
477Please respect copyright.PENANARWH1um0o5h
Dex, seorang remaja 15 tahun, menjalani hidup yang kelam. Setiap hari di sekolah, ia menjadi target para pembully yang menghancurkan kepercayaan dirinya. Puncaknya terjadi ketika para pembully Menghina Dex Bahwa Dia Anak Yatim Bersama Adiknya Dan Ibunya pasti Menyesal telah melahirkan 2 anak Haram
Perkataan itu pun membuat Dex Marah Dan ingin memukul Si pembully itu tetapi Dengan menatap mata si pembully Dex merasa Takut dan ingat perkataan Si pembully
477Please respect copyright.PENANA8Rh2JDKTzD
Dengan amarah yang membara, Dex pulang dari Sekolah. Di rumah kontrakannya yang sempit, ia mendapati adiknya yang baru berusia 10 tahun, Alin, kelaparan. Demi Alin, Dex berjanji akan melindunginya, meski dunia terus menimpakan beban berat di pundaknya.
477Please respect copyright.PENANAU6rc7ELop0
"Alin, tunggu di sini. Kakak akan beli makanan," ucap Dex, mencoba tersenyum meski hatinya penuh luka.
477Please respect copyright.PENANA4fHMdRUPib
Dalam perjalanan pulang dari toko, Dex mendengar suara wanita berteriak minta tolong. Suara itu datang dari sebuah gang gelap. Dengan rasa penasaran dan keberanian yang tak biasa, Dex berlari menuju sumber suara.
477Please respect copyright.PENANApDjZlpw7JX
Di sana, ia mendapati sosok mengerikan—seekor monster setinggi tiga meter dengan tubuh yang dipenuhi duri tajam, mata merah menyala, dan cakar yang meneteskan darah. Wanita itu terpojok di dinding, gemetar ketakutan.
477Please respect copyright.PENANAmod6Yp4ikR
Tanpa berpikir panjang, Dex mengambil tongkat kayu di dekatnya dan menghantamkan tongkat itu ke tubuh monster. Tapi serangan itu sia-sia—monster itu bahkan tidak bergerak sedikit pun.
477Please respect copyright.PENANAC2ckXerxSf
"Pergi dari sini!" teriak Dex kepada wanita itu. Wanita itu melarikan diri, meninggalkan Dex yang kini menjadi satu-satunya sasaran monster tersebut.
477Please respect copyright.PENANAyqqKwSwTgd
Dex berlari sekuat tenaga, menuju lokasi konstruksi yang terbengkalai. Ia bersembunyi di balik tumpukan beton, tetapi monster dengan penciumannya yang tajam menemukannya dengan mudah. Cakar monster itu mencengkeram tubuh Dex, mengangkatnya tinggi ke udara.
477Please respect copyright.PENANAwrBsJDYZoP
"Aku akan mati...," pikir Dex dalam hati. Namun dalam kegelapan kesadarannya, muncul wajah adiknya yang kelaparan.
477Please respect copyright.PENANAU5SVijPhnY
"Tidak! Aku tidak bisa mati! Aku harus melindungi keluargaku!" jerit Dex dalam pikirannya.
ns160.79.110.188da2