,
mestinya Ia tak takut diterangi oleh pertanyaan.
19Please respect copyright.PENANAulWKnA7cdo
Dan jika kita semua hanyalah para musafir yang kelelahan,
mungkin sudah waktunya kita letakkan pedang kebenaran,
dan mulai berjalan bersama,
dengan hati yang tulus,
dengan doa yang jujur,
dengan langkah yang sunyi untuk
menuju-Nya.