Farel Bintang POV909Please respect copyright.PENANAq04xvnmJRT
909Please respect copyright.PENANA1rfA8Ak73X
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
909Please respect copyright.PENANA4tX4gdTZmB
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
909Please respect copyright.PENANA5gbXUGcfsC
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
909Please respect copyright.PENANAZnOUJSHpIp
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
909Please respect copyright.PENANA1iYs1BsO6N
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
909Please respect copyright.PENANAWrhjf1QEtv
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
909Please respect copyright.PENANA42ZNLhmFDf
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
909Please respect copyright.PENANA0ZW9tsabI2
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
909Please respect copyright.PENANAnaVbmWAZ0e
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
909Please respect copyright.PENANAbGeZmRsiMi
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
909Please respect copyright.PENANA676wsxBXGE
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
909Please respect copyright.PENANAudSzQ15sFF
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
909Please respect copyright.PENANA54aY2R9sLI
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
909Please respect copyright.PENANA7wUI7c7kGR
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
909Please respect copyright.PENANA5lAJ9ayfgQ
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
909Please respect copyright.PENANASU1m8Y1HfP
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
909Please respect copyright.PENANAZ5561oXmMz
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
909Please respect copyright.PENANA9tu4PNx7Zm
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
909Please respect copyright.PENANA1a8e66KT2T
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
909Please respect copyright.PENANAJaV3QZ8rTU
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
909Please respect copyright.PENANApBCW02rz6T
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
909Please respect copyright.PENANAmJ7XKAz6ym
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
909Please respect copyright.PENANAQbRjTN8OjL
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
909Please respect copyright.PENANA1D1cYFkeBy
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
909Please respect copyright.PENANAPobL8EVqtj
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
909Please respect copyright.PENANATC7v5bJAgl
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
909Please respect copyright.PENANAELQABiB37O
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
909Please respect copyright.PENANA7QVovc8WgY
909Please respect copyright.PENANAKjX183XQ9H
909Please respect copyright.PENANAjnLLLV1cTc
909Please respect copyright.PENANAKMlZhCHxWT
909Please respect copyright.PENANAXwYXv1uz8N
909Please respect copyright.PENANAKQB1AyyXfG
909Please respect copyright.PENANAwo7dxEJW5k
909Please respect copyright.PENANAvOjpZjW6AJ
909Please respect copyright.PENANA5z7Oj4YtIA
909Please respect copyright.PENANAYk2Gw3ehwk
909Please respect copyright.PENANAJjFinDMACs
909Please respect copyright.PENANAk1wfaYcTAB
909Please respect copyright.PENANAlmUuUfsyly
909Please respect copyright.PENANAsI4EhmK2hD
909Please respect copyright.PENANAc2qKEemNT5
909Please respect copyright.PENANA6U56fitajc
909Please respect copyright.PENANAVGuAKhs1LO
909Please respect copyright.PENANAEwTNHA6xBL
909Please respect copyright.PENANABhV2sffBGk
909Please respect copyright.PENANAc6YOBKSrXl
909Please respect copyright.PENANAB02zcKE92x
909Please respect copyright.PENANAON1IfBy7tL
909Please respect copyright.PENANAnpEkROwqkM
909Please respect copyright.PENANAbH8Jzx4rq0
909Please respect copyright.PENANATu2XgG6A7g
909Please respect copyright.PENANAGa2B6zU7LW
909Please respect copyright.PENANAxOUCoTVJdG
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
909Please respect copyright.PENANAGVJxLt0umL
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
909Please respect copyright.PENANAU0mGrcFu71
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
909Please respect copyright.PENANAcvE0rHQDnj
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
909Please respect copyright.PENANAkyLchYiHGk
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
909Please respect copyright.PENANAZRGTI9SlsL
"Kau, kan?" tanyaku.
909Please respect copyright.PENANAplHfrpo3mr
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
909Please respect copyright.PENANA8l1M7rvIYt
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
909Please respect copyright.PENANADJzplzK23b
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
909Please respect copyright.PENANA9cPINmcbty
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
909Please respect copyright.PENANA5oNGEvyz2S
Ia benar-benar membenciku.
909Please respect copyright.PENANA6ktEMeeEGB
***
909Please respect copyright.PENANAlyeuzDCR4X
ns216.73.216.197da2