Farel Bintang POV935Please respect copyright.PENANAwHgN8npJYb
935Please respect copyright.PENANANkHmdPR3II
Pernahkah kalian punya masa lalu yang ingin kalian lupakan? Atau kalian sering terlena dengan masa lalu tatkala teringat ketika kalian menatap hujan. Jika kalian bertanya padaku, aku akan menjawab bahwa aku akan melupakan masa laluku. Masa laluku tidak seperti orang pada umumnya. Banyak lika-liku dan tampak abu-abu. Terlalu banyak kesalahan yang telah kuperbuat.
935Please respect copyright.PENANAXZom7vrTNX
Aku dulu pernah punya kekuasaan. Semua orang tunduk dan menghormatiku. Tetapi kenapa hal seperti itu yang ingin kulupakan? Bukannya enak apabila kita bisa mendapatkan semuanya. Selalu ada Rahasia di balik cerita. Tidak kubiarkan seseorangpun yang dapat mengentahuinya. Biarlah ia terpendam oleh kenangan baruku yang lebih baik.
935Please respect copyright.PENANARHV2ZfpBlj
Kembali ingatan itu terputar olehku. Seseorang mengejarku dengan ganasnya. Bisa kuhitung berapa orang yang berusaha mengejarku. Teman-temanku juga mengikutiku di belakang, mengikuti di mana tempat terbaik untuk lari dari mereka.
935Please respect copyright.PENANAsrZxHnOOHB
"Woi, jangan lari kau!" teriak mereka di belakang.
935Please respect copyright.PENANAF9McnCZ8b2
"Cepat, jangan sampai kita dapat." Kata temanku sambil melihat ke belakang. Tampak jelas olehku wajah pemberani tak kenal takut itu dipenuhi oleh peluh berlari.
935Please respect copyright.PENANAImzkOusQjX
"Ayo!" kataku memberikan semangat pada kedua teman yang mengikuti di belakangku.
935Please respect copyright.PENANAF0bY7d91TU
Akhirnya tempat yang kami tuju telah terlihat. Gedung tak jadi itu akan jadi tempat akhir dari pelarian kami ini.
935Please respect copyright.PENANALYITuMLpAg
Kedua temanku berteriak, "Woi, kami sampai." Aku tersenyum saat teman-temanku yang lain membalas senyumku di sana. Belasan murid itu siap tuk memberikan perlindung kepada kami yang sedang dikejar.
935Please respect copyright.PENANA6MM3Jri3n4
Aku menunduk penat. Bajuku basah oleh peluh yang keluar. Nafasku sungguh tidak beraturan lagi, seakan ingin pingsan dan terbaring di tanah berumput ini.
935Please respect copyright.PENANAYTqYPsx96Y
"Ga apa-apa, kau udah sampai di sini. Sekarang biar kami yang mengatasinya." Salah satu temanku menepuk pundakku.
935Please respect copyright.PENANAmd0O99Iblf
Aku mengangguk mengerti lalu berputar balik menatap kelima orang yang mengejar kami tadi. Tampak wajah takut mereka menatap kami yang berjumlah belasan orang.
935Please respect copyright.PENANAhpBBL7NYuK
"Awas kau, ya, kita belum selesai!" teriak salah satu dari mereka.
935Please respect copyright.PENANAjDzNtDp8X8
Aku tidak memerdulikannya. Mereka tidak tahu siapa aku. Perlahan tapi pasti, mereka meninggalkan kami.
935Please respect copyright.PENANAABTCHcTfbb
Sebuah handphone yang kupegang menjadi alasan kami dikejar oleh mereka. Di ujung mataku, tegak seorang anak berkacamata menyandang tas ranselnya. Baju SMP yang ia pakai tampak rapi seperti anak-anak baik pada umumnya. Badannya cukup tinggi, namun nyalinya tidak menyamai dengan postur tubuhnya.
935Please respect copyright.PENANAf1v4F5ZRiZ
"Hei, ini punya kau. Kami hampir mati hanya karena mengambil ini dari tangan mereka. Sebaiknya jaga biar nggak dicuri mereka lagi." Aku menyerahkan handphone yang ada di tanganku.
935Please respect copyright.PENANAYWPNeyh00s
"Baiklah,terima kasih," ucapnya. Nadanya sedikit bergetar. Wajahnya seperti takut kepadaku.
935Please respect copyright.PENANAtVNb1Pdaxs
"Hahahaha, iya sama-sama. Kau juga teman sekolah kita. Wajib dibantu. Yaudah, pulang sana. Kalian juga," kataku pada belasan temanku yang lainnya.
935Please respect copyright.PENANA26tzESyWG7
"Baik Boss!" jawab mereka. Aku hanya tertawa mendengar panggilan mereka padaku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Bagiku kami semua sama, tak ada yang menjadi pemimpin di sini.
935Please respect copyright.PENANA4qcnQZ8QQV
Mereka semua meninggalkanku. Aku tetap di situ memandang langit mendung yang bergerak perlahan. Angin terasa begitu kuat menerpa wajahku. Titik demi titik gerimis mulai membasahi tanah. Aku menunggu momen ini.
935Please respect copyright.PENANAd6OuYXTx9L
"Anu, Siapa nama kau?" tanya anak yang tadi kutolong. Aku menoleh padanya. Wajahnya cukup tampan, namun pembawaannya terlihat sedikit culun.
935Please respect copyright.PENANAc4Vc20Beke
"Apakah itu penting bagi kau?" kataku sambil menadah tangan berusaha menampung hujan gerimis yang turun.
935Please respect copyright.PENANAb6uCqXJ2xN
"Tidak, aku hanya bertanya. Aku sangat berterima kasih. Sedang apa kau?" tanya anak itu lagi.
935Please respect copyright.PENANAdrfTbqbpf7
Aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali. Aku senang ketika di tanya apa yang sedang aku lakukan.
935Please respect copyright.PENANAaAeZ5bZP8D
"Menunggu rinai hujan," jawabku. Mataku semakin berbinar menatap awan yang semakin gelap ingin menumpahkan tangisannya.
935Please respect copyright.PENANAagrLfXL4iJ
"Namaku Azka. Aku hanya ingin berteman dengan kau. Aku pulang dulu," pamitnya lalu pergi. Aku menatap pundaknya yang lebar.
935Please respect copyright.PENANAXv2NgsnrpQ
"Hai anak baru, namaku Farel. Kalau ada yang masih berani mengganggu kau, bilang saja padaku karena kau sekarang temanku," kataku sambil tersenyum.
935Please respect copyright.PENANAWjdZFFoP81
"Oh iya, badan kau cukup tinggi. Aku sarankan kau untuk aktif di basket SMP kita," kataku lagi. Ia tampak membalas senyumku. Ia berlari menghindari hujan, sementara aku di situ menatap ke atas memeluk hujan. Baru kali itu seseorang memintaku menjadi temannya.
935Please respect copyright.PENANAi06NwU5wsC
935Please respect copyright.PENANAgOC4c8dB6m
935Please respect copyright.PENANAKDiNtNCrAM
935Please respect copyright.PENANAp2AGBmT6FL
935Please respect copyright.PENANA4U6qbQtxSP
935Please respect copyright.PENANASnfVZrLwWf
935Please respect copyright.PENANAxKmb8IgNOs
935Please respect copyright.PENANAlp7BqOb9jT
935Please respect copyright.PENANAk4e03SXKcj
935Please respect copyright.PENANATeV7JqK4Eq
935Please respect copyright.PENANAjJbtvwCTe4
935Please respect copyright.PENANApPpxUyZGXL
935Please respect copyright.PENANAf63gmiiVpp
935Please respect copyright.PENANA8SIMhAxJJK
935Please respect copyright.PENANAUWP94DyXOL
935Please respect copyright.PENANAel2o0ehmY2
935Please respect copyright.PENANAHT7DqLkE6L
935Please respect copyright.PENANAAa4YU95Zcf
935Please respect copyright.PENANA8T6D2T1sGg
935Please respect copyright.PENANAHSof7HSbBg
935Please respect copyright.PENANAoNfzgDi9ej
935Please respect copyright.PENANAG0JTOr0OPJ
935Please respect copyright.PENANAMHPzVhTZor
935Please respect copyright.PENANA3JNZ3HQLtK
935Please respect copyright.PENANAERergEzaX6
935Please respect copyright.PENANAMreCxn3Ddc
935Please respect copyright.PENANAXaA8nBGbcx
Aku kembali lagi ke masa sekarang yang lebih datar bagiku. Terdengar olehku riuh suara murid laki-laki tanpa henti. Sayup-sayup mataku menatap ke depan. Wali kelasku sudah datang, namun berani-beraninya mereka ribut seperti ini, kecuali laki-laki yang hanya berjarak satu bangku kosong di sebelah kananku. Ia hanya memasang tampang cool.
935Please respect copyright.PENANAafWnaPtt3N
Aku segera membenarkan pandanganku. Di samping Wali Kelasku berdiri seorang wanita. Aku menatap mata bulatnya yang menggemaskan. Bulu matanya lentik lengkap dengan alis tebalnya. Kedua sudut bibirnya melebar membentuk senyum. Pancara manis dari wanita di depan itu tidak bisa kuelakkan. Ia menatapku dan tersenyum dengan ringannya. Aku mengenal wanita itu. Itu wanita bergitar tadi pagi.
935Please respect copyright.PENANA2ukssAUrmW
"Hai semua, namaku Alvia," katanya memperkenalkan diri. Tatapannya masih tertuju kepadaku.
935Please respect copyright.PENANAMuzqbY1bYs
"Alvia, nanti kamu bisa berkenalan dengan mereka semua. Sekarang silahkan duduk," kata Wali Kelas.
935Please respect copyright.PENANA5xZBM5LFMN
Langkahnya yang lambat menuju ke meja. Ia tersenyum padaku sekali lagi, namun itu membuatku salah tingkah.
935Please respect copyright.PENANA7YmNZKmwiE
"Kau, kan?" tanyaku.
935Please respect copyright.PENANAPsfw06CHS3
"Iya, benar." Ia seketika menjulurkan tangannya padaku. "Namaku Alvia. Namamu siapa?"
935Please respect copyright.PENANAnWWMT3Bhs7
Tak ada ekspresi berarti dariku. Aku tak menggapai tangannya. kubiarkan sampai ia menarik tangannya sendiri.
935Please respect copyright.PENANAYJVW5eazA9
"Oh, kamu belum mau memberitahukan namamu, ya? Semoga kita berteman." Ia mengulum senyum.
935Please respect copyright.PENANA89c91fWaxB
Dibalik senyumnya, kulihat tatapan datar dari orang di sampingnya. Itu lelaki yang sama ketika tatapan itu terlihat saat ia sedang bermain basket tadi pagi. Tatapan yang mengandung kebencian. Seakan ingin menghantamku dengan keras.
935Please respect copyright.PENANAykvn3r25fQ
Ia benar-benar membenciku.
935Please respect copyright.PENANAFvEOz8q4P8
***
935Please respect copyright.PENANAaouTlVFlkx
ns216.73.216.143da2