Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzRj4oMHWW
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBMQragpI9
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9iYDLh0cgs
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRK9rwA1S8z
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzFlAGWMrN
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoT5aAutbdE
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQq6Fg9sqG
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW4I3vYmnja
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo03onD0UzF
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetCDFwhqFc
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwWb8vpqUZW
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNJv4ZEw855
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8a6VsxWmqN
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlIoVsMEO5K
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCyznbgBVX
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLreoo7d5C
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ24EI0fRpTP
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9p25uTClXz
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67H9ug0nSY
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUMhhFVYypF
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmiLzyuLmT
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0kCNIle4T
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7OnEfkk94J
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRgC9xEGOWt
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjwWLZodtwq
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UNyelFVKo
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvbDOqEKUH
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcomhhI384M
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0zDAZOMl2
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDCUqrwuw8
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbbPKtTASN
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoffWm0I2Mx
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRl9kDW47WD
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhvSAHuSEi
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOncuhctWS0
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipsJe69sZu
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb0nKdGkyHo
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLLkmPDyvb
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqd6cSB6vil
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdoi69KDAy
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7QZyngzudS
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6H3oaSe86t
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMc5UYwIhQ
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp13N0sYNGw
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4CP3OP4PRw
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡes8ViUOHgM
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmuwH7ZdfC
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Trx7oNARR
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuVV2CPfX5i
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK5iUvypT0f
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMBMwvGUT7c
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKr3HPNdrM
“Terus?!”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbSRaDwt0Mm
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkdLgBaJ3O
“Gue?!” seruku kaget.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQ4P0uYnAX
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiOtRgnKxKD
“Terus?”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKiPsH3nfe
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTDqlUIMmr9
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJGoCQMPAc
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3N5izkVvp4
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8wJ0hFvna
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5xNIxkJ4M
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrq9YnIx56r
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHEqD8D2yvw
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyU1sKG62es
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpjpajVTHh
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYfGm0z78C
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gwwiCXONa
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNE1qX7daQf
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbcYRHAUZ1s
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZJu1FQLA6
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8w0KR7kl8y
Iya. Tante tunggu ya
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡageb7l6w0Y
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBwpuJd2cx
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo0L6d649lB
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pzTvZ8cga
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiAJhszd8y
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgRwLgmmHTw
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaaPardZ0q
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2kwADXKWea
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3kluRf10v
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡue5bXHlVOJ
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktO03C4BAD
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbObmBqhzfl
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObVMJMbocB
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
18397Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zd9H5J4iW
