Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvI9AWSQLQv
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT7W2aAfmSr
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiUFxln5nf3
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmYzykye5D
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPqfMv9kCXy
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wFbhPDjFH
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpWEWgs7sR
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1PbXqVl18
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSX7pzLJab
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdH5caLvm7P
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnN83EStSKK
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvhnksHrsV
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7dcO0cerX
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBQBQ4TWYL
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWU1lU0nC0P
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNWdsVBF3O
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡys4M83Qc9F
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnLHo37AZ9t
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrPjPpcNVl
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYG8fMVXUkF
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlR7vziKk17
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAttWHUzAi1
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8slql380hP
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpc5FRLvqsO
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXh5pVZw2VF
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjQTMWNjqs
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo04Ab62Das
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIjnYts1nj8
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzkLNP0Olf
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIUPLf39Rf
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgRalieviap
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3uiGb8DP6
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡns1ytJof1q
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5iOWaJwH4A
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3OB4KCmsEi
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPsEQCwAoy
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6FmuHNzyD
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrbcXblZHW3
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFS2Mo7QlZ4
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclbxceOGva
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZJ6gKbKVWW
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSsR9lKNDyQ
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm68zYxqaRX
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh7LpIUHKu
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaTSdlhSGf
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrKX7NUFv1M
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLSmQwL4p2
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ54WU7sPu0K
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04Qxet5F4h
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurSIxifXci
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFZKJ8W5IU
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRGv1U11Fl
“Terus?!”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxx9jjc2R3A
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuR2GAhW1MN
“Gue?!” seruku kaget.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvErhZW7M6k
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJysY2cV7DM
“Terus?”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFHmdv3o3zM
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW6rDe6vIHO
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSf8aDfyAtS
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUuUCwA4cb
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdypQRr48c8
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVSNVPVYGDE
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmd1br6LjlQ
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPUs6isKZD
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfJaedaVSwi
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkvJ4Z5Kos
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjinoe0116o
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3W3NuqbA0
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteWeGEwRM8
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80flZZpvsJ
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQDJP86zDQ
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2WzsOsWLc
Iya. Tante tunggu ya
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu84TSmb00Y
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSOgWQPWDs
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzks8EkIcS
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlFnTao5e5
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6G5XvQWs5R
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6HBI5FRhq
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAeLdrSPyC
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkIjPTRGoBk
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIaFbtgOIj
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3xHXqaZZOK
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xxmjUkN0V
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMmv1rDpada
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPpOX8tY9Bp
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
17378Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfgYwGEDVK
