Aku Dihamili Tetangga
21624Please respect copyright.PENANAelzR5nwYje
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
21624Please respect copyright.PENANAsRP5BOL0OI
21624Please respect copyright.PENANA6NIxs1mJ8o
21624Please respect copyright.PENANAH62jTSfWBT
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
21624Please respect copyright.PENANAkffarzI9ni
21624Please respect copyright.PENANAsgDiWup3PG
21624Please respect copyright.PENANAjSoIPiPYwQ
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
21624Please respect copyright.PENANALONWxJZ4mv
21624Please respect copyright.PENANArKMFKetGdD
21624Please respect copyright.PENANAJPuiVSWy9D
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
21624Please respect copyright.PENANAUSGvCwVkEp
21624Please respect copyright.PENANA5DqGikPWzw
21624Please respect copyright.PENANAx3fkiGUI0d
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
21624Please respect copyright.PENANAikub7KJnRc
21624Please respect copyright.PENANAMfBw41RMij
21624Please respect copyright.PENANAPTOUvDi9wo
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
21624Please respect copyright.PENANAv9YlqV2Bf5
21624Please respect copyright.PENANAWniNqsbPna
21624Please respect copyright.PENANAqYeYI9H98y
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
21624Please respect copyright.PENANAVI3UPRP3uX
21624Please respect copyright.PENANAm59blyXdXG
21624Please respect copyright.PENANAca6yhWjcbR
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
21624Please respect copyright.PENANATTx0WE01jy
21624Please respect copyright.PENANAp8GLG5R07a
21624Please respect copyright.PENANADy4y6VBnrg
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
21624Please respect copyright.PENANAEhkYmSr6rA
21624Please respect copyright.PENANAR0fo441ydL
21624Please respect copyright.PENANABURKhO2SHh
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
21624Please respect copyright.PENANAk8MlpFOol3
21624Please respect copyright.PENANAZzVgC0z1Wn
21624Please respect copyright.PENANAPo2WcQl8L0
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
21624Please respect copyright.PENANA7jZeIMTKDd
21624Please respect copyright.PENANAQSW7pyjbuj
21624Please respect copyright.PENANArsWaCdP77U
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
21624Please respect copyright.PENANADmYGphiADo
21624Please respect copyright.PENANAmB5lfTgiI3
21624Please respect copyright.PENANA4z0gcvdMUU
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
21624Please respect copyright.PENANA5gY6yvHE75
21624Please respect copyright.PENANARXyphj9VL0
21624Please respect copyright.PENANA32QE01N93H
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
21624Please respect copyright.PENANAVG3x9IcB9B
21624Please respect copyright.PENANAEx5M8DUkMw
21624Please respect copyright.PENANAjOuvwmCr0N
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
21624Please respect copyright.PENANAS2lavQaURi
21624Please respect copyright.PENANANSdAno7DNU
21624Please respect copyright.PENANARyQVvkpxOu
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
21624Please respect copyright.PENANA75S4MD45Am
21624Please respect copyright.PENANAKs0BruSdVI
21624Please respect copyright.PENANAI8j8PghmHF
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAa9xX7XzkeF
21624Please respect copyright.PENANA8ySGLAHmDF
21624Please respect copyright.PENANAOOcwY1BPL1
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
21624Please respect copyright.PENANA4EVkdgYcEJ
21624Please respect copyright.PENANARv41BZzkQl
21624Please respect copyright.PENANAs1jYabBXHl
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
21624Please respect copyright.PENANADQqVjTtgBC
21624Please respect copyright.PENANAZmzfegvyDO
21624Please respect copyright.PENANAquEW2nRKNC
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
21624Please respect copyright.PENANA0iAuWa13d3
21624Please respect copyright.PENANAni6QM8ItF7
21624Please respect copyright.PENANAR3JWZwEPHb
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANA7dfeGk6kIm
21624Please respect copyright.PENANAVWkYVynhNw
21624Please respect copyright.PENANAjeyngahxyA
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
21624Please respect copyright.PENANAL3yXVgWahX
21624Please respect copyright.PENANA5M0wjHMLc1
21624Please respect copyright.PENANAvqT6sElhtA
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
21624Please respect copyright.PENANAOcAsHMi0wM
21624Please respect copyright.PENANAb6nFxdyCrQ
21624Please respect copyright.PENANAKH0h6LjaVl
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
21624Please respect copyright.PENANALMJFvfyrrJ
21624Please respect copyright.PENANA8ft1lQppBv
21624Please respect copyright.PENANAeY02DKrTC7
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
21624Please respect copyright.PENANApt9gJwHbaa
21624Please respect copyright.PENANA9rGA29zZ0O
21624Please respect copyright.PENANAV9KzZ2aS9s
“Napa, say?” tanyanya heran.
21624Please respect copyright.PENANAGWZW1Bwr2M
21624Please respect copyright.PENANAH9KFDC4VLY
21624Please respect copyright.PENANAWfg0lQzSQe
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
21624Please respect copyright.PENANAiKxVlyfwts
21624Please respect copyright.PENANAOYLzEAOpKb
21624Please respect copyright.PENANAlmTT60dfWH
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
21624Please respect copyright.PENANAnerUWNTvXC
21624Please respect copyright.PENANAwexISDTMQu
21624Please respect copyright.PENANAvHf5MHhJjD
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
21624Please respect copyright.PENANABBHxigTpOs
21624Please respect copyright.PENANAViK0SkdCoA
21624Please respect copyright.PENANAwlB9LCHub5
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
21624Please respect copyright.PENANAEpbm7oGCWk
21624Please respect copyright.PENANAhJKGkrN1yX
21624Please respect copyright.PENANA38hcTV0yBX
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
21624Please respect copyright.PENANAZNelsPdCd3
21624Please respect copyright.PENANAOpqmoEI2kx
21624Please respect copyright.PENANAm5lrRQLzLt
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
21624Please respect copyright.PENANAgiDlKsNuon
21624Please respect copyright.PENANAHiacwGhsyI
21624Please respect copyright.PENANAsDsaUPlssH
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
21624Please respect copyright.PENANAMYtPJeY5fU
21624Please respect copyright.PENANAVwDsLO6F3V
21624Please respect copyright.PENANAbdTGDN9VpT
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAs1wWi9ezFq
21624Please respect copyright.PENANAf2KG1tHrYa
21624Please respect copyright.PENANAS18j2dI1d6
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
21624Please respect copyright.PENANAAb6cNWOt3o
21624Please respect copyright.PENANAiG3JG7atfU
21624Please respect copyright.PENANAsNRzYUuhzG
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
21624Please respect copyright.PENANA8RWyDtZQOu
21624Please respect copyright.PENANAOA8ddhZGMW
21624Please respect copyright.PENANAPyXysMC8uq
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
21624Please respect copyright.PENANA8fqHEZfknC
21624Please respect copyright.PENANAjS7QwVBArb
21624Please respect copyright.PENANAdE5T1SoBuL
“Ohhhhhhhhhh…”
21624Please respect copyright.PENANAr3tgCFRjYJ
21624Please respect copyright.PENANAkSVLFi4QkQ
21624Please respect copyright.PENANAfgeOkQbTgG
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
21624Please respect copyright.PENANAXLRscivUvm
21624Please respect copyright.PENANAx1O5thQ7LY
21624Please respect copyright.PENANAkFQcSBwLdQ
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
21624Please respect copyright.PENANAyUmVvskNzn
21624Please respect copyright.PENANAAiaYFPwG52
21624Please respect copyright.PENANA6Wu5s6efVs
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
21624Please respect copyright.PENANAaHugbV1RdH
21624Please respect copyright.PENANAQ5WnD6NqpI
21624Please respect copyright.PENANAy41xzl9HzD
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
21624Please respect copyright.PENANAL5lOtOJwkO
21624Please respect copyright.PENANA88Uzv4FL1R
21624Please respect copyright.PENANAaO5Bx3omWW
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
21624Please respect copyright.PENANAVMNcLQZGAM
21624Please respect copyright.PENANAp7GyZ31YoG
21624Please respect copyright.PENANA5U4KIhLP0S
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
21624Please respect copyright.PENANAGmE7Re1FQl
21624Please respect copyright.PENANAVPUJy8loxJ
21624Please respect copyright.PENANACDle2uGxpc
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
21624Please respect copyright.PENANAutiaDYhq1W
21624Please respect copyright.PENANAOW4wt5oSSp
21624Please respect copyright.PENANAzMUFBDKdYz
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
21624Please respect copyright.PENANANKA5tmPYm9
21624Please respect copyright.PENANA74tI2TGI9g
21624Please respect copyright.PENANAZ4RrR83tlL
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
21624Please respect copyright.PENANAQXEvACf4Zz
21624Please respect copyright.PENANAZvLuQHosXL
21624Please respect copyright.PENANAYZ639KnLGA
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
21624Please respect copyright.PENANAAsBKdGsv5n
21624Please respect copyright.PENANAfsOwwAN6tA
21624Please respect copyright.PENANAbLDyJyHdtM
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
21624Please respect copyright.PENANAOMhXQ6rGru
21624Please respect copyright.PENANALH8pUxPZPc
21624Please respect copyright.PENANAEobJWHZw6b
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
21624Please respect copyright.PENANA1kunLLvSZJ
21624Please respect copyright.PENANAkkkuOHxP8P
21624Please respect copyright.PENANAHpkeD0oe7d
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
21624Please respect copyright.PENANAqRrP1jzWc2
21624Please respect copyright.PENANAdL4tOKjflE
21624Please respect copyright.PENANAZSwn0lsTJY
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAD5a5zbChDK
21624Please respect copyright.PENANAGePrZCwQhX
21624Please respect copyright.PENANAFcS6DxctvH
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
21624Please respect copyright.PENANA1XAqs9hACx
21624Please respect copyright.PENANAsBOMK8Nubs
21624Please respect copyright.PENANAVzPTE56mBl
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
21624Please respect copyright.PENANAXZUfRSEp3b
21624Please respect copyright.PENANATCK8eZVe69
21624Please respect copyright.PENANAhZRvASZ09O
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
21624Please respect copyright.PENANADfeQ5fz57r
21624Please respect copyright.PENANAneaSQC6Hhr
21624Please respect copyright.PENANASWbwUbxkDV
###################
21624Please respect copyright.PENANAoqvmLE2SCh
21624Please respect copyright.PENANACyarAktwaG
21624Please respect copyright.PENANAPtZz2KV0pr
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
21624Please respect copyright.PENANA0lPG2948vy
21624Please respect copyright.PENANA17yr9mn3cw
21624Please respect copyright.PENANANttvRfpe2p
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
21624Please respect copyright.PENANAcqNANxZfjM
21624Please respect copyright.PENANAJ4SXZIxUh2
21624Please respect copyright.PENANAgygSbQ7x03
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
21624Please respect copyright.PENANAEMBkLU4yRp
21624Please respect copyright.PENANA67KRuY60Q7
21624Please respect copyright.PENANAQUSjVL0Srf
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
21624Please respect copyright.PENANA58xiFIjw5v
21624Please respect copyright.PENANAMFb8SgcxJG
21624Please respect copyright.PENANAvnF9uNpjhB
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
21624Please respect copyright.PENANAvEyMm42bLo
21624Please respect copyright.PENANAHs0UO8a6ed
21624Please respect copyright.PENANAjwTQa2xAOn
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
21624Please respect copyright.PENANAKAdz1tYYWL
21624Please respect copyright.PENANA277mwtchYg
21624Please respect copyright.PENANAusimSLzRCn
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
21624Please respect copyright.PENANACXaivfgya2
21624Please respect copyright.PENANALBmceu7h6a
21624Please respect copyright.PENANAWrNiKJe7q1
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
21624Please respect copyright.PENANA22T4gSx7kJ
21624Please respect copyright.PENANArEXpqcaocE
21624Please respect copyright.PENANAJuaGvATPHH
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
21624Please respect copyright.PENANAfDuE5xmsKG
21624Please respect copyright.PENANA0momOTNi7p
21624Please respect copyright.PENANAldhnDemnux
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
21624Please respect copyright.PENANAheQpLXL1AM
21624Please respect copyright.PENANAgPg6BRm6kk
21624Please respect copyright.PENANAZ8q1helKib
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
21624Please respect copyright.PENANAQbTr61uE0i
21624Please respect copyright.PENANAZipBT9sYsf
21624Please respect copyright.PENANA1VZ6R29tFG
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
21624Please respect copyright.PENANAoLR476ZDbQ
21624Please respect copyright.PENANAjzd6d2j4dE
21624Please respect copyright.PENANA5fXBBnMW0o
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
21624Please respect copyright.PENANARmbfVWXFwn
21624Please respect copyright.PENANAIgAilmcKtf
21624Please respect copyright.PENANAalqJIWMB50
“Ada apa sayang?” tanyanya.
21624Please respect copyright.PENANAP5lVovWudi
21624Please respect copyright.PENANAEuj8Qf3Xr2
21624Please respect copyright.PENANARwcBpXMItj
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
21624Please respect copyright.PENANAtdkty2ctpu
21624Please respect copyright.PENANABkhStleOig
21624Please respect copyright.PENANAkXlLSZ7ddQ
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
21624Please respect copyright.PENANABy9WbhgPY2
21624Please respect copyright.PENANALy9BpInwD3
21624Please respect copyright.PENANAD18JqhxRXY
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
21624Please respect copyright.PENANANGqCgX7e4P
21624Please respect copyright.PENANA4i1SkdGuPT
21624Please respect copyright.PENANAISc62aACrP
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
21624Please respect copyright.PENANAzDPCLlCwEI
21624Please respect copyright.PENANAOObxNiAFzF
21624Please respect copyright.PENANAM0CwTbScyX
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
21624Please respect copyright.PENANAouLJwcYF3T
21624Please respect copyright.PENANAHynKenTqtb
21624Please respect copyright.PENANA8hifGZssCA
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
21624Please respect copyright.PENANAvbSvs8pwZ5
21624Please respect copyright.PENANANssQS0FaGi
21624Please respect copyright.PENANAFwq4EYZfq8
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
21624Please respect copyright.PENANA5Wjmi3aBX9
21624Please respect copyright.PENANA3JtkPHjJ3y
21624Please respect copyright.PENANAJg0f6qpXjq
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
21624Please respect copyright.PENANAiTJbY31Rjy
21624Please respect copyright.PENANAGV7remXMv3
21624Please respect copyright.PENANAFy2zC4JAKj
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
21624Please respect copyright.PENANAnLHc29MFWY
21624Please respect copyright.PENANAlshd0mXWfx
21624Please respect copyright.PENANAfESnc7HEuV
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
21624Please respect copyright.PENANAPYKmghin7S
21624Please respect copyright.PENANARHzjVoK1ZT
21624Please respect copyright.PENANAK1x3bcB3jp
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
21624Please respect copyright.PENANA73xmIuEHDV
21624Please respect copyright.PENANApbxDGSX8pf
21624Please respect copyright.PENANAGLteQVz7Sb
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
21624Please respect copyright.PENANAb5IjEhMEdc
21624Please respect copyright.PENANAvp8b74DTnc
21624Please respect copyright.PENANAe81JQwuBZv
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
21624Please respect copyright.PENANAfC8I3JETEZ
21624Please respect copyright.PENANAtUhwJWda87
21624Please respect copyright.PENANATaDA7RSQKW
“Belum, Bu”
21624Please respect copyright.PENANA0LepYbkjoD
21624Please respect copyright.PENANACur39HzOGi
21624Please respect copyright.PENANAtWncZRDwaS
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
21624Please respect copyright.PENANAPVVM27S7y0
21624Please respect copyright.PENANAbrrTc6q8bi
21624Please respect copyright.PENANABnJ4RPz96b
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
21624Please respect copyright.PENANAtKG7VziAOD
21624Please respect copyright.PENANAv2j6STRBTs
21624Please respect copyright.PENANAk9FhmaeKPN
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
21624Please respect copyright.PENANAX2GQx7zZG3
21624Please respect copyright.PENANAV2cKE4J3Pq
21624Please respect copyright.PENANA7q8AINRgUn
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
21624Please respect copyright.PENANAs5sQSyhQwf
21624Please respect copyright.PENANA4TgW3Zgicf
21624Please respect copyright.PENANAfa685BXkfR
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
21624Please respect copyright.PENANA2UxdZok5WE
21624Please respect copyright.PENANAsDcgwxs6MC
21624Please respect copyright.PENANAqiIM3JHQAE
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
21624Please respect copyright.PENANAhcWNT57M7s
21624Please respect copyright.PENANAZXwIAjqyZt
21624Please respect copyright.PENANAtkSQB7DmEx
“Gak papa, kok”
21624Please respect copyright.PENANAjUmfqz7vNO
21624Please respect copyright.PENANAHGsu9wtnIU
21624Please respect copyright.PENANA9OXVFtn51I
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
21624Please respect copyright.PENANA77mcdKtrW6
21624Please respect copyright.PENANAwcnkyZjaXZ
21624Please respect copyright.PENANAjhL3yfGCLq
Indun malu-malu melihat perutku.
21624Please respect copyright.PENANABy1vyaGxSy
21624Please respect copyright.PENANAjPcUm15cfR
21624Please respect copyright.PENANAzuvqTW7rGQ
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
21624Please respect copyright.PENANAtO9pLyCLno
21624Please respect copyright.PENANAPzBS91jZYZ
21624Please respect copyright.PENANAG1tQCEVaen
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
21624Please respect copyright.PENANAePmt9aN6I6
21624Please respect copyright.PENANAg5z3u0KqWu
21624Please respect copyright.PENANA2ewKJelVsM
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
21624Please respect copyright.PENANAU6Q6zUnnZE
21624Please respect copyright.PENANASBKfnkNDAd
21624Please respect copyright.PENANAYxjk1xgGuM
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
21624Please respect copyright.PENANAPt3zlvJBEo
21624Please respect copyright.PENANASqE496h3ET
21624Please respect copyright.PENANAy8cRLghzJM
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
21624Please respect copyright.PENANArkeLJm7F6I
21624Please respect copyright.PENANAB7U13CSTzn
21624Please respect copyright.PENANArp9hvjb6hW
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
21624Please respect copyright.PENANANVdK9VCkJ6
21624Please respect copyright.PENANAsef5NfAjH9
21624Please respect copyright.PENANA9vLwmqmu5g
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
21624Please respect copyright.PENANA3L4bKtJcab
21624Please respect copyright.PENANA7EtgKOQQtG
21624Please respect copyright.PENANAwLJ5w7lp2a
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
21624Please respect copyright.PENANAC5WyOxrRsY
21624Please respect copyright.PENANAPyYRDyylk7
21624Please respect copyright.PENANAcvrcvb36Vm
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
21624Please respect copyright.PENANACGXTFnPO8B
21624Please respect copyright.PENANAKX3EkzEt9y
21624Please respect copyright.PENANAlKGqxG6sZL
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
21624Please respect copyright.PENANAIHrHxRMxC7
21624Please respect copyright.PENANA2q26VAQmdZ
21624Please respect copyright.PENANAbe1iBx4Yr0
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
21624Please respect copyright.PENANAUs9eah1eyt
21624Please respect copyright.PENANAPRPe31W3xP
21624Please respect copyright.PENANAk0uZlJi0R8
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
21624Please respect copyright.PENANAsve5fW31Jj
21624Please respect copyright.PENANAF3vuXcFtsX
21624Please respect copyright.PENANAhUUI89Y2c4
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
21624Please respect copyright.PENANAZnwgSZniJw
21624Please respect copyright.PENANAfMsXqu8zgq
21624Please respect copyright.PENANA1lFJcS7bsb
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
21624Please respect copyright.PENANAalheDW0XJa
21624Please respect copyright.PENANAlp4rcRpaby
21624Please respect copyright.PENANA4R0ijH2ubD
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
21624Please respect copyright.PENANAckTeZTQ86W
21624Please respect copyright.PENANAmvrUebx8Fd
21624Please respect copyright.PENANAcuDhXu7ZeK
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
21624Please respect copyright.PENANA5jLpg4HW2o
21624Please respect copyright.PENANA6sV1rroRaa
21624Please respect copyright.PENANAOgJ51VcOoF
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
21624Please respect copyright.PENANA38uYi5R6LP
21624Please respect copyright.PENANAsIii7cFNjk
21624Please respect copyright.PENANAGwHV72x6mD
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
21624Please respect copyright.PENANALRtRFkbplN
21624Please respect copyright.PENANA0svEWqAfoj
21624Please respect copyright.PENANAz0DiJdKlWa
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
21624Please respect copyright.PENANAJrtex7ZYGP
21624Please respect copyright.PENANAeBJDKMBUnu
21624Please respect copyright.PENANAbYqs3vMabe
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
21624Please respect copyright.PENANA543iwjpdes
21624Please respect copyright.PENANAaw2cqZa4wI
21624Please respect copyright.PENANAIka3Ib2FUe
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
21624Please respect copyright.PENANApDuoTFLSqm
21624Please respect copyright.PENANAtqUF3KP9oh
21624Please respect copyright.PENANAFFeEhOQ2r0
“Kenapa?”
21624Please respect copyright.PENANAA29bNZshkp
21624Please respect copyright.PENANAJl0gsXAYlP
21624Please respect copyright.PENANAXOIRNUrmEO
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
21624Please respect copyright.PENANAT4AouNabVp
21624Please respect copyright.PENANAM5WFvIvTM8
21624Please respect copyright.PENANAS1bR1pz2Ps
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
21624Please respect copyright.PENANAKGSM1nog5f
21624Please respect copyright.PENANAiMxbP1MdGo
21624Please respect copyright.PENANAGl4YDYMn5G
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
21624Please respect copyright.PENANAOIfm2OznK5
21624Please respect copyright.PENANA6C0wB0nqk6
21624Please respect copyright.PENANALAtnB5sAyQ
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
21624Please respect copyright.PENANAy976raw2S0
21624Please respect copyright.PENANAvTtOQWUmXv
21624Please respect copyright.PENANAT0AatXoR83
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
21624Please respect copyright.PENANAZ5CKNDlGcd
21624Please respect copyright.PENANAZKuHJgZNg9
21624Please respect copyright.PENANAACs63gfS0B
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
21624Please respect copyright.PENANAg7uUV39DjJ
21624Please respect copyright.PENANAElOGeTWMHO
21624Please respect copyright.PENANApDFmZ9BhWx
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
21624Please respect copyright.PENANAKelkBH4cX4
21624Please respect copyright.PENANAt8EXeoxUOX
21624Please respect copyright.PENANA19FwfVrQW3
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
21624Please respect copyright.PENANApoHJfVwR2e
21624Please respect copyright.PENANAHqdESiAerE
21624Please respect copyright.PENANAaXl2kpjGln
Indun belingsatan.
21624Please respect copyright.PENANAGKENeBF6Sa
21624Please respect copyright.PENANAyZsgAVYAZB
21624Please respect copyright.PENANAZTMF5SjDTU
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
21624Please respect copyright.PENANA93tMKTqySh
21624Please respect copyright.PENANApK5LjXBJjL
21624Please respect copyright.PENANAVm1OC6xv5d
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
21624Please respect copyright.PENANAyrZLMQgulz
21624Please respect copyright.PENANAusNXD4hqsj
21624Please respect copyright.PENANAsbEtm2EFOe
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
21624Please respect copyright.PENANAqo6aNOyxgL
21624Please respect copyright.PENANA7al4aWJTXr
21624Please respect copyright.PENANAismDaCIRqT
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
21624Please respect copyright.PENANAClXa4knl3W
21624Please respect copyright.PENANAhMF4rScYV0
21624Please respect copyright.PENANAtZ4lJzzBDd
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
21624Please respect copyright.PENANAAu86nbZaZR
21624Please respect copyright.PENANAhJazvMK4gK
21624Please respect copyright.PENANAxxGLnuTgAb
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
21624Please respect copyright.PENANA783usFpOT3
21624Please respect copyright.PENANAXDBQECCxM9
21624Please respect copyright.PENANARWxNHKrFDL
“Iya bu.. Mau banget”
21624Please respect copyright.PENANAxBHzQtv085
21624Please respect copyright.PENANAcbWNn4nD2d
21624Please respect copyright.PENANAcRbXu9rHUR
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
21624Please respect copyright.PENANAu3beOnqVwL
21624Please respect copyright.PENANAYYjoCm9q3w
21624Please respect copyright.PENANAeAPW0RFwOx
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANAOHlcs4QGY7
21624Please respect copyright.PENANA2Or2Utsvwa
21624Please respect copyright.PENANAfaV583Vn9z
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
21624Please respect copyright.PENANAQB7N4lQ1sT
21624Please respect copyright.PENANAxMLsAU3qIi
21624Please respect copyright.PENANA8FFCQ8BF2l
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
21624Please respect copyright.PENANAXWQfqiwRhz
21624Please respect copyright.PENANA3xwpjnmLLb
21624Please respect copyright.PENANAGbAOEwZrU7
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
21624Please respect copyright.PENANAC9723UdDur
21624Please respect copyright.PENANAfk7ZXycuH9
21624Please respect copyright.PENANAoDehWQDvmC
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
21624Please respect copyright.PENANAXMHTXYKJan
21624Please respect copyright.PENANAuiHa2oCNUg
21624Please respect copyright.PENANAyioaIkHFWD
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
21624Please respect copyright.PENANAvolfysPgs6
21624Please respect copyright.PENANACkujQtxVIR
21624Please respect copyright.PENANAbeHnQvapsK
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANAOXURItakz8
21624Please respect copyright.PENANATIsjfsClXm
21624Please respect copyright.PENANAXxoR8S6MzS
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
21624Please respect copyright.PENANAFkOOvSGg5g
21624Please respect copyright.PENANAPvt3wLjgO1
21624Please respect copyright.PENANA8vwWMg6YSM
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
21624Please respect copyright.PENANAZgpxOmbbav
21624Please respect copyright.PENANAmLlq2I08d7
21624Please respect copyright.PENANAOOBQ8ZO9uG
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
21624Please respect copyright.PENANABmTLQO48T2
21624Please respect copyright.PENANAMXYh6q6cgg
21624Please respect copyright.PENANAHMMiYBXCCc
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
21624Please respect copyright.PENANAypoS2b1yAZ
21624Please respect copyright.PENANAvzmorNxnNj
21624Please respect copyright.PENANAsCn8iPsXLE
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANAUOBl4RZ64s
21624Please respect copyright.PENANAnjLWcNhCO3
21624Please respect copyright.PENANA0LwzLKdZ2t
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
21624Please respect copyright.PENANAnjHn5pyAev
21624Please respect copyright.PENANASOKhK01YAG
21624Please respect copyright.PENANAThqExhchrf
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAlOsw0a3dud
21624Please respect copyright.PENANA7FXiZNez2w
21624Please respect copyright.PENANAn5xmjt2EUq
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
21624Please respect copyright.PENANAweNXobGjzv
21624Please respect copyright.PENANAWbJtnHmLVv
21624Please respect copyright.PENANAu1nB4NDxlX
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
21624Please respect copyright.PENANAmk2gqgg2zL
21624Please respect copyright.PENANAlx6sJamL1H
21624Please respect copyright.PENANAiru9RfDsnG
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
21624Please respect copyright.PENANAKAqfdQ1uqV
21624Please respect copyright.PENANAI03ByyowaA
21624Please respect copyright.PENANAC7PaufyRU7
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
21624Please respect copyright.PENANAAgxxhL7tjQ
21624Please respect copyright.PENANAI3dWGdxW4g
21624Please respect copyright.PENANAYJp6kjS6nN
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
21624Please respect copyright.PENANAkrs4YXftU6
21624Please respect copyright.PENANARGSbXCyzwY
21624Please respect copyright.PENANAX7YVlVL88I
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANAWwZ8uvxswj
21624Please respect copyright.PENANAC0zmX6TEtt
21624Please respect copyright.PENANAFVYIGGzc2w
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
21624Please respect copyright.PENANAGWHApTHZE8
21624Please respect copyright.PENANAlKed5y9oyv
21624Please respect copyright.PENANA5fx64MfBtJ
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
21624Please respect copyright.PENANAPSXJoDhA1C
21624Please respect copyright.PENANAxkp3u8zhQv
21624Please respect copyright.PENANAaAKdkQtutb
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
21624Please respect copyright.PENANA9e3PdOTqNB
21624Please respect copyright.PENANAZ3ISkLnsDa
21624Please respect copyright.PENANARoGh037LnN
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
21624Please respect copyright.PENANADB3rM45mNX
21624Please respect copyright.PENANAqxA0ELQnhH
21624Please respect copyright.PENANA1R94k7VXVA
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
21624Please respect copyright.PENANANLPnIcEDhL
21624Please respect copyright.PENANAtRepp0v0GG
21624Please respect copyright.PENANAdqahHPJ1mk
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
21624Please respect copyright.PENANAkcJejXtnvz
21624Please respect copyright.PENANAtTJ28uQX1U
21624Please respect copyright.PENANAj20KItcaWh
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
21624Please respect copyright.PENANAciqb09wYg4
21624Please respect copyright.PENANAYNNMPziEFy
21624Please respect copyright.PENANAHqsOc8PnCP
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
21624Please respect copyright.PENANAl5NrmQ4nj2
21624Please respect copyright.PENANAYXKw56ZTzI
21624Please respect copyright.PENANAH6dmcIpa5S
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
21624Please respect copyright.PENANAYBHZmOyddB
21624Please respect copyright.PENANAx1IXQdQhNO
21624Please respect copyright.PENANA7BflGwudVo
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAKzxmDRU0xQ
21624Please respect copyright.PENANAcjuK3XwM9J
21624Please respect copyright.PENANA3suGtiDhGc
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
21624Please respect copyright.PENANANtjXGbdvxR
21624Please respect copyright.PENANA80cBCO7FWT
21624Please respect copyright.PENANAdxmjHplTIA
“Mana aja deh”
21624Please respect copyright.PENANA1HVPE2Dtb1
21624Please respect copyright.PENANAYF5CA66esm
21624Please respect copyright.PENANAcbQQl1d2Jm
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
21624Please respect copyright.PENANAWtletGxr02
21624Please respect copyright.PENANA1vE7uym5F1
21624Please respect copyright.PENANAC5pxAlPA6s
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAPhSod4W75T
21624Please respect copyright.PENANAPcmxdDKEwG
21624Please respect copyright.PENANAF87G74Dqe7
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
21624Please respect copyright.PENANAyatEZ8igzT
21624Please respect copyright.PENANAtKOuHyDUBY
21624Please respect copyright.PENANAHFHpOAGbo2
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
21624Please respect copyright.PENANA1Plmly5KRy
21624Please respect copyright.PENANAmHxcTefK7I
21624Please respect copyright.PENANAdg2NX8iIn9
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
21624Please respect copyright.PENANAfL8SNjV1CH
21624Please respect copyright.PENANAbrG8IQCCqL
21624Please respect copyright.PENANAa9uNMbUDq4
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
21624Please respect copyright.PENANAMmuf6VM3kW
21624Please respect copyright.PENANAORH9mWgXa1
21624Please respect copyright.PENANAv5bkd82WNW
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
21624Please respect copyright.PENANAEwGCs2OAeU
21624Please respect copyright.PENANA4whtKuylOP
21624Please respect copyright.PENANAPFmm6EVg6f
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
21624Please respect copyright.PENANAN3q4y8HsmB
21624Please respect copyright.PENANAgKnebhyHUz
21624Please respect copyright.PENANAbTpRrJe3Jo
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
21624Please respect copyright.PENANAwxSK5BqOTn
21624Please respect copyright.PENANA9p5b06E7q7
21624Please respect copyright.PENANAdnyiES81Ve
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
21624Please respect copyright.PENANAJHNaSeE8mp
21624Please respect copyright.PENANA58X4G3oydF
21624Please respect copyright.PENANAESNGC1ccts
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
21624Please respect copyright.PENANABLG25n5UV0
21624Please respect copyright.PENANAimhreZL9Qa
21624Please respect copyright.PENANAkbolwWWTus
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
21624Please respect copyright.PENANA2FVvi9CnPD
21624Please respect copyright.PENANAnV5GocXj97
21624Please respect copyright.PENANAwcH7X8h3qe
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
21624Please respect copyright.PENANA5T1CWKE2g2
21624Please respect copyright.PENANAvQytakYxVv
21624Please respect copyright.PENANAi06Ye6NFxQ
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
21624Please respect copyright.PENANAYdqloRPdcb
21624Please respect copyright.PENANAT5vUK2HmHW
21624Please respect copyright.PENANAWfybvIzDP4
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
21624Please respect copyright.PENANAwmulBs6Vxp
21624Please respect copyright.PENANARQ9nCPkaSR
21624Please respect copyright.PENANAgmkTVKyWzn
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
21624Please respect copyright.PENANA3Jea2p2ti3
21624Please respect copyright.PENANAdWOucaakwr
21624Please respect copyright.PENANAZ7Dz750yVm
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
21624Please respect copyright.PENANAPCuFVfIijs
21624Please respect copyright.PENANAgbfsF6E6Pd
21624Please respect copyright.PENANAkxKQgBH496
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
21624Please respect copyright.PENANAvQlFyYGNdc
21624Please respect copyright.PENANAwclhPFmHKj
21624Please respect copyright.PENANAaSqFJhRC3u
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
21624Please respect copyright.PENANAiNSrpwqqab
21624Please respect copyright.PENANAUPvK3tV3e3
21624Please respect copyright.PENANA3IXNRrqKjh
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
21624Please respect copyright.PENANAqGYq3rZ6gN
21624Please respect copyright.PENANAD90XflUu0y
21624Please respect copyright.PENANA7AwalV6lAk
“ohhhhh…”
21624Please respect copyright.PENANAJQzd6iLzUe
21624Please respect copyright.PENANA7pzppzauen
21624Please respect copyright.PENANAbz22Cs6FWm
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
21624Please respect copyright.PENANADILLpTXXPt
21624Please respect copyright.PENANAVcNtRoEorG
21624Please respect copyright.PENANAQVCKGZ21qJ
########################
21624Please respect copyright.PENANALMV8czERPc
21624Please respect copyright.PENANAj6S5n9182F
21624Please respect copyright.PENANAh3brGwPoKl
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
21624Please respect copyright.PENANATkoYXP57Db
21624Please respect copyright.PENANAvzJOxGXxgm
21624Please respect copyright.PENANAS0IhRcp7p9
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
21624Please respect copyright.PENANAqduOjs0qI6
21624Please respect copyright.PENANAtytMASKobE
21624Please respect copyright.PENANA26fIoJKCoT
Indun nampak kaget dan segera duduk.
21624Please respect copyright.PENANAwuEnjZAT1y
21624Please respect copyright.PENANAuiR70Xiiv9
21624Please respect copyright.PENANAvfMRtkxfiD
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
21624Please respect copyright.PENANAHRqu8hInxt
21624Please respect copyright.PENANA1Dhjknhl4U
21624Please respect copyright.PENANAzLl5ueBHyz
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
21624Please respect copyright.PENANAsMbHjMDIOW
21624Please respect copyright.PENANAGSU8NetTPf
21624Please respect copyright.PENANA3hRqw3Tjgr
Kami berpandangan.
21624Please respect copyright.PENANA91DGqq1Tta
21624Please respect copyright.PENANAATbh7zBB3Q
21624Please respect copyright.PENANAjeSj9DynVY
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
21624Please respect copyright.PENANAG6SNxtK5D7
21624Please respect copyright.PENANAF32ZT5rtiU
21624Please respect copyright.PENANAnt22lTiK0r
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
21624Please respect copyright.PENANAumwWYMiyZH
21624Please respect copyright.PENANA7SdyBkMfsZ
21624Please respect copyright.PENANAfsIKUd7F8Y
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
21624Please respect copyright.PENANAv79ZzrzFLT
21624Please respect copyright.PENANAc4jl7DGEMu
21624Please respect copyright.PENANA1nGUH0BI0N
“Ndun, kamu punya pacar?”
21624Please respect copyright.PENANAxMOemvpEnJ
21624Please respect copyright.PENANAMtGOcds7jU
21624Please respect copyright.PENANA4EbnF5oVrw
“Belum, bu”
21624Please respect copyright.PENANAEd1wEBhUwc
21624Please respect copyright.PENANAzXM4ewd8Cg
21624Please respect copyright.PENANA3ntwm19EcV
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
21624Please respect copyright.PENANAeRzHoPly8K
21624Please respect copyright.PENANAxprt7EnLXx
21624Please respect copyright.PENANAIpCULYYwDM
“Iya bu, gak mungkinlah”
21624Please respect copyright.PENANAoAUkUWZA99
21624Please respect copyright.PENANArpxLgCG7vA
21624Please respect copyright.PENANA5xrCpnvAdT
“Aku takut kamu rusak karena aku”
21624Please respect copyright.PENANABpi18fXa7Z
21624Please respect copyright.PENANAyyrCBMfJKg
21624Please respect copyright.PENANACi96Tbo1tV
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
21624Please respect copyright.PENANALnvCYrjRxX
21624Please respect copyright.PENANAuSDYqdWl2T
21624Please respect copyright.PENANArBEmjqepS3
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
21624Please respect copyright.PENANABmXjPBBySl
21624Please respect copyright.PENANAjx1dGliAUz
21624Please respect copyright.PENANABe0LKogtQe
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
21624Please respect copyright.PENANAdzceoyU522
21624Please respect copyright.PENANAEBXvywmmav
21624Please respect copyright.PENANAG2oFTqMLmF
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
21624Please respect copyright.PENANANgGeKV6aLz
21624Please respect copyright.PENANAVWcP9HKVid
21624Please respect copyright.PENANAYRAwDXOlKQ
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
21624Please respect copyright.PENANAwAx1UZQO1B
21624Please respect copyright.PENANANXNYsBvVOE
21624Please respect copyright.PENANAyEWm8HrAEY
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
21624Please respect copyright.PENANASsVLJ2KQAq
21624Please respect copyright.PENANAbGgDi43R8k
21624Please respect copyright.PENANAB6aVTA5UQ5
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
21624Please respect copyright.PENANAIBMTb4rSfo
21624Please respect copyright.PENANAaS9hOVtGM0
21624Please respect copyright.PENANAUvoSNAzSJv
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
21624Please respect copyright.PENANAUimmQRuJVr
21624Please respect copyright.PENANAnPuXhIm4Ue
21624Please respect copyright.PENANAthqCzrNNMX
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
21624Please respect copyright.PENANALpbh9N6s2R
21624Please respect copyright.PENANAv8zmHcR89y
21624Please respect copyright.PENANAOQ2nqgccN7
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
21624Please respect copyright.PENANAkaeQr2kR5B
21624Please respect copyright.PENANAxQtpjjGrZm
21624Please respect copyright.PENANAR1hSnDQGwB
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
21624Please respect copyright.PENANA5ciVMDYHSs
21624Please respect copyright.PENANAsEB2G1rCbv
21624Please respect copyright.PENANAEDZ0CkACI0
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
21624Please respect copyright.PENANAjH9EwwlEmn
21624Please respect copyright.PENANAVmmogpyRXM
21624Please respect copyright.PENANAO3dqKAn9U8
“Iyyyaaa.. Bu”
21624Please respect copyright.PENANAPrZijff2Eg
21624Please respect copyright.PENANA0f18HJHTaL
21624Please respect copyright.PENANAarUcR21G4I
“Terusss… Cepat”
21624Please respect copyright.PENANAZqUh5qEkNP
21624Please respect copyright.PENANAI4GxFtgifm
21624Please respect copyright.PENANAuDuIRnPqOV
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
21624Please respect copyright.PENANA8rmn0Oa6Kl
21624Please respect copyright.PENANAf989WEj0U2
21624Please respect copyright.PENANA4avInItSZl
“Ohhh…”
21624Please respect copyright.PENANA6oKZteRQ87
21624Please respect copyright.PENANAvUzI87Ubu5
21624Please respect copyright.PENANAftsyIrp05f
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
21624Please respect copyright.PENANAC0OrG8zQQp
21624Please respect copyright.PENANA1EnQr8VIAn
21624Please respect copyright.PENANAtAngLhbDU1
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
21624Please respect copyright.PENANA9d2RpIL6BJ
21624Please respect copyright.PENANA5Tssc1MSmx
21624Please respect copyright.PENANAKZd3uHBsym
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
21624Please respect copyright.PENANAz6sc7dLD18
21624Please respect copyright.PENANAPwcLwC1xKW
21624Please respect copyright.PENANAlpOuAlIjft
######################
21624Please respect copyright.PENANAZwWJcQj2Ir
21624Please respect copyright.PENANAxScNYn3S4C
21624Please respect copyright.PENANAmrQWdOQa9v
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
21624Please respect copyright.PENANAwk3cd52KLm
21624Please respect copyright.PENANAiwLSovdH8v
21624Please respect copyright.PENANAuuQ3vKGpHL
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
21624Please respect copyright.PENANAVXS5bOQRzr
21624Please respect copyright.PENANAlSNLy4HnKk
21624Please respect copyright.PENANA1yd66YxgD2
“Biasa aja Bu”
21624Please respect copyright.PENANAp77a7RQTEO
21624Please respect copyright.PENANAtdfjt8TNtx
21624Please respect copyright.PENANALRGuUvNG6U
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
21624Please respect copyright.PENANAjHNYqbd8N6
21624Please respect copyright.PENANAWVk7SSnmwZ
21624Please respect copyright.PENANAZC3BATxD2J
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
21624Please respect copyright.PENANAFYLQ77L65W
21624Please respect copyright.PENANAonyC2mcLa2
21624Please respect copyright.PENANACmAiPeNwtf
“Aku takut menganggu sekolahmu”
21624Please respect copyright.PENANAYF0ucW6bvH
21624Please respect copyright.PENANAtZPefqfCtf
21624Please respect copyright.PENANALEKD0I3bKP
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
21624Please respect copyright.PENANAea50azVQDu
21624Please respect copyright.PENANA7JOvjVmIYV
21624Please respect copyright.PENANAzwYOKEMSp5
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
21624Please respect copyright.PENANAo17uvutfjF
21624Please respect copyright.PENANA3PidShIrol
21624Please respect copyright.PENANA6TwseZwvih
“Iya Bu”
21624Please respect copyright.PENANAiYnbINzcFX
21624Please respect copyright.PENANAr3BeMDCWAh
21624Please respect copyright.PENANA2BDsTuRd3o
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
21624Please respect copyright.PENANAtnQTIrHDcP
21624Please respect copyright.PENANA4JLogN5r6A
21624Please respect copyright.PENANAr1GOGEPg7W
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
21624Please respect copyright.PENANAvZ8BaT8B8K
21624Please respect copyright.PENANAMRDoXWjTpF
21624Please respect copyright.PENANAGL6BtqWRQO
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
21624Please respect copyright.PENANAGxTLIBou8x
21624Please respect copyright.PENANACMTs6hyzwu
21624Please respect copyright.PENANAh1BB0ry2Rh
“Aku mau jadi pacar Ibu”
21624Please respect copyright.PENANA1ekkYjgNi2
21624Please respect copyright.PENANAaU1Fk87xeU
21624Please respect copyright.PENANA6y9NKxkENd
“Lho aku khan sudah bersuami?”
21624Please respect copyright.PENANApa3lap9ihE
21624Please respect copyright.PENANAj6VJG4cmm5
21624Please respect copyright.PENANAgsa0sEeUfv
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
21624Please respect copyright.PENANAFd2L5gT3ZN
21624Please respect copyright.PENANAqIZKW7TpwR
21624Please respect copyright.PENANAvL66YaHB6T
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
21624Please respect copyright.PENANAXMfwPO0Op6
21624Please respect copyright.PENANAzIC7oOuVo4
21624Please respect copyright.PENANAgm1WnFe0tS
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
21624Please respect copyright.PENANAgHpRHNAEG8
21624Please respect copyright.PENANAG0TemDWX7r
21624Please respect copyright.PENANAE03tr7onnb
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
21624Please respect copyright.PENANA8jgwT9lS9u
21624Please respect copyright.PENANAABp1oMHRDZ
21624Please respect copyright.PENANA1jDXWoVzKU
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
21624Please respect copyright.PENANAz5EHcg9Rrt
21624Please respect copyright.PENANATwt3StsKPR
21624Please respect copyright.PENANAYS5Sk4LfIh
#######################
21624Please respect copyright.PENANAx3XkRTesiD
21624Please respect copyright.PENANAlOopjGlkja
21624Please respect copyright.PENANAlnzngICh1s
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
21624Please respect copyright.PENANAI7YkUskZnj
21624Please respect copyright.PENANA1u2CI5UuRD
21624Please respect copyright.PENANAUfi9OLQv9w
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
21624Please respect copyright.PENANAKUb8E93J9y
21624Please respect copyright.PENANA4kTv5IYexn
21624Please respect copyright.PENANABBq1x1IQlw
##########################
21624Please respect copyright.PENANA3x9nQ7YbPf
21624Please respect copyright.PENANA2a6nW9qyGt
21624Please respect copyright.PENANAMLYELHvKne
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
21624Please respect copyright.PENANAB7nqlrxZpp
21624Please respect copyright.PENANArDbO6hMAaT
21624Please respect copyright.PENANAlvWzF04TdW
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
21624Please respect copyright.PENANAyrrz5DaBk4
21624Please respect copyright.PENANAZFnSPGnutn
21624Please respect copyright.PENANAqiCacQfr3G
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
21624Please respect copyright.PENANAPYTVoGnEu8
21624Please respect copyright.PENANA4wMz4yxML6
21624Please respect copyright.PENANAz7HRBJpI8s
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
21624Please respect copyright.PENANADjjLm7Mjs1
21624Please respect copyright.PENANAF20pjsDRmx
21624Please respect copyright.PENANAZjIf4Re7E2
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
21624Please respect copyright.PENANAY8igcjHdya
21624Please respect copyright.PENANAEoaAHsz0Wo
21624Please respect copyright.PENANArErEWtK44P
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
21624Please respect copyright.PENANAMpyqxCJwKa
21624Please respect copyright.PENANAYgcAPLTQbT
21624Please respect copyright.PENANA4PssVYNYAm
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
21624Please respect copyright.PENANANa4bfRyqcK
21624Please respect copyright.PENANAJ0I0QuKYAu
21624Please respect copyright.PENANAGefzjPhJmT
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
21624Please respect copyright.PENANAb7GnJ0Sbsp
21624Please respect copyright.PENANAv9rbh871Z2
21624Please respect copyright.PENANAWc2kIyk1ip
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
21624Please respect copyright.PENANAYWWt8W6sZC
21624Please respect copyright.PENANAKQpllfTFhB
21624Please respect copyright.PENANA435OHI8YIZ
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
21624Please respect copyright.PENANAICSKi2xdoQ
21624Please respect copyright.PENANAGNTZaWZVSV
21624Please respect copyright.PENANA8Iy90OgnLW
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
21624Please respect copyright.PENANALwp1E5Wwf0
21624Please respect copyright.PENANA30XEVIqTGa
21624Please respect copyright.PENANA3KHfJh2bJ5
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
21624Please respect copyright.PENANApm7g1VJl7V
21624Please respect copyright.PENANAp29anPAHeH
21624Please respect copyright.PENANA8f4ralZnsl
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
21624Please respect copyright.PENANAMRckW38EDR
21624Please respect copyright.PENANAe3PJuz7ofR
21624Please respect copyright.PENANA7zohRojYj0
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
21624Please respect copyright.PENANAtSvn2xwnXB
21624Please respect copyright.PENANAbxM6Hb26nt
21624Please respect copyright.PENANAmpv04s2uGm
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
21624Please respect copyright.PENANAT3MkB3rVZ7
21624Please respect copyright.PENANACfLVtRZCCM
21624Please respect copyright.PENANAa0VlCMn35H
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
21624Please respect copyright.PENANAcOBaV1PgKI
21624Please respect copyright.PENANA5Tzyr1zVrx
21624Please respect copyright.PENANAzTuS4hMrxz
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
21624Please respect copyright.PENANAZwO4I8LNTO
21624Please respect copyright.PENANAhJqjsT4Stq
21624Please respect copyright.PENANAlQ2tPUEfZZ
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
21624Please respect copyright.PENANA8xAWsSPVnd
21624Please respect copyright.PENANAGNch5VHTuV
21624Please respect copyright.PENANAixBXVJBjKW
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
21624Please respect copyright.PENANAEUcXh4ivZ6
21624Please respect copyright.PENANAoBnIvDZQkk
21624Please respect copyright.PENANAmO5EvSLaqR
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns216.73.216.239da2