x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7D3gZzgXW5
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm6xOqaAnLs
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsXcqY7KhGn
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthwnrcHb8C
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOo8foI1H0Y
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0A2ZoNExtp
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhMOupmK7QZ
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyS8nJE7J4
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwegVpdSav
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQRFiYKIWgn
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZsJ1lNiTA
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xKxE62TsI
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgMmQH50pG
*****
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDinRBxX74T
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8aXbBIidz
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczVEKaOfdm
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVs35WptNcB
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBFUgizLsq
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeaXrAKsdJD
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM9b6zoZGoP
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeezkxN5lBF
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9g58DLxZ8k
"Ini, jadi sebenarnya...."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyJkjSZ8Js
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcryS4wjefN
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80QpOUFi9Y
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGXUXQhlVB
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxgd3jvI4F
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88Qc4bsxl6
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxc2MPHXmWa
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOoDevemF3k
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZJQnMooRi
"Iya, Mi."
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmT20hXsJ2k
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIEvMpYYtG
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcaWv2DAqT
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs74th1ye2O
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtyalB62Q6
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YsE7MwDCm
"Bapak!"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLg5bXICV0
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRZLBrsEIX
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjJwY0PyUXe
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ZbDaYPNcQ
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDGbXLOCe5
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVa37JWAKp
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfAlOH4bPR
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqshz29EqY
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanD2eANfoM
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
6895Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ66l7FX7y6n
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
