Uring-uringan istriku semakin memuncak karena aku tak dapat menjemput istriku mengajar, karena jadwal perkuliahan istriku mengajar mundur sehingga istriku pulang sekitar pukul setengah sepuluh malam bahkan sampai pukul sepuluh dimana perumahan yang kutempati sudah sangat sepi.
Ketika hari kedua aku akan menjemput, aku lewat pintu dapur di samping rumah yang cukup rimbun. Baru pintu kubuka sedikit, kulihat istriku yang mengenakan blus merah dan rok klok hitam turun dari boncengan sepeda penjaga malam yang kukenal bernama Pak Deran , lelaki tua berumur 65 tahun, tapi masih tegap itu.
2883Please respect copyright.PENANADsCZBphfHU
“Terima kasih, Pak Deran….!!!” kata istriku pelan “Aah, nggak papa, saya senang, kok tolongin, ibu….!!!!! ,” kata Pak Deran sambil cengar cengir dan tak kusangka tangan kiri Pak Deran memegang tangan istriku dan mengarahkan ke selangkangan nya yang menyembul, sedang tangan kanan Pak Deran langsung meremas remas payudara kanan istriku.
Akupun teringat omongan Pak Deran saat awal-awal aku berkenalan. dimana Pak Deran pernah bercerita sering wanita yang sudah bersuami di desanya dibuatnya kelenger oleh batang kemaluan.
2883Please respect copyright.PENANAegN5dvdwI4
dan nama Deran adalah nama olok-oloknya kepanjangan dari Gedi sak Jaran, sebesar punya kuda, dan Pak Deran tak punya tempat tinggal tetap sehingga tidurnya berpindah-pindah di rumah teman-teman se desa nya yang ada di kotaku dan ia juga pernah bercerita kepada teman, istri teman sering dia setubuhi saat suami tidur pulas.
Esok malamnya aku beberapa bersembunyi meter sebelum jalan masuk perumahanku dan beberapa saat kemudian dari jarak jauh kulihat Pak Deran tengah membonceng istriku dengan sepeda bututnya dan aku mengambil posisi yang terlindung tapi dapat melihat dari dekat.
2883Please respect copyright.PENANARTsyE9rNAn
Hatikupun berdegup kencang saat kulihat istriku bergayut menempelkan payudara ketebalan ke pinggang Pak Deran dan kakiku hampir tak dapat berdiri saat kulihat kedua tangan istriku sedang mengocok dan mengelus-elus batang kemaluan Pak Deran yang sebesar batang kemaluan kuda itu sehingga aku sempat melihat jari-jari tangan istriku tak dapat menggenggam batang kemaluan Pak Deran.
Beberapa saat Pak Deran dan istriku lewat, aku sedikit berlari agar aku sampai di rumah sebelum istriku dan Pak Deran sampai dengan mengambil jalan pintas, tetapi karena kurang hati-hati aku terperosok dan merasakan kakiku terkilir, sehingga aku tak dapat berjalan cepat.
2883Please respect copyright.PENANAlcyAS0M0sX
Akupun berusaha berjalan dengan menyeret kakiku, dan akhirnya dengan susah payah aku sampai di rumah. Aku lewat pintu dapur dan kulihat sepeda Pak Deran ada di balik rerimbunan pintu samping.
Dengan perlahan aku masuk dan menuju ruang tamu dengan hati-hati dan kudengar suara “croop croop” dari ruang tamu, akupun membuka sedikit selambu yang menutup ruang tamu dan ruang tengah, matakupun seolah terlepas dari tempatnya saat kulihat istriku sedang berjongkok di depan Pak Deran dan tengah mengulum batang kemaluan Pak Deran yang besar panjang dan berurat-urat sebesar cacing tanah sehingga mulut istriku kesulitan mengukum batang kemaluannya yang sangat besar itu, sedangkan tangan kanan Pak Deran menyusup di blouse kuning istriku sedang-remas payudara kiri istriku dan tangan kanan Pak Deran membungkukbelai rambut pendek istriku.
Punggung kaki kanan Pak Deran tengah menggosok-ngosok selangkangan istriku yang duduk jongkok terkangkang dan di atas meja tamu kulihat BH tipis cream dan celana dalam merah istriku pas di dekat tas kerja istriku.
“Oooooohhhhh.…eeuuunaak Bu Yatii?!!!!!” kudengar Pak Deran mendesis, akupun benar-benar tak kuat menopang tubuhku dengan satu kaki melihat istriku tengah “membayar” kebaikan Pak Deran untuk menjemputnya dari jalan raya, sehingga akupun jatuh tersungkur dan membuat istriku dan Pak Deran kaget.
“Bu Yati, mungkin suami ibu..????” kudengar bisikan Pak Deran. Merekapun berlari tiba-tiba aku tersungkur. “Kenapa mas?tanya istriku.Aku tak menjawab dan merekapun tahu kakiku terkilir karena celanaku berlepotan tanah.
Akhirnya akupun dipijat oleh Pak Deran dan memang agak berkurang sakitnya. Akupun disuruh Pak Deran beristirahat dan Pak Deran akan kembali esok pagi.
Pak Deran pun berpamitan dan Kudengar istriku mendesis pelan sebelum pintu depan ditutup.
Setelah pak Deran pergi, istriku bertanyaku darimana dan kujawab aku akan menjemputnya tadi, tapi ditengah jalan terjatuh.
Keesokkan paginya Pak Deran datang dan memijitku lagi dan terakhir saya tak mengerti kenapa Pak Deran menusuk-nusuk batang kemaluanku dengan sarung kerisnya dan Pak Deran memberiku ramuan untuk diminumkan oleh istriku.
Pagi itu istriku memakai daster dari kaos yang agak ketat, daster ini disukaiku karena mempunyai resleting di depan sampai ke perut dan aku tahu pagi itu istriku tak mengenakan BH karena kedua puting susu istriku yang besar menonjol dari daster kaos ketatnya dan istriku merias diri seperti akan berangkat kerja.
Istriku dan Pak Deran keluar dari kamar, sambil menarik pintu kamar, akan tetapi tidak tertutup rapat dan masih sedikit terbuka, setelah aku berpura-pura tidur sehingga aku masih dapat mendengar pembicaraan mereka. “Sudah, Jeng Yati…..!!!” terdengar kata Pak Deran menyebut istriku “Jeng”. “Saya masih takut Pak……!!!” bisik istriku “Ayo dicoba saja, Jeng Yati…..!!! ,” bisik lagi Pak Deran.
Kemudian Istriku masuk kamar kembali dan aku sedikit terkejut saat istriku mengelus batang kemaluanku dan aku pura-pura terbangun, sementara batang kemaluanku langsung bangun, kemudian istriku melepas celana dalam nya. “Eeeeehhh… Diikkk, apa… Pak Deran sudah pulang….? tanyaku “Sudah…!!! ” istriku menjawab singkat dan kini mengocok kemaluanku, sambil naik keatas tempat tidur dan mengkangkangkan kedua kaki di atas tubuhku, sementara selangkanannya mendekati batang kemaluanku dan….. “Crot crot crot” tak tahan aku, air maniku lansung keluar saat menempel bulu-bulu kemaluan istriku. “Aaaaahhhhhhh. ….maaasssss. …..!!!! !,” bisik istriku yang terus mengocok batang kemaluanku dan tak lama kemudian bisa berdiri lagi dan untuk kedua kalinya airmaniku tersembur kembali saat masih menempel di bulu-bulu kemaluan istriku .
2883Please respect copyright.PENANAicxm7WR4Mp
“Mas kok, begini terus. Sudah berapa bulan mas. Saya sudah pingin sekali, mas. Aku pingin penyaluran..!!” kata istriku sambil melap air maniku di bulu-bulu kemaluan nya.Kemudian Istriku keluar kamar dan kudengar bisikan Pak Deran “nanti malam…,yaaa. . , Jeng Yati…!!!”
Siangnya aku menahan sakit di batang kemaluan dan terutama di lubang kencingku sebelum istriku berangkat mengajar, aku tak mengatakan pada istriku dan akupun terkulai dan tertidur hingga kudengar pintu depan terbuka saat istriku pulang. “Pak Deran saya masih takut, aahhhh…..! !” terdengar bisikan istriku “Ayo, cepat, Jeng Yati,….” suara mendesak Pak Deran berbisik.
Aku menutup wajahku berpura-pura tidur saat istriku masuk kamar dan kulihat istriku merias diri dan melepas semua yang menempel tubuh sintal istriku tak kecuali celana dalam dan BHnya pun tak lagi di tempatnya dan mengambil kaim panjang dan melilitkan ketubuh sintalnya sehingga lekuk tubuh istriku dimana kedua payudara dan kedua putingnya menonjol di bagian dada dan pantat bahenol nya. “Mas mas..!!!” istriku membangunkanku. “Eeeh? ada apa, dik….?” tanyaku “Eee ? aku eeee ?. Pak Deran mau mijit aku mas?!!!” kata istriku terbata-bata. “Lho, kamu sakit atau terjatuh….?? tanyaku. “Eehh enggak mas, ee katanya dia bisa mengurangi nafsuku ..!!!!”
Bersambung...
FULL LANJUTAN ADA DIMARI👇👇
https://karyakarsa.com/netorarey/istriku-1068467
Grup👇👇👇
https://t.me/+fp2rg8q-RKExMDc1
2883Please respect copyright.PENANA04O47CUAXe