Mala bekerja sambil kuliah di paris, setiap minggu Mala, Rawi, Damar dan kakek menghabiskan hari minggu mereka dengan video call.160Please respect copyright.PENANAfxfvM89B2P
Rawi memperkenalkan seorang wanita berkebangsaan jepang pada mereka waktu video call, Midori namanya. Mereka sama-sama menempuh beasiswa s2 di belanda.160Please respect copyright.PENANAfAF6Z7TJfT
Berawal dari situ, mereka merasa cocok lalu memutuskan untuk berpacaran.160Please respect copyright.PENANAheRvND8hvg
"Baguslah, kamu juga udah dewasa. Kalau sudah cocok ya bawalah Midori ke rumah." kata kakek160Please respect copyright.PENANAzEpPS7vMEb
"Iya kek, nanti aku omongin dulu sama dia. Rawi juga belum diajak ketemu sama orangtuanya." jawab Rawi
Tahun beikutnya Rawi menyelesaikan S2nya, Mala datang ke Belanda untuk melihat wisuda kakaknya. Kakek dan Damar melihat wisuda Rawi melalui video call.
Setelah wisuda, Rawi menemani Midori kembali ke Jepang untuk bertemu orangtua Midori. Rawi dan Midori memutuskan untuk bekerja dan menetap di Belanda. Setelah mendapat restu dari orangtua Midori, Rawi dan Midori mengunjungi kakek. Kakek menyetujui keinginan Rawi untuk memperistri Midori.160Please respect copyright.PENANAqzlu1DrggW
"Kalau kamu sudah merasa pas ya segera. Kakek selalu merestui apapun pilihan hidupmu, lagipula kamu yang menjalani, bukan kakek ataupun orangtuamu." kata kakek saat Rawi menyampaikan tujuannya pulang.160Please respect copyright.PENANA6fPLzs7av2
Mendengar kabar kakaknya akan menikah, Mala dan Damar sangat senang. Damar membantu Rawi untuk mempersiapakan segala kebutuhan pernikahan Rawi dan Midori.
Bulan Maret dipilih Rawi dan Midori untuk melangsungkan pernikahan. Orangtua Midori datang dari Jepang seminggu sebelumnya, juga Mala yang sudah dua tahun berjuang di paris.160Please respect copyright.PENANAiFW6WftWU3
Kakek dan Damar menjemput Mala di bandara, sementara Rawi dan Midori menjemput orangtua Midori.160Please respect copyright.PENANAbEu8dB64zL
"Kakek... Damar... " seru Mala ketika melihat kakek dan Damar.160Please respect copyright.PENANA7cjlD4s6M9
"Cucu kakek makin cantik sekarang." Kakek memeluk Mala, Damar mengambil bawaan kakaknya itu dan memasukkannya ke dalam mobil.160Please respect copyright.PENANANnkXvT3512
"Iya donk, cucu siapa dulu." Mala balas memeluk kakeknya.160Please respect copyright.PENANAl0IEI60Xfn
Kakek masih sama seperti dua tahun lalu. Masih enerjik dan ceria.160Please respect copyright.PENANApmwL9Se9Qk
"Kirain kak Mala pulang ngga sendiri." kata Damar seusai menutup bagasi.160Please respect copyright.PENANAHWcMXZLYQT
"Ya sendirilah, emang sama siapa lagi." Mala menghampiri Damar dan memeluknya.
Di dalam Mobil, kakek mengajak Mala duduk di kursi belakang kemudi.160Please respect copyright.PENANAdcgvwluKMN
"Gimana kuliahmu? Lancar?" tanya kakek160Please respect copyright.PENANAoVkMETx5jX
"Lancar kok kek, tahun pertama agak berat sih. Mala kangen masakan rumah. Kangen kakek juga. Kalau pas musim dingin Mala sering merasa pengen nyerah terus pulang aja."160Please respect copyright.PENANASHQwn2FJ4a
"Untung kamu ngga nyerah, jangan patah semangat. Kan itu pilihan Mala sendiri yang mau kuliah disana." pesan kakek.160Please respect copyright.PENANAHDUE108WKF
"Iya kek, berkat doa dan semangat dari kakek. Damar sudah luluskan tahun kemarin?" tanya Mala160Please respect copyright.PENANA4dw2X5wG0a
"Sudah kak, aku ambil kursus aja sambil kerja. Mau ngikutin kak Mala juga kerja sambil kuliah keluar negri." jawab Damar, matanya masih fokus dengan jalanan yang sedikit ramai.160Please respect copyright.PENANAJXwsQs3PtS
"Senang kakek kalau kalian sudah punya tujuan hidup." kakek tersenyum dan menepuk bahu Damar.160Please respect copyright.PENANA8xKlBFtR0X
"Tapi Damar cemas kalau kakek sendirian dirumah nantinya. Apa kakek ikut kak Mala aja? Nanti setelah Damar punya kerjaan dan tempat tinggal yang luas, kakek bisa tinggal sama Damar."160Please respect copyright.PENANAgzlCXNDVFb
"Ngga ah, kakek udah betah di rumah. Nanti ngga ada temen kakek main catur."160Please respect copyright.PENANA9uEdkObaBV
Mala hanya tersenyum mendengar jawaban kakeknya.
Rawi yang sudah mengantarkan Midori dan orangtuanya ke hotel, menyambut adiknya di depan pintu.160Please respect copyright.PENANAhVCHvhHrg8
"Gimana di Paris dek? Cocok?" Rawi memeluk Mala.160Please respect copyright.PENANA69OPDZKLCV
"Ya gitulah kak, awalnya aja sih kaget sama cuacanya, tapi sekarang udah mulai beradaptasi kok." ujar Mala160Please respect copyright.PENANAknnGA0dS8z
Rumah yang biasanya sepi kini ramai, senyum kakek terus mengembang sepanjang sisa hari itu.
160Please respect copyright.PENANA6FRdoL0mhl
Pagi itu Mala, Midori, dan ibunya harus pergi ke salon untuk makeup, Damar mengantar mereka.160Please respect copyright.PENANAbVMJkU3wus
Kakek yang ikut terbangun pagi itu tidak bisa tertidur kembali.160Please respect copyright.PENANAe2aDjOvvOq
Rawi memutuskan untuk menemani kakeknya jalan pagi di sekitar komplek rumah mereka. Setelah satu jam berkeliling mereka kembali dan bersiap-siap untuk menuju tempat pernikahan.160Please respect copyright.PENANA4mMxfhc0G9
Rawi mengenakan setelan jas biru muda dan Midori memakai gaun putih, saling memakaikan cincin pada jari manis. Berikrar untuk sehidup semati.160Please respect copyright.PENANAdqGpGCGwWT
Kakek dan Damar juga ikut mengenakan setelan jas dengan warna biru yang lebih gelap, Mala memakai gaun berwarna lavender. Mereka bertiga terharu menyaksikan peristiwa sakral itu. Saat acara haru sudah berakhir dan sudah beralih menjadi suasana gembira, Mala mengedarkan pandangan dan melihat Anita berjalan ke arah Rawi yang tengah berbicara dengan teman-temannya.
"Hei Rawi." sapa Anita160Please respect copyright.PENANA0BDyL1nup6
"Hei Nit, kenalin ini istriku" Rawi menoleh ke arah Midori dan berbicara dalam bahasa belanda "schat, dit is mijn studievriend, Anita."160Please respect copyright.PENANAMFM92sBR5P
Midori dan Anita bersalaman.160Please respect copyright.PENANAsHdhPiRJLW
"Aku kira kepulanganmu kali ini bukan untuk menikah, aku pikir kita mungkin bisa mencoba lagi hubungan kita. Tapi kamu sekarang malah sudah menjadi milik orang lain." kata Anita160Please respect copyright.PENANAqODDse7Xse
Rawi hanya melihat Anita sekilas lalu menjawab "Maaf aku harus menyapa tamu lain." Rawi menggandeng tangan istrinya dan meninggalkan Anita.160Please respect copyright.PENANAXcCHIZP2Qy
"Udahlah Nita, Rawi sekarang sudah menikah." Edwin mengampiri Anita dan mengajaknya untuk duduk.160Please respect copyright.PENANAmYqEd3zq2e
"Kamu ngga paham Win, aku sudah lama suka sama Rawi, aku yang lebih lama kenal sama dia. Kenapa sih Win, Rawi ngga pernah bales perasaanku? Apa yang salah dari caraku?"160Please respect copyright.PENANAR7IdylWidH
"Caramu ngga salah, tapi mau gimana lagi kalau memang Rawi ngga suka sama kamu. Samakan kayak aku ke kamu. Aku suka sama kamu tapi kamu ngga pernah mau sama aku. Rawi masih mau coba jalan sama kamu, tapi kamu ngga pernah mau coba buat jalan sama aku Nit. Sekarang kalau aku tanya salah aku apa, kamu bisa jawab ngga? Kemungkinan itu juga jawaban Rawi buatmu." Anita hanya diam mendengar perkataan Edwin.
Mala, Damar dan kakek kembali ke rumah. Rawi dan Midori tidak akan tidur di rumah malam itu.160Please respect copyright.PENANAlyrFn2sz72
"Kakek lega kalau Rawi dan Mala sudah bisa memaafkan Aji. Mau bagaimanapun dia tetap ayah untuk kalian." kata kakek tiba-tiba pada Mala dan Damar.160Please respect copyright.PENANA9uBnjlhpD7
"Iya kek, kak Rawi pasti sudah memaafkan ayah." kata Mala menanggapi kakek160Please respect copyright.PENANAqmmWCH8KGH
"Melihat kalian bertiga akur juga membuat kakek bahagia. Kakek jadi bisa tenang kalau ketemu nenekmu nanti." ujar kakek yang menatap nanar pada foto keluarga mereka.160Please respect copyright.PENANAktWHI78dc4
"Kakek ngga capek? Istirahat dulu kek, sudah malam juga." Kata Damar 160Please respect copyright.PENANAI8IUAeUcco
Mala berpamitan dengan kakek dan Damar, kelelahan langsung menghampirinya setelah mandi. Tak butuh waktu lama untuk Mala jatuh tertidur.160Please respect copyright.PENANAsikLAU3hf1
Teriakan Damar dari lantai bawahlah yang akhirnya membangunkan Mala dari tidur lelapnya.160Please respect copyright.PENANAW7tADLJd9L
"Kenapa dek?" tanya Mala segera berlari turun dan menghampiri adiknya.160Please respect copyright.PENANAEP2oW7btiB
"Kak, kakek kak.." hanya kata itu yang terus terulang dari mulut Damar, Mala merasa darahnya naik ke kepala, matanya yang setengah mengantuk kini terbuka lebar. Mala bergegas masuk ke kamar kakek.160Please respect copyright.PENANAOOmgQPAQfm
Kakek berbaring di tempat tidurnya, matanya terpejam, bibirnya seolah tersenyum.160Please respect copyright.PENANATkBODpo8l0
"Kek..." panggil Mala, Mala menguncangkan bahu kakek, tubuh kakek terasa dingin, di dekatkan telinganya ke wajah kakek, nafas kakek sudah tidak terdengar. Mala merasa kakinya menjadi lemas, dengan berpegangan ke tembok, Mala mengambil nafas dalam dan berkata pada adiknya160Please respect copyright.PENANAQikgsotIHo
"Telepon Kak Rawi, panggil pak RT sekalian kesini."160Please respect copyright.PENANA0fakkkDuBV
Damar segera menjalankan perintah kakaknya dan berjalan menuju rumah ketua RT, sekaligus menelepon kak Rawi.160Please respect copyright.PENANAaYw5OFHOcy
Mala menuju telepon di ruang tamu, memencet nomor yang selalu dihafalkannya dan untuk pertama kali dia menelepon nomor itu.160Please respect copyright.PENANAk0fX3SQ0HN
"Halo..."160Please respect copyright.PENANACdjYFr25K9
"Ayah, ini Mala. Bisa ke rumah sekarang? Kakek meninggal." kata Mala, tanpa menunggu jawaban ayah, Mala menutup telepon dan kembali ke kamar kakek.160Please respect copyright.PENANA6WShzazZ3a
Mala memeluk tubuh kakek dan menangis.160Please respect copyright.PENANAjCNCWFYekQ
160Please respect copyright.PENANAbLH7t2QA8X
Damar kembali dengan ketua RT. Mala menepi untuk membiarkan Pak RT memeriksa keadaan kakek "Kalian yang tabah ya." ucap pak RT, yang kemudian pergi untuk berkoordinasi dengan warga.160Please respect copyright.PENANASQ4QzQaDVQ
Damar memeluk Mala dan ikut menangis bersama kakaknya.160Please respect copyright.PENANAPuqL3yiYJE
Tak lama Rawi dan Midori datang.160Please respect copyright.PENANA8bqIQA1j6t
"Kakek..." panggil Rawi, airmatanya tumpah saat melihat kakeknya. Rawi memeluk tubuh kakeknya, Mala dan Damar ikut memeluk Rawi.160Please respect copyright.PENANAldblBRNXOa
"Mala..." Ayah masuk ke rumah dengan di temani tante Dewi. Damar menghampiri ibunya dan menangis dalam pelukan tante Dewi.160Please respect copyright.PENANAZQUd8jE0dL
Mala menarik kakaknya berdiri untuk memberikan waktu pada ayah.160Please respect copyright.PENANAj3sHvrh1Fy
Midori memeluk kedua kakak beradik itu sementara ayah mereka menghampiri kakek.160Please respect copyright.PENANAyAt3pZCT1Y
Hari itu terasa seperti mimpi untuk Mala dan Rawi. Rasanya baru saja kemarin kakek masih sehat dan tertawa bersama mereka.160Please respect copyright.PENANAi8kBYsFYMU
Pada saat pemakaman, Valen datang dan menemani Mala melalui kesedihannya.160Please respect copyright.PENANAOIcdzsctbf
Saat nenek berpulang dulu, suasana rumah memang sedikit berbeda tapi sekarang ketika kakek juga pergi. Rumah benar-benar terasa sepi dan dingin.160Please respect copyright.PENANAQkKMe4bY3A
Ayah dan tante Dewi menginap di rumah malam itu.
Tujuh hari setelah kakek meninggal, Mala, Rawi dan Midori kembali mengunjungi makam kakek dan nenek sebelum mereka akan berangkat ke negara tujuan mereka.160Please respect copyright.PENANAbAUp5piOUd
Damar, ayah dan tante Dewi sudah ada disana saat mereka datang.160Please respect copyright.PENANARZ6cWBW7NN
"Maafkan Aji, pak, bu." Mereka bersama-sama berdoa untuk kakek dan nenek.160Please respect copyright.PENANAMoC71o5Oca
"Mala, Rawi, kalian mau kemana?" tanya ayah.160Please respect copyright.PENANA4Xlns6s0K3
"Makam ibu." jawab Rawi singkat
Rawi membersihkan rumput liar di makam ibunya sambil bercerita dengan Midori.160Please respect copyright.PENANAqVkfu4Mn2y
Mala menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat, Ayah, tante Dewi dan Damar berjalan menuju makam ibu.160Please respect copyright.PENANA6Cuy7mBZFk
Selesai berdoa untuk ibu mereka, Mala, Rawi dan Midori pulang terlebih dahulu.160Please respect copyright.PENANAIdhqmAaUU0
Samar-samar terdengar oleh mereka "Maafkan aku Shinta" kata tante Dewi"160Please respect copyright.PENANAwAJTt3HqwM
"Maafkan aku juga Shinta yang tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu."
Ayah dan tante Dewi memutuskan untuk tinggal di rumah kakek nenek, tentunya dengan ijin dari Rawi dan Mala. Kakek memberikan rumah itu untuk Rawi dan Mala dalam surat wasiat yang ditinggalkannya, namun karena mereka tidak ingin rumah itu kosong dan Damar merasa kesepian, maka Rawi dan Mala membiarkan Ayah dan tante Dewi untuk tinggal disana.160Please respect copyright.PENANAkowvIucNmv
160Please respect copyright.PENANAwVaVxqjYJ9
Satu tahun setelah kepergian kakek, Damar berangkat ke Belanda untuk berkerja dan berkuliah disana.160Please respect copyright.PENANA7XQzxEFAR0
Kegiatan video call setiap akhir minggu masih terus mereka lakukan.160Please respect copyright.PENANARI4YEKWltP
Tahun kedua pernikahan Rawi dan Midori, Mala dan Damar mendapat kabar bahagia, mereka akan segera memiliki keponakan. Midori melahirkan putra yang sangat lucu, Rawi dan Midori menamainya Akira.160Please respect copyright.PENANAJkw3xxPN5y
"Aku merasa tua sekarang, sudah jadi om." kata Damar yang tengah menggendong Akira. Midori dan Rawi tertawa mendengar perkataannya.160Please respect copyright.PENANAgt5xtYdWjc
"Mala jadi pengen pindah ke belanda deh, biar sering ketemu keponakanku yang lucu." wajah Akira yang tengah tertidur membuat Mala merasa gemas.160Please respect copyright.PENANAMw8qqhtSLs
"Yang serius kuliahnya dek, kalau udah coba cari kerja di belanda, biar kakak sama Midori punya waktu berdua. Lumayan kalau ada kamu sama Damar. Ada babysitter gratis." kata Rawi
Mala lulus setelah empat tahun berkuliah dan memutuskan untuk bekerja pada perusahaan besar di kota kelahirannya. Sebulan sekali disempatkannya waktu untuk mengunjungi makam kakek, nenek dan ibu.160Please respect copyright.PENANADfg9hUJZJs
Mala tinggal kembali di kamar lamanya, hanya saja bukan dengan kakek nenek melainkan ayah dan tante Dewi.160Please respect copyright.PENANARbSntFW6Da
Hubungan mereka tidak bisa dibilang hangat atau dingin. Mala lebih sering di kamar setelah makan malam dengan alasan capek setelah bekerja. Ayah yang sejak dulu memang jarang berbicara dengan Mala pun tidak berubah. Namun sesekali Mala dan tante Dewi pergi belanja atau ke salon bersama.160Please respect copyright.PENANArkSM9oRjEJ
160Please respect copyright.PENANALrRaHeavWO
Valen sudah menikah dan bercerai, pernikahannya terjadi saat Valen masih di tahun ketiga kuliah, hubungan pernikahannya dengan adik kelas itu tidak bertahan lama.160Please respect copyright.PENANATodHmQwwa0
Valen harus berjuang untuk anaknya, Misha yang masih dua tahun. Mala membantu Valen untuk mencari pekerjaan dan mereka berakhir pada perusahaan yang sama tapi beda divisi. Valen suka mampir ke rumah Mala, melihat Misha, tante Dewi menawarkan Valen untuk menitipkan Misha padanya.160Please respect copyright.PENANA5n32wNTk0D
Maka Mala sekarang punya teman berangkat dan pulang kerja.160Please respect copyright.PENANAFWhdWv1g67
160Please respect copyright.PENANA50373x5vuP
Kabar Dio akan menikah sampai di telinga Mala. Setelah kepulangannya, Mala belum berkabar sama sekali dengan Dio. 160Please respect copyright.PENANA7Udqumvd5D
"Mal, kamu dapat undangan nikahan Dio ga?" tanya Valen saat mereka dalam perjalanan menuju kantor pagi itu.160Please respect copyright.PENANAZYnxHEPtp1
"Ngga tuh, kapan nikahnya?" tanya Mala yang sedikit terkejut dengan berita itu.160Please respect copyright.PENANAwHA82McXqJ
"Besok minggu, mungkin dia ngga tau kalau kamu sudah pulang. Temenin aku ya ke nikahan Dio."160Please respect copyright.PENANAV0cAYqq9El
"Iya mungkin, Ya ntar aku temenin."160Please respect copyright.PENANAGoXHOtVDVA
Hari minggu, Valen dan Misha mengenakan gaun dengan warna senada, merah muda. Menunggu Mala di ruang tamu.160Please respect copyright.PENANA8njm1QTvqu
"Duh cantiknya Misha." kata tante Dewi yang menggendong Misha160Please respect copyright.PENANAbnOmcZNT3J
"Iya donk oma, Misha kan mau ke pesta." Valen membiarkan tante Dewi memanggil dirinya Oma pada Misha.160Please respect copyright.PENANAVvLrCdOYsn
"Cucu oma cantik, foto dulu ya buat kenang-kenangan." tante Dewi memberikan ponselnya pada Valen.160Please respect copyright.PENANAnKUhXQp7am
"Ayo Len" kata Mala melihat tingkah tante Dewi hanya geleng-geleng kepala "Sudah tante, nanti Misha jadi ngga mau pergi loh."160Please respect copyright.PENANAcLhfRFKcXt
Valen mengembalikan ponsel pada tante Dewi setelah mengambil puluhan foto.160Please respect copyright.PENANA7f7qD5iBqI
"Iya iya." tante Dewi memberikan Misha dalam gendongan Valen yang di iringi rengekan Misha.160Please respect copyright.PENANA13RlKsw9MD
"Nah loh." ujar Mala 160Please respect copyright.PENANAX85JAURu4Z
Valen dan Mala berhasil membujuk Misha untuk tenang, mereka bergerak menuju tempat pernikahan Dio.
Mala berjalan menuju pelaminan untuk bersalaman.160Please respect copyright.PENANAjfBKe87ubt
"Selamat ya Dio." kata Mala saat menjabat tangan Dio160Please respect copyright.PENANAsizGGY9O9n
Dio terkejut melihat Mala "Aku kira kamu ngga akan pernah pulang lagi."160Please respect copyright.PENANARKQZQXVIHi
"Dulu aku kira juga begitu, selamat ya." Mala menarik tangannya dari genggaman Dio.160Please respect copyright.PENANAlD23P7e2Fl
Mala melihat Valen dan menghampiri sahabatnya yang terlihat akan menghabiskan seluruh makanan di atas meja.160Please respect copyright.PENANA1PXaXH5J8v
"Ibu Valen laper banget ya kayanya, sampai lupa belum salaman sama pengantinnya." Mala menggoda sahabatnya itu.160Please respect copyright.PENANAuFn0RvOXzO
"Enak aja, aku juga ngambilin bagianmu tau. Lagian pengantinnya juga belum mau pulang, abis makan baru salaman terus pulang" kata Valen dengan senyum nakal160Please respect copyright.PENANA7juAFMmh8U
"Bagian pak RT sama pak RW ngga sekalian?"160Please respect copyright.PENANAM9sleXgEEp
"Ish.. Nih ambil sendiri kalau gitu." Valen mengulurkan piring kosong ke Mala.160Please respect copyright.PENANA1gfo0E6BBN
"Kamu aja yang ambil, aku gendong Misha aja." Mala menggendong Misha dan berjalan menjauh dari antrian.
"Mala..." Panggil Dio yang kini berdiri di depannya.160Please respect copyright.PENANA8j7YLXgPie
"Eh Dio, laper juga? Mana istrimu?" tanya Mala160Please respect copyright.PENANAqFLzjSgayZ
"Aku mau ngomong sebentar sama kamu."160Please respect copyright.PENANAc2UPoehJJ9
"Ngomong apa?"160Please respect copyright.PENANARQw7GkA5H3
"Sebenernya aku masih ingat janji kita waktu itu, aku masih suka sama kamu."160Please respect copyright.PENANAKZ6wekjtcL
"Terus?"160Please respect copyright.PENANAUJuzqZ8Pva
"Kalau aku bisa batalin pernikahan ini, kamu mau menikah denganku?" Pertanyaan Dio membuat Mala tertawa.160Please respect copyright.PENANAK1Q1qx4WXW
"Ngga makasih, kamu sudah nikah jadi fokus saja sama pernikahanmu. Jaga istrimu baik-baik. Kita memang ngga berjodoh. Jadi lebih baik kamu lupain aja perkataan kita waktu dulu."160Please respect copyright.PENANAr5cYFFD5ZG
"Aku menyesal tidak menunggumu lebih lama lagi." Dio menundukkan pandangannya160Please respect copyright.PENANAgBo2gkaW6q
Mala hanya tersenyum dan pergi menghampiri Valen yang tengah mencari-cari Mala dan Misha.