Saat bel pulang sekolah berbunyi.
Aisyah masih memandang ponselnya dengan gemetar pesan dari Arjun terpampang jelas:
[Arjun]. "Aku tunggu di depan sekolah. Aku mau ajak kamu muter-muter… atau makan malam. Jangan bilang tidak 😉"
426Please respect copyright.PENANAWUoB2V4Ahz
Jarinya mengetik balasan, menghapus, mengetik lagi.
426Please respect copyright.PENANAmqo81ysvpm
[Aisyah]. "Aduh, gimana ya…"(Tapi tidak menolak)
[Aisyah]. "Kita cuma jalan-jalan ya?" (Bukan permintaan, tapi pembenaran untuk dirinya sendiri).
[Arjun]. "Iyaa, nanti tunggu aku didepan".
[Aisyah]. "Tapi tunggu sekolah sepi ya".
[Arjun]. "Oke..".
426Please respect copyright.PENANA8YhosTTc1p
SIngkat cerita sekolah pun sudah sepi dan sudah mulai sangat sore.
Arjun datang setelah mendapatkan kabar dari Aisyah
Kedatangan Arjun langsung disambut Aisyah, dengan langsung naik ke jok motor Arjun.
Arjun dengan santai membawa motornya melintasi jalan-jalan sepi, jauh dari keramaian.
Aisyah tahu ini berbahaya, tapi detak jantungnya justru semakin kencang.
"Kamu masih penasaran, kan?" Arjun tiba-tiba bertanya, suaranya serak.
"Masukkan tanganmu ke kantong jaketku."
426Please respect copyright.PENANAuToZaeEWL1
Aisyah nurut saja lalu tersentak, pipinya memerah.
"A-Apa? Tidak! Kamu gila ya?".
(Tapi tangannya tidak menarik diri dari kantong jaket Arjun).
426Please respect copyright.PENANALnipXrG1OM
Arjun tersenyum, lalu dengan sengaja mengarahkan motornya ke jalan yang lebih sepi. "Aku tahu kamu mau… Kantong jaketku ada lubangnya. Bagaimana?."
426Please respect copyright.PENANAueEqzwKgsO
Eksplorasi Nakal di Atas Motor
Dengan napas tergesa, Aisyah pelan-pelan memasukkan tangannya ke kantong jaket Arjun.
Dan langsung merasakan panas.
Lembut.
Besar.
Panjang.
Berkulit.
426Please respect copyright.PENANAqJ9AehKxXz
"Aah apa ini…" desisnya, tapi jari-jarinya sudah mulai mengeksplorasi bentuk itu, merasakan setiap lekukannya yang berbeda dari suaminya.
426Please respect copyright.PENANAI1rsvUL7ke
Arjun menggeram pelan, motor sedikit oleng saat Aisyah tanpa sadar meremas kontol berkulup milik arjun dibalik jaket berlubang itu.
426Please respect copyright.PENANABimfLGeSaM
"Senyaman itu, ya?" goda Arjun, sengaja memperlambat laju motor.
426Please respect copyright.PENANAyY8HRttNG5
Aisyah tidak menjawab, tapi tangannya semakin berani.
Memelintir.
Mengusap.
Bahkan menekan saat motor melewati lubang.
426Please respect copyright.PENANAsanM82ysOK
Dia tahu ini salah.
Tapi kenikmatannya dan penasaran terlalu besar untuk dihentikan.
426Please respect copyright.PENANAMYgaFveaTX
Sampai di Persimpangan
Ketika motor akhirnya berhenti di tepi jalan, Aisyah baru menyadari betapa jauh mereka sudah melangkah.
426Please respect copyright.PENANAsa7wwHhbuv
"Jadi… gimana? Sesuai ekspektasi?" tanya Arjun, matanya gelap oleh nafsu yang sama.
426Please respect copyright.PENANACbuvJyjdve
Aisyah cepat menarik tangannya, tapi senyum kecil di bibirnya menjawab segalanya.
426Please respect copyright.PENANAjpp0KE9VVV
Motor kembali melaju, tetapi kali ini Aisyah tidak lagi berpura-pura ragu. Tangannya masuk kembali masih bersarang di kantong jaket Arjun, jari-jarinya basah oleh sesuatu yang hangat dan lengket.
426Please respect copyright.PENANAs1z6yz8Otu
"Apa ini…?" Aisyah berbisik gemetar, merasakan cairan asing di ujung jarinya.
426Please respect copyright.PENANAy3Ae0Qd6xm
Arjun tersenyum puas, motornya berjalan dengan pelan.
"Cium baunya… lalu rasakan, jilatin sya," bisiknya, suara serak penuh tantangan.
426Please respect copyright.PENANAR5G3UwET6J
Aisyah menggigit bibir, jantung berdebar kencang.
"Ini gila…"
426Please respect copyright.PENANAHMNnK7MM96
Tapi penasarannya lebih kuat.
426Please respect copyright.PENANAPbWk97691u
Dengan mata setengah tertutup, ia mengangkat jarinya perlahan takut lelehan itu tersapu kantong Arjun.
Ia mulai mencoba menghirup aroma lendir dari kontol berkulup itu dengan bau busuk yang tajam dan asing…
Lalu, dengan sadar, lidahnya menyentuh ujung jarinya.
426Please respect copyright.PENANAV1UGqCVyNG
Asin.
Hangat
Membuat perutnya bergetar aneh.
Namun dengan rasa penasaran menghapus rasa jijik itu.
Ia saja tidak mau saat sang suami yang pernah memintanya.
426Please respect copyright.PENANA7mFW8ensmm
"Kamu suka, ya?" goda Arjun, matanya menyala seperti predator.
426Please respect copyright.PENANA3UY4xn2rwa
Aisyah tidak menjawab, tapi tubuhnya bicara lebih jujur.
Payudaranya menekan lebih erat ke punggung Arjun.
Tanpa banyak bicara tangannya kembali menyelip masuk ke kantong jaket.
Bahkan kali ini, jemarinya sengaja mencari sisa-sisa cairan tadi.
Dan lebih intensif dan liar.
Arjun tertawa rendah, lalu tiba-tiba menambah kecepatan.
"Aku lapar… Ayo makan di tempat favoritku."
426Please respect copyright.PENANANvjYqP2suh
Restoran India
Restoran kecil dengan lampu temaram dan aroma rempah yang mengigit menjadi saksi bisu langkah berikutnya mereka.
426Please respect copyright.PENANAXIq0jdFsHX
"Ini… terlalu berisiko," batin Aisyah, ia takut ketahuan oleh seseorang yang mengenalnya tapi dia tetap duduk dan memilih di booth terpencil yang Arjun pilih, kaki mereka bersentuhan di bawah meja.
426Please respect copyright.PENANAsqyBcQUeWV
Arjun memesan makanan pedas dan dua gelas lassi satu dengan campuran khusus yang membuat Aisyah merasa pusing dan… semakin berani.
426Please respect copyright.PENANAcwhw1to9vj
"Kamu belum jawab tadi," bisik Arjun sambil kakinya bergesekan dengan paha Aisyah.
"Kamu suka rasanya?"
426Please respect copyright.PENANA6NKxDuIadE
Aisyah menunduk, tapi senyum kecilnya menjawab segalanya.
426Please respect copyright.PENANAhWGO3OPaND
"Kalau suka yang sedikit…nanti aku kasih yang lebih banyak." Ucap Arjun.
426Please respect copyright.PENANA6grkqmzp3N
"Dosa yang paling manis selalu dimulai dengan… 'Aku cuma penasaran'."
426Please respect copyright.PENANAcSsczvQnfP
Ketika sedang makan perut Aisyah mendadak melilit dan Aisyah bergegas menuju toilet tanpa sempat memerhatikan tanda pintu. Begitu dorong pintu—
426Please respect copyright.PENANAaXndKlpEm2
"Eeh maaf, maaf—!"
426Please respect copyright.PENANA1DAeVPerhn
Di hadapannya, tiga pria India sedang berdiri di urinoir, "kontol" mereka masih terpampang di genggaman masing-masing.
426Please respect copyright.PENANAgUNbhZDeIk
Semuanya tidak bersunat.
Besar.
Dengan bentuk yang berbeda, tapi sama-sama ada kulup.
Ya karena itu adalah restoran india. Mayoritas juga yang kesana juga mereka yang berdarah India.
Mereka terbelalak, tapi tidak berusaha menutupi diri justru mata mereka menyapu tubuh Aisyah dari jilbab hingga ujung jari, seperti predator yang menemukan mangsa tak terduga.
426Please respect copyright.PENANABTACTkxUfr
Aisyah sempat terpaku pipinya membara, tapi matanya tidak bisa berpaling.
426Please respect copyright.PENANA8vmR44XkqZ
Ini aneh...
Tapi kenapa…
Kenapa aku tidak bisa menutup mata?
3 detik.
3 detik yang terasa seperti 3 jam.
426Please respect copyright.PENANA9BxyXfJ6c4
Baru kemudian refleksnya kembali, dan ia berbalik, hampir tersandung rok panjangnya sendiri saat keluar.
426Please respect copyright.PENANAWW8rFjJDoS
Di Toilet Perempuan.
Fantasi nyayang Meledak
Di balik pintu toilet, Aisyah jongkok di kloset dengan napas tersengal tangan gemetar membersihkan diri.
426Please respect copyright.PENANAwvAENRccpV
Tapi sentuhan tangan di selangkangannya tiba-tiba terasa… berbeda.
Seperti ada bayangan pria-pria tadi mengelilinginya, dengan fantasi kontol-kontol berkulup itu mengarah padanya—
"Tidak—!"
Tapi tangannya sudah bergerak sendiri, menekan klitorisnya melalui kain celana dalam , membayangkan mereka semua menyentuhnya sekaligus.
426Please respect copyright.PENANAY5AdCgAeuh
"Aaah…" desisannya pendek, tubuhnya melengkung.
Ketika kembali ke meja, pipinya masih merah, tapi matanya berbinar licik.
426Please respect copyright.PENANA9SIFexZ6K2
"Kamu baik-baik saja?" tanya Arjun, senyumnya tahu segalanya.
426Please respect copyright.PENANAIdf4Trf8be
Aisyah mengangguk meminum lassinya dalam sekali teguk.
Aisyah tidak menyangkal, tangan kanannya memegang gelas, tangan kiri… perlahan meraba pahanya sendiri di balik meja.
426Please respect copyright.PENANA3r9a7Hf7B2
---
Setelah keluar dari restoran.
Udara malam terasa lebih panas dari seharusnya.
Aisyah duduk di belakang motor Arjun, tangannya kini dengan percaya diri melingkari pinggangnya, dan merapatkan tubuhnya tanpa perlu alasan "jalan rusak" lagi untuk merasakannya.
426Please respect copyright.PENANAFKkzvB0twp
Arjun tiba-tiba membelokkan motornya ke sebuah jalan kecil yang gelap.
Jauh dari keramaian, dan berhenti di bawah pohon rindang yang nyaris tak tertembus cahaya bulan.
426Please respect copyright.PENANAWhI5Q0JAGn
"Kenapa berhenti?" tanya Aisyah, suaranya bergetar—tapi bukan karena takut.
426Please respect copyright.PENANAI4frMNLRng
Arjun mematikan mesin motornya, lalu berbalik menghadap Aisyah matanya berkilau dalam kegelapan.
426Please respect copyright.PENANAHZmuDJwfww
Aisyah menelan ludah dadanya naik turun cepat.
Aku… tidak seharusnya—"*L
426Please respect copyright.PENANAKLTV4d8zQ8
"Tapi kamu ingin," Arjun memotong
jari-jarinya tanganya sekarang sudah bergerak dibalik luar baju Aisyah.
Meremas payudaranya yang selalu menekan punggungnya.
426Please respect copyright.PENANAEuqwOxnlF7
Di Pinggir Jalan yang Sepi
Aisyah tidak mendorongnya pergi.
Sebaliknya, tangannya meraih celana Arjun, meremasnya kontol Arjun dibalik celananya.
426Please respect copyright.PENANA77RrGUtKZW
"Kamu jahat…" desisnya, tapi bibirnya sudah terbuka siap menerima ciuman pertama yang akan menghancurkan sisa kesuciannya.
426Please respect copyright.PENANAdeEFNoXTLM
Dan Arjun tidak mengecewakannya.
426Please respect copyright.PENANA1uwsEdkcJu
Bibir mereka bertemu dalam panas.
Lidah Arjun langsung menyerbu seperti dia sudah hafal setiap sudut mulut Aisyah.
Tangannya menyelinap masuk meremas payudara Aisyah di balik jilbab dan beha, merasakan putingnya yang sudah mengeras.
426Please respect copyright.PENANAGv2ArTP1xR
Aisyah mengeluh pelan tubuhnya melengkung ke depan merasa celana dalamnya semakin basah.
426Please respect copyright.PENANARfUK03j3eU
"Kamu suka rasanya, kan?" Arjun bergumam di antara ciuman, satu tangan nya sudah menyelusup ke dalam celana dalam Aisyah.
426Please respect copyright.PENANAukMat3DEq0
"Aku—ah!—ini tidak boleh—"
426Please respect copyright.PENANAAaWwbKto8r
"Tapi kamu mau," Arjun mengingatkannya lagi, jari tengahnya tiba-tiba menyelip masuk ke dalam memek Aisyah, membuatnya menjerit kecil.
Di tengah desahan dan raungan kecil mereka, ponsel Aisyah tiba-tiba berdering.
426Please respect copyright.PENANAI77NKlttzL
Itu Rania.
Seperti ember air yang tumpah ke atas kepala Aisyah mengingatkannya pada realitas.
426Please respect copyright.PENANAy63nA5JAZM
"Tunggu—" Aisyah menarik diri, tangan gemetar menggapai ponsel.
ia melirik jam sudah pukul 8 malam dan ia belum pulang, tentu saja Rania yang satu kos dengannya merasa kehilangan.
426Please respect copyright.PENANAnrvDeswLAn
Tapi Arjun langsung menahan pergelangannya, matanya menyala api birahi.
426Please respect copyright.PENANAPcpkNxhLY6
"Biarkan saja," bisiknya, mulutnya kembali mengejar leher Aisyah.
"Malam ini… kamu milikku."
426Please respect copyright.PENANAs7ZZ6D4Ga4
---
Dalam kegelapan jalan sepi itu.
Aisyah di suruh berlutut di atas aspal dingin, matanya terpaku pada kemaluan Arjun yang tersembul dibalik celana Arjun.
426Please respect copyright.PENANA09XDbG7h3X
Ketika celana itu dibuka.
Kontol Arjun yang sudah mengeras itu menampar hidung dan kening Aisyah.
Kini terpampang di depan wajahnya.
Besar.
Tidak bersunat.
Berdiri dengan angkuh.
Dan jelas saja bau kulup itu mulai masuk ke hidung Aisyah.
Didepannya kini hal yang kemarin ia pertanyakan seakan memberikan gambaran yang sangat jelas.
Kontol berkulup milik Arjun, melintang keatas segaris menempel dengan hidung nya
426Please respect copyright.PENANA0XukiFGnGs
Arjun membelai jilbab Aisyah dengan lembut, seolah menghormati simbol kesucian yang justru akan dinodainya malam ini.
426Please respect copyright.PENANAnszlR3TTtc
"Buka mulutmu…" bisiknya.
Jari telunjuknya menyentuh bibir Aisyah yang gemetar.
426Please respect copyright.PENANAq7b39PnH0q
Aisyah menatapnya sebentar dengan konflik batin yang sudah terlambat.
Lalu, dengan kepasrahan, ia menjulurkan lidahnya—
426Please respect copyright.PENANACzUrX24ejI
"Nngh—!" erang Aisyah.
Ketika ujung kulup Arjun yang sudah mengkilat oleh hasrat menyentuh lidahnya, mengoleskan cairan asing yang asin dan anyir.
Beberapa tetes bahkan menempel di pipi dan hidungnya seperti stempel yang tak terhapuskan.
Arjun menampar lembut wajah Aisyah dengan kontol berkulupnya.
426Please respect copyright.PENANAoMOWiyYAVP
Arjun menggeram puas tangan nya mencengkeram jilbab Aisyah sambil pelan-pelan menggeser tubuhnya maju-mundur menggosokkan kemaluannya ke seluruh wajah Aisyah.
426Please respect copyright.PENANAqhEzmQGzMk
"Kamu cantik seperti ini…" desisnya, memandangi wanita berjilbab yang kini bersimpuh di hadapannya wajahnya belepotan lendir lengket.
426Please respect copyright.PENANAfU4F6BLyTh
Aisyah tidak melawan.
Tubuhnya gemetar tapi mulutnya tetap terbuka lidahnya sesekali menyentuh kulit kulup yang menggesek wajahnya.
426Please respect copyright.PENANA5wJzWwsKzz
**
POV Aisyah: "Antara Jijik dan Keterpesonaan"
426Please respect copyright.PENANA0TBz9RGDLX
Bau kontol berkulup itu menusuk hidungku sebelum aku sempat mempersiapkan diri.
426Please respect copyright.PENANARbRe2pQRNn
Saat Arjun mengarahkan ujung kulupnya yang belum bersunat ke lubang hidungku, bau anyir bercampur keringat dan sesuatu yang busuk, bau kulup yang tidak pernah dicuci dengan benar memenuhi rongga hidungku.
426Please respect copyright.PENANAg4PFtQBYpu
Aku ingin muntah, tapi air liurku justru menetes.
426Please respect copyright.PENANAK54RrNilcM
Mataku fokus pada ujung kulupnya.
Daki-daki putih kecil menempel di sana.
Kotor.
Menjijikkan.
Tapi...
426Please respect copyright.PENANAFS2AXlUUyP
"Jilat," perintah Arjun, tangannya mencengkeram jilbabku erat-erat.
426Please respect copyright.PENANAiQ8w0Mk0P4
Aku menutup mata, tapi lidahku sudah menjulur sendiri—
426Please respect copyright.PENANA92RSxAsnZO
Rasanya asin, pahit, dengan tekstur lemak yang lengket.
Aku membersihkan daki itu dengan ujung lidah, merasakan setiap lekukan kulit kulupnya yang berkerut.
Perutku mual, tapi di antara rasa jijik itu, ada kepuasan aneh.
426Please respect copyright.PENANATeSatFYOGX
"Aku sedang melakukan sesuatu yang terlarang."
Menghisap kontol berkulupnya dengan mulutku.
"Aku sedang merendahkan diriku."
"Dan... aku menyukainya."
426Please respect copyright.PENANA3SzDtah7GL
Arjun menggeram puas.
"Kamu ternyata suci hanya di luarnya saja."
426Please respect copyright.PENANAYmdp64nrsH
Aku tidak membantah.
Karena di dalam gelap ini, dengan bau busuk kemaluannya yang masih menempel di wajahku...
Aku merasa lebih jujur.
426Please respect copyright.PENANAGdunmRHls5
Mulutku terbuka lebar, tapi hanya sepertiga dari kontol Arjun yang bisa masuk terlalu besar, terlalu dalam.
Aku tersedak, air mataku mengalir, tapi Arjun malah mendorong kontolnya ke kepalaku lebih dalam, tangannya mencekik tenggorokanku dari luar, dan kontolnya penuh didalam mulut dan kerongkonganku dengan setiap dorongan pinggulnya.
426Please respect copyright.PENANAIozPWKqXto
Lalu, tiba-tiba—
426Please respect copyright.PENANArrH6qERT3r
"Agh—!"
426Please respect copyright.PENANAeByiSzOolC
Dia menarik keluar kontol berkulupnya itu, dan cairan spermanya menyembur deras ke wajahku mengotori pipi, hidung, bahkan jilbab ku yang sekarang bernoda putih kotor.
Aku terkesiap tangan gemetar mengelap wajah dengan jilbabku, tapi bau anyirnya menempel kuat.
426Please respect copyright.PENANAHjSJmqKnMf
Arjun tersenyum puas, matanya memandangiku seperti barang rampasan.
426Please respect copyright.PENANAzLQyzJecWy
"Sekarang kamu benar-benar milikku," bisiknya, ujung kontol berkulupnya mengusap bekas cairan spermanya di daguku.
Bukan semakin kering justru semakin membasahinya.
Di perjalanan pulang, pelukanku semakin erat.
Sambil meraba kontolnya.
Payudaraku yang bulat besar menekan punggungnya dengan sengaja seolah tubuhku sudah berbicara bahasa yang berbeda bahasa pengkhianatan.
426Please respect copyright.PENANA30vLpyx2CF
Sampai di depan kost, Arjun tidak langsung pergi.
Tangannya meraih pundakku, menarikku mendekat sekali lagi.
426Please respect copyright.PENANAfeOMSBAcsv
"Besok," bisiknya, "aku mau lebih dalam."
Sambil menjilati pipiku.
426Please respect copyright.PENANAimZnsFK3N2
Aku hanya mengangguk lidahku menyentuh sisa sperma yang masih menempel rasanya di sudut bibir.
426Please respect copyright.PENANAyczBwdQnRi
---
"Aku pulang dengan bau pria lain di jilbabku…
Dan bau itu berasal dari Kontol Berkulup.
Untuk pertama kalinya, aku tidak ingin mandi."
-
ns18.224.200.110da2