Priview
Hari keberangkatan ke Labuan Bajo akhirnya tiba. Keluarga Gerald, termasuk Leo, dan tentu saja Vero, semua tampak antusias. Mereka berangkat dengan penerbangan pagi, membawa koper-koper penuh dengan perlengkapan liburan dan semangat untuk menjelajahi keindahan alam. Namun, di balik wajah ceria itu, ada dinamika tersembunyi antara Leo dan Vero, yang berusaha tetap terselubung di tengah kehangatan keluarga.
512Please respect copyright.PENANArOyTplltoR
Setelah mendarat, suasana sibuk menyelimuti mereka di bandara. Gerald memastikan semua barang bawaan lengkap sebelum melanjutkan perjalanan menuju resort yang sudah dipesan.
512Please respect copyright.PENANAfIsKirXkfl
Gerald: "Akhirnya sampai juga! Udah lama banget pengen ke sini. Babe, kamu excited nggak?"
Vero: "Tentu dong. Tempat ini cantik banget bahkan dari foto-fotonya aja. Nggak sabar mau lihat langsung."
Bu Kinanti: "Iya, kita semua harus bersyukur bisa liburan bareng. Jangan lupa ambil banyak foto keluarga, ya. Siapa tahu nanti bisa jadi momen spesial."
512Please respect copyright.PENANAapAIQmv8yY
Leo: (dengan santai, ikut bergabung dalam percakapan) "Foto keluarga? Jangan lupa ajak gue juga dong. Gue kan bagian dari keluarga ini." Bastian: (tertawa) "Iya-iya, Leo. Lo pasti dapet jatah foto, santai aja." Gerald: "Bang Leo, lo jangan terlalu banyak bercanda, nanti Mama suruh lo jadi fotografer malah nggak ada foto lo sendiri."
Leo: (tersenyum kecil) "Gue nggak masalah kok, Bro. Yang penting gue ada di sini buat menikmati semuanya."
512Please respect copyright.PENANAfrJpacmHyk
Di perjalanan menuju resort, suasana penuh canda tawa. Namun, Leo dan Vero saling melirik sekilas di antara obrolan keluarga. Di tengah kesibukan, Leo mencuri kesempatan untuk mengirim pesan singkat ke Vero.
512Please respect copyright.PENANASx02qGFCDZ
Leo: Jadi, gimana? Udah mulai seru liburannya?
Vero: Baru mulai, Leo. Gue yakin lo bakal bikin ini tambah seru, kan? Leo: (emoji senyum nakal) Lo yakin banget sama gue, ya? Tunggu aja. Gue bakal kasih lo pengalaman yang beda di sini.
Vero: Jangan cuma janji doang. Gue mau lihat aksinya.
Leo: Santai, Nona. Nikmati aja dulu jalan-jalannya. Tapi jangan terlalu sering lihat gue, nanti Gerald curiga.
Vero: (emoji mata melirik) Siapa bilang gue lihat lo? Lo yang ge-er.
512Please respect copyright.PENANAwWwqJLNic0
Leo: Hahaha, udah-udah. Fokus dulu sama pemandangannya. Gue tunggu waktu kita nanti.
512Please respect copyright.PENANA8fhmJDXxLG
Vero tersenyum kecil sambil menyimpan ponselnya, sementara Leo memandang keluar jendela mobil, menyusun rencana untuk membuat liburan ini semakin "menarik." Gerald, yang duduk di sebelah Vero, tidak menyadari percakapan diam-diam itu, sibuk mengobrol dengan Bastian dan Bu Kinanti. Siang menuju sore, setelah tiba di resort, semua anggota keluarga diarahkan untuk acara bebas. Mereka diminta membereskan barang-barang di kamar masing-masing sebelum menikmati waktu luang. Suasana hangat khas resort di Labuan Bajo menyambut mereka, lengkap dengan pemandangan laut biru yang memesona dan angin sepoi-sepoi yang membuat siapa pun merasa damai. Setelah beristirahat sejenak, keluarga itu memutuskan untuk mengeksplorasi keindahan pesisir Labuan Bajo. Beberapa anggota keluarga memilih menyusuri pantai, berjalan santai sambil menikmati pasir putih dan deburan ombak. Sementara itu, Gerald mengajak Vero untuk menghabiskan sore di Bukit Sylvia, salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan matahari terbenam di Labuan Bajo.
512Please respect copyright.PENANAnVzTIivo1g
Gerald: "Aku senang akhirnya bisa bawa kamu ke sini. Ini salah satu tempat yang aku impikan buat kita kunjungi bareng."
512Please respect copyright.PENANAsoG3jz8AZ5
Vero: (tersenyum tipis) "Bagus banget, ya. Kayak nggak nyata. Kamu bener-bener tahu cara bikin aku speechless, babe."
512Please respect copyright.PENANA4kEzRw7sVg
Gerald tersenyum puas mendengar itu. Mereka duduk di sebuah batu besar, menikmati pemandangan sambil sesekali berbicara tentang rencana mereka untuk esok hari. Namun, di tengah percakapan itu, ponsel Vero bergetar. Sebuah pesan masuk dari Leo.
512Please respect copyright.PENANAGTvqf7Fssk
Leo: Jadi, gimana? Sunset-nya bagus? Vero: Bagus banget. Lo lagi di mana?
Leo: Gue masih di pantai. Tapi kayaknya lo lebih menikmati waktu lo di bukit, ya? Sama Gerald?
Vero: (emoji mata melirik) Cemburu, Leo?
Leo: Siapa bilang? Gue cuma pengen pastiin lo nggak lupa sama gue. Vero: Nggak bakal lupa, kok. Tapi lo kan janjinya baru nanti malam, kan? Leo: (emoji senyum nakal) Iya, gue tau diri. Nikmati dulu waktunya sama si babe-mu. Tapi ingat, malam ini giliran gue.
512Please respect copyright.PENANAzicP0LzhvY
Vero tersenyum kecil sambil mengunci ponselnya, kembali berpaling ke Gerald yang sedang menunjuk sebuah kapal di kejauhan, menceritakan sesuatu dengan antusias.
512Please respect copyright.PENANAJ1Q0arQDrQ
Gerald: "Lihat itu, babe. Kapal itu rutenya ke Pulau Padar. Besok kita akan ke sana juga. Kamu pasti suka."
Vero: (sambil menatap Gerald) "Iya, aku nggak sabar. Kamu selalu punya cara bikin hari aku jadi lebih seru."
512Please respect copyright.PENANAU4eqmOOhm6
Gerald menggenggam tangan Vero, matanya memancarkan kebahagiaan. Namun, meski kehangatan itu nyata, ada sisi lain dalam diri Vero yang terusik oleh pesan-pesan Leo, menunggu apa yang akan terjadi saat malam tiba.
512Please respect copyright.PENANAtSF527BTlo
Matahari semakin tenggelam di ufuk barat, menciptakan kilauan emas di permukaan laut. Sementara itu, di pantai, Leo duduk santai di bawah pohon, memandang ke arah Bukit Sylvia. Sorot matanya penuh makna, seolah bisa merasakan dinamika yang sedang terjadi di sana. Angin sepoi-sepoi membelai rambutnya, mengiringi momen senja yang perlahan memudar.
512Please respect copyright.PENANAqm14JkqasO
Saat malam tiba, suasana di pantai berubah. Lampu-lampu mulai menyala, menerangi restoran tepi pantai yang mulai ramai. Di sana, keluarga Gerald telah memesan meja terbaik, menghadap langsung ke laut. Angin malam yang hangat bercampur dengan suara deburan ombak menciptakan suasana nyaman, seakan memeluk siapa saja yang ada di sana.
512Please respect copyright.PENANAXcAtTowuXJ
Leo, yang duduk di ujung meja dekat Vero, mencari kesempatan. Saat Gerald sibuk berbicara dengan ayahnya, Leo mendekatkan dirinya sedikit ke arah Vero, lalu berbisik pelan agar hanya dia yang mendengar.
512Please respect copyright.PENANAXQKn5Lci4E
Leo: "Vero, lo drama dulu mulai hari ini. Bilang aja lo mens hari pertama."
Vero: (sambil tetap tenang) "Hah? Ngapain? Ada apa?"
Leo: "Biar semua notice. Besok lo punya alasan nggak ikut aktivitas bareng mereka."
Vero: (sedikit menoleh, berbisik) "Tapi gue mau snorkling, Leo."
Leo: (tersenyum nakal) "Lo harus pilih, Vero. Snorkling, atau waktu buat main sama gue?"
Vero mendesah kecil, mencoba menutupi ekspresi bingungnya. Setelah beberapa detik berpikir, dia mengangguk tipis dan melirik ke Gerald yang masih sibuk berbicara.
Vero: (pelan) "Oke, gue coba."
Vero pura-pura terlihat tidak nyaman sambil memegang perutnya.
512Please respect copyright.PENANAJhtjg2xZUm
512Please respect copyright.PENANAPfloPq2LjO
Beberapa saat kemudian, dia berpaling ke arah Gerald.
512Please respect copyright.PENANAwmeKFj5ECA
512Please respect copyright.PENANAvmigksSS7y
Vero: (suara agak pelan) "Babe, aku kayaknya nggak enak badan. Perut aku agak sakit. Kayaknya ini hari pertama aku mens."
512Please respect copyright.PENANAPxQJ6YXTOF
Gerald langsung menoleh dengan perhatian penuh.
Gerald: (serius) "Kamu mau istirahat aja di kamar sekarang?"
Vero: (mengeluh pelan) "Iya, aku pikir mending ke kamar bentar aja deh. Maaf, ya, Babe."
512Please respect copyright.PENANAhfDCPuwwZk
Gerald mengangguk, lalu memberitahu keluarganya tentang keadaan Vero. Gerald: "Vero lagi mens hari pertama. Dia ke kamar dulu buat istirahat, ya."
Ibu Gerald dan anggota keluarga lainnya langsung menunjukkan simpati, menyuruh Vero untuk istirahat total.
Bu Kinanti: "Ya ampun, Nak. Jangan maksain. Kalau butuh apa-apa, langsung bilang ke kami, ya."
512Please respect copyright.PENANAGtSCsE8CBm
Vero berpamitan, membawa dirinya kembali ke kamar sambil menunduk rendah. Leo, yang memperhatikan dari samping, hanya tersenyum kecil penuh arti.
Leo: (pelan, saat Vero lewat di dekatnya) "Pintar. Gue tunggu kabar lo, ya."
Vero melirik sekilas tanpa memberi respons tapi dalam hatinya, dia tahu Leo telah berhasil memulai langkahnya.
Episode 3 full dimari👇👇👇
https://karyakarsa.com/netorare/veronica-3
Atau bisa beli ditle @carlcawho
Grup👇👇👇
https://t.me/+fp2rg8q-RKExMDc1
Bersambung...
ns216.73.216.82da2