Setiap malam Minggu, aku, Joko (16), akan berjalan kaki ke rumah Bude Sari (42) yang tak jauh dari rumahku. Ayahku dan Pakde Bambang (suami Bude Sari) adalah supir truk lintas provinsi. Mereka berangkat Sabtu sore dan baru pulang Senin pagi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoYcjBbyyE
Sesampainya di sana, aku disambut senyum hangat Bude Sari. Dia berdiri di ambang pintu, menyambutku dengan pelukan singkat. Mataku terus melirik kearah payudaranya yang besar dan tampak menonjol di balik daster lengan pendek yang ia pakai. Pakaiannya yang longgar tak mampu menyembunyikan lekuk tubuhnya yang berisi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd2RZ4uMPR9
"Masuk, Jok," ujar Bude Sari dengan lembut sambil menggeser badannya, memberiku ruang untuk masuk. "Bude mau ke rumah Bu RT, ada tetangga yang mau nikah, Bude mau bantu-bantu di sana. Bude titip si Ida ya. Trus kalau kamu laper, di dapur ada mi instan Jok." katanya lagi sebelum beranjak pergi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq87hcqbGqd
Aku mengangguk. "Siap, Bude. Hati-hati ya."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9t2H6YadH
Setelah Bude Sari pergi, aku segera masuk. Di ruang keluarga, aku melihat Ida (14) sedang duduk di sofa, fokus menonton televisi. Dia mengenakan kaos berwarna cerah yang terlihat kebesaran di tubuhnya yang ramping. Payudara dan pinggulnya belum begitu terlihat, membuat tubuhnya tampak polos. Rambutnya yang hitam diikat asal, memperlihatkan leher jenjangnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aAsKc5EsD
"Hai, bocil," sapaku sambil tersenyum nakal.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHcoI20TbV
Ida menoleh dengan tatapan kesal. "Ih, apaan sih! Aku udah gede ya!" Ia langsung mengambil bantal sofa dan melemparnya ke arahku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGdb7H4FNyL
Aku tertawa, dan dengan mudah menangkap bantal itu. Aku berjalan mendekat dan duduk di sampingnya, bantal yang dilemparnya tadi kugunakan sebagai sandaran. "Udah gede kok masih datar?" candaku, melirik ke arah dadanya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdmQWIgIUwY
Wajah Ida langsung memerah, antara malu dan marah. Tanpa ragu, dia mencubit pahaku dengan keras. "Rasain!" serunya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZIwYZ2C48
Aku meringis dan pura-pura kesakitan. "Aduh, sakit tahu!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJ0qpBugIX
"Biarin! Siapa suruh mesum!" balas Ida, mengerucutkan bibirnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjIeXi3Qdr
"Lah, emang bener kan?" godaku lagi sambil tersenyum jahil. Aku melirik lagi ke arah dadanya, yang membuat Ida salah tingkah. Dia buru-buru menyilangkan tangan di depan dada, mencoba menutupinya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMRCYQF9oP
"Nggak usah ditutupin, orang nggak ada isinya," kataku santai.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfmU23Nefm
Ida melotot, air mata mulai menggenang di matanya. Aku panik dan langsung mencari cara untuk menghentikannya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsOlcHWY8cz
"Eh, jangan nangis dong," kataku cepat. "Besok Mas Joko beliin es krim deh, mau?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6iy0iO8krS
Wajahnya langsung berubah cerah. "Mau!" serunya sambil memelukku erat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixNuOwrIii
"Nah gitu dong. Eh, Tapi kok beneran nggak berasa, ya?" bisikku sambil balas memeluknya. Ida langsung melepaskan pelukan dan mencubitku lagi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcB9OwD2lza
Setelah mencubitku, Ida kembali menghadap TV. Namun, tak lama kemudian dia melirik kearahku dengan wajah cemberut.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxbY0YvznMt
"Kenapa lagi?" tanyaku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlub4zkzSdh
"Gara-gara Mas Joko, aku jadi nggak fokus nonton GGS," keluh Ida. Dia menunjuk layar TV yang menampilkan tulisan 'Bersambung'. "Tuh, kan, udah bersambung!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qXqXdMOkp
Aku tertawa. "Ya elah, gitu doang ngambek."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPLiYbzqiYu
Ida tetap cemberut. Dia menyandarkan punggungnya ke sofa. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalaku. Sebuah ide yang sangat nakal.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgqUKlHmQC
"Eh mas Joko ada film bagus, mau nonton nggak?" tanyaku dengan nada misterius.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDkDRetvDFm
"Film apa?" tanyanya penasaran, matanya yang tadi cemberut kini memancarkan rasa ingin tahu.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTUotGQUkw
"Ada deh," jawabku, sengaja menggantungkan jawabannya. "Pokoknya bagus. Jauh lebih seru dari GGS."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvq0BkUgQKY
Ida berpikir sejenak, lalu matanya berbinar. "Yaudah, yuk!" serunya bersemangat, langsung mengubah posisi duduknya menghadapku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIKgrVNXfJ
Aku bangkit dari sofa dan mengambil laptopku dari ransel. Jantungku berdebar kencang. Aku duduk kembali di sampingnya dan menyalakan laptop. Ida dengan polosnya mendekat, menunggu dengan tidak sabar. Jemariku dengan cepat membuka folder tersembunyi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXS0kFx1YSQ
"Film apa sih, Mas?" tanyanya tidak sabar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttOkVMJoIB
"Sabar," bisikku sambil tersenyum licik.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjHwT6c7M4
Aku membuka sebuah video, lalu menekan tombol play. Ida langsung mendekatkan wajahnya ke layar laptop. Sebuah adegan pun muncul, memperlihatkan seorang gadis muda sedang merawat kakeknya yang sakit.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCue3FlidD
"Apaan sih, kok filmnya cuma tentang cucu ngerawat kakeknya gitu?" tanyanya, bingung. "Mana serunya?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzaGF2JAqV
Aku terkekeh. "Sst... tonton aja dulu. Bagian serunya belum muncul," bisikku sambil menunjuk layar. Tentu saja, aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsiYnpBY4d
Ida kembali fokus pada layar, menatapnya dengan penuh tanda tanya. Adegan di layar terus berlanjut. Gadis itu mengambil sebuah baskom berisi air hangat dan selembar kain. Dia dengan telaten mulai membasuh tangan dan kaki sang kakek yang terbaring lemah.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIz5hzea9nj
"Tuh kan, kayak gini doang," bisik Ida.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp585Q9LA31
"Udah, liat aja," ujarku sambil menahan senyum.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9erRrBIZT
Setelah selesai membasuh tangan dan kaki, gadis itu mulai membuka baju kakeknya. Ida mengerutkan dahinya, tampak bingung.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbVgPGsZEu2
"Kok bajunya dibuka sih?" tanyanya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPGxrCntjx
"Namanya juga mau dimandiin," jawabku santai, meskipun tanganku sudah berkeringat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZmVxLu1hu
Setelah baju kakek terbuka, gadis itu mulai membuka celananya. Mata Ida membulat sempurna. Dia terlihat terkejut, tapi anehnya dia tidak berteriak atau berpaling. Dia hanya terus menatap layar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOvihWTEqQ
"Lho, kok... kok celananya juga dibuka, Mas?" tanyanya, suaranya terdengar tercekat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFsgMFX8hL
"Emang kalau kamu mandi gimana?" tanyaku santai, sambil menoleh ke arahnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmb6k5NWMRr
"Ya dibuka juga sih," jawabnya polos, "tapi kan... tapi kan gak difilmin gitu!" Wajahnya memerah, namun ia tetap tak mengalihkan pandangannya dari layar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNNS18Srtm
Aku semakin gemas melihat kepolosannya. "Ini namanya film edukasi, bocil," kataku, berusaha terlihat serius. "Biar kamu tahu cara ngerawat orang sakit."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySOTxqcZHy
"Tapi itu... itu tititnya kelihatan, Mas!" celetuknya, suaranya kini terdengar seperti berbisik.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAoIAIOPTa
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum tipis. Aku membiarkan keheningan mengisi ruang, membiarkan Ida mencerna apa yang dilihatnya. Adegan di layar semakin intens. Si gadis di video itu mulai mengocok penis si kakek.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhuJzzxq6ZA
"Itu... itu diapain lagi, Mas?!" Ida bertanya, suaranya naik satu oktaf, terkejut dan bingung.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTL9YkTTON
Aku menahan napas, menunggu momen ini. Aku harus tetap terlihat santai. "Ya lagi digosok, namanya juga lagi dimandiin," jawabku, pura-pura fokus pada layar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnkSSgZPyu
"Tapi kok... kok nggak pake sabun?" tanyanya, polos.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bE1gunjhc
Aku tahu adegan selanjutnya. Si gadis akan meludahi penis si kakek sebagai pelumas kocokan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzuy4JiIh9
"Di Jepang, sabun bisa diganti pake ludah, Dek," kataku dengan wajah serius.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0igoC9BVDx
"Boong! Mana mungkin!" Ida langsung menyanggah, wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabTqygEHTU
"Ngeyel, kamu pernah liat kucing mandi belum?" tanyaku, memberinya analogi. "Kucing kan kalau mandi jilat-jilatin tubuhnya gitu. Sama aja kan pake ludah."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlncMHRaN5j
"Itu kan kucing!" balas Ida dengan nada tinggi. "Kalau manusia, nggak mungkin lah!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50GePyHLd3
Tepat pada saat itu, adegan yang kutunggu-tunggu muncul. Gadis di layar mendekatkan wajahnya, lalu meludahi penis si kakek. Ludahnya terlihat jelas di layar, membasahi penis si kakek yang sudah tegang.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKY3BF0pUt
Ida terbelalak. Dia membuka mulutnya, tapi tidak ada suara yang keluar. Dia hanya menatapku dengan tatapan tidak percaya, seolah-olah aku baru saja meramal masa depan.
"Tuh kan," kataku penuh kemenangan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ea8P4iaRe
Ida masih terdiam, mencerna apa yang baru saja dilihatnya. Matanya bolak-balik antara aku dan layar laptop. Dia tidak lagi protes, hanya menatap dengan seksama.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9tBDdBYQII
Dengan perlahan, tanganku bergerak ke arah celana. Aku membuka resleting celanaku, lalu menurunkannya. Aku juga menurunkan celana dalamku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar. Aku melirik Ida. Dia tidak berkedip, matanya terpaku pada layar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABI2iC9v7z
Aku mulai mengocok perlahan, mengikuti irama di video. Ida akhirnya menoleh ke arahku. Matanya membulat sempurna, melihat apa yang kulakukan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmunOAYe3W
"Ihh... Mas Joko ngapain?" tanyanya, suaranya tercekat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrvSobmKAc
"Lagi bersih-bersih, Dek," jawabku santai, suaraku sedikit bergetar. "Kayak di film itu."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncjbuBp5L7
"Tapi kenapa di depan aku, masss!" protesnya, suaranya terdengar panik.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrnlXBR1io
Aku tersenyum nakal. "Ya biar kamu bisa lihat langsung, kan. Biar makin paham edukasinya." Aku mendekatkan wajahku padanya. "Atau... kamu mau sekalian praktek?" godaku, berbisik pelan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEDyumP7l3
Ida terdiam. Wajahnya memerah. Matanya yang polos menatapku. Aku bisa melihat kilatan penasaran di matanya. Bibirnya terbuka sedikit, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.
"Praktek... gimana, Mas?" tanyanya pelan, suaranya hampir tidak terdengar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufDX4zoMMq
"Ya, kayak di film itu," jawabku, senyumku semakin lebar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1tTmQMzEio
Dia menelan ludah, lalu kembali menatap ke layar laptop. Dia mengamati gerakan tangan gadis di video dengan seksama, lalu kembali menatapku. Tangannya yang mungil meremas-remas ujung kaosnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUlQcBMuu5B
"Aku... aku... nggak tahu caranya," bisiknya, malu-malu.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gzKf7vLGd
"Makanya Mas ajarin," bisikku balik. "Mau nggak?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOoyeyA2zZm
Ida terdiam sejenak. Wajahnya masih memerah, tapi dia mengangguk pelan. Aku tersenyum penuh kemenangan. Aku sudah berhasil menanamkan rasa penasaran di benaknya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqp9Bx1uuF
"Sini," ajakku, suaraku terdengar serak. Aku meraih tangan mungilnya dan menuntunnya ke arahku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8XayQPD70c
Ida tak melawan. Tangannya terasa dingin saat menyentuh penisku. Dia menatapku dengan tatapan polos, menunggu instruksi. Aku bisa merasakan napasnya yang pendek dan cepat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqY46mq1abb
"Nah, gitu. Sekarang coba gerakin, Dek." bisikku, memberikan contoh.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3Mu4SSHzo
Ida mulai menggerakkan tangannya. Gerakannya kaku dan canggung, tapi aku tahu dia sedang berusaha.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3u0H5nOoGP
"Sekarang... ludahin, Dek." Bisikku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvOyapWpnF6
Ida menatapku bingung. "Kayak di film?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTXxLdr2MK
"Iya, persis kayak di film," jawabku, meyakinkan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Shdcyuha3
Dengan ragu, Ida mendekatkan wajahnya. Dia membuka mulutnya, lalu meludahi penisku. Rasanya hangat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7dqn2OFQc
"Nah, gitu. Sekarang lanjutin, Dek." perintahku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4uq4f76NF
Ida kembali mengocok, kali ini gerakannya lebih berani. Aku bisa melihatnya mulai terbiasa. Napasnya terdengar semakin pendek, dan aku tahu dia tidak akan berhenti.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpqvSxDCJew
Hampir sepuluh menit berlalu, gerakannya semakin cepat. Tiba-tiba, adegan di film berubah. Sang kakek kini membuka rok si gadis muda itu, memperlihatkan vaginanya yang mulus. Aku bisa melihat dengan jelas bibir vaginanya. Si kakek kemudian mulai menjilatinya. Aku menahan napas, menunggu reaksi Ida.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh0ckHvzwoY
Ida terkejut. Gerakan tangannya berhenti, dan dia menatap layar dengan mata terbelalak. Dia menoleh ke arahku, tatapannya polos dan penuh kebingungan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmVq2dlbLZ
"Dek, kamu mau coba yang itu juga?" tanyaku, suaraku serak. Aku menunjuk ke layar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAAshLx9nnN
"Itu langsung dijilatin pake lidah, Mas?" tanyanya, suaranya bergetar. "Emang Mas Joko gak jijik?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH2hCYL9z9p
"Enggak jijik kok," jawabku, berusaha meyakinkannya. "Kan demi edukasi."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPD1YGdknnr
Ida terdiam sejenak, memikirkan perkataanku. Dia menghela napas panjang, seolah sedang mengambil keputusan besar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvRvqPyXnGa
Kemudian Ida mulai berdiri. Dia menarik celananya sendiri, lalu menurunkannya. Diikuti dengan celana dalamnya yang berwarna putih, polos, tanpa motif. Setelah terbuka, aku bisa melihat vaginanya yang mulus, tak ada satupun bulu disana. Aku menelan ludah. Ini adalah pemandangan paling luar biasa yang pernah kulihat, indah.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5XY5IQ97Tm
Aku langsung menarik Ida hingga posisi kami berganti. Kini, aku yang berdiri dan dia duduk di hadapanku. Dia menatapku dengan tatapan polos, seolah menunggu instruksi. Aku berlutut di depannya, menatap vaginanya yang mulus.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71hYVjMbt8
Aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Ida tidak bergerak, dia hanya menatapku dengan mata lebar. Aku membuka mulutku dan menjulurkan lidah.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObGSrg59uf
Aku mulai menjilatinya. Gerakanku canggung pada awalnya, tetapi aku mencoba meniru gerakan di film. Aku merasakan tubuh Ida menegang. Dia menutup matanya, menahan napas.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEsfqpfIWO
Aku menjilati setiap inci vaginanya, dari atas ke bawah. Aku bisa merasakan kulitnya yang lembut dan hangat. Aku bisa mendengar napasnya yang pendek dan cepat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOQEJDPZC9
"Ah..." Ida mendesah pelan, suaranya sangat lirih.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHVQO6MXGO
Aku tersenyum dalam hati. Aku tahu dia menyukainya. Aku terus menjilatinya, gerakanku semakin berani. Aku bisa merasakan tubuhnya mulai rileks. Dia mulai mendesah lebih sering, dan aku tahu aku telah berhasil.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtDzOB0RIp
Aku menggerakkan lidahku dengan lebih cepat, dan aku bisa merasakan tubuh Ida bergetar. Dia meremas sofa dengan tangannya, seolah sedang menahan diri.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKTaRQZmeH
"Enak, Dek?" tanyaku di sela-sela jilatanku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgYM3UF0mLQ
"Ah... Mas... enak," jawabnya dengan suara lirih.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡONdUTVjkVl
Aku terkekeh dalam hati. Aku menggerakkan lidahku dengan lebih cepat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqQuXC7zo9V
"Ah... ah... Mas... jangan cepet-cepet..." desahnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNbl4Wd067
Aku tidak peduli. Aku terus menjilatinya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡepfVQ8AvQP
"Ah... Mas... geli..." desahnya lagi, kali ini terdengar lebih keras.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLca4ZpiS7o
Aku terus menggerakkan lidahku. Tubuhnya semakin bergetar, dan aku tahu dia akan segera mencapai puncaknya. Aku mempercepat jilatanku, dan itu membuat Ida mendesah lebih keras.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW6OQq88XbA
"Ahhh... Mas! Aku... akuuuu... ahhh!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06Bjod2sBD
Aku terus menjilatinya, sampai akhirnya aku merasakan cairan hangat menyembur mengenai wajahku. Ida muncrat. Tubuhnya menegang, lalu lemas. Dia terduduk di sofa dengan napas terengah-engah.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXCeEuDNbX
Aku menyeka mulutku. Ida menatapku dengan mata lebar, wajahnya memerah. Ada senyum tipis di bibirnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvwR9DGEwD
"Gimana, Dek? Enak, kan?" tanyaku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwC5DtyXBaa
Dia mengangguk pelan. "Iya, Mas... enak."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRp5Rjymf7f
"Nah, sekarang sana, bersihin. Jorok tuh, muncratannya ke mana-mana," ejekku sambil menunjuk ke vaginanya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3Ek2yTWLp
Dia terlihat malu. Buru-buru bangkit, lalu melesat pergi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNUJAsD6Tie
"Nanti langsung tidur ya, jangan begadang!" teriakku. "Biar Bude nggak marah!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6emg1RqiXG
Ida hanya mengacungkan jempolnya dari kejauhan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YuecYitpz
Aku tersenyum puas. Kemudian membenarkan posisi celanaku. Aku melihat ke arah lantai. Ada noda basah di sana. Aku mengambil tisu dan mulai membersihkannya.
Setelah semuanya bersih, aku menutup laptop dan memasukkannya kembali ke dalam ransel. Aku menyalakan televisi, tapi pikiranku melayang. Aku memikirkan apa yang baru saja terjadi. Rasanya seperti mimpi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNgUKpwJlu
Ditengah lamunanku, aku melihat Ida berlari dari arah kamar mandi ke arah kamarnya. Dia tidak menoleh ke arahku, sepertinya dia masih malu. Aku hanya tersenyum geli.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRilT3vn8ST
Setelah sekitar lima belas menit melamun, aku mendengar suara pintu terbuka. Bude Sari pulang dari rumah Bu RT. Wajahnya terlihat lelah, tetapi dia masih tersenyum.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRdDdOFWCTJ
"Kok belum tidur, Jok?" tanyanya.
"Belum ngantuk, Bude," jawabku, berusaha terdengar santai. "Udah selesai bantu-bantunya?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6rfXvDrWV8
"Belum, dilanjut besok lagi, Jok," jawabnya sambil meregangkan badan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwQjpPKVkk
Dia kemudian melihat ke arah kamar Ida. "Ida mana? Udah tidur?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpO7TNvvlkv
"Udah, Bude," jawabku cepat. "Habis nonton sinetron, langsung masuk kamar."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5iftdIGDha
"Baguslah," gumamnya. "Gerah banget nih, Bude mandi dulu, ya."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqE2YpSacj
Bude Sari berjalan menuju kamar mandi. Aku bisa melihat dia mengambil handuk dari gantungan. Lekuk tubuhnya yang berisi terlihat jelas di balik dasternya. Bayangan Bude Sari yang sedang mandi langsung memenuhi pikiranku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixk4ky5Bmr
Tiba-tiba, sebuah ide gila muncul di kepalaku. Aku bisa mengintip dari ventilasi di atas pintu kamar mandi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKO95DUR7Sw
Tanpa pikir panjang, aku segera beranjak dari sofa, berjalan perlahan menuju kamar mandi. Namun sebelumnya, aku harus mencari pijakan agar bisa menjangkau ventilasi. Mataku menyapu seisi ruangan, dan aku melihat kursi di meja setrika.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMzUDxFpW1
Aku mengambil kursi itu, lalu membawanya ke depan pintu kamar mandi. Memposisikannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Lalu naik ke atas, dan mulai mengintip.
Posisi Bude Sari membelakangiku, berdiri di depan wastafel. Dia sedang menyikat giginya. Aku menunggu, tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIfDZCaFlEA
Selesai menyikat gigi. Bude Sari mulai melepas pakaiannya, menarik ujung dasternya dari bawah, hingga akhirnya melewati kepalanya. Daster itu terlepas, dan kini dia hanya mengenakan bra dan celana dalam.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisZaTt3mVj
Dia kemudian melepaskan bra-nya. Payudaranya yang besar terlihat kendor, menjuntai ke bawah. Dengan puting berwarna coklat gelap yang cukup besar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzeUjpPdxln
Sekarang giliran celana dalamnya. Bude Sari menariknya perlahan. Celana dalam itu melorot, memperlihatkan gundukan vagina yang ditutupi bulu-bulu lebat.
Aku tertegun melihat pemandangan itu. Aku tidak bisa menahan diri lagi. Aku membuka resleting celana, lalu menurunkan celanaku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar. Aku mulai mengocoknya pelan, sambil terus mengintip. Di dalam sana, Bude Sari mulai membasahi tubuhnya dengan air.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPU3IdfK32
Kocokanku semakin cepat. Dan kini didalam sana Bude Sari mulai menyabuni tubuhnya. Tangannya mengusap-usap tubuhnya dengan sabun, menciptakan busa yang menutupi kulitnya. Aku bisa melihatnya memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQXZHunTR1
Tiba-tiba, dia mulai bergoyang pelan dan bernyanyi.
"Ku hamil duluan... sudah tiga bulan..." dia mulai bernyanyi dengan suara yang merdu.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr5sRx3dkdu
Aku terkejut. Pikiranku langsung melayang. Aku berkhayal, membayangkan diriku yang menghamilinya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzhtkwoSvZ
Lalu, dia melanjutkan lirik lagunya. "Gara-gara pacaran... tidurnya berduaan..."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETbTCc4heJ
Khayalanku semakin liar. Aku membayangkan kami berdua, tidur bersama, berpelukan di bawah selimut. Aku membayangkan dirinya, merengek dan juga memohon.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6coUvUL6pb
"Ah... Bude..." desahku pelan.
Goyangan Bude Sari yang semakin intens membuat payudaranya yang besar ikut menari-nari. Pemandangan itu membuatku semakin gila.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6zel18qOA
Bude Sari kini menyabuni payudaranya. Tangannya mengusap payudaranya dengan lembut, menciptakan busa yang banyak. Dia kemudian menyabuni vaginanya. Gerakan tangannya membuatku membayangkan hal yang lebih jauh. Aku membayangkan tanganku yang melakukannya. Aku membayangkan diriku yang memegang payudaranya dan mengusap vaginanya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmZZ9Ng9E5
Aku memejamkan mata, membiarkan khayalanku menguasai. Aku mempercepat gerakanku, dan aku bisa merasakan tubuhku akan segera mencapai puncaknya.
"Ku hamil duluan... sudah tiga bulan..." Di bawah sana, Bude Sari masih bergoyang dan bernyanyi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjyVV18j1aO
Tangannya menyabuni tubuhnya, lalu kembali bernyanyi. "Gara-gara pacaran... suka gelap-gelapan..."
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMHT1fHx0O7
"Ahhh... Bude..." Aku mendesah keras, merasakan penisku yang semakin berdenyut.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ300TRrJAas
Tiba-tiba, Bude Sari berhenti bernyanyi. Dia mendongak, dan matanya langsung bertemu dengan mataku. Dia terlihat terkejut dan tanpa ragu, melemparkan sabun batang yang ia gunakan ke arahku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvKo5Vyudnd
Buk!
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9uUJX4SnMs
Sabun itu mengenai kepalaku. Aku meringis kesakitan, dan buru-buru turun dari kursi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7WJryZTOE
"Tunggu Bude di ruang tengah!" teriaknya dari dalam kamar mandi. "Awas kalau kabur! Bude aduin ke Pakde Bambang!"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhrKfy9X5uj
Aku merasa lemas. Aku tahu aku dalam masalah besar. Aku berjalan ke ruang TV. Lalu duduk di sofa, sambil memegang kepalaku yang terkena timpukan sabun Bude Sari. Pikiranku melayang, membayangkan hukuman dan amarah Bude Sari.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxsPn2mkII
Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Bude Sari keluar dengan lilitan handuk, rambutnya basah. Dia berjalan ke arahku dengan langkah cepat, tatapan matanya tajam. Aku menunduk, tidak berani menatapnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRKnSYuMihD
"Joko!" teriaknya, suaranya menggelegar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAQ7qWRVTh
Aku tidak menjawab. Hanya menunduk, menunggu amarahnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kfVGDjLNI
"Ngapain kamu ngintipin Bude?! Hah?!" tanyanya lagi, suaranya terdengar bergetar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqoSk6Bw14
Aku masih diam.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpi4C4wCvtB
"Jawab! Atau Bude laporin Pakde Bambang sekarang juga!" ancamnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJrc3eR6Ly
Aku langsung mendongak. "Jangan, Bude! Jangan!"
Tiba-tiba, Bude Sari tertawa. Aku menatapnya bingung. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, berusaha menahan tawa.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyGI0ifvrJ
"Kamu pikir Bude beneran marah, ya?" katanya sambil terkekeh.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzvlRjNsfz
Aku merasa bodoh. Aku baru saja ketakutan setengah mati, dan ternyata Bude Sari hanya pura-pura marah. Wajahku memerah karena malu.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeXa3HiKvpk
"Lanjutin, sana." katanya, suaranya kini terdengar menggoda.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjs332ajkH
Aku menatapnya bingung. "Lanjutin apa, Bude?"
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2uKcJrMzJ
"Itu, tadi belum selesai, kan?" katanya sambil menunjuk ke arah celanaku.
Aku terkejut. Aku tidak menyangka dia akan menyuruhku melanjutkanya. Aku menelan ludah, lalu perlahan membuka resleting celanaku. Penisku yang sudah tegang langsung menyembul keluar.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqvDr9xG4E
"Nah, gitu dong," katanya sambil tersenyum nakal.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04A39KRGWI
Aku mengangguk, lalu mulai mengocok perlahan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0jqKKqIq0
Sepuluh menit berlalu, tetapi aku belum juga ejakulasi. Bude Sari menatapku dengan tatapan bingung.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrc8jIgANt
"Kok enggak crot-crot, sih?" tanyanya. "Kenapa? Bude kurang sexy, ya?"
Aku terkejut. "E-enggak, Bude. Enggak gitu," jawabku terbata-bata.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIPtqELbAR
"Terus kenapa?" tanyanya lagi.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3vAcCZR2g
Aku terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhBeAm6CR7
Dan tiba-tiba, dia berdiri. Melepaskan lilitan handuknya. Tubuhnya yang berisi langsung terpampang di depanku. Payudaranya yang besar menjuntai ke bawah, dan vaginanya yang ditutupi bulu-bulu lebat terlihat jelas. Aku hanya bisa menelan ludah.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ03Kr6lfPMn
Bude Sari berjalan mendekat. Meraih bahuku, lalu mendorongku hingga aku terbaring di sofa. Bude Sari juga ikut naik ke atas sofa, lalu berjongkok tepat di atas penisku.
Aku bisa melihat vaginanya yang lebat, tepat di atas penisku. Dia meraih penisku, dan mengusapnya ke bibir vaginanya. Gerakan itu membuatku gila. Aku bisa merasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat bergesekan dengan penisku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMr8GpDFigS
"Udah siap?" bisiknya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2xrZ5Z6fM3
Aku tidak bisa menjawab. Hanya mengangguk. Dia tersenyum, lalu mulai menurunkan tubuhnya. Aku bisa merasakan kepala penisku mulai menembus bibir vaginanya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn3zILR0WBk
Dia menurunkan tubuhnya lebih dalam, hingga akhirnya penisku masuk sepenuhnya. Rasanya seperti mimpi. Vaginanya yang basah dan hangat, mencengkeram erat penisku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ00YpFGX8k8
"Enak, kan?" bisiknya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZuXO8NCDy
Aku mengangguk, tidak bisa berkata-kata.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7JzwhQtv4
Dia mulai menggerakkan tubuhnya. Gerakannya pelan pada awalnya, tetapi semakin lama semakin cepat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lYA78UrDG
Tanganku terulur, meraih payudaranya yang besar. Aku meremasnya dengan lembut, merasakan kelembutannya di tanganku. Bude Sari mendesah pelan, aku tahu dia menyukainya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJUJ6wdVmN
Aku mulai memainkan putingnya, mencubitnya pelan.
"Ah... enak... Jok..." desahnya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQNSnIexbA
Tiba-tiba Bude Sari menurunkan tubuhnya. Payudaranya yang besar kini tepat di depan wajahku. Aku tahu apa yang dia inginkan. Tanpa ragu, aku membuka mulutku dan mulai menghisap putingnya. Aku menghisapnya dengan kuat, seperti anak kecil yang sedang menyusu. Bude Sari mendesah lebih keras, dan aku bisa merasakan tubuhnya bergetar di atasku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ed3vAqxGZ
Kadang aku juga menggigit putingnya. Setiap gigitan membuat Bude Sari mendesah, dan itu membuatku semakin bersemangat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡogJj38pYqV
"Ahhh... Joko..." desahnya.
Tiba-tiba, cengkeraman vaginanya semakin mengencang. Aku tahu dia akan segera mencapai puncaknya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FQ5MFXRUn
"Ahhh... Jok... Bude... ahhh!" teriaknya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJU6QGPbiTN
Pada saat yang sama, aku merasakan penisku semakin berdenyut-denyut. Cengkeraman vaginanya yang semakin kuat membuatku tidak bisa menahan diri lagi. Aku mempercepat gerakanku, hingga akhirnya aku crot di dalam vagina Bude Sari. Dan pada saat yang sama, Bude Sari juga menjerit. Dia muncrat, aku bisa merasakan cairan hangat membanjiri penisku. Hingga akhirnya Bude Sari ambruk di atasku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAC1vTxfmm
Setelah kejadian itu, malam Mingguku menjadi jauh lebih menyenangkan. Saat Bude Sari pergi, aku akan bersenang-senang dengan Ida. Ida sudah tidak malu lagi. Dia dengan polosnya akan menanggalkan pakaiannya di depanku, memamerkan tubuhnya yang mulus. Kemudian aku akan berlutut, untuk menjilati vaginanya. Lidahku bergerak menelusuri setiap inci vaginanya, membuatnya mendesah keenakan.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbYezJIMjL
"Ah... Mas... enak Mas... terus... " desahnya, meremas rambutku.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEKFeXZDcf
Aku terus menijali vaginanya, hingga akhirnya dia muncrat.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPsr9RpIy4
Di malam hari, setelah Ida tidur, giliranku bersenang-senang dengan Bude Sari. Kadang kami melakukannya di kamar, di ruang tengah, atau bahkan di dapur. Kami semakin berani, dan aku semakin menyukainya.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Zsdqk4N7o
Kami tidak pernah menggunakan kondom. Kami berdua suka merasakan sentuhan kulit ke kulit. Kami suka merasakan kehangatan satu sama lain. Kami tidak peduli dengan risikonya. Kami hanya ingin bersenang-senang.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSEHhCxmRp8
Suatu hari, Bude Sari memberitahuku bahwa dia hamil. Aku terkejut, tetapi aku juga merasa senang. Aku tahu itu adalah bayiku. Kami memutuskan untuk tidak memberi tahu Pakde Bambang, dan kami tetap melanjutkannya, bahkan saat Bude Sari hamil.
2077Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZ2nNRqJsz
Aku menyukai sensasi melakukan hubungan dengan Bude Sari yang sedang hamil. Perutnya yang besar membuatku semakin bersemangat.
ns216.73.216.6da2
