Saat bel pulang sekolah berbunyi.
Aisyah masih memandang ponselnya dengan gemetar pesan dari Arjun terpampang jelas:
[Arjun]. "Aku tunggu di depan sekolah. Aku mau ajak kamu muter-muter… atau makan malam. Jangan bilang tidak 😉"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyry1kg0wRV
Jarinya mengetik balasan, menghapus, mengetik lagi.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5U08q4Qk75
[Aisyah]. "Aduh, gimana ya…"(Tapi tidak menolak)
[Aisyah]. "Kita cuma jalan-jalan ya?" (Bukan permintaan, tapi pembenaran untuk dirinya sendiri).
[Arjun]. "Iyaa, nanti tunggu aku didepan".
[Aisyah]. "Tapi tunggu sekolah sepi ya".
[Arjun]. "Oke..".
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXVQlsW6SS
SIngkat cerita sekolah pun sudah sepi dan sudah mulai sangat sore.
Arjun datang setelah mendapatkan kabar dari Aisyah
Kedatangan Arjun langsung disambut Aisyah, dengan langsung naik ke jok motor Arjun.
Arjun dengan santai membawa motornya melintasi jalan-jalan sepi, jauh dari keramaian.
Aisyah tahu ini berbahaya, tapi detak jantungnya justru semakin kencang.
"Kamu masih penasaran, kan?" Arjun tiba-tiba bertanya, suaranya serak.
"Masukkan tanganmu ke kantong jaketku."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzrzVf5xmx
Aisyah nurut saja lalu tersentak, pipinya memerah.
"A-Apa? Tidak! Kamu gila ya?".
(Tapi tangannya tidak menarik diri dari kantong jaket Arjun).
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxiQZbLRSu
Arjun tersenyum, lalu dengan sengaja mengarahkan motornya ke jalan yang lebih sepi. "Aku tahu kamu mau… Kantong jaketku ada lubangnya. Bagaimana?."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxWPTUbFjb
Eksplorasi Nakal di Atas Motor
Dengan napas tergesa, Aisyah pelan-pelan memasukkan tangannya ke kantong jaket Arjun.
Dan langsung merasakan panas.
Lembut.
Besar.
Panjang.
Berkulit.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtFKvv3GQe
"Aah apa ini…" desisnya, tapi jari-jarinya sudah mulai mengeksplorasi bentuk itu, merasakan setiap lekukannya yang berbeda dari suaminya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21LVfU09iQ
Arjun menggeram pelan, motor sedikit oleng saat Aisyah tanpa sadar meremas kontol berkulup milik arjun dibalik jaket berlubang itu.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmCmtUIpK4N
"Senyaman itu, ya?" goda Arjun, sengaja memperlambat laju motor.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY79CkLtFiz
Aisyah tidak menjawab, tapi tangannya semakin berani.
Memelintir.
Mengusap.
Bahkan menekan saat motor melewati lubang.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUS0nsV2Xq
Dia tahu ini salah.
Tapi kenikmatannya dan penasaran terlalu besar untuk dihentikan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVbRKZOmW9
Sampai di Persimpangan
Ketika motor akhirnya berhenti di tepi jalan, Aisyah baru menyadari betapa jauh mereka sudah melangkah.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmUr2tEWfyW
"Jadi… gimana? Sesuai ekspektasi?" tanya Arjun, matanya gelap oleh nafsu yang sama.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6s150W1L4Z
Aisyah cepat menarik tangannya, tapi senyum kecil di bibirnya menjawab segalanya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPoLBfnZbqj
Motor kembali melaju, tetapi kali ini Aisyah tidak lagi berpura-pura ragu. Tangannya masuk kembali masih bersarang di kantong jaket Arjun, jari-jarinya basah oleh sesuatu yang hangat dan lengket.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSW3IVHwHRu
"Apa ini…?" Aisyah berbisik gemetar, merasakan cairan asing di ujung jarinya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrIlRSh7QXx
Arjun tersenyum puas, motornya berjalan dengan pelan.
"Cium baunya… lalu rasakan, jilatin sya," bisiknya, suara serak penuh tantangan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKql9hbB2nc
Aisyah menggigit bibir, jantung berdebar kencang.
"Ini gila…"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuGSLl0snW
Tapi penasarannya lebih kuat.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2dIRiSi6NU
Dengan mata setengah tertutup, ia mengangkat jarinya perlahan takut lelehan itu tersapu kantong Arjun.
Ia mulai mencoba menghirup aroma lendir dari kontol berkulup itu dengan bau busuk yang tajam dan asing…
Lalu, dengan sadar, lidahnya menyentuh ujung jarinya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKzL5xIrLr
Asin.
Hangat
Membuat perutnya bergetar aneh.
Namun dengan rasa penasaran menghapus rasa jijik itu.
Ia saja tidak mau saat sang suami yang pernah memintanya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrU9tcctZtr
"Kamu suka, ya?" goda Arjun, matanya menyala seperti predator.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZIS1UacibS
Aisyah tidak menjawab, tapi tubuhnya bicara lebih jujur.
Payudaranya menekan lebih erat ke punggung Arjun.
Tanpa banyak bicara tangannya kembali menyelip masuk ke kantong jaket.
Bahkan kali ini, jemarinya sengaja mencari sisa-sisa cairan tadi.
Dan lebih intensif dan liar.
Arjun tertawa rendah, lalu tiba-tiba menambah kecepatan.
"Aku lapar… Ayo makan di tempat favoritku."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QwaMVL4dM
Restoran India
Restoran kecil dengan lampu temaram dan aroma rempah yang mengigit menjadi saksi bisu langkah berikutnya mereka.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5l6rI5t52G
"Ini… terlalu berisiko," batin Aisyah, ia takut ketahuan oleh seseorang yang mengenalnya tapi dia tetap duduk dan memilih di booth terpencil yang Arjun pilih, kaki mereka bersentuhan di bawah meja.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5pxbYjS8e
Arjun memesan makanan pedas dan dua gelas lassi satu dengan campuran khusus yang membuat Aisyah merasa pusing dan… semakin berani.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjeVU3rv39
"Kamu belum jawab tadi," bisik Arjun sambil kakinya bergesekan dengan paha Aisyah.
"Kamu suka rasanya?"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjGaKmWBZe
Aisyah menunduk, tapi senyum kecilnya menjawab segalanya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5TaSNTiq6
"Kalau suka yang sedikit…nanti aku kasih yang lebih banyak." Ucap Arjun.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkRPTGElI0i
"Dosa yang paling manis selalu dimulai dengan… 'Aku cuma penasaran'."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1bzxpEL7Xd
Ketika sedang makan perut Aisyah mendadak melilit dan Aisyah bergegas menuju toilet tanpa sempat memerhatikan tanda pintu. Begitu dorong pintu—
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMd0WHD4Mcb
"Eeh maaf, maaf—!"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZf3TJtZIxe
Di hadapannya, tiga pria India sedang berdiri di urinoir, "kontol" mereka masih terpampang di genggaman masing-masing.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwYoPqdiPQf
Semuanya tidak bersunat.
Besar.
Dengan bentuk yang berbeda, tapi sama-sama ada kulup.
Ya karena itu adalah restoran india. Mayoritas juga yang kesana juga mereka yang berdarah India.
Mereka terbelalak, tapi tidak berusaha menutupi diri justru mata mereka menyapu tubuh Aisyah dari jilbab hingga ujung jari, seperti predator yang menemukan mangsa tak terduga.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CPbkc5SWn
Aisyah sempat terpaku pipinya membara, tapi matanya tidak bisa berpaling.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmj8mEBYgBF
Ini aneh...
Tapi kenapa…
Kenapa aku tidak bisa menutup mata?
3 detik.
3 detik yang terasa seperti 3 jam.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfnOnSfhKbC
Baru kemudian refleksnya kembali, dan ia berbalik, hampir tersandung rok panjangnya sendiri saat keluar.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7kEHA68McP
Di Toilet Perempuan.
Fantasi nyayang Meledak
Di balik pintu toilet, Aisyah jongkok di kloset dengan napas tersengal tangan gemetar membersihkan diri.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHMCFnCCD1C
Tapi sentuhan tangan di selangkangannya tiba-tiba terasa… berbeda.
Seperti ada bayangan pria-pria tadi mengelilinginya, dengan fantasi kontol-kontol berkulup itu mengarah padanya—
"Tidak—!"
Tapi tangannya sudah bergerak sendiri, menekan klitorisnya melalui kain celana dalam , membayangkan mereka semua menyentuhnya sekaligus.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdHsRXEdY91
"Aaah…" desisannya pendek, tubuhnya melengkung.
Ketika kembali ke meja, pipinya masih merah, tapi matanya berbinar licik.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqpQxO8RoOZ
"Kamu baik-baik saja?" tanya Arjun, senyumnya tahu segalanya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7YKR2f83Q
Aisyah mengangguk meminum lassinya dalam sekali teguk.
Aisyah tidak menyangkal, tangan kanannya memegang gelas, tangan kiri… perlahan meraba pahanya sendiri di balik meja.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5Smc46uEC
---
Setelah keluar dari restoran.
Udara malam terasa lebih panas dari seharusnya.
Aisyah duduk di belakang motor Arjun, tangannya kini dengan percaya diri melingkari pinggangnya, dan merapatkan tubuhnya tanpa perlu alasan "jalan rusak" lagi untuk merasakannya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTk7f6MOo7
Arjun tiba-tiba membelokkan motornya ke sebuah jalan kecil yang gelap.
Jauh dari keramaian, dan berhenti di bawah pohon rindang yang nyaris tak tertembus cahaya bulan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpTC8giaeL
"Kenapa berhenti?" tanya Aisyah, suaranya bergetar—tapi bukan karena takut.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5ScrlwCOB
Arjun mematikan mesin motornya, lalu berbalik menghadap Aisyah matanya berkilau dalam kegelapan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07Zzl45TEM
Aisyah menelan ludah dadanya naik turun cepat.
Aku… tidak seharusnya—"*L
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxsWcc0FFR1
"Tapi kamu ingin," Arjun memotong
jari-jarinya tanganya sekarang sudah bergerak dibalik luar baju Aisyah.
Meremas payudaranya yang selalu menekan punggungnya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoHQDsSpvXA
Di Pinggir Jalan yang Sepi
Aisyah tidak mendorongnya pergi.
Sebaliknya, tangannya meraih celana Arjun, meremasnya kontol Arjun dibalik celananya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUxInYheMRC
"Kamu jahat…" desisnya, tapi bibirnya sudah terbuka siap menerima ciuman pertama yang akan menghancurkan sisa kesuciannya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqL8rdbbRB
Dan Arjun tidak mengecewakannya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5q1gWSXeih
Bibir mereka bertemu dalam panas.
Lidah Arjun langsung menyerbu seperti dia sudah hafal setiap sudut mulut Aisyah.
Tangannya menyelinap masuk meremas payudara Aisyah di balik jilbab dan beha, merasakan putingnya yang sudah mengeras.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡioNQMicqBH
Aisyah mengeluh pelan tubuhnya melengkung ke depan merasa celana dalamnya semakin basah.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡorFPNW47PM
"Kamu suka rasanya, kan?" Arjun bergumam di antara ciuman, satu tangan nya sudah menyelusup ke dalam celana dalam Aisyah.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh6AjsGJLqx
"Aku—ah!—ini tidak boleh—"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMVWK4nLoy
"Tapi kamu mau," Arjun mengingatkannya lagi, jari tengahnya tiba-tiba menyelip masuk ke dalam memek Aisyah, membuatnya menjerit kecil.
Di tengah desahan dan raungan kecil mereka, ponsel Aisyah tiba-tiba berdering.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBs6nke11uS
Itu Rania.
Seperti ember air yang tumpah ke atas kepala Aisyah mengingatkannya pada realitas.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDpLi3cxrBw
"Tunggu—" Aisyah menarik diri, tangan gemetar menggapai ponsel.
ia melirik jam sudah pukul 8 malam dan ia belum pulang, tentu saja Rania yang satu kos dengannya merasa kehilangan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJksbCPUEj
Tapi Arjun langsung menahan pergelangannya, matanya menyala api birahi.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDiHwzVFkoo
"Biarkan saja," bisiknya, mulutnya kembali mengejar leher Aisyah.
"Malam ini… kamu milikku."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4LWFfS8cwD
---
Dalam kegelapan jalan sepi itu.
Aisyah di suruh berlutut di atas aspal dingin, matanya terpaku pada kemaluan Arjun yang tersembul dibalik celana Arjun.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEf97dpe80h
Ketika celana itu dibuka.
Kontol Arjun yang sudah mengeras itu menampar hidung dan kening Aisyah.
Kini terpampang di depan wajahnya.
Besar.
Tidak bersunat.
Berdiri dengan angkuh.
Dan jelas saja bau kulup itu mulai masuk ke hidung Aisyah.
Didepannya kini hal yang kemarin ia pertanyakan seakan memberikan gambaran yang sangat jelas.
Kontol berkulup milik Arjun, melintang keatas segaris menempel dengan hidung nya
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzO5zhlruWi
Arjun membelai jilbab Aisyah dengan lembut, seolah menghormati simbol kesucian yang justru akan dinodainya malam ini.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloAA5uVTlh
"Buka mulutmu…" bisiknya.
Jari telunjuknya menyentuh bibir Aisyah yang gemetar.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWnC8n9G9q
Aisyah menatapnya sebentar dengan konflik batin yang sudah terlambat.
Lalu, dengan kepasrahan, ia menjulurkan lidahnya—
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡamH54TOXQe
"Nngh—!" erang Aisyah.
Ketika ujung kulup Arjun yang sudah mengkilat oleh hasrat menyentuh lidahnya, mengoleskan cairan asing yang asin dan anyir.
Beberapa tetes bahkan menempel di pipi dan hidungnya seperti stempel yang tak terhapuskan.
Arjun menampar lembut wajah Aisyah dengan kontol berkulupnya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xgCHmdvJx
Arjun menggeram puas tangan nya mencengkeram jilbab Aisyah sambil pelan-pelan menggeser tubuhnya maju-mundur menggosokkan kemaluannya ke seluruh wajah Aisyah.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMA8n44LBpr
"Kamu cantik seperti ini…" desisnya, memandangi wanita berjilbab yang kini bersimpuh di hadapannya wajahnya belepotan lendir lengket.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLLIYb7Ecf
Aisyah tidak melawan.
Tubuhnya gemetar tapi mulutnya tetap terbuka lidahnya sesekali menyentuh kulit kulup yang menggesek wajahnya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ylcc4fM8e
**
POV Aisyah: "Antara Jijik dan Keterpesonaan"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSePz1VBGmq
Bau kontol berkulup itu menusuk hidungku sebelum aku sempat mempersiapkan diri.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUzPhOzywG
Saat Arjun mengarahkan ujung kulupnya yang belum bersunat ke lubang hidungku, bau anyir bercampur keringat dan sesuatu yang busuk, bau kulup yang tidak pernah dicuci dengan benar memenuhi rongga hidungku.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmz2VmCsTLT
Aku ingin muntah, tapi air liurku justru menetes.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLaBI4GqZCH
Mataku fokus pada ujung kulupnya.
Daki-daki putih kecil menempel di sana.
Kotor.
Menjijikkan.
Tapi...
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9VUVLPTH0R
"Jilat," perintah Arjun, tangannya mencengkeram jilbabku erat-erat.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLQvhK4yoPO
Aku menutup mata, tapi lidahku sudah menjulur sendiri—
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVNMfrARxN6
Rasanya asin, pahit, dengan tekstur lemak yang lengket.
Aku membersihkan daki itu dengan ujung lidah, merasakan setiap lekukan kulit kulupnya yang berkerut.
Perutku mual, tapi di antara rasa jijik itu, ada kepuasan aneh.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡraQEXcfCS6
"Aku sedang melakukan sesuatu yang terlarang."
Menghisap kontol berkulupnya dengan mulutku.
"Aku sedang merendahkan diriku."
"Dan... aku menyukainya."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCne4v7V5At
Arjun menggeram puas.
"Kamu ternyata suci hanya di luarnya saja."
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrzgd6yb2W
Aku tidak membantah.
Karena di dalam gelap ini, dengan bau busuk kemaluannya yang masih menempel di wajahku...
Aku merasa lebih jujur.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgyW3HCBPGj
Mulutku terbuka lebar, tapi hanya sepertiga dari kontol Arjun yang bisa masuk terlalu besar, terlalu dalam.
Aku tersedak, air mataku mengalir, tapi Arjun malah mendorong kontolnya ke kepalaku lebih dalam, tangannya mencekik tenggorokanku dari luar, dan kontolnya penuh didalam mulut dan kerongkonganku dengan setiap dorongan pinggulnya.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJLq2kIquQ
Lalu, tiba-tiba—
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSgFIVGObax
"Agh—!"
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0XF1sLFaa
Dia menarik keluar kontol berkulupnya itu, dan cairan spermanya menyembur deras ke wajahku mengotori pipi, hidung, bahkan jilbab ku yang sekarang bernoda putih kotor.
Aku terkesiap tangan gemetar mengelap wajah dengan jilbabku, tapi bau anyirnya menempel kuat.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3mHkuu1s55
Arjun tersenyum puas, matanya memandangiku seperti barang rampasan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1sp52eEu8x
"Sekarang kamu benar-benar milikku," bisiknya, ujung kontol berkulupnya mengusap bekas cairan spermanya di daguku.
Bukan semakin kering justru semakin membasahinya.
Di perjalanan pulang, pelukanku semakin erat.
Sambil meraba kontolnya.
Payudaraku yang bulat besar menekan punggungnya dengan sengaja seolah tubuhku sudah berbicara bahasa yang berbeda bahasa pengkhianatan.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLcaHpA2lb
Sampai di depan kost, Arjun tidak langsung pergi.
Tangannya meraih pundakku, menarikku mendekat sekali lagi.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmU3efF5KsJ
"Besok," bisiknya, "aku mau lebih dalam."
Sambil menjilati pipiku.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhuVc9boD8Q
Aku hanya mengangguk lidahku menyentuh sisa sperma yang masih menempel rasanya di sudut bibir.
448Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtct0eWNL1Z
---
"Aku pulang dengan bau pria lain di jilbabku…
Dan bau itu berasal dari Kontol Berkulup.
Untuk pertama kalinya, aku tidak ingin mandi."
-
ns3.144.24.152da2
