872Please respect copyright.PENANApAFBUuwuKC
Langkahku terus berjalan mengikuti dua orang yang berada tepat didepanku. Sembari memandangi setiap jengkal pelabuhan ini. Suasana yang sangat sangat ramai membuat langkahku semakin sulit. Dua orang di depanku terus berjalan tanpa lelah. Sedangkan diriku yang mungil tak berdaya ini, sungguhh… sungguhh… ingin, segera bersantai dengan segelas es kelapa muda. Hmm, segarnyaaa…872Please respect copyright.PENANA6Yc3xItG6i
872Please respect copyright.PENANAwxEAiO8ch7
"Via, ayo cepet!". Suara wanita cantik didepanku menyadarkan aku.
"Kita ini, di Jawa, pa?"
"Iyalah, sayang. Masak di Afrika?" Jawab seorang lelaki separuh baya yang tampan di depanku. Namun sama sekali tidak memperlambat langkah kakinya.
872Please respect copyright.PENANAdjsr6oqOG8
Aku, Via, Lovya Aretha Yudianthoro. Aku adalah putri tunggal dari Galang Putra Yudianthoro dan Jihan Tsania. Kami bermaksud untuk kembali ke pulau Jawa, pulau asal mama dan papa. Karena papa mulai pekan ini mengurus perusahaannya yang terdapat di Jawa, sedangkan perusahaan yang ada di Sumatera telah beliau serahkan kepada adik kesayangannya. Sedangkan pulauku sendiri adalah Sumatera. Itulah alasannya aku tak mengenal satu centipun tanah ini.
872Please respect copyright.PENANAsuDlxb5DTF
Melihat keduanya yang semakin mempercepat langkah kakinya, aku berusaha mengejar mereka. Sulit memang, dengan sebuah koper cokelat yang berisi banyak barang-barangku ditambah lagi heels yang cukup tinggi ini. Ya, aku memerlukannya karena tinggi badanku tak semampai gadis lain seumuranku. Walau umurku kini yang menginjak 17 tahun, tak jarang yang mengatakan bahwa aku masih cocok menjadi siswa SMP. Ghhrrr..... Namun tetap berfikir positif ajalah, dengan postur tubuh seperti inilah yang membuatku terlihat menggemaskan seperti kartun jepang yang biasanya menari dengan lagu "chiring chiring, chiriring...!." Aku tau hanyalah sebatas postur tubuh, sedangkam wajahku... made in Indonesia.
872Please respect copyright.PENANAyN4lDA0hM8
"Awww!!!"
Jeritanku memekik saat seorang lelaki menabrakku. Entah karena keteledoranku ataukah kenormalan matanya yang tak dapat melihat gadis sekecil diriku.
"Owhh.. maaf, mbak. Saya tidak sengaja."
Aku hanya menatapnya dingin. Dia langsung mengambil kopernya yang jatuh. Astaga! koperku juga terjatuh.
"Mbak baik-baik saja kan?", tanyanya dengan wajah terburu-buru. Aku mengangguk dengan wajah kesal.
872Please respect copyright.PENANA4UNWRJJJxy
"Lain kali kalo jalan jangan lupa periksa dulu tu mata!"
872Please respect copyright.PENANAoMHMz5mkWs
Ya Tuhan, bahkan dengan perkataanku yang cukup kasar tadi masih membuatnya tersenyum?? "Maaf ya mbak, sekali lagi. Saya permisi dulu." Dengan jejak senyuman yang masih terlihat dia membalikkan badan dan berlari meninggalkanku.
872Please respect copyright.PENANAeAmpq2l0hy
Kemudian aku mengambil koperku yang masih tergeletak dijalan. Aneh, koper ini terasa lebih ringan dari sebelumnya. Cokelat? Yaa, ini memang koperku. Tidak lagi jika koperku tercemplung ke selokan. Heheheh-gapenting banget- Ya Tuhan... dimana aku ini? Dua orang yang menjadi arahku telah menghilang ditelan massa.
872Please respect copyright.PENANAPaiemBOZn9
Jangan, Via... please, jangan nangis disini!! Emmphh..... Oh tidak bisaa! Tetesan air mataku mengalir bagaikan bocah 5 tahun yang tersesat di pulau asing. Dasar cengeng! Biarlah! Memang aku cengeng!! Dan aku tak peduli!! Yang ku inginkan hanyalah cepat bertemu mama dan papa! Aku duduk di pojok bangku panjang sambil terisak. "Hiks... hikss...", tangisanku membuat diriku seakan sebuah pertunjukan topeng monyet di depan khalayak. Masa bodo!!
872Please respect copyright.PENANAxC0z3017Bs
Betapa terjingkatnya aku ketika merasakan seseorang menarik dan memelukku erat. Aaaa!!!! Aku tak mau diculik! Aku kurus, pendek, kecil, hidup lagi gak mungkin laku kalo dijual!
872Please respect copyright.PENANATQqYM2VRv1
“Via, sayaang..”
872Please respect copyright.PENANAwFHlgemEQu
"Mama!!! Huaaa!! Via takut...", aku mencengkeram pundaknya dan menangis tersedu-sedu. Masa bodo, masa onta banyak yang bilang aku bocah playgroup.
872Please respect copyright.PENANAzvQ4QKA2US
"Via, sayang... maafin mama dan papa ya, udah ninggalin kamu.", mama mengelus puncak kepalaku yang masih bergetar menahan isakan.
872Please respect copyright.PENANAwujFA9flqU
"Iya, sayang.. maafin papa ya. Papa lupa kalau punya gadis kecil yang langkahnya cuma sejengkal", ujar papa yang baru saja mengambil koperku.
872Please respect copyright.PENANATOF1M5klYe
"Iya, pa.. Hm Apa?!!!". Papa terbahak melihat wajahku yang mungkin kini bagaikan pantat orangutan. "Aku mau balik ke Sumatera!", rengekku kesal.
872Please respect copyright.PENANAwDyp1eudBk
"Ehh.. jangan ngambek seperti itu. Maafkan kami yaa. Lagipula, papa jamin belum sehari disini, kamu akan betah!", papa mengacak rambutku yang terikat rapi. “Mulai sekarang, kita bakal hidup di Jawa, kan? Pasti lama-kelamaan, kamu bakal betah. Apalagi, di Jawa banyak cowok ganteng. Ya walau gak ada yang bisa ngalahin gantengnya papamu ini. Hahaha!” papa terbahak dan sangat berbangga dengan dirinya sendiri. Cihh, papa gak pernah inget umur.
872Please respect copyright.PENANAzQiNW2DVhc
"Hehehe, itung-itung usaha move on dari Heru, sayang?"
872Please respect copyright.PENANA3VXkoEiagP
"Ihh! Kok Heru sih!" seketika teringat dengan lelaki itu. lelaki yang sangat terobsesi denganku. Wajah bulat nan dekil itu muncul di pikiranku. Ewh! Bukan, bukan karena wajahnya sebab aku membencinya. Tapi karena keobsesiannya yang di luar batas normal. Untung akhirnya aku tak akan lagi bertemu dengannya. Masih ingat, saat aku akan baru berangkat ke Jawa, dia memanggilku berkali-kali dan menangis seperti bayi. Merengek supaya aku mengurungkan niat untuk pindah rumah. Bahkan dia… ahh.. aku sungguh benci mengatakannya. Dia… haruskah aku jelaskan?? Hmm.. oke oke. Dia, dia merengek kepada orangtuanya untuk segera menikah denganku. Hah!! Wat de fun banget, kan?!
872Please respect copyright.PENANAJ4piu0vzUz
Cukup. Kita balik ke masa kini. Yang tadi sudah menjadi butiran sejarah hidupku.
872Please respect copyright.PENANAKWPAQvbL4c
Setelah beberapa menit perjalanan dengan taksi, kami berhenti disebuah rumah mewah yang asri.
Inikah rumah baruku?
872Please respect copyright.PENANAnIB4dwRZd4
"Yes, sweety." Seakan papa tau apa yang sedang ada di fikiranku. Aku melangkah perlahan dan pasti, memandangi keindahan setiap sudut rumah ini dengan taman yang dipenuhi tanaman hijau. Benar kata papa, mungkin papa sengaja memilih rumah ini agar aku benar-benar betah di rumah ini.
“Papa bisa baca pikiran Via, ya? Hebat!”
872Please respect copyright.PENANArgyXmEBdRS
“Eh! Kebiasaan! Itu tadi kamu nanya kenceng banget. Sampe-sampe Heru denger tuh di Sumatera.”
872Please respect copyright.PENANAqJhlgSjTDO
_-
872Please respect copyright.PENANAkwJhf5d3CJ
----
872Please respect copyright.PENANAkWhyYiv95H
Fiuhhh...
Aku merebahkan badanku diatas ranjang yang sangat nyaman.
872Please respect copyright.PENANA3X1ZLpjRyd
'Tink tink...'
872Please respect copyright.PENANAgOephi7cFE
Ponselku berbunyi di sela keheningan. Aneh, siapa yang tahu nomor baruku ini? Sudah, mungkin orang nyasar. Jangan hiraukan… saatnya untuk beristirahat. Hmmm….
872Please respect copyright.PENANAGSREdTjEeS
.
872Please respect copyright.PENANA3SP6qhDqjq
.
872Please respect copyright.PENANA2OXjbEwale
.
872Please respect copyright.PENANAE7T24bkx4K
'Tink tink...'
872Please respect copyright.PENANAZJiVEXtGZm
Hmm..
.
872Please respect copyright.PENANANQgk3jDZVO
.
872Please respect copyright.PENANAQx8igcqztL
'Tink tink!!!!!'
872Please respect copyright.PENANAHbMCUDXBlI
HWAAHH!! Iya iya! Gua angkat!
872Please respect copyright.PENANARiu9shOkQD
"Hallo! siapa?!" dengan susah payah aku harus berbicara. Padahal bentar lagi, bakal mimpi.
872Please respect copyright.PENANAY0oT311KDB
"Saya Raihan. Saya dapat nomor ini dari bungkus perdana yang ada di koper mbak. Sepertinya koper kita tertukar.."
872Please respect copyright.PENANAY6IEurtWg1
"Hehh?” Seketika wajahnya terbesit dan aku segera menuju koper cokelat yang ku bawa tadi. Dan… benar, aku melihat kolor kuning mencolok yang belum pernah aku lihat seumur hidupku di dalam kper ini. Gak modis! “Ewh”
872Please respect copyright.PENANA4bdsqxVhmJ
"Benar kan mbak? Tadi saya juga sempat terkejut melihat isinya." Aku bisa mendengar tawa kecilnya itu. Asem, mungkinkah dia sudah melihat kolor spongebob yang sengaja aku taruh di bagian atas? Oke, aku akui lebih gak modis dari kolor kuningnya.
872Please respect copyright.PENANAbdYpTn7w6a
"Jangan bongkar-bongkar isinya! Kapan bisa ditukar?!!"
872Please respect copyright.PENANAOsk3ciySHs
"Secepatnya. Apa perlu saya ke rumah mbak?" Sepertinya itu penawaran yang menguntungkan.. Tapi apa dia gak keberatan?
872Please respect copyright.PENANARerrDLtC0q
"Khemm... saya tidak akan merasa keberatan. Alamat mbak?"
872Please respect copyright.PENANAeLGdHD8LkE
Sepertinya dia mulai bisa membaca fikiranku. Aku harus mewaspadainya -clingak clinguk dengan mata mlotot-
872Please respect copyright.PENANAj5UugiuhJd
"Nanti aku sms al…" eh belum selesai dengan perkataanku..
872Please respect copyright.PENANAkQDtL0RvXF
"Oke.. terima kasih."
872Please respect copyright.PENANAgbDNfXbGUR
'Tuut.. tuut..'- putus.
872Please respect copyright.PENANAUdVS2CZ2qj
Ish! Gak sopan!!
Padahal aku.. ahh, sudahlah. Saat selesai makan malam, aku membantu mama mencuci piring di dapur. Papa juga ada di dapur. Sedang apa? Apalagi kalau masih mengobrak-abrik isi kulkas. Papa masih saja merasa lapar setelah makan besar tadi.
872Please respect copyright.PENANADYnpvS8Iqf
"Pa, alamat rumah ini dimana?" Tanyaku yang tak berpengaruh menghentikan kunyahannya.
872Please respect copyright.PENANASiSF1gveZy
"Jalan Soetomo no.16." Papa masih serius dengan biskuit di tangannya. Tak menunggu waktu lama, setelah semua piring tercuci, aku menuju kamar dan meraih ponselku yang tergeletak di ranjang. Segera aku mengetik pesan kepada laki-laki kaku itu.
872Please respect copyright.PENANA3ihM7ns3k3
Kepada: Hmm-872Please respect copyright.PENANAodxdEJi4Ys
"Alamat rumahku jalan soepomo no. 16. Kapan kemari?"
872Please respect copyright.PENANAVx2mgpwyr1
Tak berselamg lama..872Please respect copyright.PENANA4Hs0Wh3j5g
872Please respect copyright.PENANAYtIj4RzPFo
Dari: Hmm-872Please respect copyright.PENANAf8zuNMP5F7
"Oke, 1 jam lagi saya sudah ada didepan gerbang rumah mbak."
872Please respect copyright.PENANAwUJrUV87bi
GILAAA!!! 1 jam lagi? Apa kata papa, kalau tahu soal cogan, eh Raihan itu?
872Please respect copyright.PENANAXptqrilXA2
Kepada: Hmm-872Please respect copyright.PENANAec0F4tgZ6g
"Serius? Malem ini? Besok napa?"
872Please respect copyright.PENANA8ibEdlwDh5
Hanya sekitar semenitan..
872Please respect copyright.PENANAwN3zLPncbR
Dari:Hmm-872Please respect copyright.PENANAqq7A2fUEa2
"Saya membutuhkan sesuatu dalam koper itu. Saya sudah di jalan."
872Please respect copyright.PENANAmsNzZI0TFj
Oke, dia serius. Aku kemudian menuju ruang keluarga di mana papa dan mama sudah asyik menonton tv dengan serius. Detakan jantungku tak bisa diajak kompromi. Dag dig dug derr... aku hanya bisa membisu merasakan detakan itu dengan menanti detik-detik kedatangannya. Maklum. Aku belum pernah sama sekali menerima tamu laki-laki. Kenapa aku jadi lebay gini??
872Please respect copyright.PENANALoWaFlDq5d
"Vi? Kamu kenapa sih? Tumben gak cerewet kalo nonton film." Tepukan mama yang mendarat di pundakku memecahkan lamunanku.
872Please respect copyright.PENANAKIFHeLb70D
"Emm.. gak ada apa-apa kok ma." Aku tersenyum dan mengalihkan pandangku kembali ke tv yang entah apa yang sedang ditayangkannya
872Please respect copyright.PENANAGJQ1DHQ8IB
----
872Please respect copyright.PENANA8nKFtfZ5j5
Oke, ini sudah lebih dari satu jam.
Lebih tepatnya 90 menit. Dimana dia? Harusnya aku sudah sadar dia tak akan datang malam ini. Jadi untuk apa aku menantinya?
"Pa, ma.. Via tidur dulu ya.." aku bangkit dari tempat dudukku.
872Please respect copyright.PENANAdMo4fW0Wsf
"Ya, Sweety, night. Oh ya, besok mau temenin papa beli mobil baru?"
872Please respect copyright.PENANApUafxMUuuK
"Mobil Via?!!" Sungguh mengharukan….
872Please respect copyright.PENANAWhBb0pzT90
"Tentu saja.... tidak. Mobil untuk papalah. Kamu buat apa mobil? Naik motor aja belum sampek." Papa mengatakan kalimat terakhir dengan sedikit membungkam mulutnya. usaha bergumam yang cerdas!
872Please respect copyright.PENANAnUh8iLy3r3
Aku hanya mendesah kesal dan menuju ke kamar. Setelah mengganti kaosku dengan piyama hello kitty kesayanganku, aku merebahkan tubuhku di atas ranjang baruku. Sebentar lagi aku akan teridur, hanya hitungan beberapa menit.
872Please respect copyright.PENANAWuMxefUN6L
….
…
872Please respect copyright.PENANAPYyqbbJvhu
Hmmhh..
872Please respect copyright.PENANAgkFctqflo6
"VIAA!!!"
872Please respect copyright.PENANAl7Hlbdy28Q
Omg apa lagi?! Teriakan dahsyat mama benar2 menghilangkan kenikmatan malamku!
"Apa sih, ma? Liat nih, mata Via udah hampir nutup!" Kesel banget dengan tindakan mama yang sekonyong-konyong memeluk tubuhku.
"Ada…… malaikat, Vi.. Mau ketemu kamu!" Mama menarik paksa tanganku yang sudah lemah itu. Apa yang dikatakan mama? Hahh...Malaikat? Lucu.
872Please respect copyright.PENANA2XOqbiiwXe
Sebentar...
Malaikat?872Please respect copyright.PENANAutS6iBwLeK
872Please respect copyright.PENANA65sRsQNMH8
Tampan?
Jangan bilang kalau…
872Please respect copyright.PENANAKK4YaA3mii
872Please respect copyright.PENANARMK1o9lC9L