"Shit!"
193Please respect copyright.PENANAjMvHe8Tip5
Aiden yang hendak membuka kulkas untuk mengambil coke dingin lantas menoleh.
193Please respect copyright.PENANAwZ8BrQD26k
"Hei Rick, berhentilah mengumpat di dapurku."
193Please respect copyright.PENANA3dRwT2szNL
"Sorry man, hanya saja pasta buatanmu membuatku teringat pada Mrs. Marlon," ujar Rick dengan wajah pucat. Dia menggeser piring penuh pastanya ke depan lalu memijat pelipisnya.
193Please respect copyright.PENANA4HdqtCLLkl
Aiden duduk di salah satu kursi di depannya. Dapur itu tidak terlalu luas dengan perabotan yang juga tidak terlalu banyak. Well, apartemen tempatnya tinggal memang tidak memiliki banyak barang. Aiden sudah tinggal disana selama lebih dari 5 tahun namun jumlah barang-barangnya tidak terlalu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
193Please respect copyright.PENANA2M1ZCbfh7z
Sebenarnya apartemen itu milik Hayden. Wakil kepala polisi Costa City itu membawanya untuk tinggal bersama sejak Aiden berusia sembilan belas tahun. Hayden sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya di kantornya, atau di rumah sakit mengamati mayat-mayat korban kejahatan atau di TKP dimanapun dan kapanpun dia diminta datang. Dia hanya pulang saat perlu singgah sebentar untuk berganti baju atau untuk tidur. Dia bahkan menghabiskan hari-hari cutinya disekitar kantor polisi atau berkeliling kota. Yah, begitulah Hayden menyebutnya meski Aiden lebih yakin pria itu sedang berpatroli. Hayden praktis hampir bisa disebut tinggal di kantor polisi. Hidup dibalik pintu ruang kerjanya. Itu salah satu sebab kenapa apartemennya sangat... minimalis. Baik dari segi jumlah perabotannya ataupun stock bahan makanan yang ada.
193Please respect copyright.PENANA07FWZO8W5H
Sebab lainnya adalah karena Hayden belum menikah.
193Please respect copyright.PENANAFTDpkGs8Km
Kalau ada yang berpikir Hayden polisi paruh baya dengan perut buncit dan mulut berbau asap rokok maka mereka salah duga. Sangat salah. Usianya empat tahun lebih tua dari Aiden. Wajahnya tampan dengan tubuh tinggi, tegap, bahu lebar, dada bidang dan aura maskulin yang kuat. Saat dia bertugas dalam penyamaran untuk suatu misi dengan berpenampilan casual serta jaket kulit hitamnya, dia lebih terlihat seperti model papan atas yang baru saja melenggang dari sampul utama majalah mode ternama dibanding sebagai seorang polisi. Insting tajam dan kecerdasannya mengantarkan karirnya sebagai wakil kepala polisi saat usianya dua puluh tujuh tahun. Jelas dia bukan gay. Banyak wanita yang bersedia memberikan kesaksiannya untuk itu. Aiden bahkan pernah harus menginap di hotel karena salah satu wanita yang pernah dibawa Hayden pulang ke apartemen terlalu 'berisik'.
193Please respect copyright.PENANA2suxTWedFV
Oh No, he's not a player.
193Please respect copyright.PENANAA73OBaaYNX
Dia pria baik, meski bukan pria baik-baik. Dia tidak pernah memaksakan diri pada wanita. Dia memperlakukan mereka dengan hormat, bahkan para pelacur yang tertangkap operasi sekalipun. Sikap dan prinsip hidupnya membuat banyak wanita mendekati Hayden demi mengharapkan posisi permanen di hidupnya. Dan jika para wanita itu bersedia mengantri tanpa berebut, Aiden yakin antriannya akan cukup panjang.
193Please respect copyright.PENANAk8n18V26AK
Meski mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi Hayden tidak menganggap Aiden sebagai orang asing. Dia justru cukup terbuka pada Aiden. Menceritakan asal usulnya, pengalamannya sebagai polisi, kasus-kasus tertentu yang sedang dia tangani, serta beberapa kali tentang wanita yang dia kencani. Kadang Aiden bersyukur Hayden memilih memungutnya dan memperlakukannya selayaknya manusia normal. Setelah semua kejadian yang Aiden alami di masa lalu, Hayden tetap menerimanya apa adanya. Sebagai saudara. Sebagai sahabat. Sebagai partner. Hayden juga sering melibatkan Aiden untuk kasus-kasus tertentu.
193Please respect copyright.PENANA3zzLYmqAi9
Aiden sudah sering menghabiskan waktunya menerka-nerka alasan kenapa Hayden belum menikah. Hayden selalu hanya tersenyum setiap kali pertanyaan itu diucapkan Aiden.
193Please respect copyright.PENANAxc2ZMpIsAh
Jadi begitulah hidup mereka, berlalu bersama setiap ketukan palu pengadilan atas pelaku yang mereka tangkap. Bukan berarti Aiden mengeluh.
193Please respect copyright.PENANARZDY7YviDS
"Jadi, tentang mayat korban mutilasi yang ditemukan di halaman belakang gedung sekolah itu sungguh Mrs. Marlon?" ucap Aiden setelah menengguk coke kalengnya.
193Please respect copyright.PENANAUZjdGJCUHV
Rick masih memijit pelipisnya sambil memejamkan mata. "Yah begitulah. Sudah dilakukan tes DNA dengan putrinya dan hasilnya postif."
193Please respect copyright.PENANAsR6vAcBxyH
"Wow. Pastinya dia sangat terkejut mengetahui ibunya meninggal dengan cara seperti itu."
193Please respect copyright.PENANAMp0UwHYFL4
"Entahlah. Aku belum memastikan keterkejutannya."
193Please respect copyright.PENANAZkGCXcGbNy
Aiden menaikan salah satu alis matanya mendengar jawaban Rick.
193Please respect copyright.PENANApf25MYdYZR
"Putrinya langsung pingsan pada bagian saat Hayden mengatakan bahwa ibunya meninggal karena dibunuh. Dia masih berada di UGD terakhir kali aku menelepon Hayden siang tadi."
193Please respect copyright.PENANAhI5t4PsPSV
"Oh. Jadi dia belum melihat kondisi ibunya?"
193Please respect copyright.PENANA1azdGoqWcP
"Kuharap tidak. Akan lebih bagus baginya kalau dia tidak melihat mayat ibunya yang terpotong-potong itu. Well setidaknya genangan darahnya tidak akan membuatnya mual saat harus memakan pasta."
193Please respect copyright.PENANAMJg25zspU5
"Oke aku tidak bermaksud membela diri, Rick, tapi itu saus pasta instan yang aku beli di minimarket dekat kantor Hayden. Aku mungkin punya banyak bakat, tapi menjadi Chef jelas bukan salah satunya."
193Please respect copyright.PENANA1S5dmOHEdK
"Yah aku tahu. Kau dan Hayden sama saja. Aku hampir yakin bahwa suatu saat kalian berdua pasti akan menua bersama dengan menyedihkan."
193Please respect copyright.PENANAt9A3l3jawc
Aiden tergelak. "Bukan ide buruk. Setidaknya aku bisa meregang nyawa dengan seseorang yang kukenal berada didekatku. Aku akan lebih tenang kalau orang itu Hayden."
193Please respect copyright.PENANAQuakmyKRGu
"Terserahlah."
193Please respect copyright.PENANABUoJCPmXLv
Rick lantas berdiri dan ikut mengambil dua kaleng coke dari kulkas, membuka salah satunya dan berdiri bersandar pada kulkas.
193Please respect copyright.PENANAkf69x3dmMK
"Seperti apa kondisinya?"
193Please respect copyright.PENANA4oMXil3zsX
"Mrs. Marlon? Mengenaskan."
193Please respect copyright.PENANAtST6qJg6sX
Kali ini Aiden tidak berbicara. Dia menunggu Rick melanjutkan jawabannya yang ternyata membutuhkan waktu beberapa lama. Nampaknya Rick cukup terkejut dengan kasus kali ini. Perampokan, pemerkosaan, prostitusi dan pembunuhan merupakan jenis kejahatan yang sudah umum terjadi di Costa City. Deretan nama tersangka yang menunggu diinterogasi diiringi ratapan sedih keluarga korban hampir setiap hari menjadi beban tambahan bagi Hayden. Sebagai wakil kepala polisi dia bertanggung jawab tidak hanya untuk memastikan pelakunya hidup di balik jeruji tapi juga beban mental serta psikis para korban dan keluarganya. Apalagi untuk kasus besar. Dan ini kasus heboh pertama di kota setelah kejadian penembakan di club Anne Marie tiga bulan lalu yang menewaskan 11 orang.
193Please respect copyright.PENANAiZw9vXXgRC
Rick sudah menjadi tangan kanan Hayden sejak sama-sama masih dilatih di akademi. Rick menguasai beladiri dan selalu unggul dalam penyerangan langsung. Namun dia bukan anggota yang pandai berpura-pura sehingga sangat jarang Hayden dan Rick bertugas bersama dalam sebuah misi penyamaran. Sedangkan Peter merupakan salah satu penembak jitu terbaik yang dimiliki kepolisian Costa City. Dengan strategi yang tepat dari Hayden, mereka hampir selalu menyelesaikan operasi sesuai target. Yah, hampir. Tidak semua operasinya sukses. Operasi yang membuat Hayden terlibat dengan Aiden untuk pertama kalinya menjadi kasus urutan nomor satu yang berada pada catatan kegagalan operasi mereka.
193Please respect copyright.PENANAKCP2N3MA3c
"Tubuhnya terpotong menjadi beberapa bagian. Pelaku meletakkannya begitu saja di area parkir di halaman belakang sekolah. Mayatnya ditemukan sekitar lima puluh meter dari mobilnya. Kunci mobil, dompet, perhiasannya masih ada di TKP."
193Please respect copyright.PENANA36OWXwy92P
"Jadi pelakunya bukan bermaksud merampok."
193Please respect copyright.PENANA9P0Czf7pHV
"Kurasa begitu," jawab Rick ragu.
193Please respect copyright.PENANA65IikoXiVF
"Ada sesuatu, Rick?"
193Please respect copyright.PENANA4lB79m7PQw
"Ada yang hilang."
193Please respect copyright.PENANAfGuPeJItoK
Kini Aiden berdiri, menatap Rick dengan serius. Aiden memang bukan polisi, tapi keterlibatannya cukup banyak membantu Hayden dan teamnya. Ini bukan pertama kalinya Rick atau Peter menceritakan detail kasus pada Aiden. Dan biasanya Rick tidak pernah terlihat ragu saat membagi informasi kasusnya.
193Please respect copyright.PENANAU732YKFnNH
"Apanya yang hilang, Rick?"
193Please respect copyright.PENANAijsxa88vCn
Rick menatap Aiden dengan tatapan menerawang. Tubuhnya tidak bergerak untuk sesaat. Kemudian dia menunduk, meneguk coke-nya hingga habis kemudian menjawab, "Kepalanya, Aiden. Kelihatannya si pelaku membawa kepala Mrs. Marlon."
193Please respect copyright.PENANAEVS30JRH60
"Shit!" ujar Aiden sambil melemparkan kaleng kosongnya ketempat sampah.
193Please respect copyright.PENANAh2Aw3h8Ohs
"Jangan mengumpat di dapurmu sendiri, Aiden."
193Please respect copyright.PENANACYc7kIEdWp
***
193Please respect copyright.PENANATIaFcrYo4q
Hayden terkejut melihat Aiden berdiri di depan resepsionis rumah sakit sambil berbincang dengan Peter. Aiden yang menyadari kedatangannya lantas menganggukkan kepalanya sedikit.
193Please respect copyright.PENANAySkC1dcwvE
"Kapan kau datang?" tanya Hayden heran.
193Please respect copyright.PENANAbapkEp8OH5
"Baru saja. Aku datang dengan Rick."
193Please respect copyright.PENANAs6At9GuT0P
"Sudah kuduga. Aku sudah melarangnya untuk melibatkanmu dalam kasus apapun sementara ini. Seharusnya aku tau dia cukup bodoh untuk mengerti ucapanku."
193Please respect copyright.PENANAv9GcFgS62i
"Hati-hati, Hayden. Kalau aku tidak cukup mengenalmu, aku mungkin berpikir kau cemburu pada Rick," kata Peter sambil tertawa.
193Please respect copyright.PENANAdF5ASm6L7T
"Justru sebaliknya. Dia memberiku inspirasi tentang 'Money Jar'. Kau tahu, jika dia harus memasukkan selembar uang setiap kali dia mengumpat atau mengutuk sesuatu, mungkin kita bisa mengganti GMC Sierra milikmu dengan Ferrari Lusso tahun depan."
193Please respect copyright.PENANALhxtiGC9tx
"Kedengarannya aku harus menjaga jarak denganmu, Aiden. Untuk mengamankan rekeningku," jawab Rick yang kini menghampiri mereka dengan dua gelas kopi panas. Dia menyerahkan salah satunya pada Hayden.
193Please respect copyright.PENANAIwceRQzcDF
"Entahlah Rick, kau sepertinya terlihat siap mengosongkan rekeningmu. Dan bayangan mengejar berandalan dengan Ferrari Lusso cukup menggoda," jawab Hayden sambil menyeringai pada Rick.
193Please respect copyright.PENANAzwPamElvMK
"Dan kedengarannya kalian cukup senggang untuk kuganggu," kata seseorang dibelakang mereka.
193Please respect copyright.PENANAtpxleisrwG
Mereka menoleh nyaris bersamaan. Wanita itu cantik. Tubuhnya langsing dan tidak terlalu tinggi. Dress biru tua yang jatuh hingga lututnya membuat warna kulitnya terlihat lebih cerah dan menawan. Aiden membaca nama yang tertulis pada jas putihnya; dokter Candice.
193Please respect copyright.PENANAZmnDdWzODz
"Ms.Marlon sudah siuman. Kondisinya cukup stabil. Kurasa kalian bisa mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Meski begitu, jangan terlalu membebaninya dan jangan terlalu lama. Aku tidak suka pasienku tidak bisa beristirahat," kata dokter Candice.
193Please respect copyright.PENANAKEE5sX0TdV
''Bagaimana denganmu Dok? Kau punya waktu istirahat cukup lama?" Peter tersenyum menatap wanita itu.
193Please respect copyright.PENANAfsWJPMSTfh
"Dan kenapa dengan waktu istirahatku?"
193Please respect copyright.PENANA0wnyySzClF
"Jika kau punya waktu istirahat cukup lama, bisa kuganggu dengan makan siang bersama di Restaurant Jepang di ujung Blok?"
193Please respect copyright.PENANAagEvJ7vCe0
Aiden dan Hayden menyeringai mendengar ucapan Peter. Diantara mereka berempat, Peter adalah yang paling cepat jika berurusan dengan wanita. Apalagi jika wanita itu cantik.
193Please respect copyright.PENANAlj2oYJMnEd
"Thanks. Tapi kurasa tidak, Sir. Karena menurutku kau bermaksud agar rekanmu ini punya waktu lebih lama untuk menanyai pasienku," jawab dokter Candice sambil menunjuk Hayden dengan kepalanya.
193Please respect copyright.PENANAW3kgxiUJNb
"Shit." Peter memalingkan wajahnya dan mengumpat pelan. Rick tertawa melihatnya.
193Please respect copyright.PENANA2LSQS0SrlY
"Ayo, Dok. Kurasa aku tidak berhasil mendapat tambahan waktu untuk bertanya pada Ms.Marlon," kata Hayden sambil berbalik melangkah menuju kamar perawatan Ms.Marlon bersama dokter Candice.
193Please respect copyright.PENANAhjWqUshuNq
Baru beberapa langkah berlalu Hayden mendengar seruan Aiden. "Hey Hayden, kurasa kita bisa membeli dua 'Money Jar' untuk Rick dan Peter dan mungkin Ferrari itu bisa kau gunakan untuk patrol saat Natal tahun ini."
193Please respect copyright.PENANA1feZ2T84pv
Hayden tidak menghentikan langkahnya, namun dia mengangkat lengan kanannya dan membiarkan Aiden melihat jempol tangannya.
193Please respect copyright.PENANA2CDGkGnDOY
***
193Please respect copyright.PENANA6rnCh4Rfd3
"So.... Dia tau sesuatu?" tanya Rick tepat setelah Aiden menutup kembali pintu kamar perawatan Ms.Marlon.
193Please respect copyright.PENANASmcfQBxXxI
"Selain fakta bahwa ibunya tewas dibunuh secara brutal? Tidak."
193Please respect copyright.PENANAKUVkbRqecd
"Aku merasa kasus ini akan memakan waktu lebih lama daripada kasus penembakan di Anne Marie tiga bulan lalu."
193Please respect copyright.PENANAAngdtkvsCO
"Kurasa juga begitu. Aku merasa ada sesuatu yang lain yang akan terlibat. Kasus ini bukan sekedar pembunuhan biasa," kata Aiden.
193Please respect copyright.PENANAiHSshLDXDP
"Kenapa?"
193Please respect copyright.PENANACyyE0u7YNu
"Insting, Rick. Apa yang dikatakan insting polisimu?"
193Please respect copyright.PENANAecp8415Psn
"Insting polisiku bilang bahwa Mrs.Marlon bukan yang terakhir."
193Please respect copyright.PENANAhrCTEeT7qz
Aiden hanya menganggukan kepalanya. Pintu kamar perawatan itu terbuka kembali dan menampakkan Hayden dengan raut wajah penuh kecemasan.
193Please respect copyright.PENANAevGSrWPxCm
"Mungkin sebaiknya kita lanjutkan pembahasan di apartemen. Lagipula ini sudah lewat jam makan malam dan aku lapar. Aiden, kau pulanglah dengan Hayden. Aku akan menyusul kalian," ucap Rick sambil berjalan ke pintu keluar.
193Please respect copyright.PENANAuQbx5ubetB
Sesaat tidak ada yang berbicara. Mereka berdua diam sambil menatap punggung Rick yang semakin jauh.
193Please respect copyright.PENANAGYwUhFLgtc
"Sebaiknya kita makan. Ada yang kau inginkan?"
193Please respect copyright.PENANAxfGanBn3ND
"Tidak, Hayden. Tapi mungkin sebaiknya kita menghindari pasta atau menu yang berwarna merah. Rick kelihatannya kurang menyukai menu berwarna merah sekarang ini."
193Please respect copyright.PENANA7FVMCTg56z
"Oke" ujar Hayden santai. Mereka berjalan menuju tempat parkir. Beberapa polisi menyapa Hayden dan menganggukkan kepala sebagai bentuk sapaan. Hayden membuka pintu pengemudi, bersiap menyalakan mobilnya. Aiden sudah duduk di kursi penumpang di sebelahnya, menatap kearah jalan raya yang tidak terlalu ramai.
193Please respect copyright.PENANAAJ1taeoTvj
Hayden mulai melajukan mobilnya. Hanya beberapa saat setelah mobil hitam itu berada di jalan raya, Hayden bertanya, "Kau menemukan sesuatu, Aiden?"
193Please respect copyright.PENANAOtmkiqTyvN
"Entahlah. Kurasa tidak. Belum, mungkin."
193Please respect copyright.PENANABaawugJAHa
"Hmm... Kau mendengar sesuatu?"
193Please respect copyright.PENANAyZm5GzWRb9
Aiden tidak langsung menjawabnya. Pandangannya masih menatap lurus ke depan, ke jalan raya yang entah sejak kapan mulai padat.
193Please respect copyright.PENANA6qBFAMjdHN
"Kurasa begitu."
***
Thanks for reading.
Sorry for the typos.
If you want to read a chapter ahead, you can read it free on wattpad : The Black Angels by ghian7st
ns216.73.216.43da2