
533Please respect copyright.PENANAR3mvGDP0ly
Dex, seorang remaja 15 tahun, menjalani hidup yang kelam. Setiap hari di sekolah, ia menjadi target para pembully yang menghancurkan kepercayaan dirinya. Puncaknya terjadi ketika para pembully Menghina Dex Bahwa Dia Anak Yatim Bersama Adiknya Dan Ibunya pasti Menyesal telah melahirkan 2 anak Haram
Perkataan itu pun membuat Dex Marah Dan ingin memukul Si pembully itu tetapi Dengan menatap mata si pembully Dex merasa Takut dan ingat perkataan Si pembully
533Please respect copyright.PENANAolhohTNOQ8
Dengan amarah yang membara, Dex pulang dari Sekolah. Di rumah kontrakannya yang sempit, ia mendapati adiknya yang baru berusia 10 tahun, Alin, kelaparan. Demi Alin, Dex berjanji akan melindunginya, meski dunia terus menimpakan beban berat di pundaknya.
533Please respect copyright.PENANAi13r3b7JpF
"Alin, tunggu di sini. Kakak akan beli makanan," ucap Dex, mencoba tersenyum meski hatinya penuh luka.
533Please respect copyright.PENANA9dQ9iTXJfO
Dalam perjalanan pulang dari toko, Dex mendengar suara wanita berteriak minta tolong. Suara itu datang dari sebuah gang gelap. Dengan rasa penasaran dan keberanian yang tak biasa, Dex berlari menuju sumber suara.
533Please respect copyright.PENANAa9LdwfpZpl
Di sana, ia mendapati sosok mengerikan—seekor monster setinggi tiga meter dengan tubuh yang dipenuhi duri tajam, mata merah menyala, dan cakar yang meneteskan darah. Wanita itu terpojok di dinding, gemetar ketakutan.
533Please respect copyright.PENANAJjNtyVxAef
Tanpa berpikir panjang, Dex mengambil tongkat kayu di dekatnya dan menghantamkan tongkat itu ke tubuh monster. Tapi serangan itu sia-sia—monster itu bahkan tidak bergerak sedikit pun.
533Please respect copyright.PENANAT6kET4U3aI
"Pergi dari sini!" teriak Dex kepada wanita itu. Wanita itu melarikan diri, meninggalkan Dex yang kini menjadi satu-satunya sasaran monster tersebut.
533Please respect copyright.PENANAEKQ6RcYFc9
Dex berlari sekuat tenaga, menuju lokasi konstruksi yang terbengkalai. Ia bersembunyi di balik tumpukan beton, tetapi monster dengan penciumannya yang tajam menemukannya dengan mudah. Cakar monster itu mencengkeram tubuh Dex, mengangkatnya tinggi ke udara.
533Please respect copyright.PENANAn66D5fa5KK
"Aku akan mati...," pikir Dex dalam hati. Namun dalam kegelapan kesadarannya, muncul wajah adiknya yang kelaparan.
533Please respect copyright.PENANAOIqD71e4Oy
"Tidak! Aku tidak bisa mati! Aku harus melindungi keluargaku!" jerit Dex dalam pikirannya.
ns216.73.216.6da2