Farel Bintang POV832Please respect copyright.PENANAXv2DESp0Xd
832Please respect copyright.PENANAMPSrvk04nD
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
832Please respect copyright.PENANArfRSaWeT9T
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
832Please respect copyright.PENANAY5kNygr9E0
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
832Please respect copyright.PENANAi0F2uOs8D2
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
832Please respect copyright.PENANAtRDWgPSM4P
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
832Please respect copyright.PENANAWkNb64vfWl
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
832Please respect copyright.PENANAF19RytY9k2
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
832Please respect copyright.PENANAVK0iwo196u
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
832Please respect copyright.PENANAzbdSJEC5Kc
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
832Please respect copyright.PENANAI6muFW9wbt
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
832Please respect copyright.PENANAWKg1Ih3DQs
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
832Please respect copyright.PENANA6KVzVgbo4x
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
832Please respect copyright.PENANAe28hZIrlUL
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
832Please respect copyright.PENANAby8K6DHdlH
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
832Please respect copyright.PENANA9soncHxQlh
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
832Please respect copyright.PENANAmd41xFSvRq
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
832Please respect copyright.PENANAqHrcegFNHG
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
832Please respect copyright.PENANA3LwZ4n470S
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
832Please respect copyright.PENANAJQCM4SaOwf
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
832Please respect copyright.PENANAhMuFFPbx3t
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
832Please respect copyright.PENANA5yqMRxDwAU
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
832Please respect copyright.PENANAZq2sshEPl1
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
832Please respect copyright.PENANAqfUUdP5cMv
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
832Please respect copyright.PENANAJBWnzN2Riz
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
832Please respect copyright.PENANAreiXuK84eL
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
832Please respect copyright.PENANA1Ky4OkiMul
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
832Please respect copyright.PENANAfBx295nj5e
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
832Please respect copyright.PENANAGruwjFVCqT
832Please respect copyright.PENANAKhOEGh705p
832Please respect copyright.PENANAlhDS95VGOO
832Please respect copyright.PENANASapvoOMgUD
832Please respect copyright.PENANAo6FqO5mSLp
832Please respect copyright.PENANAIjNjAhf6rr
832Please respect copyright.PENANAocSqTQo169
832Please respect copyright.PENANANM9tNbtZ14
832Please respect copyright.PENANAby4TJJGkKB
832Please respect copyright.PENANA8gAboJfx22
832Please respect copyright.PENANAzEUDc9wLSS
832Please respect copyright.PENANAaYJIkPvnFu
832Please respect copyright.PENANA12mKq6hfMk
832Please respect copyright.PENANAxYsFbpA8rA
832Please respect copyright.PENANAGFj3zVpkvY
832Please respect copyright.PENANAP3Rsf2NkcZ
832Please respect copyright.PENANADVRRt1FppC
832Please respect copyright.PENANA1kTJNY5MqE
832Please respect copyright.PENANALurTwoZETK
832Please respect copyright.PENANAKzuUNfirtP
832Please respect copyright.PENANABj7W8PhZdI
832Please respect copyright.PENANAbjnUydtUK4
832Please respect copyright.PENANA1b0nteeBBo
832Please respect copyright.PENANANqmiG1JMnh
832Please respect copyright.PENANAkjhnCVWBgS
832Please respect copyright.PENANA6klMuqVskz
832Please respect copyright.PENANAmO6MSgpAig
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
832Please respect copyright.PENANA9YNRz6fWkz
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
832Please respect copyright.PENANA7gGgs4iCKE
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
832Please respect copyright.PENANAzioHQ6rDml
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
832Please respect copyright.PENANAZOGF7kl8tl
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
832Please respect copyright.PENANAE9QSywfTeT
"Kau, kan?" tanyaku.
832Please respect copyright.PENANAf7d7FRXIma
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
832Please respect copyright.PENANAtsYk1KJuEd
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
832Please respect copyright.PENANAnjyWNn6EKa
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
832Please respect copyright.PENANAzmdgMl6OHh
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
832Please respect copyright.PENANAgnSIl94S6G
Ia benar-benar membenciku.
832Please respect copyright.PENANAdy878w653z
***
832Please respect copyright.PENANAOZ2RfcergF
ns18.119.28.119da2