Farel Bintang POV843Please respect copyright.PENANAazWda4UgWN
843Please respect copyright.PENANAeuCqJoppmY
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
843Please respect copyright.PENANAfZwCJ8aKPr
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
843Please respect copyright.PENANAvLG8hKx8SH
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
843Please respect copyright.PENANAkhwK1M7K2j
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
843Please respect copyright.PENANA2MNveGvPl1
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
843Please respect copyright.PENANAcKDZAdtcbH
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
843Please respect copyright.PENANAhhGVXnQc6B
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
843Please respect copyright.PENANAQDnQbDy8D2
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
843Please respect copyright.PENANAFMFc7VynYe
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
843Please respect copyright.PENANAflvZwMgONH
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
843Please respect copyright.PENANAtWTNpU9y8k
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
843Please respect copyright.PENANAWFHwtDvDFS
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
843Please respect copyright.PENANA7tW6H7s18f
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
843Please respect copyright.PENANAYwB6a62Jkz
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
843Please respect copyright.PENANArm5fm147QK
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
843Please respect copyright.PENANA5uHFLmzphi
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
843Please respect copyright.PENANAC5DKyW7EDn
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
843Please respect copyright.PENANAYIgW2R3Xmo
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
843Please respect copyright.PENANAU2qQv9Bury
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
843Please respect copyright.PENANAMUnPBZhdaA
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
843Please respect copyright.PENANAZuqkfU4xt6
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
843Please respect copyright.PENANAt3swPViC2J
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
843Please respect copyright.PENANA1y42Qkm5pI
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
843Please respect copyright.PENANAAsBRUbxgjb
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
843Please respect copyright.PENANAF4FxiIaSdu
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
843Please respect copyright.PENANAVdAiHla0ee
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
843Please respect copyright.PENANAJxzdk7CQzp
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
843Please respect copyright.PENANApaRJn2VK6w
843Please respect copyright.PENANAYaW5lbjblK
843Please respect copyright.PENANAaoawp7ErIY
843Please respect copyright.PENANA9lkEjaB6D2
843Please respect copyright.PENANA8XnbGpWkO7
843Please respect copyright.PENANAgCz1eXGp4e
843Please respect copyright.PENANAfRtKzcGAZF
843Please respect copyright.PENANAfGwJSlY371
843Please respect copyright.PENANAuqwHqkQfNi
843Please respect copyright.PENANACYMXMAgTnW
843Please respect copyright.PENANABsfe0t5vtw
843Please respect copyright.PENANAKreYTTzwiS
843Please respect copyright.PENANALAV7ZwSk2t
843Please respect copyright.PENANAYJcAxbQtw6
843Please respect copyright.PENANAnv1QeNWLz1
843Please respect copyright.PENANA06oeB5fYB3
843Please respect copyright.PENANAfSPhCNyBWH
843Please respect copyright.PENANAXWW6z0Lh7O
843Please respect copyright.PENANAz17bNIO2uS
843Please respect copyright.PENANAMEEV5dFsjW
843Please respect copyright.PENANAuMiC4u6Klv
843Please respect copyright.PENANAnX4aIzu1hR
843Please respect copyright.PENANAAWfJOyiEfd
843Please respect copyright.PENANAzuwxyUxqJm
843Please respect copyright.PENANAuCr4J0xABJ
843Please respect copyright.PENANAfevwHhhfVC
843Please respect copyright.PENANA3iC0ET9h1M
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
843Please respect copyright.PENANAf9oJXSgyCU
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
843Please respect copyright.PENANA8RE3v44Pg0
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
843Please respect copyright.PENANABAh4Airaog
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
843Please respect copyright.PENANA6xOgUyqx6j
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
843Please respect copyright.PENANAxfDNLc7yES
"Kau, kan?" tanyaku.
843Please respect copyright.PENANAjaG2RzGMOp
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
843Please respect copyright.PENANAI5ZW6Itn7k
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
843Please respect copyright.PENANAL53DakLKyn
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
843Please respect copyright.PENANANbLvnKRFML
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
843Please respect copyright.PENANApmUO1Hu4nk
Ia benar-benar membenciku.
843Please respect copyright.PENANAE4TePxboGC
***
843Please respect copyright.PENANAGYIEcNVssv
ns13.59.236.184da2