Farel Bintang POV817Please respect copyright.PENANAKa3KtAqhHj
817Please respect copyright.PENANA3CGj8aH1Ky
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
817Please respect copyright.PENANAa2YeX1y95H
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
817Please respect copyright.PENANABQKl7pQKFP
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
817Please respect copyright.PENANA63UBxNdkXD
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
817Please respect copyright.PENANAD3evDlLIpj
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
817Please respect copyright.PENANAmf6gkjB4as
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
817Please respect copyright.PENANAypPgTJ6NoF
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
817Please respect copyright.PENANAd6zRZmCHt1
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
817Please respect copyright.PENANA3to8uTv9Re
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
817Please respect copyright.PENANAmBSU7r1Lxp
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
817Please respect copyright.PENANA6GRMwX8D6D
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
817Please respect copyright.PENANA0BAaIoSJOE
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
817Please respect copyright.PENANAX3DnU5MWis
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
817Please respect copyright.PENANAYcBK8l09y6
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
817Please respect copyright.PENANAMMvgw6su60
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
817Please respect copyright.PENANAQQxHGYVHWc
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
817Please respect copyright.PENANA6WHJGMBDCF
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
817Please respect copyright.PENANAmGiobQWvwy
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
817Please respect copyright.PENANANH7xTSH4mX
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
817Please respect copyright.PENANABCeCyAKqRo
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
817Please respect copyright.PENANAtfPrueujRQ
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
817Please respect copyright.PENANAnmwWVFCT2Q
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
817Please respect copyright.PENANAaDGTQX9LXD
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
817Please respect copyright.PENANAoNP5BbuZ4S
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
817Please respect copyright.PENANAG4a1gCW7Gz
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
817Please respect copyright.PENANA2f1a4oqytV
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
817Please respect copyright.PENANAl2bFaeONdS
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
817Please respect copyright.PENANAAMP24Ik39G
817Please respect copyright.PENANAA9gDIPYlNs
817Please respect copyright.PENANAnNibd93ZbD
817Please respect copyright.PENANAOlu2CPVxXY
817Please respect copyright.PENANAEVjCeqBZCA
817Please respect copyright.PENANAc5G4RJtebD
817Please respect copyright.PENANAQO6AnoWU2A
817Please respect copyright.PENANAcTOASbwMm7
817Please respect copyright.PENANA5Ngx0FE8G1
817Please respect copyright.PENANAJJ1zMpfYta
817Please respect copyright.PENANA4Zl1S4qeBK
817Please respect copyright.PENANAFvN7VFJ3rC
817Please respect copyright.PENANAMeuKpSRaMM
817Please respect copyright.PENANABh54Ab3luj
817Please respect copyright.PENANAkdtCPUEO0T
817Please respect copyright.PENANAagYOHRufJJ
817Please respect copyright.PENANAB9QCSop8Vf
817Please respect copyright.PENANAbg6b2oSi9I
817Please respect copyright.PENANAxgd0NvSHeu
817Please respect copyright.PENANAF79ZG9ohg6
817Please respect copyright.PENANA0eEclfmzOu
817Please respect copyright.PENANAlmd1aK31px
817Please respect copyright.PENANAOHOW094tc8
817Please respect copyright.PENANAjVfE2HYmvp
817Please respect copyright.PENANA8Vlc25emxH
817Please respect copyright.PENANALy5yHY41Mh
817Please respect copyright.PENANAtUaJgyahcW
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
817Please respect copyright.PENANAURJDmQ43M2
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
817Please respect copyright.PENANAJYen8j7KdV
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
817Please respect copyright.PENANAv46nvcFto2
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
817Please respect copyright.PENANA2vIRbUWWdh
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
817Please respect copyright.PENANARyGask0OK3
"Kau, kan?" tanyaku.
817Please respect copyright.PENANAAVwLQHHjYK
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
817Please respect copyright.PENANAlxc0mUM1oo
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
817Please respect copyright.PENANAGoiwSVxtC4
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
817Please respect copyright.PENANAo6wbXqEPhs
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
817Please respect copyright.PENANAWqz17uDiae
Ia benar-benar membenciku.
817Please respect copyright.PENANAgTEoJeTNEa
***
817Please respect copyright.PENANAtODcwODntR
ns3.149.230.241da2