
Sehabis bermain layang - layang disekitar lapangan bersama anak kampung N ditempat kelahiran. Dia segera pulang melewati jalan setapak dipinggir sawah, tubuh penuh peluh dan bau apek sehabis bermain. Tidak lupa bibir mungil tengah bersenandung lagu yang lagi viral ditiktok Mama Muda.
Tapi memang dasarnya Tari itu gadis Ajaib dengan tingkah petakilan seenak udel, dia lebih suka lirik lagu nya dari pada lirik lagu yang sudah dibuat oleh pencipta lagu itu sendiri. Sedangkan lirik lagu yang dia ubah sendiri menjadi Papa Muda.
"Aku lagi cari Papa Papa Muda buat nerima uang sejuta,_ nananana. (Body Papa Muda _, Papa Muda _ enak-enak terus). Aku suka body goyang Papa Muda,_ Papa Muda,_ (terereret ) Body Papa Muda,(terereret) _, Papa Muda, enak - enak terus.." Kepala geleng - geleng, angguk - angguk menikmati musik dj aku lagi cari mama muda.
Warga yang sedang bertani ditanah lahan mereka ketika melihat Tari hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah paham akan tingkah dari Anak dari mantan Almarhum Pak kadesnya itu. Selama masa kepemimpinan Almarhum Pak Akbar semasa hidupnya, Pak Akbar adalah orang yang jujur, sabar, dermawan, pemimpin yang bijak sana dan tidak memilih-milih pihak manapun. Namun, ketika kepemimpinan masih saja ada orang yang tidak menyukainya dan naas. Pak Akbar dibunuh ditempat dan orang yang membunuh mendekam dipenjara. Sedangkan Tari kecil yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menangis melihat Ayahnya sudah terbaring kaku terlelap tidur tersenyum. Syukur alhamdulillah, berkat Bundanya dan kedua anak Bu Halimah, Dika dan Sari. Sekarang Tari sudah ceria dan tidak bersedih lagi. Yang bikin heran tingkah petakilan seenak udel membuat orang yang melihat geleng-geleng kepala.
Jalan besar terlihat. Ponsel dan handset segera ia matikan, memasukan kedalam ransel kecil. Mencari kendaraan yang lewat.
"Sepi amat nih kampung." Ditengok kanan - kiri mencari tukang ojek yang lewat.
Menunggu, setengah jam menunggu. Dari kejauhan ada kendaraan yang lewat ya walau bukan motor tukang ojek, lebih baik dimaanfaatkan yang ada.
Breeem breeem breeeeeem
Suara motor terdengar. Tari tengah melambai - lambai dipinggir jalan meminta supaya motor itu untuk berhenti. Motor itu seketika menghampiri Tari, tapi tidak melepaskan hlem nya.
"Bang - Bang bisa antarin Tari ke jalan jeruk madu sebelah pos ronda dan rumah KPM, nanti Tari bayar. Mau apa gak? Mau ya please.. Soalnya dari tadi Tari nunggu tukang ojek gak lewat - lewat nih. Mana hari sudah mau sore lagi. Abang mau ya?" Rayu Tari dengan lagak wajah yang mau nangis, apa lagi baju dan penampilan terlihat kucel berantakan dimana - mana. Padahal itu semua hanya acting semata. Dan jalan yang disebutkan itu sebenarnya jalan dan rumah dimana kantor polisi lagi bertugas dan sementara tinggal disitu.
Pengendara motor tanpa banyak pikir mengangguk, meng-iyakan tawaran dari gadis didepan yang meminta diantarkan pulang.
Tari segera ancang - ancang naik ke atas jok belakang. Pasalnya jok belakang terlihat lumayan sempit. Soalnya itu motor sport. Setelah Tari sudah menyusaikan duduknya ia berpegangan pada jaket belakang yang dikenakan pengendara itu,
Breeem breeeeeeeeeem
Motor melaju cepat, Tari sedikit takut. Langsung memeluk pengendara didepan tanpa rasa malu. 'Maaf Bang Tari peluk ini demi keselamatan Tari sendiri.' Senyum jahil.
Motor melaju melewati jalan raya dengan pohon - pohon beringin yang kata orang angker banyak penunggunya suka jahil, membuat kecelakaan. Laju membawa harum dari arah depan, bau badan orang yang tengah Tari peluk demi keselamatan. Dari kejauhan terlihat dua tugus bertuliskan selamat datang, motor langsung melaju pelan. Lurus, memasuki jalan jeruk madu. Motor berhenti tepat disamping pos ronda. Di pos ronda ada beberapa polisi yang berjaga yang sedang bertugas.
Tari melihat sudah sampai jalan yang sudah disebutkan tadi segera turun, polisi yang bertugas melihat kearah mereka dan salah satunya menghampiri. Karena dia kenal gadis yang dibonceng itu.
"Selamat siang." Ucap salam petugas.
"Selamat siang, Pak." Jawabnya.
"Mohon maaf, ini ada apa ya?." Melihat keadaan Tari yang badan nya kucel dimana - mana. Takutnya kenapa - kenapa sebab itu dia bertanya. Siapa tahu bisa diusut.
"Oh tidak terjadi apa - apa Pak. Ini saya hanya mengantarkan Adik ini yang katanya minta diantarkan ke jalan jeruk madu ini. Tadi saya nemu dijalan Pak seperti anak hilang, hampir menangis gitu Pak." Jelasnya, menjelaskan yang sebenarnya dan menambah beberapa kata sedikit.
Tari yang mendengar kok gak senang ya? Apa itu anak hilang. Dia kira Tari gak tau apa maksud babang satu ini.
"Gak kok Bang Polisi. Tadi tuh Tari cuman minta antar sama Abang2 ini, Tari kira tukang ojek, kan biasa Abang tukang ojek bajunya lengkap tuh item2. Ya udah Tari ajuin gitu ke jalan jeruk madu, eh sama abang nya dianterin." Sewot Tari segera meraih tas ransel dan mengambil uang tunai 10 ribu. "Nih bang uang ojek nya. 10rbu, biasa juga gitu bang. Makasih ya bang." Tari langsung berlari pergi tanpa rasa bersalah.
Pria berjaket hitam lengkap helm belum dilepas hanya bisa menggeleng - geleng kepala, memikirkan apa yang dipikirkan dengan senyum tersembunyi.
Mana ada tukang ojek cakep terus ngojeknya pakai motor sport balap gitu. Mikir dong Tari. Ya Allah. Elus - elus dada bidang.
"Masya Allah. Tari - tari, gak sopan bener sama orang yang lebih tua." Ucap Pak Polisi, mengelus dada bidang nya. "Maaf ya mas, atas kelakuan Adik keponakan saya itu." Lanjutnya kepada pria berjas hitam.
"Tidak apa-apa Pak polisi. Kalau begitu saya tinggal dulu." Berjabat tangan dengan Pak polisi. Dan bergegas naik motor sport nya, melaju lurus melewati jalan jeruk madu.
Belokan kedua Tari sampai rumah. Perkarangan yang luas tertata rapi bunga - bunga yang Bunda dan Abang nya tanam, tapi sejak Abang nya lanjut Kuliah dia dan Bundanyalah yang merawat.
Tari Syahputri Akbalimah. Yang artinya Tari anak sah dari Akbar dan Halimah. Usia 18 tahun, 3 SMA. Yang sebentar lagi akan lulus. Horeee..1312Please respect copyright.PENANATWftJQHTak
1312Please respect copyright.PENANA7j8mJiOjkL
Anak ke tiga dari tiga bersaudara. Abang Dika yang pertama dan Mbak Sari yang kedua. Ayah Tari sudah lama meninggal dunia (Innalillahi wa innalillahi rojiun), dibunuh oleh teman Ayahnya sendiri dan di penjara. Bunda (Alhamdulillah) masih sehat walafiat dan masih cantik seperti usia 35 tahun.
Sari yang sedang menyiram bunga melihat Adiknya Tari. "Masya Allah, dek itu kamu habis ngapain? Kok kucel banget, kek gak mandi setahun gitu. Ish ish - ishh_ jorok." Semprot Sari menutup hidung pura - pura bau.
Tari yang melihat tingkah Mbak nya hanya bisa menghela nafas. "Mbak Sar tuh, kebiasaan. Kan udah tau Tari kemana kalau sudah begini?" Katanya membenarkan diri.
Melangkah ingin masuk ke rumah tapi,
"Eitss, siapa suruh masuk lewat depan?" Kata Sari menarik baju Tari.
"Ya ampyuuun mbak Sari, memang kenapa toh mbak? Biasa juga gitu Kan." Katanya menghadap ke arah Sari.
"Iya mbak Sari tau. Tapi coba lihat dulu itu kaki nya. Ayo dicek dulu." Jelasnya. Menunjuk kaki Tari yang kotor oleh debu dan lumpur kering.
Tari segera melihat ke arah kaki nya. Dan benar saja, disitu kaki nya terlihat kotor. "Heeheheheee,," Tari hanya bisa tertawa, senyum.
"Nah, sekarang cuci dulu itu kaki baru masuk ke dalam rumah. Ade nya mbak Sari udah paham?" Mengingatkan Tari.
Tari hanya mengangguk - angguk.
Tari segera mencuci kedua kaki ditempat yang memang sudah disiapkan untuk cuci tangan dan kaki, berada disamping rumah. Setelah bersih Tari segera melangkah masuk kedalam rumah. Tapi ketika Tari masuk kok rumah nya terasa berbeda ya?
"Mbak Sar!" Teriak Tari.
Mendengar teriakan Tari, Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Punya adek kok mulut nya kek toa berjalan ya. "Iya Dek, kenapa?" Jawabnya. Menaruh selang dan menutup keran air. Berjalan menuju rumah.
"Memang dirumah mau ada acara apaan? Kok hawanya beda gini ya, biasa juga gak tuh." Katanya bertanya.
Sari hanya bisa geleng-geleng. "Hawa? Memang nya nih rumah berhantu apa?"
"Ya gak sih. Tapi beda gitu. Memang mo ada acara apa nih? Mana bau masakan harum pula." Hidung nya mengendus-endus bau masakan dari arah dapur.
Melihat tingkah dan sifat adek nya yang membuat Sari merasa gemes sendiri, rasanya mau nyubit. "Makanya toh dek dirumah kalau habis pulang sekolah, jangan kelayapan mulu. Apa lagi main sama anak kecil, udah besar juga. Syukur - syukur main sama anak seusia mu, lah ini mainnya sama bocil mulu gitu terus mainan layang - layang pula." Omel Sari.
Mendengar omelan Mbak nya, Tari segera nutup kedua telinga pakai telapak tangan dimasing-masing telinga. "Iih, mbak Sar jangan ngomel mulu dong. Entar cepet tua." Adu Tari mendumel.
Sari menghela nafas. "Di nasehatin ini kok malah ngeyel.".
"Habis nya kan mbak Sar ngomel mulu."
Sari beristigfar dalam hati. 'Astagfirullah, punya ade kok kek gini. '
Tari melet.
Sari melihat Tari geleng kepala.1312Please respect copyright.PENANA8IY4PpI9A9
1312Please respect copyright.PENANA208p4Uo4Xr
"Lah memang masakan Bunda gak harum dan enak gitu?" Mengalihkan pembicaraan.
"Yee, ya gak gitu dong Mbak. Ini tuh beda." Wajah cemberut.
"Bedanya?" Tanya Sari, penasaran.
Wajah cemberut Tari semakin ditekuk. "Ini mbak Tari mau ngalihin pembicaraan yang tadi ya?" Katanya. Menaruh kedua tangan disisi kanan kiri pinggang.
Sari melihat itu tertawa. "Hahahahha, tau aja nih Adek nya Mbak."
"Tau lah. Kan Tari dah tau mbak Sar itu gimana. Ayo dong mbak jawab, dirumah mau ada apa? Acara apa?." Katanya memegangi lengan tangan kiri Sari, dengan mata poppy eyes nya.
Sari diam. Merapatkan ke sisi kanan bahu Tari, berbisik pelan. "Bunda bilang akan ada yang datang untuk melamar." Menyudahi. Tersenyum.
Tari yang denger syok. "Eh, mbak Sar mau dilamar?" Tari tersenyum. "Selamat ya mbak Sar, ya ampun bentar lagi mbak Sar bakalan nikah dong. Iihh, Tari gak sabar Mbak." Senyum Tari memeluk Sari, dan melepaskan pelukan tersenyum.
"Gak sabar apa dek?" Tanya Sari, penasaran dengan senyum tersembunyi.
"Heehehee_ penasaran sama calon Abang Ipar dong." Tawanya. Muwehehehehe..
"Kok serem ya dek." Melihat Adek nya yang senyum aneh gitu.
Tari langsung berlari kedalam rumah manggil -manggil sang Bunda yang berada didapur.
Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Ya Allah, itu adek ku gemesin banget. Sari melangkah masuk kedalam rumah menyusul Tari yang sudah otw didapur.
***1312Please respect copyright.PENANAPGtxREJCyq
1312Please respect copyright.PENANARE0KczNVx3
1312Please respect copyright.PENANAdneH58WDFl
1312Please respect copyright.PENANAdNxaWXKzxz
1312Please respect copyright.PENANA4CqBLo9ovh
Sore berganti malam.
Setelah sholat magrib Tari bergegas menuju dapur tapi dihentikan oleh mbak Sari. "Dek."
"Ada apa mbak Sar?" Berhenti tepat disamping Sari yang membawa teh hangat, kopi hangat dan cemilan.
"Ini kamu bawa ke ruang tamu, Ibu suruh Ade yang antar." Menyerahkan nampan kepada Tari.
Tari tanpa tanya langsung mengambil dan membawa nampan ke ruang tamu. Disitu sudah banyak orang, Ibu, abang, pasangan suami istri, anak lelakinya dan anak kecil dalam gendongan pria paru baya. Mungkin mau melamar mbak Sari nih.
Tari segera menaruh nampan diatas meja, ketika Tari akan beranjak kebelakang lagi Abang menyuruh untuk duduk disampingnya.
"Jadi ini yang namanya Nak Tari ya?" Kata Pria paruh baya yang usia nya mungkin lebih dari Ibunya, menurut Tari keturunan Arab.
"Benar Pak. Ini Adik saya yang paling terakhir." Jelas Dika kepada Pria keturunan Arab itu.
"Jadi keputusan Nak Tari bagaimana?" Tanya Pria paruh baya itu.
Tapi cengok, bingung mau tanggapi apa?1312Please respect copyright.PENANAcFappdhmCK
1312Please respect copyright.PENANA2TCqZ8XJFV
"Maksudnya Bapak apa ya? Kok saya kurang paham. Memang keputusan apa ya Bang?" Kata Tari melihat kearah Abang dan Ibunya.
Mendengar itu seluruh orang yang diruang keluarga diam. Ibu tersenyum ngangguk mengkode Anak pertamanya.
"Jadi, Adek sekarang tengah dilamar sama keluarga Pak Abdullah Hasyim." Terang Dika, menjelaskan maksud tertentu.
Mendengar kata DILAMAR, membuat Tari syok. "Loh, Tari kira yang mau dilamar itu mbak Sari?" Ceplos Tari.
Sari yang mendengar sedikit tertawa. "Yey, yang disuka tuh Ade kok malah mbak." Sahut Sari. Supaya tidak ada salah paham.
"Tapikan."
"Adek denger Bunda ya." Kata Halimah, Bunda ketiga anaknya Dika, Sari dan Tari.1312Please respect copyright.PENANA3rhzFj5Qqb
1312Please respect copyright.PENANA0r8vNNvIiv
Tari mengangguk. "Mbak Sari sudah ada calon dan bulan 9 sudah mau nikah. Jadi, sekarang giliran Adek yang akan dilamar. Alhamdulillah, Bunda bersyukur kedua anak Bunda mau menikah. Apa lagi perempuan semua." Senyum cerah Bunda.
"Terus Abang?" Tunjuk Tari.
"Kalau itu tenang saja." Kata Dika tersenyum. "Nah, sekarang Gimana Dek?" Tanya Dika kepada Tari.
"Tapi Tarikan gak kenal dia bang." Melihat kearah pria dewasa yang berpakaian kemeja hitam. 'Mana terlihat seperti Om-om lagi. Kalau perkiraan ku sih setidaknya usianya diatas Abangnya sekitar 33 tahun mungkin.'
"Maaf sebelumnya, saya belum memperkenalkan diri kepada Dek Tari. Nama saya Ahmad Syahwal Hasyim panggil saja Abang Ash, anak kedua dari Abi Abdullah Hasyim dan Ummi Fatimah Carlifah Hasyim. Saya kesini bersama kedua orang Tua ingin melamar Dek Tari untuk menjadi Istri saya dan menjadi Bunda untuk anak saya. Dan maaf mungkin ini terdengar tidak biasa. Status saya adalah Duda anak satu." Menengok melihat kearah anak kecil yang digendong dengan arah wajah kepala kebelakang. "Dia anak saya. Namanya Marsel As Hasyim, Bunda nya sudah lama meninggal Dunia sejak Marsel kecil berusia 2 tahun." Ucapnya menjelaskan.
Tari masih terdiam menanti sebuah kata lebih.
"Alhamdulillah, untuk hidup bersama saya jika soal dana tidak usah dipikirkan. Reseki dan semua milik Allah. Jika kita berusaha mendapatkan dijalan yang benar pasti Allah akan melibatkannya. Untuk Dek Tari. Saya bersungguh-sungguh ingin melamar Dek Tari, membawa Dek Tari kedalam ikatan yang suci dan Sah. Menjadikan wanita teristimewa dihati saya dan Bunda buat Anak saya, Marsel. Apakah Dek Tari bersedia menerima lamaran dan pinangan dari saya?" Kata tulus yang terucap dari bibir tegas Ash. Mengokohkan kalimat yang diungkapkan untuk melamar Tari, perempuan disamping Dika. Perempuan yang mampu membuat dia terpikat.
Mendengar kalimat panjang lebar Tari hanya ngamgguk - ngangguk berfikir yang gak - gak.
"Alhamdulillah." Ucap serempak semuanya.
Sari yang mengetahui bahwa sebenarnya Tari masih melamun ngekode si Abang.
"Syuut, Bang." Ucapnya pelan ke arah Dika. Tapi karena Dika tidak dengar, sibuk berucap hamdalah Sari teracuhkan.
"Masya Allah, Dek. Makasih ya, Bunda seneng banget." Peluk Halimah.
Tari yang baru kembali dari pemikiran gak-enggak nya kaget.
"Emang ada apa Bun?" Katanya. Melihat sekeliling. Orang - orang pada tersenyum bahagia ke arahnya.
"Bukan apa - apa dek. Bunda hanya bahagia." Senyum diwajah Halimah, menghipnotis Tari ikut memeluk. "Iya Bund, Tari ikut bahagia."
"Jadi, mau langsung menentukan tanggal pernikahan atau mau perkenalan dulu sebelum pernikahan?" Kata Abdullah Hasyim bertanya kepada Ash.
"Lebih bagus melewati mass," jawab Ash terpotong oleh perkataan Tari.
"Loh Bund, memang siapa yang mau Nikah?" Katanya. Menengahi pembicaraan. Semua orang yang berada diruang keluarga terdiam.
Halimah melihat Tari dengan alis ditekuk. "Ya jelas, kamu lah Nak, terus siapa lagi kalau bukan kamu." Jelas Halimah masih bingung dengan anak terakhirnya.
"Tapikan Tari belum berkata 'Iya'. Kok langsung - langsung iya - Iya aja tanpa kepastian Tari." Jelas nya gak terima. Ya jelas lah, kan dia belum ngejawab.
Seluruh orang diruangan terdiam. Terutama Abang Dika.
"Tapi dek." Kata Dika.
"Apaan Bang." Jawab nya malas. Mengabaikan perkataan Dika. Cuek bebek.
"Bukannya tadi sewaktu Nak Ash menjelaskan maksud dan tujuan, Tari ngangguk. Kalau ngangguk berarti 'IYA' dong." Jelas Halimah.
Tari melihat ke arah Bunda nya. Berfikir sejenak. "Ooh, yang itu. Tari masih mikir Bund. Tari ngangguk -angguk karna Tari masih mikir. Bulan nge-Iyain." Membetulkan perkataan sang Bunda.
Mendengar itu Halimah kecewa, Dika syok mendengar kata Adek nya, Sari biasa saja karena tau sifat ade nya selalu bulet dalam kata - kata tinggal jawab 'IYA' saja apa susahnya. Sedangkan Fatimah mengelus punggung tangan suaminya, Ash terdiam, dan Abdullah menghela nafas.
"Jadi, Nak Tari menolak lamaran anak Bapak?" Katanya tegas.
Tari segera mengalihkan tatapan kearah Pak Abdullah. "Ya bukan gitu Om." Ungkap nya. "Nih kan Tari belum kenal sama Anak Om yang entu." Tunjuk Tari. "Jadi, Tari maunya perkenalan dulu. Eh, apa tuh namanya Ta,? Taauf? Paan Bang namanya?" Tanya Tari ke Dika.
"Ta'aruf dek."
"Nah, itu bener. Gitu Om." Katanya..1312Please respect copyright.PENANAo3MBm0ZdLq
1312Please respect copyright.PENANA6Wf5U7wI5m
Mendengar kejelasan Tari membuat gelak tawa pecah.
"Iih, kok Bunda ikut ketawa sih." Tuduhnya. Cemberut.
"Ya ampun Dek, itu tadi Nak Ash mau menjelaskan loh."
"Memang mau njelasin apa?"
"Tapi sebelum dijawab. Lamaran dari Ash diterima gak nih Dek?" Aju Dika.
"Uhm,"
"Yang pastinya diterima tuh." Sahut Sari.
Semua orang melihat ke arah Tari, meminta jawaban. Tari yang mendapatkan tatapan dari semua hanya bisa ngangguk.
"Alhamdulillah," Ucap semuanya.
"Jadi nih, beneran diterima kan dek?" Kata Dika. "Jangan sampai seperti tadi." Lanjutnya.
"Ya iyalah Bang. Memang Tari harus gimana lagi."
Senyum terbit disetiap wajah. Malam ini seluruh keluarga Abi Abdullah dan Keluarga Almarhum Pak Akbar berbahagia, melepaskan penat menikmati hidangan jamuan yang sudah dimasak dan disediakan oleh Bunda Halimah sebagai juru masak, Sari menyediakan minuman, Dika menyiapkan ruang, dan Tari hanya bisa nyicipin ini itu. Aduh, kebiasaan anak bungsu yang belum bisa apa - apa. Bisanya keluyuran main layang - layang, mancing atau bermain sama Bocil.
Perjalanan yang masih panjang. Masa - masa pengenalan/ Ta'aruf.
Ash dan Tari1312Please respect copyright.PENANAcuR4wzRvop
1312Please respect copyright.PENANAlGv6WMGbq4
ASTARI1312Please respect copyright.PENANAV8GxNBFwSq
1312Please respect copyright.PENANA0nmyOxFdPI
1312Please respect copyright.PENANAh9iOI7fPqd
1312Please respect copyright.PENANAN5RSjLsXAf
1312Please respect copyright.PENANA96X7H0L0bC
***1312Please respect copyright.PENANAAvetaw9YPa
1312Please respect copyright.PENANAbF5roS4U1k
1312Please respect copyright.PENANAo2XmQFgQ5Q
1312Please respect copyright.PENANAMfMYwy9Dxb
1312Please respect copyright.PENANAjaVc7rFuoz
DIBACA DARI AWAL, SEBELUM TAMAT DAN DI HAPUS.
Perjalanan yang masih panjang buat Abang Ash dan Tari. Perjalanan yang seperti apa nantinya? Jangan bosan - bosan sama ASTARI.
1312Please respect copyright.PENANA38qacd7ore
1312Please respect copyright.PENANAUlfuivSc0l
1312Please respect copyright.PENANAdJssBULa14
1312Please respect copyright.PENANAKOnVO6JKTF
1312Please respect copyright.PENANAPiFRXhaCKw
1312Please respect copyright.PENANAiRhadAShWQ
1312Please respect copyright.PENANAYfGzO1f1F6
1312Please respect copyright.PENANAM8FJxpK9Bu
1312Please respect copyright.PENANA5v5MYJn086
1312Please respect copyright.PENANAYrFPBuFzzK
1312Please respect copyright.PENANAE6pVug2tWm
1312Please respect copyright.PENANAV1bOUbVSo8
1312Please respect copyright.PENANAXdDdsFLb4c
1312Please respect copyright.PENANA2lSlxkvDpl
1312Please respect copyright.PENANAFmljQpJj6K
1312Please respect copyright.PENANAIKQSiKsBYZ
1312Please respect copyright.PENANAxsca8tNoPD
1312Please respect copyright.PENANAoXOjrlFRM3
1312Please respect copyright.PENANAApNcpFCAFv
1312Please respect copyright.PENANAvov865rE7S
1312Please respect copyright.PENANAS5H8t81pCR
1312Please respect copyright.PENANANE1Y1IfqYg
1312Please respect copyright.PENANApnQ4JXVNvw
1312Please respect copyright.PENANAj3CcyWl7lM
1312Please respect copyright.PENANA0N8xhZ0w38
1312Please respect copyright.PENANAhzQ56nFAhI
1312Please respect copyright.PENANAdgCD2h3wRa
1312Please respect copyright.PENANA8IX5hiaxMC
1312Please respect copyright.PENANAtiUhrusSTx
1312Please respect copyright.PENANATpEA50SjI7
1312Please respect copyright.PENANAJ9BXJfpb4e
1312Please respect copyright.PENANAydU45Rn7xh
1312Please respect copyright.PENANAUgB1iabb9S
1312Please respect copyright.PENANAsl2vJ8xhCT
1312Please respect copyright.PENANA5eeibjznZ4
1312Please respect copyright.PENANAm201PDjJT1
1312Please respect copyright.PENANAcDjPFhN43i
1312Please respect copyright.PENANAaifOATAZYt
1312Please respect copyright.PENANAshXDrs711E
1312Please respect copyright.PENANAH261GkONvR
1312Please respect copyright.PENANADyqrcsegrz
1312Please respect copyright.PENANAFka3ITjOn3
1312Please respect copyright.PENANA9pBptgAwNS
1312Please respect copyright.PENANAtjJgFCAIn3
1312Please respect copyright.PENANAn8GNvqZxIR
1312Please respect copyright.PENANAX8Or1mokuj
1312Please respect copyright.PENANA6OVdRWq97O
1312Please respect copyright.PENANAPbYvhu3Nnl
1312Please respect copyright.PENANAUNpIj5jxlJ
1312Please respect copyright.PENANAIabYHn2dgy
1312Please respect copyright.PENANAWGp5HLYaDk
1312Please respect copyright.PENANAE82g6XiwCc
1312Please respect copyright.PENANAe1H6oJiUzA
1312Please respect copyright.PENANAHBH0nbAfvV
1312Please respect copyright.PENANAXDxsp8ZXM2
1312Please respect copyright.PENANA4pldxbd86v
1312Please respect copyright.PENANADDdiWtxclb
1312Please respect copyright.PENANA04kNOSFPTu
1312Please respect copyright.PENANAroQbZ6eenu
1312Please respect copyright.PENANAApVEA6U9hZ
1312Please respect copyright.PENANA7dueHY83w6
1312Please respect copyright.PENANA1N8gC4KnR8
1312Please respect copyright.PENANAvviHo7CC5c
1312Please respect copyright.PENANA2wLHLBrq6a
1312Please respect copyright.PENANA3uiMT166GQ
1312Please respect copyright.PENANASYaElVh3Fc
1312Please respect copyright.PENANA6pe3JL3ewT
1312Please respect copyright.PENANAK7U7iXRdRY
1312Please respect copyright.PENANARjVglEAoYr
1312Please respect copyright.PENANAO0x7wqjlcO
1312Please respect copyright.PENANAXGFVxCHwEL
1312Please respect copyright.PENANAl99JZxYYb2
1312Please respect copyright.PENANAWOKaLBHORs
1312Please respect copyright.PENANAgV2aImeSrJ
1312Please respect copyright.PENANAlLdqPqFD2i
1312Please respect copyright.PENANAfHLajT5qLr
1312Please respect copyright.PENANA4pS7dRLUQG
1312Please respect copyright.PENANA3qvv1HVb99
1312Please respect copyright.PENANAFfYwelBd8d
1312Please respect copyright.PENANA61oZECUsoX
1312Please respect copyright.PENANA85bUhrknhx
1312Please respect copyright.PENANAlpmNoGyAAo
1312Please respect copyright.PENANAoJdfMMMQrX
1312Please respect copyright.PENANA2ZQ9Tsjcz2
1312Please respect copyright.PENANACOVyGWDmkK
1312Please respect copyright.PENANAaR3lNu9sQw
1312Please respect copyright.PENANAa2kdlURexi
1312Please respect copyright.PENANAacg7boUfej
1312Please respect copyright.PENANAwf2igKFYeD
1312Please respect copyright.PENANA5bHM9ADlLi
1312Please respect copyright.PENANA5WMdZM35Qn
1312Please respect copyright.PENANAuc4WDvyV3u
1312Please respect copyright.PENANADvVVfS9s8R
1312Please respect copyright.PENANAvLZNLFy3eh
1312Please respect copyright.PENANAwoRKOWoni5
1312Please respect copyright.PENANAsMUo2ZN2xt
1312Please respect copyright.PENANA3UwWN6X4JR
1312Please respect copyright.PENANAOfKVgb7cAz
1312Please respect copyright.PENANA652ZhDA6PB
1312Please respect copyright.PENANAM0C47lpK6h
1312Please respect copyright.PENANAAdrOvbKY6C
1312Please respect copyright.PENANASQovxzx80u
1312Please respect copyright.PENANAx2NE2mMAaw
1312Please respect copyright.PENANAneTriYgMlY
1312Please respect copyright.PENANA8zH5wAn7fL
1312Please respect copyright.PENANArU65aF8vLg
1312Please respect copyright.PENANA1SrJ5BFdat
1312Please respect copyright.PENANAb4l3cxcD6j
1312Please respect copyright.PENANABYr1ce6DRw
1312Please respect copyright.PENANAqwnNBjYZYx
1312Please respect copyright.PENANAKQUz1ZRe7I
1312Please respect copyright.PENANANyRgsrVWne
1312Please respect copyright.PENANAykEMZjWZGE
1312Please respect copyright.PENANAEjSK4hkmeU
1312Please respect copyright.PENANA6j7p6HlCcj
1312Please respect copyright.PENANAt6Uc9pZnMF
1312Please respect copyright.PENANAag8SToO8HA
1312Please respect copyright.PENANAmwcskvmGjz
1312Please respect copyright.PENANA2BVomf1Mdv
1312Please respect copyright.PENANAUzcfwErek2
1312Please respect copyright.PENANAVGP0rc7KcK
1312Please respect copyright.PENANAohrmp3yCG7
CERITA up:1312Please respect copyright.PENANAKWkf38L94u
1312Please respect copyright.PENANAQOQk92tUtH
Wattpad, KBM, dan Webnovel1312Please respect copyright.PENANAuxmJUvGDnh
1312Please respect copyright.PENANAo5MgTKdkQC
Wp: Ulliiyy_ponwpomw1312Please respect copyright.PENANAwk26IZkQT0
1312Please respect copyright.PENANAOulanBIQqJ
KBM: Ulliiyyarianiycravo 1312Please respect copyright.PENANAh7I9UABVGz
1312Please respect copyright.PENANAuR28nUikGc
Webnovel: Ulliiyy_ponwpomw24