Hari-hari berikutnya, Fatma sibuk menyusun agenda penelitiannya setidaknya, itulah yang ia katakan kepada diri sendiri.
1628Please respect copyright.PENANATiHz7v7Se3
Di layar laptopnya, dokumen berjudul "Studi Etnografi: Kehidupan Pemulung Kota" terbuka, tapi lebih banyak kosong daripada terisi. Jarinya mengetik dengan gugup, lalu berhenti, menghapus, mengetik lagi.
1628Please respect copyright.PENANAM0QRvvYehN
"Observasi partisipatif selama 3 bulan," tulisnya, lalu menggigit bibir bawah.
1628Please respect copyright.PENANAhUo8vSl4Gg
---
Fatma membeli beberapa barang "untuk penelitian":
- Sleeping bag tahan air "Untuk tidur di gubuk itu," katanya dalam hati, meski bayangan pemulung tua itu mengintip di kepalanya.
- Pakaian sederhana beberapa baju dan jilbab. "Agar tidak mencolok," bisiknya, meski tetap memilih yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
- Recorder kecil dan sebuah kamera kecil "Untuk dokumentasi wawancara,".
1628Please respect copyright.PENANAl4WwIOpMOr
Ibunya menelepon, menanyakan penelitiannya. Fatma menjawab dengan cepat, suaranya hampir melengking. "Iya, Bu, biasa saja. Tidak berbahaya."
1628Please respect copyright.PENANAkg3pwQK3du
---
Malam terakhir sebelum keberangkatan, Fatma berdiri di depan cermin, mengenakan salah satu baju yang ia siapkan kaos abu-abu longgar yang masih memperlihatkan bentuk payudaranya, jilbab tipis yang tak sepenuhnya menutupi lehernya.
1628Please respect copyright.PENANAiVqfjf35s2
"Aku melakukan ini untuk ilmu pengetahuan," ujarnya pada bayangannya sendiri.
1628Please respect copyright.PENANAi7M4wTpmIq
Tapi ketika ia menutup mata, yang terlihat adalah tangan kasar pemulung itu, imajinasinya sendiri menggambarkan bagaimana rasanya jika jari-jari itu menyentuh kulitnya yang halus.
1628Please respect copyright.PENANAMnbfhUWFQ1
Dadanya naik turun cepat.
1628Please respect copyright.PENANAZcEc0rOhJT
"Apa yang aku pikirkan..." Ia menepuk pipinya sendiri, mencoba mengusir pikiran itu.
1628Please respect copyright.PENANAyzEPi2lmun
Tapi kenapa semakin ia larang, semakin menjadi?
1628Please respect copyright.PENANAkmlKvRsr1z
---
Sebelum tidur, ponselnya berdering. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal:
1628Please respect copyright.PENANA8GFUpSvJBG
"Gubuk ini menunggumu."
1628Please respect copyright.PENANA5e6zWDCvzK
Fatma menjatuhkan ponselnya seperti tersetrum. Itu adalah nomor dari pemulung tua itu.
1628Please respect copyright.PENANAopDGHCxKkb
Sebaliknya, ada kegelisahan yang mendebarkan di perutnya, seperti sebelum terjun ke sesuatu yang ia tahu salah tapi tak bisa menolak.
1628Please respect copyright.PENANAIwWvADFXqJ
Ia memungut ponselnya, jarinya menari di atas layar. Ia ingin membalas, tapi apa?
1628Please respect copyright.PENANAnNB2WehaVv
Akhirnya, kata yang ia kirim:
"Iya besok, Saya datang pak"
1628Please respect copyright.PENANALqnKPBss6R
Pagi itu, Fatma tiba di pemukiman dengan tas ransel berisi semua barang yang ia persiapkan. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat pemulung tua itu sudah berdiri di depan gubuknya, seolah telah menunggu.
1628Please respect copyright.PENANAaHel3CVLjF
"Kau datang," ujarnya, senyumnya mengembang. Matanya mengamati tas yang dibawa Fatma dengan sorot licik.
1628Please respect copyright.PENANAnws1g3hhdt
Fatma mengangguk kaku. "Saya siap untuk penelitian ini."
1628Please respect copyright.PENANAYLn2SeMMqH
Pemulung itu mendekat, bau tanah dan keringatnya menusuk hidung Fatma. "Kalau mau jadi bagian dari kami, kau harus hidup seperti kami." Tangannya tiba-tiba meraih tas Fatma, dan membukanya. "Ayo ke pasar."
1628Please respect copyright.PENANAp7iqbHTiYk
**Pasar Loak: Penjualan Paksa**
Pasar loak itu ramai, bau anyir barang bekas memenuhi udara. Fatma berdiri kaku sementara pemulung tua itu dengan cekatan menggelar semua barang bawaannya di atas terpal kotor.
1628Please respect copyright.PENANAl86YQmwCxl
"Sleeping bag masih bagus, beberapa pakaian ini, kolor dan beha mu, kita jual saja, kamu tidak butuh seperti ini," gumamnya, lalu melemparkan pandangan ke arah Fatma.
1628Please respect copyright.PENANAQq8p9iqVov
"Kalau mau tinggal di sini, kau harus pakai apa yang kami pakai."
1628Please respect copyright.PENANAm0i54Anqpq
"Jilbabnya boleh kau simpan," ujarnya tiba-tiba, seperti memberi keringanan. Fatma tak mengerti, tapi ia tak berani protes.
1628Please respect copyright.PENANAlSreA7xv2M
Dengan uang hasil penjualan barang-barang Fatma, pemulung itu membeli:
1628Please respect copyright.PENANAqygaIrgmpc
- Training ketat berbahan kaus tipis yang akan membentuk tubuhnya dengan jelas.
- Baju bekas yang sedikit kekecilan lengan pendek dan bahan yang menekan dada dan pinggulnya.
- Beha bekas yang talinya longgar, warna kuning kecokelatan, dan hampir putus di beberapa bagian.
- Kolor usang yang elastisitasnya sudah mengendur.
1628Please respect copyright.PENANAPKZ2dFolb7
Fatma memegang baju-baju itu dengan jijik, tapi pemulung itu hanya tertawa. "Inilah kami. Kau mau mundur sekarang?"
1628Please respect copyright.PENANAIlAO4gBzjt
Fatma menggigit bibir. "Tidak."
1628Please respect copyright.PENANAw91syazXh5
**Perjalanan Pulang**
Di tengah jalan, pemulung itu tiba-tiba berhenti di depan tumpukan sampah.
1628Please respect copyright.PENANALd8Kpo6aL3
"Ambil karton-karton itu," perintahnya, menunjuk kardus bekas yang lembap dan bau.
1628Please respect copyright.PENANARIK5RPJpHj
Fatma terpaku. "Untuk apa?"
1628Please respect copyright.PENANAxcmdyjFx37
"Itu alas tidurmu. Kami tidak punya kasur mewah."
1628Please respect copyright.PENANAyNQXuz7SRa
Dengan perasaan hina, Fatma meraih karton-karton itu. Pemulung itu mengamatinya dengan puas, seperti seorang pelatih yang melihat muridnya mulai patuh.
Sesampainya di gubuk, pemulung itu melemparkan baju bekas ke arah Fatma.
1628Please respect copyright.PENANAvB0uoSYyYt
"Ganti. Sekarang."
1628Please respect copyright.PENANAL8JFpOEOt7
Fatma tercekat. "Di sini?!"
1628Please respect copyright.PENANA0cFUWuWDkh
Pemulung itu menyilangkan tangan, tak bergeming. "Ini gubuk, bukan mall atau rumah mewah, ada ruangan gantinya ?"
1628Please respect copyright.PENANAZl5WelvZKr
Dengan tangan gemetar, Fatma berbalik membelakanginya, berusaha secepat mungkin mengganti pakaian. Ia bisa merasakan pandangan pemulung itu membakar punggungnya, seolah menembus kain tipis yang ia kenakan.
Ia perlahan membuka roknya, mengantinya dengan sebuah celana training.
kemudian membuka baju dan behanya yang ia rasa sedikit basah karena keringat mengantinya dengan kaos dan beha bekas yang tadi mereka beli.
Jilbab nya tidak ia ganti.
1628Please respect copyright.PENANAk31TaQ3LA6
Training ketat itu melekat di pantatnya, membentuk setiap lekuk yang selama ini ia sembunyikan. Baju bekas itu nyaris tak berfungsi, memperjelas bentuk payudaranya, dan beha bekas talinya agak kendor tidak bisa di atur.
1628Please respect copyright.PENANACQQ6LQnnb2
"Bagus," gumam pemulung itu, matanya gelap. "Sekarang kau mulai mirip kami."
1628Please respect copyright.PENANANii9GK4ofE
Tapi Fatma tahu ini bukan tentang menjadi seperti mereka.
1628Please respect copyright.PENANA5z9ecIYYN9
Ini tentang dirinya yang mulai tak bisa kabur.
Gubuk itu lebih sempit dari yang Fatma bayangkan hanya 3x3 meter, dengan dinding kayu lapuk yang bocor di beberapa bagian. Di sudut, ada sebuah ruangan kecil berukuran 1x1 meter, ditutupi tirai tipis yang berlubang dan kotor.
1628Please respect copyright.PENANAwORlN15Z7F
Fatma menatapnya penasaran. "Itu ruang apa?"
1628Please respect copyright.PENANAdyfnRms6ZI
Pemulung tua itu mendekat, bau tubuhnya semakin menusuk di ruang sempit itu. Dengan gerakan kasar, ia menyibak tirai itu.
Kamar mandi.
Sebuah bak plastik pecah berisi air keruh, ember berkarat, dan lantai yang berlumut dan bau pesing menyengat. Fatma hampir muntah.
1628Please respect copyright.PENANAkq4Mrx9Hih
"Kamar mandi kami," ujar pemulung itu, seperti bangga pada sesuatu yang seharusnya memalukan.
1628Please respect copyright.PENANAjbLYZhWA1x
Fatma tersentak flashback.
1628Please respect copyright.PENANA2hSscD0UuW
Tadi… aku mengganti baju di depan dia.
Padahal aku bisa masuk ke sini.
Ia melihatku berganti pakaian.
Aku hanya mengenakan jilbab dan celana dalam.
Dan ia melihatnya meskipun dari belakangku.
1628Please respect copyright.PENANAg3NNR1bukS
Dada Fatma sesak. Kenapa aku tidak berpikir bertanya dari tadi?
1628Please respect copyright.PENANAvBufqSLOZz
Fatma menatap tirai kamar mandi itu, lubang-lubang kecil di kainnya seperti mata yang mengintip.
1628Please respect copyright.PENANA8FNPyITANd
"Kalau mau mandi, airnya harus diambil dari sumur seberang," kata pemulung itu, sambil duduk di atas kardus bekas yang menjadi tempat tidurnya. Matanya tak lepas dari Fatma.
1628Please respect copyright.PENANAthQTAGCoAz
Fatma mencoba mengalihkan pikiran. "Di mana… saya tidur?"
1628Please respect copyright.PENANAK2IjaSegUH
Pemulung itu menunjuk ke lantai di sebelahnya, di atas kardus-kardus yang sudah ia susun. "Di sini."
1628Please respect copyright.PENANACNEMximjRT
Hanya berjarak satu lengan.
1628Please respect copyright.PENANARa5nCO21uB
Fatma menelan ludah.
Training ketat yang ia kenakan terlalu panas, menempel di kulitnya yang mulai berkeringat. Beha bekas itu nyaris tidak berguna, talinya selalu melorot di bahu.
1628Please respect copyright.PENANAgZ0tGkwuXn
Ia beberapa kali menarik tali behanya dengan merogoh nya dari balik jilbab, tapi pemulung itu memperhatikan setiap gerakannya.
1628Please respect copyright.PENANA8SYKbaW3Pw
"Kau belum terbiasa," ujarnya, suaranya dalam. "Tapi nanti juga akan biasa."
1628Please respect copyright.PENANAltU2dNSacb
Fatma tidak menjawab.
1628Please respect copyright.PENANAmCAIuxXKrH
Ia merasa terperangkap.
1628Please respect copyright.PENANAyLbn04AsxR
Tapi yang lebih mengerikan—
1628Please respect copyright.PENANAAnL1LilvTC
Sebagian dirinya mulai menerima ini.
Lampu minyak di gubuk itu berkedip-kedip, menerangi bayangan mereka di dinding.
1628Please respect copyright.PENANA0YPuMCb6ht
Pemulung itu berbaring di tempat tidurnya, memejamkan mata, tapi Fatma tahu—
1628Please respect copyright.PENANAWIFTlPvauu
Dia tidak tidur.
1628Please respect copyright.PENANA2NtIkqLS7f
Dia menunggu.
1628Please respect copyright.PENANAtGh7qETBjz
Dan Fatma?
1628Please respect copyright.PENANA8JeGMwcskB
Ia berbaring di atas kardus, mencoba mengatur napas.
1628Please respect copyright.PENANAYTmqk8gEaq
Bersiap untuk malam pertamanya di dunia yang sama sekali baru.
1628Please respect copyright.PENANAziWbfOXLXE