Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan peristiwa bersejarah. Di mana pemberontakan rakyat terhadap sekutu mencapai batasnya, Bandung dibakar secara menyeluruh tanpa menyisakan satu tempat pun. 296Please respect copyright.PENANAehhMOhHKIM
Dengan tekad yang penuh dan semangat membara, Erin—Mahasiswi kampus universitas swasta berjalan dengan mantap memasuki sebuah perpustakaan di balai kota. 296Please respect copyright.PENANAaLqBfWEExx
Erin benar-benar penasaran dengan kronologi sejarah Bandung Lautan Api. Untuk itulah dirinya berada di sini, mencari berbagai informasi tentang sejarah Bandung lautan api. 296Please respect copyright.PENANAMHpAgRl0oR
Gadis itu melirik ponselnya, jam sudah menunjukan pukul satu siang. Dia berpikir: Masih ada waktu dua jam untuk membaca sambil menunggu dirinya menyajikan tentang sejarah lautan api Bandung. 296Please respect copyright.PENANAyQ7YiyhhBl
Ya, Erin mendapatkan tugas untuk meneliti tentang sejarah itu oleh dosennya, tapi itu hanya alasan kedua. Dirinya memang begitu penasaran dengan sejarah Bandung Lautan Api. 296Please respect copyright.PENANABF8XZyqSrS
Erin mencari sebuah buku yang sudah menjadi incarannya sejak lama, ketika mendapatkannya Erin memutuskan untuk membaca buku itu di paling pojok taman baca. 296Please respect copyright.PENANAjHbgxsyrva
Suasana yang hening membuat Erin semakin terlarut dalam bacaannya, kedua matanya berbinar menatap setiap kata yang menjelaskan sejarah Bandung Lautan Api. 296Please respect copyright.PENANAf3IHDyxttb
Tak terasa dengan waktu, Erin telah menghabiskan bacaan satu bukunya hanya dengan waktu satu jam. 296Please respect copyright.PENANAQuZPcyzU5R
Erin mengambil ponsel dan mengetikan nomor ponsel temannya, kemudian menelfon. 296Please respect copyright.PENANAB7fvOJA8Lc
"Hallo Cha, kamu udah siapin buat presentasi siang ini? Gimana sama persiapan kamu? Awas loh jangan kayak kemarin lagi, pake alasan lupa," ejek Erin diakhiri dengan tawanya yang memelan karena mengingat dirinya masih berada di perpustakaan. 296Please respect copyright.PENANAgMOvpbBFtI
"Enak aja lo ngomong, iya lah gue udah nyiapin yang sempurna. Biar nggak diamuk sama Pak Candra. Lo gimana?" tanya Ocha balik ke sebrang telfon. 296Please respect copyright.PENANAZNVAFB9nXE
Erin terdiam sebentar, dia belum yakin tentang bahan presentasinya nanti. 296Please respect copyright.PENANAiW6NoeNXJs
“Yang pasti bakal lebih baik dari kamu,” tutur Erin dengan kekehannya membuat Ocha mendengkus kesal. 296Please respect copyright.PENANA4uJd3OGG0P
"Sombong kamu lo, udah gue mau ke kampus sekarang. Katanya presentasi dimulai setengah jam lagi. Lo masih di mana?" 296Please respect copyright.PENANAGP69p85oug
Erin tersentak, dia baru mengetahui jika pelaporan dipercepat. "Aku di perpus, sekarang mau pergi ke kampus, papay!" 296Please respect copyright.PENANAwSRBpHO5Oe
Dengan cepat dia mematikan ponselnya dan menutupnya. Tidak lupa Erin meminjam buku yang tadi dia baca sebagai bahan referensi. 296Please respect copyright.PENANAdgbDu7IXOX
Erin memesan ojek online agar dirinya bisa segera sampai. Dosis mata kuliahnya yang satu ini cukup tegas, telat lima menit saja akan mendapat ceramah panjang. 296Please respect copyright.PENANAvUbqjPPIRg
Setelah sampai di kampus Erin melihat teman-temannya yang juga sudah berada di kampus semuanya. Mereka tengah bersiap-siap untuk presentasi hingga Candra masuk ke dalam kelas. 296Please respect copyright.PENANAY97H44eiEn
Suasana menjadi tegang, Erin melihat teman-temannya yang kena bantai habis oleh Candra. Dosen killer itu tidak memandang bulu untuk memarahi, perempuan atau laki-laki bukan masalah. 296Please respect copyright.PENANAXT3yvvuABb
Dengan tenaga yang kelelahan aku menelan air liangku sendiri, rasanya sangat menyeramkan jika harus berhadapan dengan Candra. Hingga kini tiba giliranku, dan aku pun mendapat masalah yang sama seperti teman-temanku. 296Please respect copyright.PENANASZbjFfmhJK
"Kamu ini bagaimana!? Penelitianmu tidak mendasar, kamu hanya menjelaskan secara singkat. Lalu bagaimana bisa pasukan sekutu datang ke Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan? Bagaimana dengan para rakyat saat itu? Lalu kejadian setelah Bandung dibumihanguskan tidak kamu ceritakan secara keseluruhan! Apa kamu memang bermaksud mengerjakan tugasmu!?" 296Please respect copyright.PENANAcl4xNpSdpa
Candra terus menerus menyerang berbagai pertanyaan pada Erin. Membuat gadis itu terdiam mematung di tempatnya, karena amukan Candra yang berlebihan membuat seluruh mata tertuju pada mereka. 296Please respect copyright.PENANAocZb5nITrt
Lelaki itu segera membereskan barang-barangnya, dia melirik selai di tangannya yang sudah menuju pukul dua siang. Dia menatap sekilas Erin yang masih berdiri menundukkan kepalanya. 296Please respect copyright.PENANAiqa2CvVjmt
"Ingat kamu! Revisi ini dengan lebih baik lagi, cari berbagai sumber, dan saya akan menilainya kembali minggu depan!" 296Please respect copyright.PENANAA5rPPBWSwk
Candra lekas berbalik pergi, meninggalkan kelas itu yang seketika menjadi rame. Banyak sekali anak yang mengejek perilaku Candra—dosen mereka yang begitu tegas dan gampang marah. 296Please respect copyright.PENANAhI4dmB2o7x
"Sabar ya, Rin. Gue juga kena amuk tadi, santai ajalah. Wong masih bisa direvisi," tutur Ocha memasang bahu Erin yang masih diam di tempat. 296Please respect copyright.PENANATYGl19fyDr
Erin tak menanggapi, dia hanya menatap sekilas Ocha beranjak pergi dari tempatnya. Gadis itu akan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menenangkan pikirannya. 296Please respect copyright.PENANAliARzjL7Bd
"Erin, lo mau kemana!?" Pertanyaan Ocah tidak dihiraukannya, sekarang yang Erin pikirkan hanyalah menenangkan dirinya yang kesal dan malu. 296Please respect copyright.PENANAKu6oD9Ko8J
Erin berjalan dengan cepat memasuki kamar mandi, dia segera mendekati westafel dan mencuci wajahnya berulang kali. Ditatapnya cermin besar yang berbentuk persegi panjang di hadapannya. 296Please respect copyright.PENANA5oO6eUq5EJ
"Kenapa?" Erin benar-benar merasakan sakit hati. Untuk pertama kalinya dia mendapat amukan dari dosennya sendiri, dia tidak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya.296Please respect copyright.PENANAEp4nVfiqO9
Semua pekerjaan yang dilakukannya pasti akan berhasil dengan maksimal. Tidak pernah pecah balau seperti ini. Dirinya bertanya-tanya: Kenapa bisa seperti ini? Apalagi Pak Candra belum menilainya selama satu menit. 296Please respect copyright.PENANAMRjgga9YxN
"Oke, Erin. Sekarang kamu harus lebih giat lagi, membungkam mulut Pak Candra itu dengan hasil penelitianmu yang luar biasa. Bagaimana pun caranya aku harus bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan nilai terbaik," ucap Erin bertekad dalam hatinya. 296Please respect copyright.PENANAh8zmP98b11
Erin merupakan anak yang baik dan cerdas, dia selalu mendapat banyak pujian dari guru-gurunya sejak menengah dasar. Dia tidak pernah dibentak oleh seorang guru sejak kecil, makanya ketika mendapat bentakan dan amukan dari Candra membuat Erin merenggut kesal dan malu. 296Please respect copyright.PENANAbjJGPJUBZE
Dirinya malu karena dimarahi habis-habisan oleh Candra di depan teman-temannya. Padahal Erin sudah bekerja keras untuk tugas akhir ini. Namun bukannya mendapat kepuasan dan nilai sempurna, Erin malah dimarahi oleh Candra dengan murkanya. 296Please respect copyright.PENANAElx86I1erp
Erin surga keluar dari kamar mandi, dia berniat untuk pergi ke perpustakaan sekarang. Erin bertekad untuk bekerja lebih keras lagi, dia tidak mau jika dirinya harus dimarahi oleh Candra untuk kedua kalinya. 296Please respect copyright.PENANATsR52hGLYc
Sepanjang perjalanan Erin melirik ponselnya yang tiba-tiba banyak sekali tumpukan percakapan. Dia memata-matai dengan malas ke arah ponselnya yang terus menerus berdering.296Please respect copyright.PENANAw9HGUBwiin
Erin berdecak kesal, dia segera mengangkat telfon dengan wajah yang ditekuk lesu. Erin sedang tidak mood bicara setelah mendapat amukan dari Candra—dosen di kampusnya. 296Please respect copyright.PENANAMnvvyf69ML
"Rin, lo kemana sih. Ini anak-anak ngajak main ke Cemart, kita nongki sekalian nonton film yang baru liris akhir-akhir ini," ujar Ocha di sebrang telfon menjelaskan pada Erin. 296Please respect copyright.PENANAlbGemp8DvP
"Gak mau! Kalian berangkat sendiri aja, gak perlu nunggu. Toh aku harus pergi ke perpustakaan lagi buat revisi penelitianku," tutur Erin membalas pertanyaan Ocha dengan ketus. 296Please respect copyright.PENANAOa084XgK86
Suara deheman serta helaan nafas terdengar oleh Erin. Dapat dipastikan jika Ocha berada di antara teman-temannya. 296Please respect copyright.PENANA49jkGIpC4W
"Mo nonton apa emangnya?" tanya Erin sedikit penasaran dengan film yang akan ditonton oleh teman-temannya nanti. 296Please respect copyright.PENANAY3KbD48PSj
"Film time travel. Udah deh lo ke sini buruan, anak-anak udah nunggu," ucap Ocha membuat Erin mendengkus kesal. Erin bertanya-tanya: kenapa teman-temannya masih bisa santai setelah dibantai oleh Pak Candra sebelumnya? Apa mereka tidak memikirkan tugas?296Please respect copyright.PENANA4WKDJIBoEt
"Damai banget hidup kamu, Cha. Kalian gak khawatir sama nilai tugas akhir kalian nanti? Kalau aku pribadi sih malah kepikiran, susah banget kalau harus santai di saat tugas akhir masih belum tuntas," balas Erin mencoba menakut-nakuti Ocha. 296Please respect copyright.PENANA2I0ZYRU0AN
Erin juga sebenarnya ingin ikut menonton, tapi amarah Candra masih terngiang-ngiang jelas di telinganya. Tidak mungkin jika dia asyik menonton sementara tugas akhir hanya diberi waktu selama satu minggu untuk merevisi. 296Please respect copyright.PENANAuGlKBFxPAY
“Nggak deh, kalian aja yang pergi, aku gak mau ikut, papay!” balas Erin menolak kemudian mematikan ponselnya. Gadis itu menatap ke luar jendela, dia tengah naik bus sekarang menuju keperpustakaan. 296Please respect copyright.PENANA04J2sJ3YM4
"Mungkin ini pilihan yang tepat," ucap Erin dalam hati. Sebenarnya dia ingin pergi bersama teman-temannya menonton film. Namun, mengingat amukan Candra membuatnya mengurungkan niat. 296Please respect copyright.PENANAGICNyNzlgU
Hingga ketika Erin sampai di depan perpustakaan, dia mendengkus kesal dan menarik nafas panjang. Pasalnya, perpustakaan tiba-tiba tutup, padahal Erin berencana untuk diam di perpustakaan sepanjang hari. 296Please respect copyright.PENANAsPUDPnIl5w
Suara dering telfon membuyarkan lamunan Erin, dengan cepat dia mengambil ponselnya di tas kemudian mengangkat telfonnya. 296Please respect copyright.PENANACNq5x3jYBr
"Apa!?" Erin menjawab telfon dari Ocha dengan mendengkus kesal. Dia benar-benar marah dan ingin melampiaskan kekesalannya ini pada seseorang. 296Please respect copyright.PENANAXT1ZPw2CRZ
"Lo dah sampe perpustakaan? Tadi gue dapet kabar dari Aldi kalau perpus tutup gak tau kenapa. Lo mau dateng ke sini nggak?" tanya Ocha kembali. 296Please respect copyright.PENANAFg7SIjdZ4A
Erin semakin tidak mood setelah mendengar penuturan dari Ocha. Pasalnya dia sudah jauh-jauh datang kemari tapi Ocha malah baru mengabarkannya sekarang. 296Please respect copyright.PENANAADx9bus98E
"Ya, aku ke sana sekarang, sampai jumpa nanti di sana," balas Erin dengan ketus kemudian menutup telfonnya secara sepihak. Dia benar-benar kesal dan ingin melampiaskan pada seseorang, tetapi melampiaskan pada Ocha bukanlah hal yang tepat. 296Please respect copyright.PENANAiy7mVE51sw
Pasalnya Ocha tidak bersalah dalam hal ini, Erin terlalu keras kepala pada dirinya sendiri. Perlahan Erin berpikir jika ucapan Ocha tempo hari benar, dirinya harus lebih santai saat mengerjakan tugas kuliah. 296Please respect copyright.PENANA8qR4XAnwzz
296Please respect copyright.PENANA1YAQx3qvJm