
Namaku Sari.195Please respect copyright.PENANAUBiZmYik60
Aku tak tahu pasti hari lahirku—tak ada foto bayi, tak ada buku kenangan. Yang195Please respect copyright.PENANA1WpRRPB4yC
aku tahu, aku anak yatim piatu. Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan saat aku195Please respect copyright.PENANAIGMvN71B0m
masih terlalu kecil untuk mengingat wajah mereka. Kehilangan itu bukan hanya195Please respect copyright.PENANA0eAVumH7Gz
menyisakan sunyi, tapi juga menggantungkan hidupku pada kakek195Please respect copyright.PENANA6xRmAyTcG0
dan nenekku dari pihak ibu.
Mereka195Please respect copyright.PENANA0wu1vYX3DX
menyambutku dalam keheningan rumah bilik bambu di pinggir desa. Rumah itu bukan195Please respect copyright.PENANA6g0queIuU0
sekadar sederhana; ia lebih layak disebut gubuk. Dindingnya dari anyaman bambu yang195Please respect copyright.PENANAXe0CfAto9b
sudah banyak berlubang. Angin bebas menerobos, menyentuh tulang-tulang kami195Please respect copyright.PENANA9U215mfTP5
setiap malam. Atap dari daun rumbia itu sudah lapuk, sebagian ditambal dengan195Please respect copyright.PENANAYrbbtIHfA9
plastik bekas dan karung goni. Hujan bukan lagi tamu ia semacam kerabat lama195Please respect copyright.PENANAXnoszSD5lQ
yang selalu datang tanpa permisi dan membuat kami basah tanpa ampun.
Kakek dan195Please respect copyright.PENANA1oV8P26DUU
nenek sudah terlalu renta untuk bekerja. Kakek yang dulu petani kini hanya195Please respect copyright.PENANATbKUyuNfQY
duduk di depan rumah, menatap langit sore dengan mata yang kosong tapi tetap195Please respect copyright.PENANAzU7NijbEIV
penuh kasih. Nenek, meski tubuhnya membungkuk dan tangannya gemetar, masih195Please respect copyright.PENANAXSlGfeIfDJ
berusaha menganyam tikar dari daun pandan untuk dijual ke pasar, meski hanya195Please respect copyright.PENANAivXPE8nVec
laku dua ribu rupiah. Untuk makan, kami bergantung pada kayu bakar yang dijual195Please respect copyright.PENANAHynv8r5lOi
kakek, dan sesekali belas kasih tetangga yang mengantar lauk sederhana sayur195Please respect copyright.PENANAzzrdQqnXvC
bening, tahu goreng, atau sekadar sambal dan nasi hangat.
Aku tak195Please respect copyright.PENANACtRpDjISTj
pernah merasa kekurangan cinta.
Waktu itu195Please respect copyright.PENANAywk22U64gU
aku berusia sembilan tahun. Tubuhku kurus, tapi bagian dada sudah mulai tumbuh195Please respect copyright.PENANAr9S97yoWYu
kata nenekku aku keturuan dari ibuku yg sekeluarga wanitanya berdada besar195Please respect copyright.PENANA2tDSnU4MxH
semua,rambutku ikal berantakan, kulitku gelap karena matahari, dan jari-jariku195Please respect copyright.PENANApseUXCosH4
kapalan karena sering membantu nenek mencuci atau menimba air dari sumur yang195Please respect copyright.PENANA9BOL4TDlGj
dalam.
Anak-anak195Please respect copyright.PENANAGHu0U0g8VV
tetangga mulai bersekolah. Mereka berjalan pagi-pagi dengan seragam195Please respect copyright.PENANAd7okiqcQ5R
putih-merah, wajah bersih dan senyum cerah. Aku hanya bisa melihat dari195Please respect copyright.PENANAZuZXqJ0pLK
kejauhan, sambil membawa ember air ke dapur.
“Mak, aku195Please respect copyright.PENANAm35FpstUXj
mau sekolah,” kataku suatu malam. Nenek berhenti mengunyah nasi, memandangku195Please respect copyright.PENANAVqWqxCzbFa
lama. Matanya basah.
“Sekolah itu195Please respect copyright.PENANAhMX1kHPRbc
gratis, Nak. Tapi seragam, buku, sepatu? Kakekmu bahkan tak sanggup beli beras195Please respect copyright.PENANAkIGvefDDYL
tanpa utang di warung.”
Aku195Please respect copyright.PENANAGQGep1rWqE
mengangguk pelan. Aku mengerti, tapi tak bisa menahan hati kecilku yang kecewa.195Please respect copyright.PENANAn1zsDqD1un
Aku ingin belajar. Aku ingin bisa menulis namaku, ingin membaca cerita di buku,195Please respect copyright.PENANAQZ0hes2aQe
ingin tahu dunia di luar dinding bambu ini.
Sampai suatu195Please respect copyright.PENANAIcNPKA7GtJ
hari, datang kabar dari seorang saudara jauh Wak Amir, kakak dari almarhum195Please respect copyright.PENANAFKdohEcTGU
ayahku. Ia dikenal sebagai peternak bebek sukses di desa seberang. Konon195Please respect copyright.PENANAUKM3Kvrt20
bebeknya hampir seribu ekor.
Rumahnya195Please respect copyright.PENANA5O10RkzEdr
besar, tanahnya luas. Bersama istrinya, Wak Indun, ia datang ke rumah kami195Please respect copyright.PENANAZGfBsYE3mq
dengan satu tawaran: mereka ingin mengadopsiku.
“Anak195Please respect copyright.PENANAanYM9QD1pA
perempuan kan belum punya, Sar,” kata Wak Indun sambil membelai kepalaku. “Kamu195Please respect copyright.PENANARUjh5UkozS
bisa bantu-bantu di dapur, jaga rumah. Nanti sekolah juga bisa kita urus.”
Nenek195Please respect copyright.PENANAWOJvcfwerm
terdiam. Kakek memegang lututnya, menatap tanah. Aku tak tahu harus senang atau195Please respect copyright.PENANAuBI8ffmrLh
takut. Rumah yang besar? Makan teratur? Sekolah? Tapi juga harus meninggalkan195Please respect copyright.PENANA6dFfFlSLTM
kakek dan nenek? Bagaimana jika mereka sakit? Bagaimana jika aku tidak195Please respect copyright.PENANAFLWHaNBACk
diterima?
Namun195Please respect copyright.PENANA0lREUUjanV
akhirnya, mereka melepas kepergianku stelah wak Amir memberikan Amplop tebal195Please respect copyright.PENANAx3TjOYOZFp
yang tak aku tahu apa isinya.
Dengan tas195Please respect copyright.PENANAgSdW3EYX68
kain berisi dua stel pakaian lusuh dan sepasang sandal jepit, aku berangkat ke195Please respect copyright.PENANA886whL87bH
rumah Wak Amir.
Rumah itu195Please respect copyright.PENANAZ7htmnRmK9
benar besar. Dinding tembok, lantai keramik. Ada kulkas, televisi, bahkan195Please respect copyright.PENANAgwN1h4qTLF
sepeda motor. Aku terkesima. Tapi semua itu tidak membuatku merasa nyaman.195Please respect copyright.PENANAGaKZ37UkLj
Malam pertamaku, aku tidur di kamar yang sama dengan kelima anak lelaki Wak Amir195Please respect copyright.PENANAZXueATsVqa
semuanya masih sekolah, tapi usia mereka tak jauh dariku. Yang tertua, Mas Adi,195Please respect copyright.PENANA6PU3yZl3YP
15 tahun dan duduk di kelas dua SMP.
Kamar itu195Please respect copyright.PENANAr6YYYYwdog
sempit, hanya ada dua kasur tipis. Kami tidur berdempetan, laki-laki dan aku195Please respect copyright.PENANAJoGR0rHSMH
satu-satunya perempuan. Malu, bingung, tapi tak berani protes. Aku cuma tamu di195Please respect copyright.PENANAQBPlVb88rD
rumah ini.
Pagi-pagi,195Please respect copyright.PENANAW8WLXypPZt
rumah sudah sibuk. Bebek-bebek ribut di kandang. Mereka tidak digembala oleh195Please respect copyright.PENANAF2ivma6N9o
orang dewasa, tapi oleh anak-anak itu bergiliran bolos sekolah untuk menggiring195Please respect copyright.PENANAXHcMelnLP7
bebek ke sawah-sawah kosong yang habis panen. Aku ikut. Aku tak tahu harus apa,195Please respect copyright.PENANABBaCHC9OgG
jadi aku hanya ikut berjalan sambil membawa ember kecil untuk mengambil air195Please respect copyright.PENANAWqbbtIbip1
atau membersihkan lumpur.
Siang hari195Please respect copyright.PENANAnNC5l223Nr
di sawah panasnya luar biasa. Tapi mereka semua terlihat biasa saja. Saat bebek195Please respect copyright.PENANAjk6uOdgwiG
mulai menyebar mencari makan, anak-anak itu berlarian ke sungai.
“Sari, ikut195Please respect copyright.PENANAanoYpqpOc2
mandi!” seru Mas Adi sambil sudah membuka bajunya.
Aku ragu.195Please respect copyright.PENANAW1c5UetIoU
Tapi mereka telanjang semua bukan karena tidak sopan, tapi karena memang belum195Please respect copyright.PENANA6j3a9rAUt8
cukup besar dan kebiasaan anak2 kampung memang begitu. Aku hanya ikut-ikutan. Dan195Please respect copyright.PENANApK3NF9nq0h
setelah membuka smua pakaianku akupun turun ke sungai.
Sungainya195Please respect copyright.PENANAkXsYJtbwj3
lebar dan tampak tenang. Aku belum bisa berenang, tapi penasaran.
Aku195Please respect copyright.PENANABBoKOe5kVT
menyebur… dan salah langkah.
Kakiku tak195Please respect copyright.PENANAG7xZIqOWcx
menyentuh dasar, dan aku panik. Air menelanku, dingin dan berat. Aku mencoba195Please respect copyright.PENANAPQISHy9EDp
berteriak, tapi air masuk ke mulutku. Dunia mendadak senyap. Aku merasa seperti195Please respect copyright.PENANAyLSkLnzHpm
ditarik ke dasar bumi.
Lalu,195Please respect copyright.PENANAi4rfnoRJCG
tiba-tiba ada yang memeluku . Pelukan hangat membawaku ke atas. Nafasku195Please respect copyright.PENANAUZJjkAQn9s
kembali, meski tersengal. Mas Adi menarikku ke tepi berpegangan pada sebuah195Please respect copyright.PENANALwDH4HmcH2
batu besar, lalu memegang bahuku.
“Kenapa195Please respect copyright.PENANAT54xwjVRzy
nyebur kalau nggak bisa berenang?” katanya pelan.
Aku195Please respect copyright.PENANAjPZdj1eQzQ
menangis. Bukan karena takut, tapi karena malu. Aku ingin terlihat kuat, tapi195Please respect copyright.PENANAU8PK2QGmRU
malah hampir tenggelam.
“Lain kali,195Please respect copyright.PENANA3R4bs5G5ED
bilang dulu. Nggak usah malu,” lanjut Mas Adi
Selama195Please respect copyright.PENANA0H0OBhdnTF
penyelamatan itu aku merasa ada sesuatu yang menempel di pantatku. Rasanya seperti195Please respect copyright.PENANAfoPYiXeWkR
kayu tapi gak terasa sakit bahkan terasa lembut di belahan pantatku saat Mas Adi195Please respect copyright.PENANATYRweMa0ht
memelukku erat daei belaMas.
Makin lama195Please respect copyright.PENANADFuoqivwnz
terasa mengeras saat menggesek-gesek belahan195Please respect copyright.PENANAPjqDEkoum6
pantatku.
Aku penasaran195Please respect copyright.PENANAPevxWHVhd4
aku takut itu ikan atau apa? Maka aku mencoba pegang sesuatu yang menggesek gesek belahan Pantatku.195Please respect copyright.PENANAz2DtICYmhU
Mas Adi195Please respect copyright.PENANAZHU1stcstV
sempat melarangku,takut terbawa arus katanya tapi kemudian dia membalik195Please respect copyright.PENANAXEoQcngZjj
posisiku jadi menghadap padanya dan menggendongku perlahan ke tempat yang195Please respect copyright.PENANAx0xhL8jHKv
alirannya airnya tenang.
saat kami sudah dibagian yang dalamnya seleher195Please respect copyright.PENANAuqQnNaKjlf
dan alirannya tenang Mas Adi menyuruhku melakukan gerakan maju mundur sambil aku195Please respect copyright.PENANAleVwTaVMaW
di suruh menggenggam tonjolan yang dsri tadi menggesek pantatku dan kini berada195Please respect copyright.PENANAizP3ls2F6E
di bagian bawah perutku, akupun menurutinya dan saat aku meremasnya dan hendak195Please respect copyright.PENANA8hGBW0Btcl
menariknya benda itu seperti lengket aku coba turunkan dan tarik lagi tapi gak195Please respect copyright.PENANALYIoCdXtDr
bisa
“ Mas ini195Please respect copyright.PENANAP884Ni4mdE
apa kok keras anget tapi gk bisa ku cabut” tanyaku keheranan dan saat aku lihat195Please respect copyright.PENANABwOdTDKIHx
Tampang Mas Adi seperti nikmat. Tidak lama kemudian dia agak mengerang dan tiba2195Please respect copyright.PENANALouHmtu2He
terasa ada keluar cairan kayak ingus keluar dari dalam air. Benda yg ku remas195Please respect copyright.PENANADLVQnJ19LU
tadi terasa mengecil akupun heran dan195Please respect copyright.PENANARrUNkuaTtz
bertanya lagi
“ Mas ini195Please respect copyright.PENANA8KWh1B5704
apaan sih? Kok jadi kecil ?” Mas Adi hanya tersenyum dan berkata makasih uda195Please respect copyright.PENANAArvNmOkkNJ
bikin enak, senang rasanya punya adik cewek penurutkayak aku, lalu di elusnya195Please respect copyright.PENANAg8xOqTIN6U
kepalaku membuatku merasa senang merasa di sayangj teramat sangat.
Adik-adik Mas195Please respect copyright.PENANAMQk0oD1uZr
Adi kemudian mendahului naik dan kembali berpakaian untuk mengurus bebek.
Setelah sungai sepi kami naik ke darat. Berdua195Please respect copyright.PENANAJcE2dpg96p
tetap telanjang dan aku tak sengaja melihat ke arah selangMasan Mas Adi kulihat penisnya ngaceng.
“ Mas itunya195Please respect copyright.PENANAPvft0wGZHh
kok berdiri gt ? Apa nggk sakit ? “ tanyaku polos
Dia malah meminta aku mendekat dan berkata.
Bersambung..
CEk fullnya di
https://victie.com/novels/belajar_menikmati_sejak_dini
ns3.16.164.14da2