Aku Dihamili Tetangga
19976Please respect copyright.PENANAT7h0URr7cA
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
19976Please respect copyright.PENANAAPaMDIrBpB
19976Please respect copyright.PENANAf7q63a4oQv
19976Please respect copyright.PENANAm7LMl1Rnwn
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
19976Please respect copyright.PENANAwm5ZkwMDVV
19976Please respect copyright.PENANA8iViGAKR0N
19976Please respect copyright.PENANAU58UZpZpKd
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
19976Please respect copyright.PENANARB4J7gf7wX
19976Please respect copyright.PENANAVoQLoqnKmf
19976Please respect copyright.PENANAQM48OdzqYj
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
19976Please respect copyright.PENANAjp1onGQeNJ
19976Please respect copyright.PENANA9Ovyg0UGbJ
19976Please respect copyright.PENANAEk7BRj8w7O
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
19976Please respect copyright.PENANAJo2CDIonqs
19976Please respect copyright.PENANAKd50Pj6FM6
19976Please respect copyright.PENANAsZ5eY6mGQb
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
19976Please respect copyright.PENANAra1eYtVkiQ
19976Please respect copyright.PENANAEs524GiiFN
19976Please respect copyright.PENANA447h8nSLUS
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
19976Please respect copyright.PENANATnd6y5RGzR
19976Please respect copyright.PENANAEBVTjmS9if
19976Please respect copyright.PENANA1d69dNhdN8
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
19976Please respect copyright.PENANAUn4YyXD2BP
19976Please respect copyright.PENANAi43Z40uy4q
19976Please respect copyright.PENANAZefGPrReqv
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
19976Please respect copyright.PENANAvQunBkpugW
19976Please respect copyright.PENANAo83JRzfmdB
19976Please respect copyright.PENANAkjxBjQuBXU
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
19976Please respect copyright.PENANArl1hXF39bf
19976Please respect copyright.PENANAo4fN6fHsTL
19976Please respect copyright.PENANAkdAzgd0kDk
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
19976Please respect copyright.PENANAAQ4F5NnAAk
19976Please respect copyright.PENANA04BdyTUVSi
19976Please respect copyright.PENANAjoE5zHOo7L
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
19976Please respect copyright.PENANAPvMBUlo3ZE
19976Please respect copyright.PENANAdlb8S6esKd
19976Please respect copyright.PENANAjUlrNqhsBL
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
19976Please respect copyright.PENANAQgpgKZ7zwi
19976Please respect copyright.PENANAroNdbK8KF1
19976Please respect copyright.PENANA6twuKqMu4A
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
19976Please respect copyright.PENANAUPC2HikoCM
19976Please respect copyright.PENANA93zJJNqXBn
19976Please respect copyright.PENANAQw5KTVm6SY
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
19976Please respect copyright.PENANAKWSeA7S74C
19976Please respect copyright.PENANA9uK0C9AL0e
19976Please respect copyright.PENANAE7MjENvUvh
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
19976Please respect copyright.PENANA6ZNO20EdoK
19976Please respect copyright.PENANACUjJ8Sp0W4
19976Please respect copyright.PENANAESG2lOJLGG
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
19976Please respect copyright.PENANA2jZo5fVXm2
19976Please respect copyright.PENANAz7ORwpYFLr
19976Please respect copyright.PENANA0PacYWyedi
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
19976Please respect copyright.PENANAXyuQi2nMmN
19976Please respect copyright.PENANAyhgcpg2VfZ
19976Please respect copyright.PENANA8CzI1WJCwS
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
19976Please respect copyright.PENANA4htuP2njmg
19976Please respect copyright.PENANAWwHTdf1Ken
19976Please respect copyright.PENANAlAdOlylcXM
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
19976Please respect copyright.PENANAY4Y5BdWtVn
19976Please respect copyright.PENANAfH4NuR39RK
19976Please respect copyright.PENANAleoCtc1XJb
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANAxvOKvgi1Ry
19976Please respect copyright.PENANA8eauMQhtyM
19976Please respect copyright.PENANAIyw0nq2ay3
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
19976Please respect copyright.PENANAnh37DujqDy
19976Please respect copyright.PENANA3jdTATIIxI
19976Please respect copyright.PENANAAE4bCuxBiG
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
19976Please respect copyright.PENANAGPWsGSxjvJ
19976Please respect copyright.PENANAn6jkvhTAsx
19976Please respect copyright.PENANApLxjRarUnH
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
19976Please respect copyright.PENANAbfncmP5w4X
19976Please respect copyright.PENANA81Ily0xpjO
19976Please respect copyright.PENANAZ8AnUhCaNe
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
19976Please respect copyright.PENANArvYEorUoAr
19976Please respect copyright.PENANAcZnTmmPTlK
19976Please respect copyright.PENANAGKCtiF3Daz
“Napa, say?” tanyanya heran.
19976Please respect copyright.PENANAwcrGPlurVK
19976Please respect copyright.PENANAEsaOknCYKH
19976Please respect copyright.PENANACdgPThuapC
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
19976Please respect copyright.PENANAGKgBqmAQpM
19976Please respect copyright.PENANAHjwg7Be8iQ
19976Please respect copyright.PENANAAMa8ufrftU
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
19976Please respect copyright.PENANAo4UNt5oZYx
19976Please respect copyright.PENANAhBETOe7niT
19976Please respect copyright.PENANAs05NxhwHE5
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
19976Please respect copyright.PENANAyqW0kQk33h
19976Please respect copyright.PENANApgHtRwCJ8c
19976Please respect copyright.PENANAhfrolNjfGW
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
19976Please respect copyright.PENANApOdrTECVBC
19976Please respect copyright.PENANAHqyMQKsJkR
19976Please respect copyright.PENANAXlQMkrc6Tz
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
19976Please respect copyright.PENANAo2HxZzxIe5
19976Please respect copyright.PENANAfA7Rl4q5Bf
19976Please respect copyright.PENANA9pz4YX1pZV
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
19976Please respect copyright.PENANAcZ7X1aekS3
19976Please respect copyright.PENANAkoKDHdYN6W
19976Please respect copyright.PENANACBeL2cwyuU
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
19976Please respect copyright.PENANAeM5AReLhLr
19976Please respect copyright.PENANANqHS6IxWWL
19976Please respect copyright.PENANASQTTht3X1L
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
19976Please respect copyright.PENANAxyAejGJnws
19976Please respect copyright.PENANATU6GubXWuS
19976Please respect copyright.PENANAFxLVAMQhNm
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
19976Please respect copyright.PENANAr69zgeXMHo
19976Please respect copyright.PENANAkjSZFlmeaF
19976Please respect copyright.PENANAo6KYdE29SM
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
19976Please respect copyright.PENANAWpohuDDRgE
19976Please respect copyright.PENANA4WkG7NyeR4
19976Please respect copyright.PENANA9rRTeofdEv
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
19976Please respect copyright.PENANAzgApRrcal9
19976Please respect copyright.PENANAvw8SpLlxQi
19976Please respect copyright.PENANAonGkwdZ0yE
“Ohhhhhhhhhh…”
19976Please respect copyright.PENANAhvs7onyxPn
19976Please respect copyright.PENANAfGK30so4eO
19976Please respect copyright.PENANAVryuB0ctRc
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
19976Please respect copyright.PENANAr2RvlXIDpY
19976Please respect copyright.PENANAwcz9iwmVVN
19976Please respect copyright.PENANAouHyeC5XhU
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
19976Please respect copyright.PENANAeBF7RAKHxv
19976Please respect copyright.PENANALojFdqrx04
19976Please respect copyright.PENANAagoPqFhjgy
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
19976Please respect copyright.PENANA9tYHg8ue88
19976Please respect copyright.PENANAFj5tN4ZAXp
19976Please respect copyright.PENANAJ5JrJvuzqI
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
19976Please respect copyright.PENANA5myem9DDe2
19976Please respect copyright.PENANA5nrbtsRcI9
19976Please respect copyright.PENANARfNlLy1mE6
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
19976Please respect copyright.PENANAxQ301QrNdD
19976Please respect copyright.PENANAAGKKO5hWy6
19976Please respect copyright.PENANArelmVi8nl1
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
19976Please respect copyright.PENANAWx92Htc0NU
19976Please respect copyright.PENANArASsrG7bgw
19976Please respect copyright.PENANAdjWCUA7m98
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
19976Please respect copyright.PENANAF8GgUDB6ap
19976Please respect copyright.PENANAlp7UcpLjWB
19976Please respect copyright.PENANAWsIKZMFEDX
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
19976Please respect copyright.PENANARwgsCsp3QZ
19976Please respect copyright.PENANABVV6R0NnF3
19976Please respect copyright.PENANAMDXMzXGSgr
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
19976Please respect copyright.PENANAC7SY39C2KE
19976Please respect copyright.PENANAszi2NVKz3y
19976Please respect copyright.PENANAQV6uHYaQQL
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
19976Please respect copyright.PENANA3RyKR88fBC
19976Please respect copyright.PENANA31Im0JvWkc
19976Please respect copyright.PENANApNjrhZeMtg
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
19976Please respect copyright.PENANAkbZWSfvanQ
19976Please respect copyright.PENANAGMGMUNzhla
19976Please respect copyright.PENANA03DOGMSylv
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
19976Please respect copyright.PENANAOGXP6uXJyS
19976Please respect copyright.PENANAADPHXc6ciU
19976Please respect copyright.PENANA6ZJJyYcMLd
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
19976Please respect copyright.PENANAlv7LSawfHR
19976Please respect copyright.PENANAGwGY9GzywM
19976Please respect copyright.PENANAGCUBfcTvVF
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
19976Please respect copyright.PENANA5YlYtrQlkL
19976Please respect copyright.PENANAAlAgvcrKeI
19976Please respect copyright.PENANAwzi1BTgkC3
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
19976Please respect copyright.PENANALwY4T7HVpk
19976Please respect copyright.PENANAqhZahwvytL
19976Please respect copyright.PENANAeLsU0pmArR
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
19976Please respect copyright.PENANAKODCMKAbJi
19976Please respect copyright.PENANAXLvoLJZTzf
19976Please respect copyright.PENANAYapg5Jlkqi
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
19976Please respect copyright.PENANAzDBv0w1RsR
19976Please respect copyright.PENANAcbmr8QHnkN
19976Please respect copyright.PENANA5Ykj2ij2op
###################
19976Please respect copyright.PENANAKPdIfBXLCl
19976Please respect copyright.PENANAK6pET4oFS0
19976Please respect copyright.PENANAq8bY3sJk6o
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
19976Please respect copyright.PENANAvFLeZcTQY4
19976Please respect copyright.PENANArrJEddqFVb
19976Please respect copyright.PENANAC8gP0eRNkW
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
19976Please respect copyright.PENANAyVeA3xLorS
19976Please respect copyright.PENANADZjXsfR7yT
19976Please respect copyright.PENANA4vfrM8uJ4F
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
19976Please respect copyright.PENANAfIQfDUXZP2
19976Please respect copyright.PENANAg8oRHj8X73
19976Please respect copyright.PENANAiP6B5oGnIl
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
19976Please respect copyright.PENANAM4EHDRQTKW
19976Please respect copyright.PENANAE0goVlvHFD
19976Please respect copyright.PENANAJWj77zKlPC
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
19976Please respect copyright.PENANAMN5qB4cSAr
19976Please respect copyright.PENANAF6GecM9xcy
19976Please respect copyright.PENANArlbj7nqHAh
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
19976Please respect copyright.PENANAboeeQFN892
19976Please respect copyright.PENANAj0F8zjDopo
19976Please respect copyright.PENANAysyzbm7NlE
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
19976Please respect copyright.PENANAHm6aHyV2bt
19976Please respect copyright.PENANA3EIYKkiqr8
19976Please respect copyright.PENANALzkQDQPUDR
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
19976Please respect copyright.PENANAVPMWj0X4tW
19976Please respect copyright.PENANAVRe6kPlvlj
19976Please respect copyright.PENANAYOO0zcOvNk
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
19976Please respect copyright.PENANA3yvReGDMV7
19976Please respect copyright.PENANAVQfwUsTWUE
19976Please respect copyright.PENANADs5g8UHjWL
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
19976Please respect copyright.PENANAdEIGltH6Fc
19976Please respect copyright.PENANAd8ji1tpfrJ
19976Please respect copyright.PENANAHoRuj5Hh5I
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
19976Please respect copyright.PENANAE8sM61jVOo
19976Please respect copyright.PENANAXrCZOObwT7
19976Please respect copyright.PENANAnT5bcfNSv7
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
19976Please respect copyright.PENANA9xADC0XV3b
19976Please respect copyright.PENANA0vj4Sm7QLT
19976Please respect copyright.PENANAUOyspoqI7x
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
19976Please respect copyright.PENANAshkgiLFcwh
19976Please respect copyright.PENANA8fOxU3Uwlf
19976Please respect copyright.PENANAHSNkYEDn6Y
“Ada apa sayang?” tanyanya.
19976Please respect copyright.PENANAdYxOGQR5Fk
19976Please respect copyright.PENANAYz49cE6M2K
19976Please respect copyright.PENANABttOgEYdnW
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
19976Please respect copyright.PENANAJP4AOP6zNr
19976Please respect copyright.PENANAUNTMQrU4VB
19976Please respect copyright.PENANAljJ9kIVLDI
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
19976Please respect copyright.PENANArSJcEdVChY
19976Please respect copyright.PENANAZ0t2pn4RZW
19976Please respect copyright.PENANAEimBNG94EI
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
19976Please respect copyright.PENANAESjzykIKSV
19976Please respect copyright.PENANAb9D1gi1oCA
19976Please respect copyright.PENANA6Fqvp6ojTu
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
19976Please respect copyright.PENANAFldRw4UK5L
19976Please respect copyright.PENANAntc6fgIVdD
19976Please respect copyright.PENANAzcel2MP1u2
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
19976Please respect copyright.PENANABUxGqSVMBQ
19976Please respect copyright.PENANAdqd4wXxwri
19976Please respect copyright.PENANAc9GDJbwexI
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
19976Please respect copyright.PENANAys8i29hkxb
19976Please respect copyright.PENANAhCb5uzpqzR
19976Please respect copyright.PENANAbzs6xNVyeM
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
19976Please respect copyright.PENANAzcVXPZ0P7J
19976Please respect copyright.PENANAy5Y73cXaiH
19976Please respect copyright.PENANAw5YltQ3pVh
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
19976Please respect copyright.PENANAJmFHvGDlUN
19976Please respect copyright.PENANARdtSojF5mq
19976Please respect copyright.PENANAocwpSF8PAl
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
19976Please respect copyright.PENANAzVh4winHL8
19976Please respect copyright.PENANAPbPtUe7Ob5
19976Please respect copyright.PENANAxB1mn61SAn
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
19976Please respect copyright.PENANAoAbV3ilGkE
19976Please respect copyright.PENANACKnhjXSzJM
19976Please respect copyright.PENANApQ12LGicXh
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
19976Please respect copyright.PENANATsUZHWoBrZ
19976Please respect copyright.PENANAtnLfitLtAq
19976Please respect copyright.PENANAWtNxgzTEIf
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
19976Please respect copyright.PENANA4zyOyAYHjh
19976Please respect copyright.PENANAvlCuPlaMPq
19976Please respect copyright.PENANA5dtEGuyPvx
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
19976Please respect copyright.PENANAbufwJp02JY
19976Please respect copyright.PENANA5VMmlEMlUC
19976Please respect copyright.PENANAB3H0e4e2QN
“Belum, Bu”
19976Please respect copyright.PENANAq19QfGnqw6
19976Please respect copyright.PENANAocG3FFYyxZ
19976Please respect copyright.PENANAkONVYgIaM3
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
19976Please respect copyright.PENANA1uhPBCnbwW
19976Please respect copyright.PENANA3uUwHDiAzJ
19976Please respect copyright.PENANA01jCCPMU6Z
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
19976Please respect copyright.PENANAJ8djiKnReh
19976Please respect copyright.PENANA5D2olgn3YH
19976Please respect copyright.PENANAoPy656pvGW
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
19976Please respect copyright.PENANAinh9WNXLIB
19976Please respect copyright.PENANACF4WfqSuEl
19976Please respect copyright.PENANAlzaRaEIc0J
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
19976Please respect copyright.PENANARj59tjqsLv
19976Please respect copyright.PENANA35LBlJZhyo
19976Please respect copyright.PENANAkKo9ghE3Lm
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
19976Please respect copyright.PENANABC92rd0O9D
19976Please respect copyright.PENANAAYKgGwKYou
19976Please respect copyright.PENANAipAzZl5v1E
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
19976Please respect copyright.PENANAAt2e2gVLgN
19976Please respect copyright.PENANADIDu81wIuU
19976Please respect copyright.PENANAINSJK5Jizc
“Gak papa, kok”
19976Please respect copyright.PENANAKspweyyUGW
19976Please respect copyright.PENANAUEm4B7iJ00
19976Please respect copyright.PENANACKHR15lb6C
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
19976Please respect copyright.PENANAImI1ZryQY0
19976Please respect copyright.PENANA0b2ci4Po81
19976Please respect copyright.PENANAUVqPC4XLCT
Indun malu-malu melihat perutku.
19976Please respect copyright.PENANAp3fYfFx7yC
19976Please respect copyright.PENANAOfhp77eps6
19976Please respect copyright.PENANAVI7vRuaWby
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
19976Please respect copyright.PENANAwV4GWbB5O0
19976Please respect copyright.PENANANyEJhm99Se
19976Please respect copyright.PENANAO4kLBtfII9
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
19976Please respect copyright.PENANAdZCwC5SB43
19976Please respect copyright.PENANAulCIEsUiO0
19976Please respect copyright.PENANAgt2yWtMYSM
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
19976Please respect copyright.PENANAh6WLgDj8v6
19976Please respect copyright.PENANAkrJoRufj1R
19976Please respect copyright.PENANAd2oJZDJHnQ
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
19976Please respect copyright.PENANA4wZl6ZdAju
19976Please respect copyright.PENANAnMISH0lMUl
19976Please respect copyright.PENANAFh7pgypmAB
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
19976Please respect copyright.PENANAky7qrN9z0C
19976Please respect copyright.PENANAYFAXPjsh2P
19976Please respect copyright.PENANAGBKFMlw4AB
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
19976Please respect copyright.PENANAmf4VKn049u
19976Please respect copyright.PENANAofZVVF2hG3
19976Please respect copyright.PENANAoHO7zswK66
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
19976Please respect copyright.PENANACqlByyYQbW
19976Please respect copyright.PENANAPSbHg0SUud
19976Please respect copyright.PENANAFZ3uRm6MaE
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
19976Please respect copyright.PENANAPhO6yEatbP
19976Please respect copyright.PENANABTq8QznfzE
19976Please respect copyright.PENANAuzOuJHfSQY
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
19976Please respect copyright.PENANASLlG8w5hdi
19976Please respect copyright.PENANAOOg5HpquN7
19976Please respect copyright.PENANA0T93SRp0mC
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
19976Please respect copyright.PENANA5p24c1WTL4
19976Please respect copyright.PENANAnCahHsJi4h
19976Please respect copyright.PENANAQlXmmS7RcP
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
19976Please respect copyright.PENANAqIQ3T80YBk
19976Please respect copyright.PENANAMawqsnB0Hk
19976Please respect copyright.PENANAtE6IHIUQlq
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
19976Please respect copyright.PENANAfburVpmF5j
19976Please respect copyright.PENANALACBnwg6eA
19976Please respect copyright.PENANABJbduHXeRH
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
19976Please respect copyright.PENANAdG5ayqKWkR
19976Please respect copyright.PENANA9TvF4TdRcC
19976Please respect copyright.PENANAWwIwIxMUty
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
19976Please respect copyright.PENANAm2yjJxaN7c
19976Please respect copyright.PENANAjrXYpR04Bp
19976Please respect copyright.PENANA1DLnUTPwvL
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
19976Please respect copyright.PENANAqgCGS3AQDt
19976Please respect copyright.PENANASq3FVYk8jK
19976Please respect copyright.PENANAuTFVlrRMDv
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
19976Please respect copyright.PENANAqLujgDRTmS
19976Please respect copyright.PENANA48EgHynJ8D
19976Please respect copyright.PENANAFK9whGGZ63
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
19976Please respect copyright.PENANAo53U7W29bI
19976Please respect copyright.PENANA7usAUGWukY
19976Please respect copyright.PENANAz6TccPUPXb
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
19976Please respect copyright.PENANASXiVgFuDnu
19976Please respect copyright.PENANAry3RuJOeIl
19976Please respect copyright.PENANAY0iVLji1bK
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
19976Please respect copyright.PENANA6cFdm0BzGI
19976Please respect copyright.PENANAc5K1FqEf0N
19976Please respect copyright.PENANAScxjAVTh5g
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
19976Please respect copyright.PENANANhk0AuFnJh
19976Please respect copyright.PENANAqLD9Yi0VRA
19976Please respect copyright.PENANAvD0Wgx9QnS
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
19976Please respect copyright.PENANAbdMFFcRkRc
19976Please respect copyright.PENANAUNXYfEvdlN
19976Please respect copyright.PENANAeNL1hn8Bkp
“Kenapa?”
19976Please respect copyright.PENANAoKhm1F52N3
19976Please respect copyright.PENANA7yK8k12HUM
19976Please respect copyright.PENANAcNEAvP3Z9K
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
19976Please respect copyright.PENANAiNcYkl47V6
19976Please respect copyright.PENANAcmdvU9OSH8
19976Please respect copyright.PENANAvkX5k5RkaE
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
19976Please respect copyright.PENANAE64v5HObW5
19976Please respect copyright.PENANAcbmdvQCvxZ
19976Please respect copyright.PENANA2ZkO1XMZ64
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
19976Please respect copyright.PENANAtLBKRSrLng
19976Please respect copyright.PENANA4A5ztpxhe8
19976Please respect copyright.PENANA5XlWuA1XWX
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
19976Please respect copyright.PENANAitTB6TYuEW
19976Please respect copyright.PENANANo1V2e2fhn
19976Please respect copyright.PENANAQJLGfn0Cc8
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
19976Please respect copyright.PENANA00MF3ZKYaH
19976Please respect copyright.PENANALUMNjsRen8
19976Please respect copyright.PENANACRkl91W3MG
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
19976Please respect copyright.PENANAaGIUGlcplA
19976Please respect copyright.PENANAzhjqiB881E
19976Please respect copyright.PENANAJGQ4AzKGFj
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
19976Please respect copyright.PENANA3nIXntB7BX
19976Please respect copyright.PENANAc6m4c6yqid
19976Please respect copyright.PENANAOGlz1t0ER2
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
19976Please respect copyright.PENANAvg9h4UdKKx
19976Please respect copyright.PENANABtXMnlQqaw
19976Please respect copyright.PENANA7Lu40UNN8I
Indun belingsatan.
19976Please respect copyright.PENANAtLp9vmLOdF
19976Please respect copyright.PENANARpoew33rBY
19976Please respect copyright.PENANAmn2uRG4PsA
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
19976Please respect copyright.PENANAHYWoKiaSx4
19976Please respect copyright.PENANASfcHVLVqpg
19976Please respect copyright.PENANAfdOsnyQkAt
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
19976Please respect copyright.PENANAQdC4nt1ibO
19976Please respect copyright.PENANAtGDBqk5itN
19976Please respect copyright.PENANA3tcmJOlhze
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
19976Please respect copyright.PENANAEFfzlCeSCv
19976Please respect copyright.PENANAnKV06dOEww
19976Please respect copyright.PENANABx8sYfEcvu
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
19976Please respect copyright.PENANATHkvTihbkH
19976Please respect copyright.PENANAy6r9CzTSMb
19976Please respect copyright.PENANAehnfglaLsm
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
19976Please respect copyright.PENANAOFyZW4vhH7
19976Please respect copyright.PENANAkToDnymhW9
19976Please respect copyright.PENANAdOV5pWjFZf
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
19976Please respect copyright.PENANAVWPv9uo8WT
19976Please respect copyright.PENANAQkh8Ekxo3t
19976Please respect copyright.PENANA4f0uW23NGN
“Iya bu.. Mau banget”
19976Please respect copyright.PENANA3geRmMhz6V
19976Please respect copyright.PENANAmRVweU2npL
19976Please respect copyright.PENANAM8rIDjIqG5
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
19976Please respect copyright.PENANASbcAUv2cfp
19976Please respect copyright.PENANAwzLyWrKI7J
19976Please respect copyright.PENANAkHOOB9sqcU
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANAD5gLqdGFh9
19976Please respect copyright.PENANAKuDonz644c
19976Please respect copyright.PENANA1GFfuPNyYi
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
19976Please respect copyright.PENANACPZ26O3QCP
19976Please respect copyright.PENANA0AqfuTqpK7
19976Please respect copyright.PENANATqVD42DAit
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
19976Please respect copyright.PENANA8OR9P3iQUB
19976Please respect copyright.PENANAsdTgsurA51
19976Please respect copyright.PENANAkv2xPQ1X8J
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
19976Please respect copyright.PENANAx3UNNQIvzo
19976Please respect copyright.PENANAapOhV6i1LW
19976Please respect copyright.PENANAYIfCgeBuAX
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
19976Please respect copyright.PENANArM3CkikV9A
19976Please respect copyright.PENANA7lco0CEaJp
19976Please respect copyright.PENANAsk5QsVrnr6
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
19976Please respect copyright.PENANANVRaiv8gBX
19976Please respect copyright.PENANA1a3eP4Vfao
19976Please respect copyright.PENANAFNcy572UyL
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANAtIpgXZbUh3
19976Please respect copyright.PENANADnVMxzj86R
19976Please respect copyright.PENANAgRdJdHsM4p
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
19976Please respect copyright.PENANAy9esBIB5fA
19976Please respect copyright.PENANAYPclbTl5sS
19976Please respect copyright.PENANA7uI2kPby3j
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
19976Please respect copyright.PENANAkQvRaoX4wo
19976Please respect copyright.PENANATUvv16ix2j
19976Please respect copyright.PENANAO04g4MQonG
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
19976Please respect copyright.PENANAApE9VvJXpu
19976Please respect copyright.PENANAoXWM8Ml41P
19976Please respect copyright.PENANAIz3hXyNFdC
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
19976Please respect copyright.PENANANg8F9Vt55E
19976Please respect copyright.PENANAnDqoPXYXbZ
19976Please respect copyright.PENANAC4OCMvnbFL
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANASIYzASYMoI
19976Please respect copyright.PENANACjCwwUexhm
19976Please respect copyright.PENANAIb92ywJDGV
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
19976Please respect copyright.PENANAl8i78TZVk6
19976Please respect copyright.PENANAZ7jLdz3MUL
19976Please respect copyright.PENANAlgqnqGnOiN
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
19976Please respect copyright.PENANARs05WU5qIS
19976Please respect copyright.PENANAYEY3RFQaEt
19976Please respect copyright.PENANA6V7XwDBLnr
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
19976Please respect copyright.PENANASzA8OIjnWs
19976Please respect copyright.PENANAAWNYSKpze4
19976Please respect copyright.PENANAnNL5X8YZl0
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
19976Please respect copyright.PENANAkhvIx3iwqg
19976Please respect copyright.PENANAoQjNfzVbMX
19976Please respect copyright.PENANAZzKIMGv7W8
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
19976Please respect copyright.PENANAwZoqfCdoB0
19976Please respect copyright.PENANACYVpqlPHjy
19976Please respect copyright.PENANAyxgeyTV2XF
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
19976Please respect copyright.PENANAukYWwo04oV
19976Please respect copyright.PENANAG9yIse6Lts
19976Please respect copyright.PENANAjSxa8IXUoY
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
19976Please respect copyright.PENANAKvePFcYpoz
19976Please respect copyright.PENANAIkRsHIiugk
19976Please respect copyright.PENANAX0iOthaSF7
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANASH55kCn55s
19976Please respect copyright.PENANArhN7x4Cmkd
19976Please respect copyright.PENANANGt1DF1QKa
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
19976Please respect copyright.PENANAZrfanbcbZ1
19976Please respect copyright.PENANARnsVX2NyFY
19976Please respect copyright.PENANAPvW98lapXF
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
19976Please respect copyright.PENANAlKEU5OkR4W
19976Please respect copyright.PENANAPCTmdmTjLr
19976Please respect copyright.PENANAWe9E8qy5B3
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
19976Please respect copyright.PENANAIY1MtpISvT
19976Please respect copyright.PENANAt1lTOeURfD
19976Please respect copyright.PENANAruUzftnOHi
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
19976Please respect copyright.PENANADtGc7VLXJd
19976Please respect copyright.PENANAFAC5TxtiGZ
19976Please respect copyright.PENANAEkMV7tIwBn
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
19976Please respect copyright.PENANA8c9rPszGfK
19976Please respect copyright.PENANABca31zKhf7
19976Please respect copyright.PENANA09KztLkoGp
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
19976Please respect copyright.PENANAsAWQZCec6Z
19976Please respect copyright.PENANAVAvbqo7kHo
19976Please respect copyright.PENANAKJqEWll8s5
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
19976Please respect copyright.PENANA15HudsybDn
19976Please respect copyright.PENANAypmB9aL0La
19976Please respect copyright.PENANAsKh96QiYce
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
19976Please respect copyright.PENANAsa0FGv7uLG
19976Please respect copyright.PENANAnPZdAN5mkl
19976Please respect copyright.PENANAMOHjI5bUF6
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
19976Please respect copyright.PENANAAqJ2UPKuoX
19976Please respect copyright.PENANAq8TCiXrshy
19976Please respect copyright.PENANAvNWMhG8r3F
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
19976Please respect copyright.PENANANwWo3i9u9u
19976Please respect copyright.PENANAxzTFA34STm
19976Please respect copyright.PENANAuz9LHs41cu
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
19976Please respect copyright.PENANAmYFhuiYxgv
19976Please respect copyright.PENANAltm7tljpx2
19976Please respect copyright.PENANAslPt5vgabK
“Mana aja deh”
19976Please respect copyright.PENANAGA2iS1pjoY
19976Please respect copyright.PENANAGvD2B0fA3U
19976Please respect copyright.PENANAwGUExU78yd
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
19976Please respect copyright.PENANAXS8Sk5ecAS
19976Please respect copyright.PENANAzNVptXjG28
19976Please respect copyright.PENANAzY0gNhLyjv
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
19976Please respect copyright.PENANAdgxeL4hf2I
19976Please respect copyright.PENANAwp8hvRR082
19976Please respect copyright.PENANAUnfsYGsVeh
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
19976Please respect copyright.PENANAsuwGgLaZZp
19976Please respect copyright.PENANAIYNhcsnk29
19976Please respect copyright.PENANAed5jDzpOy3
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
19976Please respect copyright.PENANAJMWN9SCbht
19976Please respect copyright.PENANAgNJP5jl5Mj
19976Please respect copyright.PENANArjWE4VLVGD
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
19976Please respect copyright.PENANAfTu1XtXSNQ
19976Please respect copyright.PENANAClrkzg8qhJ
19976Please respect copyright.PENANA4GDdjeuk9z
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
19976Please respect copyright.PENANAc8fQcat5PN
19976Please respect copyright.PENANA4Isi2CIUrd
19976Please respect copyright.PENANAVvuIoN1f8v
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
19976Please respect copyright.PENANAiPreDyUHLI
19976Please respect copyright.PENANACxyXz7QCOF
19976Please respect copyright.PENANAT1Cy0N1sSU
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
19976Please respect copyright.PENANAFTQ7e0XIxZ
19976Please respect copyright.PENANAUTk2ontOA4
19976Please respect copyright.PENANAFPK5BUtvgx
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
19976Please respect copyright.PENANApT7REBgTzP
19976Please respect copyright.PENANAaxdr52Y8jy
19976Please respect copyright.PENANAwhJ6SuSnOt
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
19976Please respect copyright.PENANApsAUzf04Mv
19976Please respect copyright.PENANAAC18f61P0r
19976Please respect copyright.PENANAXrAytpB5H5
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
19976Please respect copyright.PENANAqHYoiKmPRZ
19976Please respect copyright.PENANAhkAWIffaCR
19976Please respect copyright.PENANAZhMdsYfNcR
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
19976Please respect copyright.PENANA4A7i99aqc4
19976Please respect copyright.PENANAm4VOUBmh2Y
19976Please respect copyright.PENANAWI0F5H0JRY
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
19976Please respect copyright.PENANA3gCJVqJktS
19976Please respect copyright.PENANAxF0DXFWgE4
19976Please respect copyright.PENANAhWr1JLUKL1
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
19976Please respect copyright.PENANAQL7oO3MrUZ
19976Please respect copyright.PENANAKAC430DZls
19976Please respect copyright.PENANAy3ttBtO9TK
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
19976Please respect copyright.PENANA8hkSnSa4Gy
19976Please respect copyright.PENANAg2IPRZwPeG
19976Please respect copyright.PENANAnNp5rxixo3
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
19976Please respect copyright.PENANAwwKj2gP71W
19976Please respect copyright.PENANAEUHduK4uzb
19976Please respect copyright.PENANAQJYXwCUL7A
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
19976Please respect copyright.PENANAZqZtnTaHSd
19976Please respect copyright.PENANAQvKM2YIBFc
19976Please respect copyright.PENANAIsNzXY5k1x
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
19976Please respect copyright.PENANAyuSq7n73qt
19976Please respect copyright.PENANAS6cGMDlPGq
19976Please respect copyright.PENANA3ywxdnSOPq
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
19976Please respect copyright.PENANAmTMDMKI8fd
19976Please respect copyright.PENANA3X45oBf97i
19976Please respect copyright.PENANAodUwi0kxf8
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
19976Please respect copyright.PENANAiZ7QkmLSeS
19976Please respect copyright.PENANAtL8dO19zTn
19976Please respect copyright.PENANAKYYmZDVUdU
“ohhhhh…”
19976Please respect copyright.PENANAzqpgsD3gZk
19976Please respect copyright.PENANADbUIP7SVkL
19976Please respect copyright.PENANAwH4o6REpqp
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
19976Please respect copyright.PENANAQJakHCe1nU
19976Please respect copyright.PENANAuaRxRKY31d
19976Please respect copyright.PENANAGNSOVjeJJv
########################
19976Please respect copyright.PENANAzCsnNmi0q2
19976Please respect copyright.PENANAXhkp7JONtR
19976Please respect copyright.PENANABDlvMa2fu7
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
19976Please respect copyright.PENANAI0NRjYHeRf
19976Please respect copyright.PENANAOFXMLuUDZu
19976Please respect copyright.PENANACPbWViWZt5
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
19976Please respect copyright.PENANAeGxYYzpxGc
19976Please respect copyright.PENANA79919HuGeV
19976Please respect copyright.PENANAA3cBzq7WHp
Indun nampak kaget dan segera duduk.
19976Please respect copyright.PENANArPyJajdQp2
19976Please respect copyright.PENANA6xg3h0JmPX
19976Please respect copyright.PENANAkg3otjoPde
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
19976Please respect copyright.PENANATnJQF4ELUB
19976Please respect copyright.PENANAhlRDUgFE8E
19976Please respect copyright.PENANAbXbbekpibS
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
19976Please respect copyright.PENANA054YNzf1jF
19976Please respect copyright.PENANAcJ56ZvWHHA
19976Please respect copyright.PENANAwPF4VIMu3w
Kami berpandangan.
19976Please respect copyright.PENANAx1mjAvzpOs
19976Please respect copyright.PENANAg7Cmyei2YX
19976Please respect copyright.PENANAEb4OjGAgWq
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
19976Please respect copyright.PENANAnIxIuEeZ2u
19976Please respect copyright.PENANA9ZNjEu8jzm
19976Please respect copyright.PENANAeAK394veGx
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
19976Please respect copyright.PENANA9Qvn40U50w
19976Please respect copyright.PENANAocyvNBqqXB
19976Please respect copyright.PENANAH1sSlZk2bc
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
19976Please respect copyright.PENANAk1dHUwnqxD
19976Please respect copyright.PENANA1MYp1knROX
19976Please respect copyright.PENANAd1U1HvuET1
“Ndun, kamu punya pacar?”
19976Please respect copyright.PENANAKFMhsD31xL
19976Please respect copyright.PENANAMnPpnmU4rP
19976Please respect copyright.PENANANrhXf9ADms
“Belum, bu”
19976Please respect copyright.PENANAebz93gbgxl
19976Please respect copyright.PENANAU30LspnEF8
19976Please respect copyright.PENANAwYJYtqlcMK
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
19976Please respect copyright.PENANAkgQTdtgMRY
19976Please respect copyright.PENANAWFIn8aaPHC
19976Please respect copyright.PENANASUehXL85Wh
“Iya bu, gak mungkinlah”
19976Please respect copyright.PENANAEZQXK7opXJ
19976Please respect copyright.PENANAv7BrFK8FIA
19976Please respect copyright.PENANA69ruHmLAnD
“Aku takut kamu rusak karena aku”
19976Please respect copyright.PENANASNM0ibKifa
19976Please respect copyright.PENANAR5FunkpXX3
19976Please respect copyright.PENANAWsUQSXDAou
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
19976Please respect copyright.PENANAa8B8H3OI10
19976Please respect copyright.PENANAZrPmbvEiUN
19976Please respect copyright.PENANAjOgDbPTswl
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
19976Please respect copyright.PENANAu3mH7xBq2I
19976Please respect copyright.PENANAOQPAaZPZxV
19976Please respect copyright.PENANAwKe8Szg3si
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
19976Please respect copyright.PENANACXx4wFaIh9
19976Please respect copyright.PENANAZzAMAWDe2j
19976Please respect copyright.PENANAXPklD4oIwi
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
19976Please respect copyright.PENANA5t2fsQFHfO
19976Please respect copyright.PENANAnepWrk5T3W
19976Please respect copyright.PENANAdL2Ghh7d8K
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
19976Please respect copyright.PENANAhmTc0J6LcM
19976Please respect copyright.PENANAShDoWBClTv
19976Please respect copyright.PENANAr5FuOyKVhT
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
19976Please respect copyright.PENANAiw7ZfFKTZL
19976Please respect copyright.PENANAV6TRgjqW66
19976Please respect copyright.PENANAkPOlLxi3N2
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
19976Please respect copyright.PENANAWn6igzwI8F
19976Please respect copyright.PENANAGJyqVwrvCf
19976Please respect copyright.PENANA7EP40v2Ush
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
19976Please respect copyright.PENANAIrl79UxAXk
19976Please respect copyright.PENANAoc4kjugn2s
19976Please respect copyright.PENANA4q0MBi6LS6
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
19976Please respect copyright.PENANA7sE2m8lSMd
19976Please respect copyright.PENANAVpL1ok2zUJ
19976Please respect copyright.PENANAFmPWl2IuFK
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
19976Please respect copyright.PENANA2XRnmrQvkx
19976Please respect copyright.PENANA2ntDjlatHt
19976Please respect copyright.PENANA0wW0oZifwB
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
19976Please respect copyright.PENANAbAfCzVG0eJ
19976Please respect copyright.PENANALA19OIQtGK
19976Please respect copyright.PENANAqny4cS3cW7
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
19976Please respect copyright.PENANANu0MpgIsFv
19976Please respect copyright.PENANAWYxRrB6iUS
19976Please respect copyright.PENANAK70YJrngyP
“Iyyyaaa.. Bu”
19976Please respect copyright.PENANAfWA54jnTsB
19976Please respect copyright.PENANAJvBbOVslNd
19976Please respect copyright.PENANAYMZW6z91p4
“Terusss… Cepat”
19976Please respect copyright.PENANAQWVzYBtnnS
19976Please respect copyright.PENANA8PuR0Rhwpx
19976Please respect copyright.PENANA5YbvwyRRfI
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
19976Please respect copyright.PENANANa2RFAG434
19976Please respect copyright.PENANA46fcRG9Bm1
19976Please respect copyright.PENANAZCCmSlbKgp
“Ohhh…”
19976Please respect copyright.PENANAXp4ZhXPcx5
19976Please respect copyright.PENANAQdAB36yNvA
19976Please respect copyright.PENANADwBYQJZlVr
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
19976Please respect copyright.PENANA2vMtM6opCr
19976Please respect copyright.PENANA6mCaDc3fDi
19976Please respect copyright.PENANAFw4Ma1z5mu
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
19976Please respect copyright.PENANACcylFkkTaD
19976Please respect copyright.PENANAVxND9OSp2c
19976Please respect copyright.PENANAdVtngND2cB
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
19976Please respect copyright.PENANA4DWvuN6KUg
19976Please respect copyright.PENANAFqdISQXl1p
19976Please respect copyright.PENANA2YZwyFuCMv
######################
19976Please respect copyright.PENANAD16WdO6dH9
19976Please respect copyright.PENANAIoiCRWML7h
19976Please respect copyright.PENANAWhngLvF2DV
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
19976Please respect copyright.PENANAzmZWlDXvxx
19976Please respect copyright.PENANALvEqMsg602
19976Please respect copyright.PENANAWVJ3cWW2FP
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
19976Please respect copyright.PENANAPUoyzZOvNZ
19976Please respect copyright.PENANA03n0RFSjRM
19976Please respect copyright.PENANALXk29rMISI
“Biasa aja Bu”
19976Please respect copyright.PENANAiLROm7aq4q
19976Please respect copyright.PENANAhDEDsViXDF
19976Please respect copyright.PENANAcbn8IO3aU0
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
19976Please respect copyright.PENANAT7l6CsoEC0
19976Please respect copyright.PENANAiL9tAFQBla
19976Please respect copyright.PENANAhdTlxEwEso
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
19976Please respect copyright.PENANAHhCJIkjwL1
19976Please respect copyright.PENANAtbexp29y7I
19976Please respect copyright.PENANA1BSk6tN2cJ
“Aku takut menganggu sekolahmu”
19976Please respect copyright.PENANAtgeg5RfTl9
19976Please respect copyright.PENANADHpZeTxVLc
19976Please respect copyright.PENANAr5qA3CIsn5
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
19976Please respect copyright.PENANA99fqppNAAB
19976Please respect copyright.PENANAWoev5cnPpf
19976Please respect copyright.PENANAWtjbbl2dH6
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
19976Please respect copyright.PENANAOXS4RL8Ee0
19976Please respect copyright.PENANAsJDDlro0mi
19976Please respect copyright.PENANAngoFm0WrCt
“Iya Bu”
19976Please respect copyright.PENANAy4ROUErZq1
19976Please respect copyright.PENANA8P5jIlTgZH
19976Please respect copyright.PENANAfM8aevomaz
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
19976Please respect copyright.PENANAUtN9vCfpTk
19976Please respect copyright.PENANARzxnJA0tzx
19976Please respect copyright.PENANApTiovlF5FO
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
19976Please respect copyright.PENANArULYlUTqTQ
19976Please respect copyright.PENANAEL31NZSWeO
19976Please respect copyright.PENANAfXBUjbhqdq
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
19976Please respect copyright.PENANAFTX6H2SrTe
19976Please respect copyright.PENANA8TfLZS30Bz
19976Please respect copyright.PENANAHDLPXnxoQc
“Aku mau jadi pacar Ibu”
19976Please respect copyright.PENANAXEhfAAbZOU
19976Please respect copyright.PENANAJIrQvlCwwV
19976Please respect copyright.PENANAloD8IMEZJR
“Lho aku khan sudah bersuami?”
19976Please respect copyright.PENANAuIJ0j0DnlQ
19976Please respect copyright.PENANAqBZ56cPIsL
19976Please respect copyright.PENANATwKm5kufeo
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
19976Please respect copyright.PENANA1B2FxkneoY
19976Please respect copyright.PENANAVlHgk38ABC
19976Please respect copyright.PENANAbNGnTtNyYW
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
19976Please respect copyright.PENANAm7WWgeBWoO
19976Please respect copyright.PENANASVhsscwems
19976Please respect copyright.PENANAoC1jARfSzl
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
19976Please respect copyright.PENANANjavKQkBBu
19976Please respect copyright.PENANADz11Hr20Ko
19976Please respect copyright.PENANA5XFKUZeMgj
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
19976Please respect copyright.PENANAcicL7rGCdy
19976Please respect copyright.PENANAYoylZhrIbE
19976Please respect copyright.PENANAyHu5vwhWMx
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
19976Please respect copyright.PENANAPjNNSd0UlU
19976Please respect copyright.PENANAsmPQvinly3
19976Please respect copyright.PENANAnwvDqohOM6
#######################
19976Please respect copyright.PENANAB9ypxkZVKq
19976Please respect copyright.PENANAceeaGFVlhc
19976Please respect copyright.PENANA3nu7dJusPB
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
19976Please respect copyright.PENANAEYf8GnKBUU
19976Please respect copyright.PENANAqQIoAeJKd1
19976Please respect copyright.PENANAqo4pjp6PsK
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
19976Please respect copyright.PENANAERsGlgLW5W
19976Please respect copyright.PENANAnLbdDOhPXC
19976Please respect copyright.PENANA6vfjxUwOsH
##########################
19976Please respect copyright.PENANAKMWtPU3f2Z
19976Please respect copyright.PENANAMRMGVyKxvS
19976Please respect copyright.PENANAiKrI7BaAMy
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
19976Please respect copyright.PENANAihX9UepQY2
19976Please respect copyright.PENANAG8CzzcnYMO
19976Please respect copyright.PENANA8KqHij5FIZ
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
19976Please respect copyright.PENANAtgueBzIrlF
19976Please respect copyright.PENANAsxMT4nmy5V
19976Please respect copyright.PENANAenNAu4DkVM
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
19976Please respect copyright.PENANADJIRwXCJha
19976Please respect copyright.PENANAoGxcID9Hf5
19976Please respect copyright.PENANAG9xc7YSuAg
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
19976Please respect copyright.PENANAWTpD4aIdcf
19976Please respect copyright.PENANAhP5Gh2TZfO
19976Please respect copyright.PENANAiAjzPRSHYt
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
19976Please respect copyright.PENANAVO9CNgl8tp
19976Please respect copyright.PENANAB7GMVz8j49
19976Please respect copyright.PENANAgDR9YmWh24
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
19976Please respect copyright.PENANAGrt5XxNhbC
19976Please respect copyright.PENANAQJgUlUw52e
19976Please respect copyright.PENANAQIL7arMawW
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
19976Please respect copyright.PENANAEJ6JIY3yX1
19976Please respect copyright.PENANAcycO7klBto
19976Please respect copyright.PENANAcCgbl826yZ
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
19976Please respect copyright.PENANAJyvTUowxrb
19976Please respect copyright.PENANArcijeBL8I5
19976Please respect copyright.PENANAZD6bvrfzoQ
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
19976Please respect copyright.PENANA08cVnV3OV5
19976Please respect copyright.PENANA10xw6a8c7B
19976Please respect copyright.PENANAxtzUozVPKz
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
19976Please respect copyright.PENANA0bTbMW4mtP
19976Please respect copyright.PENANAArRv1vGg97
19976Please respect copyright.PENANAYAfslAMcM8
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
19976Please respect copyright.PENANAdt10mcFSr9
19976Please respect copyright.PENANAXR0pFZtGqr
19976Please respect copyright.PENANAGmtKHJDo3m
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
19976Please respect copyright.PENANAfQeUVzPpNl
19976Please respect copyright.PENANA8awUJc4nGn
19976Please respect copyright.PENANAE0HGXfVuUw
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
19976Please respect copyright.PENANAFnAtJAY8pQ
19976Please respect copyright.PENANAdsKrrmXOHX
19976Please respect copyright.PENANASivvPfExrM
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
19976Please respect copyright.PENANAv0q6y5eV5c
19976Please respect copyright.PENANAI93nu3o0L8
19976Please respect copyright.PENANAtwc35r1Hvj
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
19976Please respect copyright.PENANAVduK2c0oLp
19976Please respect copyright.PENANAhpWc30PdT3
19976Please respect copyright.PENANA851vDcpdMI
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
19976Please respect copyright.PENANAdb8g3wxgOk
19976Please respect copyright.PENANArYwbpJfwZz
19976Please respect copyright.PENANA1EBrCAqJUz
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
19976Please respect copyright.PENANAZU98f74aDW
19976Please respect copyright.PENANAtTXGFgAIpG
19976Please respect copyright.PENANAoYJNVxot1X
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
19976Please respect copyright.PENANAOMz9uoHXIC
19976Please respect copyright.PENANACnQEnRq62k
19976Please respect copyright.PENANA8MkVjmqF5d
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
19976Please respect copyright.PENANAP2TTmUlqJ8
19976Please respect copyright.PENANArvtI0isj8o
19976Please respect copyright.PENANAbFfMxhCbhr
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns216.73.216.34da2