x
No Plagiarism!3nOA24zlw3eWci7fNbYuposted on PENANA Tik tik tik.
196Please respect copyright.PENANAsbhEpT0TmK
Lorong itu sangat sunyi hingga suara detik jarum jam terdengar dengan begitu jelas. Detik demi detik berlalu seakan berpacu dengan degup jantungnya sendiri. Pria itu tidak bergerak. Tepatnya, mencoba untuk tidak bergerak. Dia khawatir gerakan sedikit saja akan mengacaukan sandiwaranya. Bahkan untuk bernafas pun dia menahan diri dengan hati-hati. Perlahan dia mengamati keadaan melalui ekor matanya.
196Please respect copyright.PENANAwAFmzmRtZV
Suasana lorong cukup gelap, namun dia masih dapat melihat samar-samar jumlah mereka berkat pantulan cahaya dari celah pintu ruangan di ujung lorong. Enam orang. Bahkan dengan kondisinya saat ini, dia yakin hanya perlu dua orang dari mereka untuk mengirimnya ke kamar mayat. Maka dimulailah sandiwaranya, terkapar dilantai tak bergerak berharap cukup menyerupai orang-orang yang tergeletak tak sadarkan diri disebelahnya. Dia sendiri tidak yakin mereka pingsan atau mati. Dia tidak menyia-nyiakan waktunya untuk memastikan atau sekadar menebak.
196Please respect copyright.PENANAdNDkIZRiP6
"Ada yang tersisa?" salah satu dari mereka tiba-tiba bersuara.
196Please respect copyright.PENANAVU2mjN7p8o
"Aku yakin tidak ada. Semuanya done" jawab salah satu pria kurus yang berada di ujung sesaat setelah memeriksa tubuh-tubuh yang tergeletak sepanjang Lorong. Tubuh-tubuh yang beberapa jam lalu menikmati hentakan musik dan berpesta seakan hidupnya bergantung pada itu. Mereka tidak menyadari atau mungkin tidak mau tahu dengan hal lainnya selain alkohol yang malam ini bisa mereka nikmati secara bebas, musik yang bisa membuat telinga berdengung hingga besok pagi, serta tubuh-tubuh pria dan wanita yang saling menempel. Saat orang-orang berbaju hitam itu menginvasi club, mereka sudah benar-benar tidak peduli.
196Please respect copyright.PENANAelwokaeOoB
"Great. Hei Alex, sudah kau urus CCTV nya?"
196Please respect copyright.PENANAelUDRvGNvY
"Easy," jawab seorang wanita.
196Please respect copyright.PENANA6W9jax0Oow
Spontan dia melirik ke arah suara. Dia tau orang-orang ini. Dia tau bagaimana mereka akan bergerak, metode mereka dalam menyerang dan keahlian mereka dalam dua hal tersebut. Karena pemahamannya itulah dia dikirim untuk memastikan kedatangan mereka ke club. Informan bosnya selalu memberikan kabar yang tepat. Tapi sepertinya informan itu lupa untuk menyebutkan bahwa malam ini mereka akan membawa wanita untuk ikut dalam aksinya. Bisa dibilang aksi mereka malam ini merupakan moment langka. Mereka tidak pernah membiarkan seorang wanita terlibat secara langsung. Pasti ada sesuatu dengan wanita ini. Karena itulah matanya masih melirik tajam berusaha menemukan wanita tadi. Dan disana, di ujung lorong disamping si pria kurus, dia melihat siluet tubuh wanita yang berlekuk ditempat-tempat yang tepat.
196Please respect copyright.PENANAhcPX9zLvLq
Damn, she's hot.
196Please respect copyright.PENANAXUfHYiNHon
Pandangannya perlahan naik menuju wajahnya, bibirnya, dan terakhir matanya. Wanita itu menatap tepat ke arahnya. Dia mengumpat dalam hati dan secara naluri langsung menutup mata, cukup lama sampai dia yakin mereka sudah meninggalkan club.
196Please respect copyright.PENANAmhACS7vz8n
Perlahan dia membuka matanya sambil berupaya untuk duduk. Dia bersandar pada dinding dibelakangnya saat tangan kanannya terulur ke saku celananya untuk meraih sebuah earplug.
196Please respect copyright.PENANArdiPUeWzrn
"Aiden, jawablah kalau kau dengar," suara teriakan Hayden bukanlah hal pertama yang ingin dia dengar meskipun hanya melalui sambungan earphone.
196Please respect copyright.PENANAa0J7sfPaoi
"Kau bisa membunuhku dengan teriakanmu, Hayden."
196Please respect copyright.PENANAgpkeCC83U6
"Damn you, Aiden! Lain kali jawablah kalau kau masih hidup."
196Please respect copyright.PENANAepzSXnHcgq
Aiden mendengus. Kaki kirinya seperti lumpuh dan dada kirinya luar biasa nyeri. Dia yakin orang-orang tadi sukses meninggalkan lebam disana. Darah masih mengalir dari pelipis kirinya. Napasnya memburu menahan sakit disekujur tubuhnya. "Hayden... kalau kau tidak segera mengeluarkanku dari sini, rasanya aku memang tidak akan pernah bisa menjawabmu lagi selamanya."
196Please respect copyright.PENANA5LKkE04cbL
"Kami dalam perjalanan ke sana. Tidak jauh lagi dari Anne Marie. Ada ambulance juga. Bersabarlah sebentar."
196Please respect copyright.PENANAFww6tYbOH7
Aiden baru saja akan mengutuk temannya ketika pintu toilet wanita terbuka perlahan. Refleks, Aiden mengeluarkan pisau kecil dari sepatu kanannya. Bukan pilihan terbaik memang, tapi dengan kondisinya saat ini, besi kecil mengkilap tersebut terasa seperti pedang samurai. Napasnya langsung berubah teratur, efek latihan selama bertahun-tahun.
196Please respect copyright.PENANAop8Eyf1fnU
"Just get out." Aiden menunggu penuh antisipasi. Dia sungguh tercengang ketika seorang gadis menampakkan diri dari balik pintu toilet. Untuk sesaat tidak ada yang bersuara.
196Please respect copyright.PENANA2qhgbZfy8n
"Are you alive?" suara lembut gadis itu memecah keheningan.
196Please respect copyright.PENANA6Wi6yOWpVe
"Tidak. Aku baru saja mati dan kau sedang berbicara dengan rohku," ucap Aiden sambil mendengus.
196Please respect copyright.PENANArAYiACFEGf
Gadis itu tertegun, mengamatinya dengan tatapan aneh sesaat lantas mendesah lega. Sosok mungilnya terlihat ketakutan. "Boleh aku duduk di sebelahmu?" ucapnya.
196Please respect copyright.PENANABzdJyaWfxU
"No."
196Please respect copyright.PENANADPrqAwhdgD
"Tapi aku mau duduk disana." Gadis itu bergerak perlahan melewati tubuh-tubuh tak bergerak di depannya seakan takut membangunkan mereka. Aiden merasa tingkahnya agak lucu mengingat menurutnya mereka tidak akan terbangun lagi. Tapi dia tidak berkomentar.
196Please respect copyright.PENANAP7mB0vHV4K
Aiden bergeming ditempatnya. Berusaha mengikuti pembicaraan Hayden dengan orang-orangnya yang kini terdengar kurang jelas. Tubuh bagian kirinya mulai mati rasa dan kepalanya mulai terasa berat. Pandangannya menjadi buram dan keringat dingin sudah membuat kaus Armani favoritnya yang sengaja dia kenakan untuk operasi malam ini menjadi basah. Well, sedikit. Sisanya kemungkinan besar adalah karena darahnya sendiri. Hayden sungguh berhutang banyak padanya kali ini. Dan dia berencana menagih pembayaran hutang tersebut dengan cara yang paling berkesan. Berkesan bagi Aiden, mimpi buruk bagi Hayden. Dalam bayangan Aiden, tembok di hadapannya kini berubah menjadi Hayden dan dia bahkan sudah merasa sulit menahan diri untuk tidak melemparkan pisau kecil di genggamannya ke tembok sialan itu. Sampai sesuatu menyentuh lengan kanannya. Sesuatu yang lembut dan mungil.
196Please respect copyright.PENANA9bkoCskbl5
"Irina..."
196Please respect copyright.PENANACkZl00Lhx2
Aiden melirik tangan gadis itu yang terulur ke arahnya.
196Please respect copyright.PENANAM45GwEspBD
Really?
196Please respect copyright.PENANA6XPHwOxTWM
Disinilah dia, duduk di lorong toilet club malam Anne Marie yang paling tersohor di Costa City dengan setengah badannya mati rasa, duduk terkapar diantara manusia lain yang belum jelas hidup atau mati dengan satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah berharap Hayden datang lebih cepat, dan oh ya jangan lupakan kunang-kunang aneh itu yang mulai mengganggu pandangannya. Dan gadis itu mengulurkan tangannya seakan-akan mereka dua orang asing di pantai yang sedang berlibur dan berkenalan secara normal di suatu sore sambil menikmati sunset. Hah! Bagaimana bisa?
196Please respect copyright.PENANAkMAJ8pz41j
Tepat seperti itulah yang akan dia katakan. Tapi kata-katanya tidak sempat terucap ketika matanya menatap sepasang mata hijau yang menawan dengan bulu mata indah, hidung mancung diapit tulang pipi tinggi dengan bibir mungil kemerahan.
196Please respect copyright.PENANAmDFgGGdrND
She's a beauty.
196Please respect copyright.PENANA2FQv5zZDzE
Aiden tertegun. Sepasang mata hijau indah itu menatapnya ragu-ragu. Aiden melihat kecemasan, ketakutan dan keteduhan disana. Tatapan itu memicu perasaan aneh dalam dirinya. Perasaan rindu, khawatir dan takut. Bukan, bukan takut pada gadis itu. Bahkan dengan kondisinya sekarangpun dia masih cukup mampu melukai seorang gadis. Aiden tidak mengerti kenapa dia merasa takut ketika menatapnya. Takut sesuatu yang buruk menimpa gadis itu.
196Please respect copyright.PENANAUqvbn8k1cR
Kenapa aku tiba-tiba merasa protektif melihatnya? Damn it!
196Please respect copyright.PENANAri516HvW3L
Pasti karena luka-lukanya. Ya, ya. Aiden yakin bahwa luka dikepala dan dada kirinya yang menyebabkan perasaannya jadi aneh. Dia hanya seorang gadis anonim, for God sake. Dan Aiden bukan orang suci yang baru kali ini berdekatan dengan seorang wanita. Hell, dia bahkan sudah cukup berpengalaman dengan banyak wanita. Dan pengalamannya melibatkan hal-hal yang lebih dari sekedar berjabat tangan.
196Please respect copyright.PENANAtmvYcStr5E
Irina menarik kembali tangannya perlahan tanpa mengalihkan tatapannya. Dia hampir mengucapkan sesuatu saat pintu ruangan di ujung lorong terbuka. Aiden langsung menoleh dengan sikap waspada.
196Please respect copyright.PENANABNnXDACjRI
Beberapa pria berseragam polisi berhamburan memenuhi lorong. Salah satu diantaranya menyeruak, berusaha berdiri paling depan. Atau lebih tepatnya, berusaha mencapai Aiden lebih dulu dari yang lain.
196Please respect copyright.PENANARS7KXzjkMH
Tubuh tegang Aiden rileks seketika. Pria itu bersimpuh di sisi kiri Aiden dan pandangannya gusar menatap sekujur tubuh Aiden.
196Please respect copyright.PENANA9voY27qQNB
"Shit! Kenapa kau tak bilang bahwa mereka melukaimu, Aiden?""
196Please respect copyright.PENANAi0VbzHmDkM
"Stop talking, Hayden. I'm not dying... Not yet."
196Please respect copyright.PENANAQccwUX3BHU
"HEY PETER! BANTU AKU DAN CEPAT MINTA RICK SIAPKAN AMBULANCE DI DEPAN!"
196Please respect copyright.PENANAflDAutUjvJ
"Kau tidak perlu berteriak di dekatku.. Aku bosan dengan teriakanmu," ucap Aiden pelan. Aiden meringis saat Hayden menyelipkan lengan kanannya untuk mengangkat tubuh Aiden. Salah satu polisi yang dengan seragam bertuliskan Peter Johnson di dada kanannya berusaha mengangkat Aiden dari sisi lainnya.
196Please respect copyright.PENANAgI7c9lS8Ez
"AAARGHH.." teriakan Aiden menggema sepanjang lorong membuat aktivitas para polisi yang berupaya mengevakuasi pengunjung club lainnya yang ada di lorong itu menjadi terhenti. Mereka menyingkir nyaris bersamaan, memberikan akses jalan bagi Hayden dan Peter.
196Please respect copyright.PENANAWkG4sappCy
Aiden berusaha menekan luka di dada kirinya namun lengan Hayden dan Peter yang menyangga tubuhnya membuat kedua tangannya terkunci. Rasanya seperti ada sesuatu yang terus mendesak keluar dari dadanya dengan rasa nyeri dan ngilu yang luar biasa. Dia tidak menyadari saat Hayden dan Peter mulai melangkah. Yang dia tahu hanyalah bahwa pintu di ujung lorong itu semakin dekat dan orang-orang -Polisi- disana menatapnya ngeri. Aiden mulai berpikir untuk menyerah. Setidaknya Hayden sudah bersamanya. Dia berpikir mungkin memang sebaiknya dia menyerah.
196Please respect copyright.PENANAk0jQvN2CXy
Menyerah pada lukanya.
196Please respect copyright.PENANAsaBXGbA0py
Menyerah pada keadaan.
196Please respect copyright.PENANAlgLtOzogZY
Menyerah pada takdir. Sekali lagi.
196Please respect copyright.PENANAhp8eiXKOGy
Lalu dia merasakannya. Sesuatu menyentuh dadanya. Bukan, sesuatu itu menekan lukanya menghalangi darah yang terus keluar. Sesuatu yang terasa lembut dan nyaman. Aiden menunduk dan tatapannya bertemu dengan sepasang mata hijau. Mata itu tampak khawatir namun penuh tekad.
196Please respect copyright.PENANAAr2zcFSAl5
Please stay alive.
196Please respect copyright.PENANAUM7XoZqdWW
Aiden mendengarnya tepat sebelum kegelapan itu datang dan dia menyambutnya dengan sukarela.
***8964 copyright protection192PENANAd5K2GsumUj 維尼
Dokter dan perawat di rumah sakit Brigham tampak sibuk berlarian ke segala arah. Petugas di resepsionis kalut menanggapi rentetan telepon yang terus-menerus berbunyi. Kilatan kamera serta riuhnya teriakan para pemburu berita menambah kekisruhan suasana di sekitar UGD. Beberapa korban selamat lain yang berhasil di evakuasi terlihat terpukul dan sedih. Beberapa diantaranya bahkan menangis meraung.8964 copyright protection192PENANAmuCAnsaTDS 維尼
"Mr. Hayden Hawthorne! Tolong berikan komentar Anda. Apakah ini benar kejadian terorisme?"8964 copyright protection192PENANAVPIxcri1BT 維尼
"Apa ini penembakan acak? Kudengar banyak korban tewas."8964 copyright protection192PENANA1sJIa0wBpJ 維尼
"Benarkah team Anda sudah bersiap-siap tak jauh dari lokasi? Berarti kejadian ini sudah direncanakan?"8964 copyright protection192PENANAzj5BhfUPr9 維尼
"Mr. Hawthorne... Mr Hawthorne! Tolong komentar Anda!"8964 copyright protection192PENANAHsKmvxpkJz 維尼
Hayden bergerak cepat membelah lautan wartawan menuju salah satu ruang operasi di lantai dua. Sebagian pengejar berita itu menerobos, tidak mengindahkan bahasa tubuh Hayden yang menyatakan penolakan atas semua pertanyaan apapun yang mereka lontarkan. "Kepolisian akan memberikan pernyataan secara terbuka setelah segala kemungkinan terkonfirmasi," ujar Rick, rekan Hayden.8964 copyright protection192PENANAv2P3Jl9Ukq 維尼
Hayden berderap meninggalkan Rick sendirian untuk menghalau para wartawan itu. Setidaknya temannya itu tahu dia tidak bisa berada di sana lebih lama. Kondisi Aiden sedang kritis.8964 copyright protection192PENANAmi40lmXwsk 維尼
Lampu diatas pintu ruang operasi itu masih menyala. Setidaknya sudah hampir satu jam sejak tubuh Aiden yang tak sadarkan diri itu dibawa masuk ke sana. Peter, rekan polisinya selain Rick, terlihat duduk termenung di sebuah kursi di koridor tak jauh dari depan pintu ruang operasi. Ia mendongak tepat ketika jarak Hayden hanya beberapa langkah darinya.8964 copyright protection192PENANAKCGvUr8JkO 維尼
"Bagaimana keaadannya?" tanya Hayden. Peter hanya menggeleng kecil.8964 copyright protection192PENANAW4K73ihFLn 維尼
Sekujur tubuh Hayden lunglai, merosot di sebelah Peter. Tatapannya kosong, ekspresinya tidak terbaca. Mau tak mau, ingatannya kembali ke saat beberapa hari sebelumnya. Hari disaat Marcus, atasannya meminta Hayden menyetujui idenya meminta bantuan Aiden dalam misi kali ini.8964 copyright protection192PENANAv5RArRWbFn 維尼
"Dia pernah berhubungan dengan mereka, Hayden. Dia pernah terkait dengan mereka. Sejauh ini segala hal yang dikatakannya menjadi petunjuk bagi kita. Dan terbukti, petunjuk itu bukan sekadar saran," kata Marcus penuh tekad.8964 copyright protection192PENANAgGyZsa07vo 維尼
Untuk pertama kalinya Hayden merasa berada pada sisi yang berlainan. Hatinya tidak tenang saat membayangkan Aiden harus terlibat dengan organisasi mafia itu sekali lagi. Bukankah sudah cukup sulit bagi Aiden untuk bangkit dari mimpi buruk yang dialaminya? Sekarang tidakkah Marcus bersikap kejam dengan meminta pemuda itu untuk melibatkan dirinya lagi?8964 copyright protection192PENANA46iGSOsoc6 維尼
"Entahlah, Marcus. Kurasa kita harus benar-benar mempertimbangkan kondisi dan keinginan Aiden sendiri. Kita tidak berhak memaksanya," kilah Hayden.8964 copyright protection192PENANABhd7eyOHqp 維尼
"Kita sudah lama mengejar Black Angels ini-"8964 copyright protection192PENANA5ppZDziIOC 維尼
"BA," tegur Hayden mengingatkan. Bosnya benar-benar perlu membiasakan diri menyebut organisasi itu dengan inisial.8964 copyright protection192PENANAzib8fUtABq 維尼
"Oke, terserahlah. Yang jelas, jika kita bisa mendapatkan target mereka kali ini, kita akan selangkah lebih dekat. Hell, kita akan beberapa langkah lebih dekat!"8964 copyright protection192PENANAQynvCto0L3 維尼
"Tapi meminta Aiden menyusup ke club tempat transaksi mereka akan sangat berbahaya, Marcus. Jika salah satu dari mereka mengenalinya, Aiden bisa saja terbunuh. Aku tidak bisa memintanya mengambil resiko seperti itu."8964 copyright protection192PENANANVODEUB33A 維尼
"Fine!" ucap Marcus cepat. "Kalau begitus sebaiknya kita tanyakan langsung bagaimana pendapat adikmu itu."8964 copyright protection192PENANAiByXXIlze8 維尼
Dan yang membuatnya heran hingga saat ini adalah fakta bahwa Aiden menyanggupi ide gila Marcus. Aiden tahu resikonya, tapi dia tetap menenggelamkan diri dalam bahaya. Sekarang lihatlah akibatnya, kata Hayden dalam hati sambil melirik pintu ruang operasi yang masih tidak bergeming.8964 copyright protection192PENANAV3qL335USG 維尼
Tiba-tiba pandangannya menangkap sesosok gadis berambut cokelat yang berjalan di lorong di depannya. Gadis itu berjalan merapat ke dinding kiri lorong. Sesekali terlihat bergerak ke tengah kemudian menepi dengan cepat. Sikap aneh gadis itu menyita perhatian Hayden.8964 copyright protection192PENANAOFyJtujuwe 維尼
"Dia juga korban Anne Marie," ucap Peter pelan. Hayden meliriknya sekilas.8964 copyright protection192PENANAIzxhyifSQ9 維尼
"Aku tidak begitu ingat."8964 copyright protection192PENANAmKZkN3Xmis 維尼
"Dia gadis yang ada disamping Aiden. Salah satu yang selamat dan dalam kondisi sadar saat di evakuasi," kata Peter. "Maksudku, selain Aiden," lanjut Peter.8964 copyright protection192PENANAmRRN1QzoJP 維尼
"Dia bukan satu-satunya." Hayden merasakan tatapan Peter padanya, lalu menambahkan, "Ada seorang gadis lain di dalam toilet yang nampaknya sadar tapi bingung dengan apa yang terjadi," kata Hayden menjelaskan.8964 copyright protection192PENANAPktsMDwNmB 維尼
Kini giliran Peter terkejut mendengarnya. Ada gadis lain dalam toilet itu?8964 copyright protection192PENANAzxFjUK0XLz 維尼
"Apa menurutmu dia tidak terlihat aneh?"8964 copyright protection192PENANAVinByZnzBA 維尼
Hayden menoleh menatap Peter.8964 copyright protection192PENANAGlWST0rlJQ 維尼
"Maksudku, gadis itu, Hayden." Peter berkata sambil mengedikkan kepalanya ke arah gadis di lorong itu.8964 copyright protection192PENANAl7ObrT7RVQ 維尼
"Well, let's see." Hayden berdiri bersamaan saat mengucapkan kalimatnya tadi. Dia melangkah mendekati gadis itu. "Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Hayden.8964 copyright protection192PENANAEegwOCYBru 維尼
Gadis itu terlihat tersentak. Perlahan dia membalikkan badannya dan Hayden bersitatap dengan wajah cantik dengan mata hijau yang teduh. "Kau tidak apa-apa?" ulang Hayden, tapi gadis itu hanya menatapnya datar. "Maksudku, kulihat kau tidak berjalan dengan baik jadi kupikir... well, mungkin kau terluka atau tidak sehat," ucap Hayden sambil tersenyum kecil sekilas.8964 copyright protection192PENANAJkyMqedehd 維尼
"Yah, reaksi setiap orang setelah melewati malam menghadapi serentetan suara peluru dan teriakan bisa berbeda-beda," jawab gadis itu. "Maksudku, yah I'm fine..." lanjut gadis itu sambil melirik dada kanan Hayden sebelum berucap kembali, "Thanks for asking, Mr. Hawthorne."8964 copyright protection192PENANAhmIOxOUzEO 維尼
Hayden tersenyum lagi. "Please call me Hayden. Dan kau?"8964 copyright protection192PENANApvCWhm9dZ5 維尼
"Irina. Irina Luiza."8964 copyright protection192PENANAZtZ4XP8Gpa 維尼
"Irina, terima kasih untuk yang sudah kau lakukan untuk Aiden."8964 copyright protection192PENANA3aYELkEgaB 維尼
Irina mengernyitkan dahinya, menampilkan ekspresi bingung.8964 copyright protection192PENANAFaXtVINrFZ 維尼
"Pria yang ada di dekatmu di lorong toilet Anne Marie."8964 copyright protection192PENANA2yB4vpmYwz 維尼
Seketika raut wajah Irina berubah penuh pemahaman. "Ah, jadi namanya Aiden."8964 copyright protection192PENANA32iNeHBze3 維尼
"Kau sudah tidak apa-apa? Kejadian itu pasti mengerikan bagimu."8964 copyright protection192PENANAht5fSigbV8 維尼
"Trust me, Sir, aku pernah mengalami kejadian yang lebih mengerikan."8964 copyright protection192PENANAw3wgKUUoR6 維尼
Hayden bermaksud menanyakan apa maksud perkataan Irina ketika Peter mendekat dan mengatakan bahwa ia bermaksud mencari kopi dan sarapan.8964 copyright protection192PENANAbxsCUsMjr2 維尼
"Mungkin kau bisa mencoba ke Black Russo," saran Irina. "Itu café yang ada di seberang jalan di depan rumah sakit ini. Mereka punya menu kopi dan sandwich untuk sarapan."8964 copyright protection192PENANAcaWHBG4wWc 維尼
"Bagaimana kau tahu?" tanya Hayden sesaat setelah Peter menjauh.8964 copyright protection192PENANA1dZpqhNbHC 維尼
"Aku bekerja disana."8964 copyright protection192PENANAaAuCszMfVE 維尼
Hayden hanya menganggukkan kepalanya kemudian menatap sedih pada pintu ruang operasi yang masih tidak bergerak. Hayden tidak menyadari entah sudah berapa menit berlalu yang dia lewatkan untuk memandang pintu itu hingga Irina berucap lirih, "Apakah masih ada kemungkinan untuk mengajukan laporan orang hilang?"8964 copyright protection192PENANAn06do3RC4e 維尼
Hayden menoleh.8964 copyright protection192PENANA6V8TfXW4k8 維尼
"Kakakku... sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatnya. Dia bilang hanya akan pergi sebentar menemui seseorang. Tapi setelah itu dia tidak kembali. Bahkan seminggu setelahnya juga tidak. Hingga sekarang, setelah sepuluh tahun berlalu. Aku tidak pernah mendengar apapun tentangnya lagi."8964 copyright protection192PENANAt1AWqsZfhu 維尼
"Kau sudah pernah melaporkannya?"8964 copyright protection192PENANAyP0yQg0gAt 維尼
"Tentu saja. Sudah beberapa kali."8964 copyright protection192PENANAzKS21D10hg 維尼
Kejadiannya sudah sangat lama. Jangankan sepuluh tahun, dalam sebulan saja apapun bisa terjadi. Kemungkinannya adalah kakak Irina tewas sebagai korban kejahatan tertentu yang identitasnya tidak dapat dikenali. Tapi dia tidak tega mengatakan hal itu pada gadis lugu yang telah membantu Aiden.8964 copyright protection192PENANAiZcSn2KeN2 維尼
"Siapa nama kakakmu?"8964 copyright protection192PENANAtjCBbZf0pM 維尼
"Damon Keith."8964 copyright protection192PENANAhn7aGk6ZL5 維尼
"Dengar Irina, kejadiannya sudah sangat lama. Akan lebih sulit untuk melacaknya sekarang. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Kemungkinannya masih ada, meski sangat kecil.Aku akan mencoba menghubungi beberapa rekanku yang handal dalam melacak seseorang. Tapi tolong jangan terlalu berharap."8964 copyright protection192PENANAqXW8XYtOhF 維尼
Irina mengangguk. "Aku tahu. Aku sudah tidak terlalu berharap sekarang."8964 copyright protection192PENANAmMzuUXtQcf 維尼
Terdengar suara langkah kaki mendekati mereka. "Disana kau rupanya, Irina. Kau tahu, aku menunggumu cukup lama di depan toilet," kata seorang petugas polisi wanita. "Oh hai, Mr. Hawthorne. Kudengar Aiden juga dibawa kemari."8964 copyright protection192PENANAK7QTBiwVwB 維尼
Hayden mengangguk kecil menanggapi juniornya, Liana. "Begitulah. Dia masih ada di dalam sana," balas Hayden sambil menoleh menatap ruang operasi.8964 copyright protection192PENANAJ58wOhkNJE 維尼
"Maaf, Liana. Tapi tadi toiletnya penuh. Jadi aku mencari toilet lainnya di lantai ini."8964 copyright protection192PENANAvPn6DsAzlS 維尼
Liana menatapnya penuh prasangka sebelum bicara, "Masih ada beberapa hal yang perlu kutanyakan padamu, Irina. Aku sudah mendapatkan hasil pemeriksaanmu dari dokter, dan segera setelah kita pergi dari sini, aku bisa memulai proses penyelidikan. So, bisa kita pergi sekarang?" tanya Liana.8964 copyright protection192PENANAMMepD62VxJ 維尼
"Tentu." Irina bahkan belum melangkah saat teringat sesuatu. Kemudian dia berbalik cepat menatap Hayden, merapatkan tubuhnya, kemudian berbisik pelan. "Menurutku kau orang baik. Jadi aku ingin memperingatkanmu, tolong jangan terlalu sering melamun sendirian."8964 copyright protection192PENANAHZdX3I19F9 維尼
Sebelah alis mata Hayden terangkat, mengisyaratkan tanya.8964 copyright protection192PENANA0ksD10NUbN 維尼
"Kau tidak pernah tahu siapa yang sedang memandangmu saat kau melamun, Mr. Hawthorne. Kau mungkin juga tidak akan menyadari apa yang ada di dekatmu saat itu." Irina berbalik dan melangkah menjauh tepat setelah kata terakhirnya terucap. Hayden lantas merasakan sesuatu, seakan sebuah perasaan yang dingin merayap kedalam dirinya. Tapi dia sendiri tidak paham dengan apa yang tengah dirasakannya.8964 copyright protection192PENANAWo2onHFRHg 維尼
"Kuberitahu, dia agak aneh," kata Liana. "Jadi apapun yang dikatakannya, tidak perlu terlalu kau pikirkan."8964 copyright protection192PENANAaSYMI1t4r2 維尼
"Kenapa kau menyebutnya aneh?"8964 copyright protection192PENANAJ30C4GPsko 維尼
Liana mendesah. "Tadi dia bilang ingin ke toilet setelah diperiksa oleh dokter. Kebetulan aku juga, jadi kami ke toilet bersama-sama. Aku masuk ke bilik toilet yang berada tepat disampingnya. Tapi baru beberapa detik dia sudah keluar. Aku menunggunya di dekat sana tapi dia tidak kembali juga."8964 copyright protection192PENANABJbmro9AvZ 維尼
"Mungkin dia berubah pikiran. Kau tahu, semacam alarm palsu."8964 copyright protection192PENANAKdQdyAv7V0 維尼
"Bukan itu yang aneh."8964 copyright protection192PENANAacDyaC9RMJ 維尼
"Lalu?"8964 copyright protection192PENANA5ja3WCRP3S 維尼
"Yang membuatku merasa aneh adalah tadi dia bilang dia keluar karena toiletnya penuh. Sudah kukatakan kami memasuki toilet bersama-sama, dan kuyakinkan kau, tidak ada seorangpun dalam toilet itu selain kami."8964 copyright protection192PENANAK8xJwibDo1 維尼
***8964 copyright protection192PENANAw60tZGyEkF 維尼
216.73.216.143
ns216.73.216.143da2