Farel Bintang POV936Please respect copyright.PENANAwEeOZFY72L
936Please respect copyright.PENANAieeyTfBaYT
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
936Please respect copyright.PENANAtiivopp44A
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
936Please respect copyright.PENANA1yfAnysial
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
936Please respect copyright.PENANAiI1ZSUXQH4
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
936Please respect copyright.PENANAZJmoZjs4kH
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
936Please respect copyright.PENANAW6J0zbZFJD
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
936Please respect copyright.PENANASbLhqa1u2B
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
936Please respect copyright.PENANA4WaCPw3WF3
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
936Please respect copyright.PENANA8Nkfhnq4Sk
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
936Please respect copyright.PENANAVrfhyipiBE
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
936Please respect copyright.PENANATX9flNl8oM
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
936Please respect copyright.PENANALlwLO2vIeo
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
936Please respect copyright.PENANAJ78haYAq7m
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
936Please respect copyright.PENANAJKktBYJiCk
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
936Please respect copyright.PENANA2eLfhTwcIA
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
936Please respect copyright.PENANALSrHV9HaSb
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
936Please respect copyright.PENANANGMWSa9J9L
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
936Please respect copyright.PENANAay9mCRb7nJ
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
936Please respect copyright.PENANAsAWIbjZFlD
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
936Please respect copyright.PENANAz8PdjetibT
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
936Please respect copyright.PENANAmJL09M9xoA
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
936Please respect copyright.PENANAaTdX4sGoi1
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
936Please respect copyright.PENANAZZAejmuzin
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
936Please respect copyright.PENANAZTQt2gzVuU
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
936Please respect copyright.PENANAUzrOk0wdnT
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
936Please respect copyright.PENANA4p58DULnZr
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
936Please respect copyright.PENANA0rZ5fvWzkx
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
936Please respect copyright.PENANAGBVkrB2uHR
936Please respect copyright.PENANAkUfaktGCGj
936Please respect copyright.PENANA95tHgM9Ke1
936Please respect copyright.PENANAz5mM05NOri
936Please respect copyright.PENANAjcvylAmiIj
936Please respect copyright.PENANAZW7B5RfnUY
936Please respect copyright.PENANANV3NGtYn0u
936Please respect copyright.PENANASqV3BXJTxb
936Please respect copyright.PENANAfzBRWGXsBX
936Please respect copyright.PENANAoz9q04fXtf
936Please respect copyright.PENANAumIy60Pq1Z
936Please respect copyright.PENANAEZA6RSQlaG
936Please respect copyright.PENANARRJcIiE9pS
936Please respect copyright.PENANA6dWBQXX3Wr
936Please respect copyright.PENANAy8Q4d1x8Ux
936Please respect copyright.PENANAJAdmy1yBmc
936Please respect copyright.PENANA1Idi2GUwIN
936Please respect copyright.PENANA9GNEy9kMOy
936Please respect copyright.PENANAWwBHleFlGv
936Please respect copyright.PENANAPKwy9PeV7V
936Please respect copyright.PENANANA0zPUDvTm
936Please respect copyright.PENANAgkx0Gv47n8
936Please respect copyright.PENANA7sLUoQ2mwX
936Please respect copyright.PENANAIk3kaGFcwW
936Please respect copyright.PENANAsYY5WhXFEt
936Please respect copyright.PENANAQJo6PONNns
936Please respect copyright.PENANAURG7BKHpKT
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
936Please respect copyright.PENANAGVW968YUtj
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
936Please respect copyright.PENANAt8LUeqyL3u
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
936Please respect copyright.PENANAjbNZLitZQu
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
936Please respect copyright.PENANA23OsNzSHGA
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
936Please respect copyright.PENANA7rfqtcxAeu
"Kau, kan?" tanyaku.
936Please respect copyright.PENANAQbuvJeXzIu
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
936Please respect copyright.PENANAR8X8xn1nc6
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
936Please respect copyright.PENANAYcniLlRM0j
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
936Please respect copyright.PENANABCo73K0391
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
936Please respect copyright.PENANAnr7uiIXRuD
Ia benar-benar membenciku.
936Please respect copyright.PENANAAMGr1KnCdR
***
936Please respect copyright.PENANARp8c6z2tnh
ns216.73.216.143da2