Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
18396Please respect copyright.PENANASadOVnqJRI
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
18396Please respect copyright.PENANA3LM6NXvzEJ
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
18396Please respect copyright.PENANAhidNO7emXk
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
18396Please respect copyright.PENANAFevxFAoDVl
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
18396Please respect copyright.PENANAQ80pEnO9gU
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
18396Please respect copyright.PENANAN5tfc6jeyw
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
18396Please respect copyright.PENANAZQ0cBr5TUt
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
18396Please respect copyright.PENANAmLbnZoFVyx
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
18396Please respect copyright.PENANARDAeR6JDuA
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
18396Please respect copyright.PENANASpAUTC0lZK
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
18396Please respect copyright.PENANAjmngw7ZuVV
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
18396Please respect copyright.PENANAMmgD3XFqlt
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
18396Please respect copyright.PENANAd0WO8ETbnG
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
18396Please respect copyright.PENANAjbBarJCf3b
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
18396Please respect copyright.PENANA1abXSp8LTj
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
18396Please respect copyright.PENANAKAkpdRzyj5
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
18396Please respect copyright.PENANAGrXiIPhFj1
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
18396Please respect copyright.PENANADZUIr9IQBn
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
18396Please respect copyright.PENANAZIUFUH7vPW
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
18396Please respect copyright.PENANAa0jXxNpush
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
18396Please respect copyright.PENANAwRkOS2VO0f
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
18396Please respect copyright.PENANAcT1Kvdt5mA
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
18396Please respect copyright.PENANAVYDlMAVl1F
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
18396Please respect copyright.PENANAlqu5wiyxRz
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
18396Please respect copyright.PENANAr8u9B0Ct11
18396Please respect copyright.PENANA6U0VuKgEk9
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
18396Please respect copyright.PENANAZd5F3Mm4Gz
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
18396Please respect copyright.PENANAZzQRcFRAum
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
18396Please respect copyright.PENANAfZ1Tq7SmkG
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
18396Please respect copyright.PENANAx2lpbU8MBw
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
18396Please respect copyright.PENANA1IHv52nuZA
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
18396Please respect copyright.PENANAN3Xbx8K1q5
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
18396Please respect copyright.PENANAXs36smc4Da
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
18396Please respect copyright.PENANA7oBy76jXRM
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
18396Please respect copyright.PENANAB562ozDtvB
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
18396Please respect copyright.PENANAHocTqy1twz
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
18396Please respect copyright.PENANAOxg7o86R8w
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
18396Please respect copyright.PENANATB4iLyGnqF
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
18396Please respect copyright.PENANAEuPEcnhxSN
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
18396Please respect copyright.PENANAAUcUBzUGdz
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
18396Please respect copyright.PENANAY7OmND4CTp
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
18396Please respect copyright.PENANAvmHZVQwSLj
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
18396Please respect copyright.PENANAvLmCfItCtV
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
18396Please respect copyright.PENANAmTbTXa6LSB
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
18396Please respect copyright.PENANAWzoX6DxA1q
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
18396Please respect copyright.PENANAcDtEVVrjsK
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
18396Please respect copyright.PENANABdz7qOxBU1
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
18396Please respect copyright.PENANANRguSKpB1a
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
18396Please respect copyright.PENANA3Cksdrbymm
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
18396Please respect copyright.PENANAqFYBqYGP6p
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
18396Please respect copyright.PENANARCAGyL7xV2
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
18396Please respect copyright.PENANAEwuOdXffIO
“Terus?!”
18396Please respect copyright.PENANAnK64hyIkEg
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
18396Please respect copyright.PENANASM2zrEt0Rx
“Gue?!” seruku kaget.
18396Please respect copyright.PENANAWYwdAPOkSY
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
18396Please respect copyright.PENANAgI7Ef35hac
“Terus?”
18396Please respect copyright.PENANAPHuVNwzys4
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
18396Please respect copyright.PENANArS98SAMZCr
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
18396Please respect copyright.PENANANKrLxGDwUD
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
18396Please respect copyright.PENANAnF2nbyYBS7
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
18396Please respect copyright.PENANAq22jvn0RVD
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
18396Please respect copyright.PENANAEHC5WmwlzM
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
18396Please respect copyright.PENANAnciYq53Lcf
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
18396Please respect copyright.PENANA5iPdTnRf3m
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
18396Please respect copyright.PENANAvSvmmjUhZP
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
18396Please respect copyright.PENANAF8Jo6LP1Nw
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
18396Please respect copyright.PENANAcgxVriOBTN
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
18396Please respect copyright.PENANANZWFkVH6pi
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
18396Please respect copyright.PENANA0rZ32YUGc0
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
18396Please respect copyright.PENANA7bmAmKA0bH
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
18396Please respect copyright.PENANAqoVRNxU9tR
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
18396Please respect copyright.PENANAFlJxzQ1enI
Iya. Tante tunggu ya
18396Please respect copyright.PENANAglLchDWwuI
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
18396Please respect copyright.PENANAB7a0L9R5vc
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
18396Please respect copyright.PENANAgvghXpLoCs
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
18396Please respect copyright.PENANAWM0I31CbV9
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
18396Please respect copyright.PENANAnPb11dQcCa
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
18396Please respect copyright.PENANAKwwZ10dEmI
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
18396Please respect copyright.PENANAKUC8kXebSX
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
18396Please respect copyright.PENANAtNCVRTYIpL
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
18396Please respect copyright.PENANALKAccT7eFV
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
18396Please respect copyright.PENANAohVkxYAgi3
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
18396Please respect copyright.PENANA7I55PQF3dK
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
18396Please respect copyright.PENANAC26QYki4VO
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
18396Please respect copyright.PENANA7IwP3zN3xP
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
18396Please respect copyright.PENANARKIruHcoWY