Shima atau nama manja Shamarie gadis yang berasal daripada Shah Alam Selangor, adalah seorang gadis yang periang dan suka berjenaka. Beliau dilahirkan pada tahun 1975 dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Segala kemahuannya dituruti oleh keluarganya. Setelah tamat pengajian dalam bidang accounting di UK pada tahun 1998, Januari dan sebelum itu di ITM cawangan Segamat beliau bertugas sebagai seorang akauntan di sebuah firma yang terkemuka di KL dan di dunia (A&A) guess ! Shima mempunyai taste yang cukup bagus sekali dari bangsa Aryan (Germany), American, Italian, Franch dan semuanya majority berkulit cerah adalah top prioritynya. Tak kira rakan pejabat, kawan, boyfriend orang, laki orang, abah orang, VIP, Dato orang semua dia kebas. Kenikmatan dengan cara yang tersendiri menjadi teras keiinginannya. Tanpa batang lelaki, kehidupannya amat mendukacitakan.
Although Shima berpendidikan ala barat, still hal ini terpengaruh dalam kehidupannya. Fasih berkata kata, seksi, montok dan mudah berbicara adalah senjata utama untuk memikat lelaki. Shima menyukai spontan dalam hubungan seksual. Baginya, spontan di katil adalah kontra dari kehidupan bandar besarnya yang serba formal Sebagai seorang eksekutif yang bertanggungjawab terhadap operasi-operasi global, Shima selalu bertindak berdasarkan nalar dan logik yang didukung oleh facts and figure . Serba terencana, memandang jauh ke depan, dan memakai tactics jangka menengah mahu pun pendek yang tepat hendsome ran. Jika bandar besar sudah ditinggalkannya. Dan inilah yang Shima sukai pada diri Remy, lelaki yang selalu spontan jika berurusan dengan seks.
Seperti kejadian malam itu. Shima mengundang Remy makan malam di apartemennya Sabtu itu. Shima juga cakap telepon, dengan suara manjanya, bahwa Remy bukan hanya diundang makan malam. Ia juga dipersilakan menginap dan tidur bersamanya. Remy terbahak mendengar ucapan Shima yang terus terang itu.
Ketika Remy tiba, Shima sedang menyiapkan salad di dapur. Wanita itu menawarkan minuman, dan Remy memilih bir. Sambil berkata-kata kiri-kanan, Shima meminta maaf kepada tamunya, kerana ia harus kembali ke dapur menyiapkan makanan. Remy kata, "no problem" lalu ikut ke dapur di sisi timur apartemen yang modern itu.
Remy berdiri di pintu dapur dengan sekole bir dingin di tangannya, melihat Shima sibuk mencampur sayuran di pinggan keramik bermotif burung-burung nuri. Dapur Shima sangat bersih, dan di tengah-tengah ada sebuah meja, tempat Shima saat ini menyiapkan salad itu. Tubuhnya membelakangi Remy, hanya dibungkus span pendek dari kain tipis dan blaus tanpa tangan. Sambil berbicara kesana-kemari, Remy diam-diam memandangi tubuh itu. Jelas sekali, wanita yang menggairahkan itu tidak memakai sepotong pakaian dalam pun. Tidak ada seluar dalam dalam, tidak ada beha. Kain tipis yang dipakai sebagai jaket itu, tak mampu melindungi cahaya menerawang, memperlihatkan bayangan dua paha yang mulus. Coli juga terlalu sempit, tidak boleh menyembunyikan tetek yang padat membusung itu.
Pemandangan seperti itu adalah magnet yang amat kuat, menarik Remy untuk segera mendekat. Diam-diam ia meletakkan kole bir, lalu berjalan tanpa suara. Sekejap ia sudah sampai di belakang Shima, dekat sekali sehingga seluruh harum tubuhnya tercium dengan jelas. Lalu Remy mencium tengkuknya.
"Hei!" Shima menjerit terdiam, "You'll ruin my salad!"Remy tidak peduli. Ia terus menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut pirang halus itu. Harum sekali tengkuk itu. Shima menggeliat, try menghindar. Tetapi wanita ini tidak sungguh-sungguh menghindar. Cuma bergerak-gerak sedikit saja. Apalagi Remy kini mendesak ke depan, menyebabkan Shima terjepit di antara tubuh lelaki itu dan meja dapurnya. Tangan Remy mengusap-usap bukit indah di belakang Shima, sesekali meremasnya. Tangan yang lain telah merayap ke depan, menjamah sebuah tetek Shima yang bergoyang-goyang seksi setiap kali wanita ini menggelinjang.
"Oh, Remy... not now....," Shima mendesah, menggerak-gerakan bahunya try menhindari ciuman Remy di sepanjang pangkal lehernya. Tetapi dalam hatinya berkata lain, dan berharap Remy tidak segera berhenti. Remy memang tidak berhenti. Tangannya merayap ke bawah, menyingkap jaket yang dikenakan Shima. Memang betul, wanita ini tak berseluar dalam dalam, dan pemandanganindah segera terpampang. Shima memiliki bahagian belakang yang mempesona, kenyal-padat dan menonjol mengundang selera. Dengan gemas Remy meremas-remas, membuat Shima menjerit kecil sambil menahan geli. Kedua tangan Shima kini tak boleh meneruskan pembuatan saladnya, dan berpegangan di bibir meja, antara bertahan dan menyerah. Dengan jari tengahnya, Remy menelusuri celah sempit di antara dua bukit kenyal di belakang yang seksi itu. Shima menggelinjang merasakan kenikmatan mulai terbangun di bawah sana. Apalagi lalu jari itu semakin lama semakin ke bawah, lalu agak ke depan, menyelinap ke gerbang cipapnya dari belakang. Wow! Shima merenggangkan kedua pahanya, tak tahan mendapat perlakuan seperti itu.
Sementara tangan yang lain kini masuk menelusup ke blaus Shima, menjalar menuju bukit teteknya yang membusung. Oh, hangat sekali telapak tangan Remy merayapi perutnya, naik ke bahagian bawah dadanya, lalu menyelinap di antara kedua teteknya, sebelum akhirnya naik ke salah satu puncaknya. Shima menggeliat dan mengerang pelan ketika telapak tangan itu berputar-putar ringan di atas puting susunya. Oh, geli sekali rasanya puncak-puncak tetek Shima, membuat tubuhnya bergetar pelan. Kepala Shima berputar-putar seperti seorang olahragawan sedangwarming up, kerana bibir Remy menjalari lehernya, mengendus-endus tengkuknya lagi, membuat Shima kegelian.
Tiba-tiba Remy membalikkan tubuh Shima, membuat wanita ini menjerit terdiam. Kuat sekali lelaki ini, sanggup memutar tubuhnya dengan cepat. Tidak itu saja, Remy bahkan sudah mengangkat Shima dan mendudukkan wanita ini di meja dapur yang di sana-sini dipenuhi sayuran dan mayones. Lalu, lelaki itu berjongkok, dan Shima tahu apa yang akan dilakukannya. Dengan gerak cepat, Remy menyingkap jaket wanita itu, membuat cipapnya terpampang bebas dalam terang lampu dapur yang bagai petang hari. Jelas sekali terlihat cipap Shima yang tetap halus-licin kerana baru dicukur, harum kerana baru dibasuh sabun wangi. Bentuknya menyerupai buah ranum dengan belahan di tengah, menggiurkan sekali. Belahan itu lah yang segera diciumi oleh Remy, ditelusuri dengan lidahnya, membuat Shima merintih nikmat dan memperlebar kangkangannya. Remy pun membantu dengan tangannya, mendorong kedua paha Shima agar lebih jauh terbuka. Cipap Shima seperti direntang, kedua bibir-bibirnya yang tebal itu terkuak, menampakkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra dan licin seperti diminyaki. Remy menjilati bahagian yang terkuak itu, mendesak-desakkan lidahnya yang panjang ke dinding-dinding cipap Shima, menimbulkan perasaan yang tak terperi dalam diri pemiliknya. "Ohhhh......, ahhhhhh.......,ahhhhhhh hhhhhhh hhhhh ngggggg.....," cuma itu yang boleh keluar dari mulut Shima. Ia tidak tahu bagaimana mengungkapkan kenikmatan yang sedang dirasakannya.
Shima tak kuasa menahan tubuhnya rebah di meja dapur. Untunglah meja itu cukup lebar menampung seluruh badannya, walau kedua kakinya tetap bergelantungan, disangga oleh bahu Remy. Rasa geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuh Shima, meletup-letup seperti air mendidih. Apalagi ketika lidah Remy bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan bahagian atas cipapnya. Remy menggunakan jari-jarinya untuk menguak persembunyian "Si Kecil Merah" itu, menarik ke atas kulit tebal yang menyembunyikannya, sehingga tonjolan kecil yang berdenyut-denyut lemah itu kini bebas terbuka. Dengan ujung jarinya, Remy menjilati si kecil, mengirimkan sejuta kenikmatan yang menjalar cepat ke seluruh tubuh Shima, membuat wanita itu merintih-rintih dan mengerang keras. Salah satu tangan Shima tak sengaja menyentuh botol saus tomatoo, menyebabkan isinya tumpah di atas meja. Terkejut, Shima bangkit dan meminta Remy berhenti sebentar. Bukan saja ia ingin menghentikan tumpahan sos tomato, tetapi ia juga punya idea cemerlang!
Remy menghentikan ciumannya, sambil tetap menyenderkan kepalanya di paha Shima yang putih mulus itu. Lalu didengarnya Shima berkata, "Care for some tomato sauce, Remy?" Belum lagi Remy menjawab, Shima telah menuangkan sos tomato ke cipapnya. Tersentak, Remy mengangkat wajahnya dan memandang takjub, melihat sos tomato berleleran keluar dari botol dan memenuhi celah cipap Shima. Ah,... sebuah permainan baru! "Help yourself...," desah Shima nyaris tak terdengar. Botol tomato telah diletakkan kembali. Tanpa banyak bicara, Remy langsung menjilati sos tomato itu. Shima mendesah, memandangi cipapnya dilahap oleh lelaki itu. Oh, menggiurkan sekali pemandangan itu. Nikmat sekali rasanya "dimakan" seperti itu, dibumbui sos tomato. Shima mengerang, merasakan orgasme pertamanya akan segera tiba. Ia merebahkan kembali tubuhnya ketika Remy tidak lagi hanya menjilat, tetapi juga mengulum-ngulum "Si Merah Kecil" yang dipenuhi sos tomato, menyedot-nyedotnya seperti hendak membuatnya licin bersih. Seketika, Shima merasakan klimaks yang bergelora menyergap seluruh tubuhnya, dimulai dari selangkangannya dan menyebar cepat ke atas, membuatnya menggelepar-gelepar seperti ikan kehabisan air. Remy terus menyedot, mengulum, mengunyah-ngunyah. Shima berteriak-teriak kecil, tak tahan menerima kenikmatan yang bertubi-tubi itu.
Lalu permainan mereka semakin menggila. Semakin spontan. Remy menemukan 6686Please respect copyright.PENANAHdweVBH2H9
sebuah sosis matang terletak di dekatnya. Diambilnya sosis sebesar ibu jari itu, dan sebelum Shima tahu apa yang terjadi, sosis itu telah melesak ke dalam cipapnya. Tadinya, Shima mengira itu salah satu jari Remy, dan ia mengerang merasakan kenikmatan diterobos daging licin. Tetapi dengan takjub ia kemudian sadar bahwa "jari" itu perlahan-lahan dimakan, ditarik keluar sedikit-demi-sedikit. Shima bangkit lagi, memandangi Remy dengan lahap memakan sosis yang agak basah berlumuran air mani cintanya. Ah, menggairahkan sekali pemandangan itu. Dengan segara Shima mengambil lagi sebuah sosis. Ketika sosis pertama selesai dimakan Remy, dengan segera Shima memasukkan sosis yang baru. Dengan cepat ini dimakan pula. Lalu yang ketika. Keempat. .... Shima meregang merasakan kenikmatan yang unik menyerbu tubuhnya. Orgasme datang lagi bertubi-tubi, sementara Remy merasa nafsunya meningkat setelah menikmati sosis yangfresh from the oven itu!
Remy bangkit, mengeluarkan batang dari seluar dalamnya. Besar dan tegang sekali batang itu. Shima melirik ke bawah dari posisi berbaringnya ..... Oh, pemandangan batang Remy saja sudah cukup memberinya semangat baru. Shima sangat menyukai milik Remy yang satu itu, sangat kenyal dan kuat, mampu bertahan dalam percumbuan yang panjang menggairahkan. Sambil mengerang, Shima membuka kedua pahanya lebih lebar lagi, meletakkan tumit-tumitnya di pinggir meja. Dengan posisi seperti ini, Shima bagai hewan kurban yang siap disembelih, di atas altar kenikmatan yang dipenuhi sayur! Pelan-pelan Remy menuntun batangnya memasuki gerbang cipap Shima. Kenyal sekali liang yang basah oleh aneka air mani itu, termasuk sos tomato dan kuah sosis. Remy mula-mula menggosok-gosokan bahagian kepala dari batangnya yang telah membesar itu. Oh, Shima merasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar. Lalu, perlahan-lahan Remy mendorong batangnya masuk. Perlahan sekali, mili demi mili batang-otot yang panas-berdenyut itu melesak ke dalam. "Ah .... ahhhh .... ahhhhh... ahhhhhhhhh..." Shima mengerang setiap kali batang Remy menerobos masuk. Setiap mili gerakannya menimbulkan percikan nikmat, sehingga ketika akhirnya seluruh batang itu tenggelam di dalam cipapnya, Shima langsung mencapai orgasme ketiganya. Cepat sekali puncak birahi itu datang bergantian. Padahal Remy belum lagi bergerak maju-mundur.
Remy lalu menaburkan sayuran yang tadinya dipersiapkan untuk salad di atas dada Shima yang sedang berguncang-guncang. Warna hijau, kuning dan merah segera menghiasi tubuh putih mulus itu. Shima kegelian merasakan daun-daun yang basah dan dingin melekat di tubuhnya yang panas terbakar birahi. Rasa yang amat kontra ini -panas dan dingin- menambah rangsang baru di diri Shima. Betul-betul unik permainan cintanya kali ini. Betul-betul spontan dan tanpa tedeng aling-aling. Inilah yang selama ini diimpikan Shima jika bercinta. Beruntung sekali ia mendapatkan pasangan bercinta seperti Remy. Sambil mulai menggerak-gerakan pinggangnya, menghujam-hujamkan batangnya, Remy pun menunduk mulai memakani sayur-sayuran. Shima telah pula manaburkan mayones di atasnya, sehingga benar-benar menjadi salad. Sedap sekali dan segar sekali rasanya makan salad di atas tubuh wanita yang menggairahkan ini. Sambil menikmati pula cengkraman otot kenyal di bawah sana yang mengurut-urut batangnya. Wow! Remy bagai berada di langit ke tujuh. Fantasi seksualnya tersulut dengan cepat, membakar badannya, menyediakan energi berlipat ganda untuk terus bercumbu dan bercumbu lagi.
Shima merintih-mengerang merasakan bahagian-bahagian dari tubuhnya ikut tergigit ketika Remy menyantap "salad" di atas dirinya. Hal ini menambah nikmat permainan cinta mereka, dan sekali lagi, tanpa dapat dicegah, orgasme keempat datang menderu memenuhi tubuh Shima yang memang sudah sangat sensitif ini. Sedikit saja gerakan Remy mampu menimbulkan kocolin birahi yang membahana. Sedikit saja Remy memaju-mundurkan kelaki-lakiannya, Shima sudah menjerit-jerit kecil merasakan kenikmatan yang berlipat ganda. Pada saat Shima mencapai klimaks, Remy menggigit seiris tomato di puting Shima, dan secara tak sengaja menggigit pula puting itu. Shima menjerit kerana ada rasa perih, tetapi jeritannya segera berubah menjadi erangan kerana Remy pun segera menyadari "kecelakaan" itu, dan mengubah gigitannya menjadi kuluman. Rasa perih segera bercampur dengan geli, cepat sekali membuat Shima menggeliat kuat dan menyerah pada gelombang-gelombang besar puncak birahinya.
Ketika semua sayuran telah habis, Remy tidak lagi memiliki kegiatan lain selain menggenjot menghujam-hujamkan batangnya. Setelah sekian lama menahan diri dan memberikan empat orgasme kepada Shima, kini Remy membiarkan klimaksnya sendiri datang menyerbu. Dia mempercepat hujaman-hujaman batangnya, tidak mempedulikan Shima yang sebenarnya belum lagi selesai dengan klimaks terakhirnya. Shima masih menggelepar-gelepar merasakan akhir dari klimaks itu, tetapi Remy telah pula memberikannya kenikmatan baru. Tubuh Shima berguncang, menggeliat, meluncur hampir terjatuh dari meja yang kini penuh keringat bercampur air bekas sayuran, sos tomato, dan sebagainya. Remy cepat-cepat menahan tubuh itu, mencengkram bahunya dengan kuat. Shima cepat-cepat pula berpegangan pada 6686Please respect copyright.PENANAEZfiiMM8jq
pinggir meja.
Dengan erangan yang menyerupai banteng terluka, Remy akhirnya melepaskan salvo-salvo birahinya, menumpahkan banyak sekali lahar putih pekat yang muncrat sangat kuat dari ujung batangnya. Shima entah sedang berada di langit yang keberapa, tidak boleh merasakan semprotan-semprotan hangat di dalam cipapnya, kerana ia sendiri sedang meregang menikmati klimaks kelimanya yang datang menyambung akhir klimaks sebelumnya. Kedua kakinya erat menjepit pinggang Remy. Matanya terpejam. Mulutnya menganga dengan suara-suara tertahan seperti orang tercekik. Teteknya berguncang-guncang hebat.
Sebuah "Oh!" yang panjang akhirnya keluar dari mulut Shima, setelah segalanya mereda. Remy terkulai menindih tubuh Shima. Meja dapur berantakan. Botol sos tomato akhirnya terguling tanpa dapat dicegah. Untung botol itu kuat sehingga tidak jatuh berkeping. Tetapi isinya bermuncratan ke mana-mana, bercampur potongan-potongan sayur, dan beberapa epel yang bergelindingan. Kacau sekali! "Oh, Remy... untung kamu boleh membantu saya membersihkan dapur!" begitu kata Shima setelah mereka mampu berbicara lagi. Berdua mereka tertawa terbahak-bahak mengenang kegilaan-keedanan yang barusan mereka lalui. Makan malam kali ini terpaksa ditunda. Setelah membersihkan dapur, Shima dan Remy kehilangan nafsu makan. Sebaliknya, setengah jam kemudian mereka telah terlihat bergumul di bilik tidur. Percumbuan dilanjutkan, tetapi dengan tempo yang jauh lebih lambat, dan dalam rentang waktu yang jauh lebih lama.
Tak usahlah mereka khawatir, ..... di seberang apartemen Shima ada restoran yang buka 24 jam. (Restaurant Syed).