Aku Dihamili Tetangga
21643Please respect copyright.PENANAhWepNzlbbp
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
21643Please respect copyright.PENANAN8jVvTYwLi
21643Please respect copyright.PENANAaqeI4wW3YW
21643Please respect copyright.PENANASs5AMqAr8v
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
21643Please respect copyright.PENANAz11ZIxJJVZ
21643Please respect copyright.PENANA1OifbM91Xw
21643Please respect copyright.PENANAfMCeRKK66H
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
21643Please respect copyright.PENANAKkso0smlPr
21643Please respect copyright.PENANABmwWMT7FEU
21643Please respect copyright.PENANAdyQBvHwxMk
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
21643Please respect copyright.PENANAy05CfHZcVF
21643Please respect copyright.PENANAaL3cC3Jkwc
21643Please respect copyright.PENANAn4vHuvw1Tr
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
21643Please respect copyright.PENANAdcpIPTe7s0
21643Please respect copyright.PENANAsB1jtcD2vP
21643Please respect copyright.PENANAvUPGh7Hpps
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
21643Please respect copyright.PENANAxHBtv7X9TF
21643Please respect copyright.PENANA69o3iDsJVZ
21643Please respect copyright.PENANA8vdhsTN20Y
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
21643Please respect copyright.PENANADO8Bv5M9sM
21643Please respect copyright.PENANAcnPpZZxBSR
21643Please respect copyright.PENANAWX4dnVsnMo
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
21643Please respect copyright.PENANAzH99uvKliP
21643Please respect copyright.PENANANVIEUJvO9p
21643Please respect copyright.PENANAU9pRonRYG2
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
21643Please respect copyright.PENANAwXGMT5tns6
21643Please respect copyright.PENANAnydvR03BDS
21643Please respect copyright.PENANAzgv2hzICMS
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
21643Please respect copyright.PENANAfzdVCrCxA5
21643Please respect copyright.PENANAuleAc7FOLe
21643Please respect copyright.PENANAjFqdg9laUt
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
21643Please respect copyright.PENANAo0ahfV5IrB
21643Please respect copyright.PENANAgpsoYkEzt2
21643Please respect copyright.PENANAUc9EBvAhI2
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
21643Please respect copyright.PENANAzDiHPDFo51
21643Please respect copyright.PENANAwtgHlfV4ij
21643Please respect copyright.PENANAGNsKpUbuX3
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
21643Please respect copyright.PENANApYZMZlq9yc
21643Please respect copyright.PENANAjDfzRCPffZ
21643Please respect copyright.PENANAWv9j1SgwlQ
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
21643Please respect copyright.PENANAWFEueXjlXU
21643Please respect copyright.PENANA8z8mU6L594
21643Please respect copyright.PENANAO2OqXbLktm
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
21643Please respect copyright.PENANA0X0vRR5tTo
21643Please respect copyright.PENANAUG4Cfs10ta
21643Please respect copyright.PENANAxcbuPFEcIR
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
21643Please respect copyright.PENANAl7rVSkSX4w
21643Please respect copyright.PENANA2VmSqRzvtj
21643Please respect copyright.PENANA0lHogRNOaA
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAmw5wlRYOi8
21643Please respect copyright.PENANAPVYQPRehwb
21643Please respect copyright.PENANAam3fTM0zEQ
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
21643Please respect copyright.PENANA11EQrDpQsv
21643Please respect copyright.PENANAGdrW2qTvym
21643Please respect copyright.PENANAidcqG3Vzom
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
21643Please respect copyright.PENANAtp6cMCRoQ1
21643Please respect copyright.PENANAv3jH4Wx8Q4
21643Please respect copyright.PENANAXclhEcq2Am
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAljndLPcvr2
21643Please respect copyright.PENANAHQR7U2ShE7
21643Please respect copyright.PENANAD1asK3leRM
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAzx0XV1Wl2H
21643Please respect copyright.PENANAGtZavfERnE
21643Please respect copyright.PENANAFuR7AIhrnK
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
21643Please respect copyright.PENANA6XJpOt0pGp
21643Please respect copyright.PENANAsuz9z3jzz1
21643Please respect copyright.PENANALpf2MihbNB
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
21643Please respect copyright.PENANAB9z1hgNmvy
21643Please respect copyright.PENANAfXJ71TzXvf
21643Please respect copyright.PENANAqqTvndkBsJ
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
21643Please respect copyright.PENANAdzBu8cIvKJ
21643Please respect copyright.PENANAfND9t0YcNk
21643Please respect copyright.PENANA8qj3z0LGBC
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
21643Please respect copyright.PENANAVUb4whdvGN
21643Please respect copyright.PENANArlRpur0ttV
21643Please respect copyright.PENANAwz034nCx9v
“Napa, say?” tanyanya heran.
21643Please respect copyright.PENANAqngOb2cHek
21643Please respect copyright.PENANAjWhNtE76w5
21643Please respect copyright.PENANAyJrVU4Xe59
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
21643Please respect copyright.PENANAEMsrkX1pyk
21643Please respect copyright.PENANArZGKg8NhYE
21643Please respect copyright.PENANAHdOq4bq10a
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
21643Please respect copyright.PENANAGM307qLcm6
21643Please respect copyright.PENANAOWHNHTvj0r
21643Please respect copyright.PENANAv8WAaDLLFF
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
21643Please respect copyright.PENANApv8Kmwu2IY
21643Please respect copyright.PENANAfD3Afxv7yP
21643Please respect copyright.PENANA75I2d6YHKF
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
21643Please respect copyright.PENANASEe9X4Vq8g
21643Please respect copyright.PENANAZgjZHxqtZH
21643Please respect copyright.PENANAA6VEsfhv51
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
21643Please respect copyright.PENANAmphRx5Tspl
21643Please respect copyright.PENANAQUCjiUgC6Y
21643Please respect copyright.PENANArOTyPDCzPO
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
21643Please respect copyright.PENANAywyxGRlsko
21643Please respect copyright.PENANA5mZVBVsU3M
21643Please respect copyright.PENANAyh4XfQMY3A
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
21643Please respect copyright.PENANAFLw9iHtrgy
21643Please respect copyright.PENANAqfu8PTa2tp
21643Please respect copyright.PENANALMJ1GfQeX5
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAdLY1sNakd7
21643Please respect copyright.PENANAXxDitcSlHM
21643Please respect copyright.PENANAywngNohmD6
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
21643Please respect copyright.PENANABs9zMruq4E
21643Please respect copyright.PENANAythRWGkN0B
21643Please respect copyright.PENANAs2eEnuO2b4
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
21643Please respect copyright.PENANAScCzwGPEyL
21643Please respect copyright.PENANASLt2cPFQy3
21643Please respect copyright.PENANAOTj5LwtkYc
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
21643Please respect copyright.PENANAT1Vjn5RNkX
21643Please respect copyright.PENANAQY1BJ99vMI
21643Please respect copyright.PENANATNwF1qtytP
“Ohhhhhhhhhh…”
21643Please respect copyright.PENANAlRZr4roNBp
21643Please respect copyright.PENANAUsAcyHnVum
21643Please respect copyright.PENANAvQKltrpDBF
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
21643Please respect copyright.PENANAqaiDSpn3a8
21643Please respect copyright.PENANAGmaOs8BsP1
21643Please respect copyright.PENANAq74Qg7zqIc
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
21643Please respect copyright.PENANAmcqSK9n31u
21643Please respect copyright.PENANAdWFcuZq3Ty
21643Please respect copyright.PENANAJ1sqwRdBf8
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
21643Please respect copyright.PENANAEVO1W6ZJdG
21643Please respect copyright.PENANA4bkclhg2LO
21643Please respect copyright.PENANAgDagLJeZzJ
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
21643Please respect copyright.PENANAMLyu51aWae
21643Please respect copyright.PENANA3vgQz103K5
21643Please respect copyright.PENANA4POpU7iKr8
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
21643Please respect copyright.PENANApdrz6yfaWj
21643Please respect copyright.PENANAE8hyReAbVC
21643Please respect copyright.PENANAug9McPYsA1
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
21643Please respect copyright.PENANAgU96HipiCY
21643Please respect copyright.PENANAJ61YknqZ3u
21643Please respect copyright.PENANATTyAVF8z6R
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
21643Please respect copyright.PENANAPeIcBuRfKf
21643Please respect copyright.PENANAR0ESXinzOB
21643Please respect copyright.PENANAe5xqEeZf5i
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
21643Please respect copyright.PENANAs5QSTNaBVN
21643Please respect copyright.PENANAbweBZ2yh9g
21643Please respect copyright.PENANAn8fWRvHFFD
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
21643Please respect copyright.PENANA80d2X7myQO
21643Please respect copyright.PENANAdE5USPHQ7S
21643Please respect copyright.PENANAOeVyswm5KR
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
21643Please respect copyright.PENANAwVHV6tZB4e
21643Please respect copyright.PENANAaiuk52p7P2
21643Please respect copyright.PENANAqA8qGX7XvB
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
21643Please respect copyright.PENANAiC4JQCtb3W
21643Please respect copyright.PENANAQnhSBwegC9
21643Please respect copyright.PENANASGIE0BWfh3
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
21643Please respect copyright.PENANAU1rlSYqM3b
21643Please respect copyright.PENANAah4bo1fk0f
21643Please respect copyright.PENANA5CnXwA1GvI
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
21643Please respect copyright.PENANABlfDDDN9qk
21643Please respect copyright.PENANA1ZH1uw00JG
21643Please respect copyright.PENANAXM6DCLnpST
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAHqkhz8ezdQ
21643Please respect copyright.PENANAyTFGa5p459
21643Please respect copyright.PENANA7L2xY6VET3
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
21643Please respect copyright.PENANA55j81K0Oht
21643Please respect copyright.PENANAvGpvazAHUb
21643Please respect copyright.PENANAbRg5rrVPq8
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
21643Please respect copyright.PENANA0UUVLX0XaD
21643Please respect copyright.PENANAd9HA7DYXvW
21643Please respect copyright.PENANAVpSYueGFDK
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
21643Please respect copyright.PENANA4Ddiioioa1
21643Please respect copyright.PENANA0qauJG6IU9
21643Please respect copyright.PENANATvxexwylLf
###################
21643Please respect copyright.PENANAuzRfAZMjqi
21643Please respect copyright.PENANAzMW1vfa8ac
21643Please respect copyright.PENANAadS2D8rrUh
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
21643Please respect copyright.PENANAzUFDMbcRZo
21643Please respect copyright.PENANAc29vFi48m3
21643Please respect copyright.PENANAIC2sFHB7gl
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
21643Please respect copyright.PENANAYQdxEfFmIT
21643Please respect copyright.PENANAYojcIF7Spr
21643Please respect copyright.PENANAW1rZFaKgAE
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
21643Please respect copyright.PENANAlHOO3ni0yF
21643Please respect copyright.PENANA5Bt9A1r7R3
21643Please respect copyright.PENANAsBfp20ck2b
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
21643Please respect copyright.PENANAtMjfWi6Qb0
21643Please respect copyright.PENANA2zYJE8rZ2T
21643Please respect copyright.PENANAKlx1hsbuvp
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
21643Please respect copyright.PENANAhqsD0l7l4Q
21643Please respect copyright.PENANAqWUyBrzOBA
21643Please respect copyright.PENANAhq9bP7ci6V
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
21643Please respect copyright.PENANAjEFVAMYKEi
21643Please respect copyright.PENANACtMVeqXsEL
21643Please respect copyright.PENANAedd1TlCVgP
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
21643Please respect copyright.PENANASvpkY6e8Cl
21643Please respect copyright.PENANABAQ2P2DvmM
21643Please respect copyright.PENANAn9Pp98uLHb
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
21643Please respect copyright.PENANAxCA6kQfKEG
21643Please respect copyright.PENANAAYyA2vcaMj
21643Please respect copyright.PENANAB127XVeehr
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
21643Please respect copyright.PENANApCCWvQCcqV
21643Please respect copyright.PENANAzvi1JVL3iW
21643Please respect copyright.PENANAtpVV5ljKNK
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
21643Please respect copyright.PENANAoYdYxFZuiz
21643Please respect copyright.PENANAgnKTWHWAR1
21643Please respect copyright.PENANArzYc98V0xq
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
21643Please respect copyright.PENANAUUC9ChIFPO
21643Please respect copyright.PENANAP1iZVMv0Cw
21643Please respect copyright.PENANA9CfMNsVaPL
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
21643Please respect copyright.PENANApF3koEi2a6
21643Please respect copyright.PENANAM0NlF0Mict
21643Please respect copyright.PENANAOHjwoiOKUt
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
21643Please respect copyright.PENANAvEyFdqPyoK
21643Please respect copyright.PENANAuitNomotpS
21643Please respect copyright.PENANAZhUaySEynL
“Ada apa sayang?” tanyanya.
21643Please respect copyright.PENANAq099JS3Tvz
21643Please respect copyright.PENANAcUPcQZQY4q
21643Please respect copyright.PENANAPG88cvIyB6
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
21643Please respect copyright.PENANAk2MdjLjoVa
21643Please respect copyright.PENANAuWZOyNBnnb
21643Please respect copyright.PENANA7h29St2wPq
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
21643Please respect copyright.PENANAfkAytVxgXw
21643Please respect copyright.PENANAuEFW7VbBDH
21643Please respect copyright.PENANAGPkXJcQ1qX
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
21643Please respect copyright.PENANA9u1kwjfTp1
21643Please respect copyright.PENANAXiWZ4gjBR1
21643Please respect copyright.PENANAPB9k2yiXfO
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
21643Please respect copyright.PENANAfCuHnJ6Ebg
21643Please respect copyright.PENANAhoQ2abuM5s
21643Please respect copyright.PENANADNpUJYSCdt
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
21643Please respect copyright.PENANAl3z4aKsX6s
21643Please respect copyright.PENANAcyvUE0p947
21643Please respect copyright.PENANAcxlSAQOVAQ
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
21643Please respect copyright.PENANAwgZZDUXHDP
21643Please respect copyright.PENANAHls8nzEUNT
21643Please respect copyright.PENANA0W81vJTHvf
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
21643Please respect copyright.PENANAl5OEnvzhsV
21643Please respect copyright.PENANAH0pFzUqFaL
21643Please respect copyright.PENANAQUDK2zvsVB
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
21643Please respect copyright.PENANAtxxxVWpXm7
21643Please respect copyright.PENANA3PMK7ru0qX
21643Please respect copyright.PENANAC1gBxwUNdT
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
21643Please respect copyright.PENANAKbAqLrG7MT
21643Please respect copyright.PENANA1lZtjCmMIn
21643Please respect copyright.PENANAf3kMXYPa1K
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
21643Please respect copyright.PENANAO4kJHk9KLb
21643Please respect copyright.PENANA86fxEbrK15
21643Please respect copyright.PENANA5n655OBfvQ
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
21643Please respect copyright.PENANAbiFnGnSK4i
21643Please respect copyright.PENANA6x1WZZfanT
21643Please respect copyright.PENANAs4kHrROBaG
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
21643Please respect copyright.PENANAeyQ0ppE6mv
21643Please respect copyright.PENANAktMtbFE59s
21643Please respect copyright.PENANA0t8QjLMMoK
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
21643Please respect copyright.PENANAigJNqMe97l
21643Please respect copyright.PENANAeACwi4ojkZ
21643Please respect copyright.PENANAV3HDvjrhKY
“Belum, Bu”
21643Please respect copyright.PENANAexAzc40EHj
21643Please respect copyright.PENANAwkVGAPU8jB
21643Please respect copyright.PENANAhvQLQwg9P1
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
21643Please respect copyright.PENANAD7MJ5A56C3
21643Please respect copyright.PENANAgDlhVGRm1O
21643Please respect copyright.PENANAyog4HIoWmb
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
21643Please respect copyright.PENANAIvqxqTAHdx
21643Please respect copyright.PENANAXaVopRKagC
21643Please respect copyright.PENANAYhQHDBxfFl
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
21643Please respect copyright.PENANADJapUs4zht
21643Please respect copyright.PENANAh8b7Qh9TAe
21643Please respect copyright.PENANArUoRZxfnj8
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
21643Please respect copyright.PENANAq47NqNA7uT
21643Please respect copyright.PENANAXqUidkyyUc
21643Please respect copyright.PENANA1ui87At8xd
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
21643Please respect copyright.PENANAVbB0bVzI6y
21643Please respect copyright.PENANAybJgpEJroi
21643Please respect copyright.PENANAHCAG5HrEPR
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
21643Please respect copyright.PENANAHIhvz2TPj1
21643Please respect copyright.PENANA2BQkgVRQML
21643Please respect copyright.PENANA5rl7fwOtyB
“Gak papa, kok”
21643Please respect copyright.PENANAZD7NLWEbkV
21643Please respect copyright.PENANAVr1dTTVZ6u
21643Please respect copyright.PENANA9HZKXlRAZA
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
21643Please respect copyright.PENANA6x1s2IwgWt
21643Please respect copyright.PENANAzMuf3RlvOU
21643Please respect copyright.PENANAO6iPNuYosa
Indun malu-malu melihat perutku.
21643Please respect copyright.PENANAxUajVxZYJp
21643Please respect copyright.PENANAJ9BLCpb7zV
21643Please respect copyright.PENANAK7OHGnk4Cq
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
21643Please respect copyright.PENANA0KbPR20d8O
21643Please respect copyright.PENANAqFBd6vCG03
21643Please respect copyright.PENANA5mxLGSFDti
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
21643Please respect copyright.PENANAXM6iy4rH17
21643Please respect copyright.PENANAd1wgmqlGyh
21643Please respect copyright.PENANA9e5WCiVIe1
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
21643Please respect copyright.PENANAqpsDumffXL
21643Please respect copyright.PENANAk9r1v3otFv
21643Please respect copyright.PENANA015zAZDn4Q
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
21643Please respect copyright.PENANA6Yjy5AzmXC
21643Please respect copyright.PENANAdrLJcZLDYq
21643Please respect copyright.PENANAooyZPvlOpS
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
21643Please respect copyright.PENANAYsGdxXpifX
21643Please respect copyright.PENANANvTeZ7OqTw
21643Please respect copyright.PENANAyIItA5FbFN
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
21643Please respect copyright.PENANAcleHY2bg3P
21643Please respect copyright.PENANAKKN9xOyUKQ
21643Please respect copyright.PENANAbzv04qRt4b
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
21643Please respect copyright.PENANAh35SniD6gF
21643Please respect copyright.PENANAGdCuxOPIL9
21643Please respect copyright.PENANAuhWH3b8hQC
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
21643Please respect copyright.PENANAezhyB1bnes
21643Please respect copyright.PENANANUxGclnmwT
21643Please respect copyright.PENANAVpkXKXVnjW
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
21643Please respect copyright.PENANAaFdYvumVqP
21643Please respect copyright.PENANAMwVZwEt2jn
21643Please respect copyright.PENANAnw7wH1WtiN
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
21643Please respect copyright.PENANAGGh7SjJPrW
21643Please respect copyright.PENANAZhxvxzvIi0
21643Please respect copyright.PENANABe4EcqXrko
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
21643Please respect copyright.PENANArxhPyn6Ewn
21643Please respect copyright.PENANAZZk4stwSE5
21643Please respect copyright.PENANAeDpCVRlFGo
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
21643Please respect copyright.PENANArN2kbwossh
21643Please respect copyright.PENANA9yr3pKRmIY
21643Please respect copyright.PENANAd9klimo9vM
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
21643Please respect copyright.PENANAjo6wpvilpv
21643Please respect copyright.PENANAQTacK2eyCU
21643Please respect copyright.PENANAA7i5uAqtcm
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
21643Please respect copyright.PENANA4UIzs5Wl3O
21643Please respect copyright.PENANAhtxq9adOD9
21643Please respect copyright.PENANAt8HN9sTzUy
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
21643Please respect copyright.PENANAuD59pV6sQL
21643Please respect copyright.PENANA1wE5BiRPVe
21643Please respect copyright.PENANA4faTkgzCN6
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
21643Please respect copyright.PENANALHd3Cuziau
21643Please respect copyright.PENANAAchNZLbxIt
21643Please respect copyright.PENANALJrGuVuNnW
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
21643Please respect copyright.PENANANE2Iy0m6n2
21643Please respect copyright.PENANAEFVjbrAoId
21643Please respect copyright.PENANANklaYcBZE1
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
21643Please respect copyright.PENANA6KVbwrU6Yl
21643Please respect copyright.PENANAv58AOywv84
21643Please respect copyright.PENANAYsOanaFVaF
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
21643Please respect copyright.PENANApdAECBxpLv
21643Please respect copyright.PENANAUEHgKpaMId
21643Please respect copyright.PENANAefiJm8Q0uq
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
21643Please respect copyright.PENANAVgmybBbAJT
21643Please respect copyright.PENANARnoC4rDAvA
21643Please respect copyright.PENANAVlejbiCMHX
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
21643Please respect copyright.PENANAL5afvmSwDg
21643Please respect copyright.PENANARPAaDCiW8V
21643Please respect copyright.PENANAaDGjFFBKHq
“Kenapa?”
21643Please respect copyright.PENANAcQMb3jwZbM
21643Please respect copyright.PENANARA5xcfuMI1
21643Please respect copyright.PENANAD90cGO5QtE
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
21643Please respect copyright.PENANA0MT3GBrcfm
21643Please respect copyright.PENANAKoitBYZg4d
21643Please respect copyright.PENANAIxt4Xaa76m
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
21643Please respect copyright.PENANAulWcRbtIMQ
21643Please respect copyright.PENANAoIG1Pg47lQ
21643Please respect copyright.PENANAfedZmI7Had
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
21643Please respect copyright.PENANAh0Y30laX4f
21643Please respect copyright.PENANAHdO51xL9DD
21643Please respect copyright.PENANAifsYbpfiei
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
21643Please respect copyright.PENANAurEDvGj4GQ
21643Please respect copyright.PENANAAQhXBNNszG
21643Please respect copyright.PENANAOloQTX1aKI
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
21643Please respect copyright.PENANAwxyEPssvE3
21643Please respect copyright.PENANA5yDvEJA1Jx
21643Please respect copyright.PENANAgaE9pk7iyY
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
21643Please respect copyright.PENANA59cBr1DL64
21643Please respect copyright.PENANAa18Tvidh43
21643Please respect copyright.PENANAarhJf9Ft7v
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
21643Please respect copyright.PENANAADuIJLegNi
21643Please respect copyright.PENANADdBNpiFdaa
21643Please respect copyright.PENANABQT9UyJsXY
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
21643Please respect copyright.PENANAymlO7rjJFx
21643Please respect copyright.PENANAuuTR7qLaoU
21643Please respect copyright.PENANAdNdcCTs8t3
Indun belingsatan.
21643Please respect copyright.PENANAT90cmPH3Bf
21643Please respect copyright.PENANABDUxfSSGsk
21643Please respect copyright.PENANAOgOY63TTsY
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
21643Please respect copyright.PENANASy94MQx9Zc
21643Please respect copyright.PENANAyk8pXnhaqc
21643Please respect copyright.PENANA9gRLLVIlUs
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
21643Please respect copyright.PENANAEuJHtikxke
21643Please respect copyright.PENANAxWQxKS2Fb3
21643Please respect copyright.PENANAKpezsOiKCH
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
21643Please respect copyright.PENANA1o4GvY9lbP
21643Please respect copyright.PENANA2oy0xIVda9
21643Please respect copyright.PENANAwDwnk77II9
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
21643Please respect copyright.PENANAsPSuDRBSwa
21643Please respect copyright.PENANAT7f2PbHPuQ
21643Please respect copyright.PENANAQFpE41d7MT
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
21643Please respect copyright.PENANArJwdxhNwhe
21643Please respect copyright.PENANAaJ9lpv9COI
21643Please respect copyright.PENANAh0mLbCIXQx
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
21643Please respect copyright.PENANAHmPOkBUEAx
21643Please respect copyright.PENANAQKv2NVjxjh
21643Please respect copyright.PENANAZuFxb5ms5k
“Iya bu.. Mau banget”
21643Please respect copyright.PENANAH1yeSPJwYA
21643Please respect copyright.PENANAohuPPzlqdv
21643Please respect copyright.PENANAXD5GYqNrvA
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
21643Please respect copyright.PENANA7K5QaxVfVZ
21643Please respect copyright.PENANAvnJaoPQbE6
21643Please respect copyright.PENANAnk5LFBdGgI
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAkSm9egFNpM
21643Please respect copyright.PENANAyl0dAt2a2J
21643Please respect copyright.PENANAkT7sfg9NLv
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
21643Please respect copyright.PENANAu0Im51zLXw
21643Please respect copyright.PENANAMTG13Fpn7p
21643Please respect copyright.PENANAVnPJ4oGG95
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
21643Please respect copyright.PENANAdkDdrZeNZc
21643Please respect copyright.PENANAdfGSHgLK2f
21643Please respect copyright.PENANAynOHxrXFwg
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
21643Please respect copyright.PENANAbU0pCYUDfQ
21643Please respect copyright.PENANAXFlzvb0Wbm
21643Please respect copyright.PENANA9ONMuGsouW
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
21643Please respect copyright.PENANAOtbNCj7Sne
21643Please respect copyright.PENANAbRg0wmAHC8
21643Please respect copyright.PENANAsuavTcMCo4
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
21643Please respect copyright.PENANAXgcaaIzABG
21643Please respect copyright.PENANAsRs3uteO76
21643Please respect copyright.PENANA76GdObVAb0
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAINz3RMfhpV
21643Please respect copyright.PENANAV31OVyRrQs
21643Please respect copyright.PENANAtDXF0RMEDM
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
21643Please respect copyright.PENANAyGUojkacQS
21643Please respect copyright.PENANABWTHe3YCET
21643Please respect copyright.PENANA0Zm2p9p6N4
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
21643Please respect copyright.PENANAEJ7MjTsm36
21643Please respect copyright.PENANATLdHLCaZnm
21643Please respect copyright.PENANAJymdJqY9aS
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
21643Please respect copyright.PENANApfJpLlvyZV
21643Please respect copyright.PENANAsPlGO9bLLx
21643Please respect copyright.PENANAP7zuppbNZt
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
21643Please respect copyright.PENANAWkLe6SEeLR
21643Please respect copyright.PENANAtv6evQEsKA
21643Please respect copyright.PENANA82tH3aVaMh
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAE1unZbpjMd
21643Please respect copyright.PENANAvDklFbgtNr
21643Please respect copyright.PENANACIT5VCDtCk
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
21643Please respect copyright.PENANA20igsfgSAn
21643Please respect copyright.PENANAlTl9xiFuPv
21643Please respect copyright.PENANAxc2Cy7g95N
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAQVzFezXHm2
21643Please respect copyright.PENANA23L9lQknfI
21643Please respect copyright.PENANAJqbxxozQ3G
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
21643Please respect copyright.PENANAnne3zLzLYC
21643Please respect copyright.PENANAl0tCh0zUwi
21643Please respect copyright.PENANAL4GvAeDUkx
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
21643Please respect copyright.PENANAKdr9lB3CYa
21643Please respect copyright.PENANAbjNsjbh2qC
21643Please respect copyright.PENANA994o47LrHP
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
21643Please respect copyright.PENANASqwHUgFOVn
21643Please respect copyright.PENANAyGTHoe6dML
21643Please respect copyright.PENANACgLyt8WQM8
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
21643Please respect copyright.PENANAdM0RCrXDxr
21643Please respect copyright.PENANARuppMKiOte
21643Please respect copyright.PENANADKI0z24q6Y
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
21643Please respect copyright.PENANAjY0bsKv2mx
21643Please respect copyright.PENANArLcvxDLtKr
21643Please respect copyright.PENANAAqNWZf8Ddm
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAu6M8KbPnIp
21643Please respect copyright.PENANAQOSHytz3fG
21643Please respect copyright.PENANAeA638A745A
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
21643Please respect copyright.PENANAAl032YENSx
21643Please respect copyright.PENANAXBI3sRgOtU
21643Please respect copyright.PENANAvkGMo1jENU
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
21643Please respect copyright.PENANAeMtUC3VWuH
21643Please respect copyright.PENANAkOgRarEYA8
21643Please respect copyright.PENANALkGt6xJueh
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
21643Please respect copyright.PENANAU0hXwba1ho
21643Please respect copyright.PENANAzOJbKIF6yb
21643Please respect copyright.PENANAymlSPq7aQ4
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
21643Please respect copyright.PENANAO7bH01Mg9l
21643Please respect copyright.PENANAh7Whi0iGZ2
21643Please respect copyright.PENANANH8ICdKAMs
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
21643Please respect copyright.PENANACYuKwhKkfH
21643Please respect copyright.PENANAC0PzM4gWV5
21643Please respect copyright.PENANAl4TqSTYrmn
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
21643Please respect copyright.PENANACRivfQWyIG
21643Please respect copyright.PENANAZKAWPLZAE4
21643Please respect copyright.PENANA3LCU8xbst4
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
21643Please respect copyright.PENANAlCPWYTvygK
21643Please respect copyright.PENANAZGfbHzNQoG
21643Please respect copyright.PENANATWNTlUTb6Q
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
21643Please respect copyright.PENANAfaceglBCo2
21643Please respect copyright.PENANA74T5BgF0Do
21643Please respect copyright.PENANACznsczqnI2
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
21643Please respect copyright.PENANA4iMFeM8a8e
21643Please respect copyright.PENANAU6r05sDn01
21643Please respect copyright.PENANAjxgKr2q2BE
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAXZqfyqM5lt
21643Please respect copyright.PENANAcYzvHPAY3k
21643Please respect copyright.PENANAsDORGtptaF
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
21643Please respect copyright.PENANAurQoKRJqIR
21643Please respect copyright.PENANAWyufFXknH3
21643Please respect copyright.PENANAiuvy1jex1W
“Mana aja deh”
21643Please respect copyright.PENANAcf6103usqr
21643Please respect copyright.PENANAtzMdzPTElt
21643Please respect copyright.PENANAHiCXo0Ywq4
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
21643Please respect copyright.PENANAT3ntmGPYnN
21643Please respect copyright.PENANAhqe1ztdlC4
21643Please respect copyright.PENANAdjMTEDL1S1
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAJeCa5tYsbp
21643Please respect copyright.PENANA51iDNAWeZE
21643Please respect copyright.PENANA7Jn2MDEgWt
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
21643Please respect copyright.PENANAYEbHLVhJ3M
21643Please respect copyright.PENANA7rHTDbL4VF
21643Please respect copyright.PENANA8OsKkhaQbE
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
21643Please respect copyright.PENANAMgaqdgM0OD
21643Please respect copyright.PENANA4WVAMZrdiZ
21643Please respect copyright.PENANAB20JMyVK6A
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
21643Please respect copyright.PENANAxPdGOCxLP9
21643Please respect copyright.PENANAIlaLShMPSC
21643Please respect copyright.PENANAci7NZUcYZQ
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
21643Please respect copyright.PENANAfmt3RvwmmO
21643Please respect copyright.PENANArqdhbBZGYC
21643Please respect copyright.PENANAWiCBzVhqti
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
21643Please respect copyright.PENANADxIi9LoM9r
21643Please respect copyright.PENANATBUPKhO2YN
21643Please respect copyright.PENANAVa93NWwD4z
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
21643Please respect copyright.PENANAYrt5NcNi6S
21643Please respect copyright.PENANArK0G7adoPt
21643Please respect copyright.PENANAEGzJn9Lai9
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAi6iKCSxHRv
21643Please respect copyright.PENANA0JWKMbMIkN
21643Please respect copyright.PENANARKtYbU8fdi
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
21643Please respect copyright.PENANAKV7bbERo4f
21643Please respect copyright.PENANA3A8o0YUwrE
21643Please respect copyright.PENANAdX3dVIXdnc
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
21643Please respect copyright.PENANAoOiuVl5SRI
21643Please respect copyright.PENANAKoNIgWXks9
21643Please respect copyright.PENANAL0j2taPHBx
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
21643Please respect copyright.PENANASRmQ8I9Qw5
21643Please respect copyright.PENANAqpdMPKWUA3
21643Please respect copyright.PENANAv78sRLR39B
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
21643Please respect copyright.PENANAOLNvC8fc3c
21643Please respect copyright.PENANAF39Gkxttd0
21643Please respect copyright.PENANAApdz2eXxqh
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
21643Please respect copyright.PENANAIZ0xUSQzsB
21643Please respect copyright.PENANAopI0YxX2qI
21643Please respect copyright.PENANAT5bjDD6dWj
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
21643Please respect copyright.PENANAP37OcdlBOA
21643Please respect copyright.PENANAKAe7IDGrgN
21643Please respect copyright.PENANAHfDmrsvyZo
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
21643Please respect copyright.PENANAWEesI22fjw
21643Please respect copyright.PENANAJBMIZ4TOY8
21643Please respect copyright.PENANAR5AOBkJFZi
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
21643Please respect copyright.PENANA8MEtObtAGA
21643Please respect copyright.PENANAKjQ93IPfsp
21643Please respect copyright.PENANAk1m9dbDOyI
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
21643Please respect copyright.PENANAm7wlTehaeb
21643Please respect copyright.PENANADJPB31SGVo
21643Please respect copyright.PENANAqhVBBnoqb7
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
21643Please respect copyright.PENANA8vTZjbCmJP
21643Please respect copyright.PENANAfvNrlEbFxg
21643Please respect copyright.PENANAx2UyyzRbi3
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
21643Please respect copyright.PENANAYWJYTOX0Gi
21643Please respect copyright.PENANA0zPMUVZ9bK
21643Please respect copyright.PENANAHdDT5Bax1q
“ohhhhh…”
21643Please respect copyright.PENANAH32ucBMqew
21643Please respect copyright.PENANAcocOqiqOR8
21643Please respect copyright.PENANA4cwmZnzNoI
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
21643Please respect copyright.PENANAiMPZZ6bDUE
21643Please respect copyright.PENANAdzPBoozkTC
21643Please respect copyright.PENANA1O20UANRWY
########################
21643Please respect copyright.PENANAQuoyjqwSfB
21643Please respect copyright.PENANA5l9OKIR6T8
21643Please respect copyright.PENANAKuiHJj6taA
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
21643Please respect copyright.PENANAtdwbz2Yxrb
21643Please respect copyright.PENANAxjOfdW6yhN
21643Please respect copyright.PENANAJUI5ygm4pn
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
21643Please respect copyright.PENANAN25OooGY2K
21643Please respect copyright.PENANAlS7NuxjVg3
21643Please respect copyright.PENANAjYem6ziCyY
Indun nampak kaget dan segera duduk.
21643Please respect copyright.PENANAUtP02QqGjU
21643Please respect copyright.PENANA4T0Vdy2owO
21643Please respect copyright.PENANA4DoH5cXw29
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
21643Please respect copyright.PENANAH7HDT6Cc0L
21643Please respect copyright.PENANA1zqV8RWgeb
21643Please respect copyright.PENANAGGfpFXSMIW
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
21643Please respect copyright.PENANAqZQPrN9tOe
21643Please respect copyright.PENANANM25sfjVn7
21643Please respect copyright.PENANALJnObih37M
Kami berpandangan.
21643Please respect copyright.PENANAelYUd0nQxc
21643Please respect copyright.PENANAXZezotzkWG
21643Please respect copyright.PENANACvX5UhxATE
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
21643Please respect copyright.PENANAZKXHDPWZJK
21643Please respect copyright.PENANAimLFteYYxO
21643Please respect copyright.PENANA4oSyoibN0S
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
21643Please respect copyright.PENANAFsoi7dCCC6
21643Please respect copyright.PENANAyI1FUrmS66
21643Please respect copyright.PENANA148uneh0LT
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
21643Please respect copyright.PENANAoRVtqpWTLb
21643Please respect copyright.PENANAWoIkNCtBJG
21643Please respect copyright.PENANAijneLTM4zB
“Ndun, kamu punya pacar?”
21643Please respect copyright.PENANAUa1ODkSay2
21643Please respect copyright.PENANAZ2NFoJteZL
21643Please respect copyright.PENANAj4sio9Mgi8
“Belum, bu”
21643Please respect copyright.PENANAIEg2YIIrBi
21643Please respect copyright.PENANANpV8vYAslm
21643Please respect copyright.PENANAriX36kdpqz
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
21643Please respect copyright.PENANABuu2Mcr0jc
21643Please respect copyright.PENANAFAZJP4dDxD
21643Please respect copyright.PENANADcMtbVRfk6
“Iya bu, gak mungkinlah”
21643Please respect copyright.PENANAUSChT2OheZ
21643Please respect copyright.PENANAIVf5aLuio4
21643Please respect copyright.PENANA691jNuSoaz
“Aku takut kamu rusak karena aku”
21643Please respect copyright.PENANAEr1akknik9
21643Please respect copyright.PENANAaLMFscX7Yf
21643Please respect copyright.PENANASDfDPsfs24
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
21643Please respect copyright.PENANAtqSEc8fl8u
21643Please respect copyright.PENANAjlxpFOHDXd
21643Please respect copyright.PENANAo6BPR9kwmY
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
21643Please respect copyright.PENANAqsioFZvAOL
21643Please respect copyright.PENANAmNW9zST5qA
21643Please respect copyright.PENANArqs6eGWVul
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
21643Please respect copyright.PENANA6mLK9eYVpb
21643Please respect copyright.PENANAxWYE9lSDJ2
21643Please respect copyright.PENANATYaOpXnRdX
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
21643Please respect copyright.PENANAVuSSeikdxe
21643Please respect copyright.PENANA3vI18w2ARD
21643Please respect copyright.PENANAmJIfIhzDsf
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
21643Please respect copyright.PENANA7NMiYo23sv
21643Please respect copyright.PENANAZdJEo7WWBx
21643Please respect copyright.PENANA9rvJJeFLwk
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
21643Please respect copyright.PENANAzeAuBsb17E
21643Please respect copyright.PENANAcBOZwghe6k
21643Please respect copyright.PENANAlwdtKeBRZl
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
21643Please respect copyright.PENANA4ZyUUXcJ9V
21643Please respect copyright.PENANAGMsh0UNul2
21643Please respect copyright.PENANA8YGCiCYPN7
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
21643Please respect copyright.PENANAexYf95y6q0
21643Please respect copyright.PENANAAZTFnkN1QI
21643Please respect copyright.PENANAnP6OGjqR6F
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
21643Please respect copyright.PENANAvBMaivc74X
21643Please respect copyright.PENANAq5w5xfNdo3
21643Please respect copyright.PENANAkq6RuaXlvm
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
21643Please respect copyright.PENANAEvLMMKwAJp
21643Please respect copyright.PENANA062dR6522d
21643Please respect copyright.PENANAZmJeItV3Wu
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
21643Please respect copyright.PENANAmUB8Z1UbPM
21643Please respect copyright.PENANAaBWwhsd4VQ
21643Please respect copyright.PENANAg4AhRljFFk
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
21643Please respect copyright.PENANAze3YEKZ0CJ
21643Please respect copyright.PENANApaGLT9YlLI
21643Please respect copyright.PENANAfM5QfTnOqg
“Iyyyaaa.. Bu”
21643Please respect copyright.PENANAhXPsPZi5Lg
21643Please respect copyright.PENANAE7LptalTQQ
21643Please respect copyright.PENANA0IDhmGKwjC
“Terusss… Cepat”
21643Please respect copyright.PENANAoDKGmGpeET
21643Please respect copyright.PENANAGLubLzX7Zs
21643Please respect copyright.PENANAietov3i3RJ
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
21643Please respect copyright.PENANAfO1JmdmyBS
21643Please respect copyright.PENANAxN3Tt4rhIn
21643Please respect copyright.PENANAZNbZLxLSj6
“Ohhh…”
21643Please respect copyright.PENANAIWV99OuJ2b
21643Please respect copyright.PENANAuQk1byVgrw
21643Please respect copyright.PENANANzchd1pzFN
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
21643Please respect copyright.PENANAHIX7crWXtH
21643Please respect copyright.PENANAzhR9PMoioQ
21643Please respect copyright.PENANA06Tcs31JF0
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
21643Please respect copyright.PENANA7yhkCu1WMg
21643Please respect copyright.PENANABv63QgynJJ
21643Please respect copyright.PENANAcg5VL6Us3r
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
21643Please respect copyright.PENANAlXtlIpGLuz
21643Please respect copyright.PENANAwjQXTuaXAH
21643Please respect copyright.PENANAyPRHEDtfRq
######################
21643Please respect copyright.PENANABqoB460ri6
21643Please respect copyright.PENANArnRqoYundD
21643Please respect copyright.PENANA0OCNtzpne2
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
21643Please respect copyright.PENANAxRgDG0vGUg
21643Please respect copyright.PENANAwdVBZ9kmzE
21643Please respect copyright.PENANA38J8F5D0Ec
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
21643Please respect copyright.PENANAn63zI3XINX
21643Please respect copyright.PENANAjA3R6RT0mk
21643Please respect copyright.PENANAjdj05XC8Pu
“Biasa aja Bu”
21643Please respect copyright.PENANAg3Xgqhtzq0
21643Please respect copyright.PENANA0ZeFM1UbTn
21643Please respect copyright.PENANAKo7bT8dKKr
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
21643Please respect copyright.PENANAqBGGvm4bOS
21643Please respect copyright.PENANAtYxNpRAdad
21643Please respect copyright.PENANAIrBckZ41MD
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
21643Please respect copyright.PENANAcT3OvZJyWc
21643Please respect copyright.PENANAgyVLPLouv5
21643Please respect copyright.PENANA0sa872obbA
“Aku takut menganggu sekolahmu”
21643Please respect copyright.PENANA6gTQ5C8DK8
21643Please respect copyright.PENANAzFpdSQPvN1
21643Please respect copyright.PENANAsTPtM2kSPx
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
21643Please respect copyright.PENANAnpF9pPvOd9
21643Please respect copyright.PENANASIH3xt15I1
21643Please respect copyright.PENANAaYSFq5LcvF
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
21643Please respect copyright.PENANAM3j8Hogwfk
21643Please respect copyright.PENANAiQZIQFAiJm
21643Please respect copyright.PENANAEZw9PGIS1B
“Iya Bu”
21643Please respect copyright.PENANAU3XfeTJMmU
21643Please respect copyright.PENANA5fxcHsCY6S
21643Please respect copyright.PENANACR7xmLIT9M
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
21643Please respect copyright.PENANAz51Ez48aVi
21643Please respect copyright.PENANA6Vx6LF7D6w
21643Please respect copyright.PENANA7TOYiPBFah
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
21643Please respect copyright.PENANAo972YE2KuH
21643Please respect copyright.PENANAWv22LGBxj2
21643Please respect copyright.PENANAyM9iMHVG0J
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
21643Please respect copyright.PENANA9D6rds5emj
21643Please respect copyright.PENANAOqnbeNKdLq
21643Please respect copyright.PENANAfuPznegTqt
“Aku mau jadi pacar Ibu”
21643Please respect copyright.PENANAxTmRqHJDEd
21643Please respect copyright.PENANAcnHpkmDBDe
21643Please respect copyright.PENANAr3bILywXKS
“Lho aku khan sudah bersuami?”
21643Please respect copyright.PENANA4nw2P392Ge
21643Please respect copyright.PENANAgds4IiwVm8
21643Please respect copyright.PENANAExXiJi0RS8
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
21643Please respect copyright.PENANA34TeiET6z8
21643Please respect copyright.PENANA7i3wMOCN06
21643Please respect copyright.PENANAShmPHVyyv5
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
21643Please respect copyright.PENANAH7lBKZHlB3
21643Please respect copyright.PENANATEbe51N4dq
21643Please respect copyright.PENANAURXWaMYYir
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
21643Please respect copyright.PENANANZiLOjAq2D
21643Please respect copyright.PENANAdq4laUAlts
21643Please respect copyright.PENANAAARoTyxulE
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
21643Please respect copyright.PENANAPpdhITRCwK
21643Please respect copyright.PENANAJmnGwo63RX
21643Please respect copyright.PENANAQhlFNejXxK
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
21643Please respect copyright.PENANAy8y7HrU0dQ
21643Please respect copyright.PENANAaM44k7FI7J
21643Please respect copyright.PENANAnzHowSz9rj
#######################
21643Please respect copyright.PENANA2YhOwtRokN
21643Please respect copyright.PENANA0HD19b1uGl
21643Please respect copyright.PENANAOpQhoVJdNj
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
21643Please respect copyright.PENANAlIKuloEZIz
21643Please respect copyright.PENANAcGzkUl5XNY
21643Please respect copyright.PENANAFKws7uyVoo
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
21643Please respect copyright.PENANA44QqIIGBr0
21643Please respect copyright.PENANARGbUxmQcEJ
21643Please respect copyright.PENANAgRpIaHNMnr
##########################
21643Please respect copyright.PENANAE81Uah0Oid
21643Please respect copyright.PENANADZUY2rwJHj
21643Please respect copyright.PENANAjSUuCgeYhM
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
21643Please respect copyright.PENANASnn3lo7kiR
21643Please respect copyright.PENANAuVzGbOzGqp
21643Please respect copyright.PENANA6Yu9rW87TF
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
21643Please respect copyright.PENANAYMvRCmdb90
21643Please respect copyright.PENANAGpR29StQrN
21643Please respect copyright.PENANAHr52ALHUh5
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
21643Please respect copyright.PENANAqmzgPn8k5i
21643Please respect copyright.PENANAVmfTWanmPJ
21643Please respect copyright.PENANABXjPLHFdFY
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
21643Please respect copyright.PENANAN03BPDmtfR
21643Please respect copyright.PENANA78LRAcEXFy
21643Please respect copyright.PENANAyQMHgKQFUq
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
21643Please respect copyright.PENANA1DrPfhz85p
21643Please respect copyright.PENANAxtFidwcExM
21643Please respect copyright.PENANA1nIzY28C3r
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
21643Please respect copyright.PENANAjoxmuwcwUr
21643Please respect copyright.PENANAHPOYVA43w8
21643Please respect copyright.PENANAWuhnpFTCrN
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
21643Please respect copyright.PENANAg5Kz4TZEdb
21643Please respect copyright.PENANAUzuSOFqmr6
21643Please respect copyright.PENANAzO3tYW33HJ
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
21643Please respect copyright.PENANAidy9ZNzbeE
21643Please respect copyright.PENANA9UyqLouIl5
21643Please respect copyright.PENANAGqAAIDNwig
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
21643Please respect copyright.PENANAPZSnq3DLH9
21643Please respect copyright.PENANAqfbIC1bOuc
21643Please respect copyright.PENANARWG8nM6fHK
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
21643Please respect copyright.PENANAQ0KdBFMPLY
21643Please respect copyright.PENANANbN46Mvtoa
21643Please respect copyright.PENANAqwAIRSFGiK
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
21643Please respect copyright.PENANAbQ5PLg8Nab
21643Please respect copyright.PENANAEJguexDI6Y
21643Please respect copyright.PENANAIiSBk44LC3
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
21643Please respect copyright.PENANAgzNnOe2XEr
21643Please respect copyright.PENANA8gD1b3rAC2
21643Please respect copyright.PENANAHs1tQzqFIw
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
21643Please respect copyright.PENANA0TXqRbwLmB
21643Please respect copyright.PENANALLG3aha26s
21643Please respect copyright.PENANA6lBVgH1GDM
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
21643Please respect copyright.PENANAMBsRxyGlxP
21643Please respect copyright.PENANAgsInX3L3Qt
21643Please respect copyright.PENANAJKiyJkhejQ
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
21643Please respect copyright.PENANA3tZqzOmBku
21643Please respect copyright.PENANAQfhZZJNvPI
21643Please respect copyright.PENANAM4IDQJURbx
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
21643Please respect copyright.PENANAq44aQVlPqI
21643Please respect copyright.PENANATK00FPzfNi
21643Please respect copyright.PENANAc3HRW9P2Sw
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
21643Please respect copyright.PENANA5Tku7ghugq
21643Please respect copyright.PENANAmm5qGpMcNb
21643Please respect copyright.PENANAZcs2yMTrHt
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
21643Please respect copyright.PENANAfxvsKXxqnH
21643Please respect copyright.PENANAfz42FXX5gz
21643Please respect copyright.PENANAQTEvzOExXz
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
21643Please respect copyright.PENANAW0nTiq9NRW
21643Please respect copyright.PENANAmWYJCNp2MD
21643Please respect copyright.PENANADMjdYmsZzW
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns216.73.216.51da2