Tante Lala berdiri sambil memegang pergelangan tanganku, “Di kamar aja yuk. Di sini sih takut mendadak ada tamu, “ajaknya. Kuikuti langkah Tante Lala menuju kamarnya, dengan jantung berdebar – debar.
16359Please respect copyright.PENANAyu5iLtVUnN
Aku memang sudah terlalu sering membayangkan nikmatnya menggauli perempuan. seperti sering kudengar dari mulut teman – teman yang sudah berpengalaman dalam masalah perempuan.
16359Please respect copyright.PENANAmfYfP8Iv9c
Tapi sampai berada di dalam kamar Tante Lala, aku seolah tengah bermimpi saja. Karena semuanya ini tak pernah kurencanakan. Niatku mendatangi rumah ini adalah ingin berjumpa dengan sahabatku. Tapi yang kudapatkan malah ibunya, bersama ajakannya yang membuatku seakan sedang bermimpi…!
16359Please respect copyright.PENANAw1U6d8jIqJ
Saat itu aku benar – benar belum berpengalaman. Aku hanya sering nonton bokep dan dengar cerita dari teman – teman yang sudah berpengalaman menyetubuhi perempuan. Maka setibanya di dalam kamar Tante Lala, aku jadi kebingungan. Tak tahu dari mana aku harus memulainya.
16359Please respect copyright.PENANAkqxPdD6J6X
Tapi Tante Lala mengawalinya dengan membuka kancing – kancing baju kaus hitamku. Dan menanggalkannya. Lalu menarik ritsleting celana jeansku, sekaligus menurunkannya berikut celana dalamku.
16359Please respect copyright.PENANAuhDJmivAgs
“Hmmm… kontolmu gede juga,” ucap Tante Lala sambil memegang penisku yang sudah ngaceng sejak tadi ini.
16359Please respect copyright.PENANAgmSK01XmBM
Aku cuma tersenyum – senyum. Sementara Tante Lala sudah melepaskan housecoat tipis transparannya. Disusul dengan pelepasan beha dan celana dalamnya.
16359Please respect copyright.PENANAKPWHYZTgCj
Wow…! Sekujur tubuh Tante Lala yang tinggi langsing namun tidak kurus itu… kini tak tertutupi sehelai benang pun. Jelas aku semakin degdegan melihatnya. Dan semakin kebingungan, tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.
16359Please respect copyright.PENANA5LV1Bi9GnV
Pada saat aku masih berdiri canggung di dekat bed, Tante Lala tersenyum centil, sambil mendorong dadaku… sehingga aku terhempas ke atas bed… rebah celentang tanpa mengetahui apa yang harus kulakukan.
16359Please respect copyright.PENANAfcOYQjRlAu
Namun Tante Lala tahu benar apa yang harus dilakukannya. Ia menelungkup di antara kedua kakiku, dengan wajah mendekati batang kemaluanku yang masih ngaceng ini… lalu tahu – tahu ia menjilati puncak dan leher penisku… kemudian mengulum batang kemaluanku yang sangat peka ini…
16359Please respect copyright.PENANAWmvTohCtdk
Lalu terasa lidah Tante Lala mengelus – elus puncak dan leher penisku di dalam mulutnya, sementara tangannya mengurut – urut badan penisku yang mulai membasah oleh air liurnya…
16359Please respect copyright.PENANAzHKlQveKE1
Semuanya ini menimbulkan geli – geli enak. Dan membuatku agak menggeliat – geliat saking enaknya.
16359Please respect copyright.PENANAGYH67eBXaJ
“Tante… ooooh… Tante… oooooh… Tanteeee… “hanya rintihan seperti itu yang berlontaran dari mulutku, sementara selomotan dan isapan Tante Lala makin lama makin menggila. Sehingga aku menggelepar – gelepar dibuatnya… dalam nikmat…!
16359Please respect copyright.PENANA2lXf5DLwup
Aku cuma terdiam pasrah, terkadang sambil memejamkan mataku. Dan aku tidak tahu lagi sejak kapan Tante Lala memasukkan batang kemaluanku ke dalam memeknya. Yang aku tahu, Tante Lala sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri tubuhku, sementara memeknya mulai naik turun dan menggesek – gesek batang kemaluanku…
16359Please respect copyright.PENANAPdgEwlfc0C
Cukup lama Tante Lala melakukan semua itu di atas tubuhku. Sampai pada suatu saat ia mengajakku berguling, mengubah posisiku jadi di atas, Tante Lala jadi menelentang, sementara batang kemaluanku masih berada di dalam liang memek Tante Lala.
16359Please respect copyright.PENANAgY5uxUljmy
“Ayo… sekarang kamu yang ngentot, “perintah Tante Lala ketika dadaku sudah bertempelan dengan sepasang toketnya yang membusung indah itu.
16359Please respect copyright.PENANA0P4dwokpaL
Dengan canggung kuikuti instruksi Tante Lala. Kuayun penisku seperti pisau pendulum. Maju mundur dan maju mundur terus.
16359Please respect copyright.PENANAWbTAB1w5Xb
“Iyaaa… ini sudah bener Be,” kata Tante Lala ketika aku mulai lancar mengentotnya, “Yang penting, jangan sampai terlepas… usahakan kontolmu tetap berada di dalam memek tante… !”
16359Please respect copyright.PENANApvd7t1EuQQ
“Iii… iyaaa Tanteee… ddduuuuhhh… memek Tante ini… enak banget… !”
16359Please respect copyright.PENANAT53n2BpST9
Tante Lala tidak bicara banyak lagi. Ia bahkan mulai mendesah – desah, sementara dekapannya di pinggangku makin erat saja.
16359Please respect copyright.PENANAmbUcJghElr
Ayunan penisku pun makin lama makin lancar. Bermaju mundur di dalam jepitan liang memek Tante Lala yang luar biasa enaknya. Liang memek yang membuat nafasku tersengal – sengal, yang membuat mataku kadang terpejam dan kadang melotot.
16359Please respect copyright.PENANAkh19WgKN8Q
Sementara itu desahan dan rintihan Tante Lala makin lama makin berhamburan dari mulutnya.
16359Please respect copyright.PENANAQmQq1ijnCf
“Abeee… oooh… kontolmu mantap bangeeet… Beee… iyaaaa… entot terusss Beee… ooooh… entot teruuuuussss… kontolmu luar biasa enaknya Abeeee… ayo… sambil emut tetek tante Be… nah gituuu… aduuuuh… ini makin enak Beee…”
16359Please respect copyright.PENANA79YPyukWcG
Makin lama entotanku terasa makin lancar. Gesekan – gesekan antara penisku dengan dinding liang kemaluan Tante Lala benar – benar nikmat bagiku. Nikmat yang sulit kulukiskan dengan kata – kata belaka.
16359Please respect copyright.PENANA3Itm4NbILF
Lebih nimat lagi setelah aku disuruh ngemut teteknya. Maka seperti bayi yang masih menetek di tetek ibunya, kukulum petil toket kiri Tante Lala, sambil kuisap-isap. Sementara tangan kiriku digunakan untuk meremas – remas toket kanannya. Sedangkan batang kemaluanku makin aktif menggenjot liang memeknya.
16359Please respect copyright.PENANAfxg1FTYpXB
16359Please respect copyright.PENANAhNrymHgTbG
Tante Lala semakin “meraung – raung” laksana harimau betina yang sedang naik birahi.
16359Please respect copyright.PENANAtN7n6CAQeu
“Abeee… oooo… ooooh… ooo… oooh… Abeee… kontolmu luar biasa enaknya Beee… entot terus Beee… entot teruuuusssssss… entoooot… entooot… entooootttttt… !”
16359Please respect copyright.PENANAjJBaNXzt1H
“Raungan” Tantew Lala baru berhenti kala aku memagut bibirnya, lalu menciumnya dalam tempo yang cukup lama.
16359Please respect copyright.PENANAIWocbDcTJl
Keringatku pun mulai terbit dari pori – pori sekujur tubuhku. Bercampur aduk dengan keringat Tante Lala. Namun kami tak peduli dengan masalah “kecil” itu. Kami hanya peduli pada satu hal. Bahwa pergesekan batang kemaluanku dengan dinding liang memek Tanbte Lala menimbulkan rasa yang makin lama makin nikmat.
16359Please respect copyright.PENANAKHsTZbvLFG
Aku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Namun tadinya aku sering ngocok sambil nonton bokep yang kutayangkan lewat USB di televisiku. Karena itu aku sudah hafal kapan saatnya mau ejakulasi.
16359Please respect copyright.PENANAert27CRw4q
Dan kini… setelah cukup lama aku menyetubuhi Tante Lala, aku merasakan gejala – gejala mau ejakulasi ini. Maka tanyaku terngah, “Tante… aaa… aaaku su… sudah mau nge… ngecrot… lepasin di mana?”
16359Please respect copyright.PENANANqRjZpUodN
“Lepasin di dalam aja. Ini tante juga udah mau lepas… ayo lepasin bareng -bareng biar nikmat… ayooo… percepat entotannya… iyaa… iyaaaaaa… aaaaa…”
16359Please respect copyright.PENANAFCsXnzWV0V
Aku pun mempercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish… makin cepat… makin cepat…!
16359Please respect copyright.PENANAzYmOqH2i7N
Lalu tibalah kamki di puncak kenikmatan yang teramat indah ini.
16359Please respect copyright.PENANARsre5rCIpc
Aku membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin. Lalu mendiamkannya. Tidak menggerakkannya lagi.
16359Please respect copyright.PENANAdw7W1Vdc2h
Pada saat yang sama Tante Lala malah gedebak – gedebuk menggoyang pinggulnya ke sana – sini. Mungkin sedang mencari – cari yang lebih nikmat lagi di ujung pelampiasan nafsu birahi ini.
16359Please respect copyright.PENANA95oLywoCGY
Sampai akhirnya… mulut penisku memuntahkan spermaku di dalam liang kewanitaan Tante Lala.
16359Please respect copyright.PENANAocat7Ws1kt
Crooooottt… crotcrot… cooootttttttt… croooootttt… crot… croooooootttt…!
16359Please respect copyright.PENANAFpGQj0xgyL
Aku pun terkulai di atas perut Tante Lala. Seperti juga Tante Lala yang tampak tepar, dengan wajah dan leher bersimbah keringat.
16359Please respect copyright.PENANAXpZLKFSf2t
Dua minggu liburan, kuisi dengan mengunjungi rumah Tante Lala tiap hari. Dan setiap kali aku datang ke rumahnya, selalu saja aku disuguhi masakan Tante Lala yang selalu enak – enak. Aku pun selalu disuguhi memeknya yang senak sekali itu… sekaligus sebagai memek pertama yang bisa kunikmati dalam hidupku.
16359Please respect copyright.PENANARoSTrP4kBf
Namanya juga pengalaman pertama, tentunya akan kuingat terus di sepanjang kehidupanku. Namun aku akan tetap merahasiakannya, sesuai dengan janjiku kepada Tante Lala.
16359Please respect copyright.PENANA0NOogGrkwt
Namun sebulan kemudian, ketika Rendi sudah kuliah lagi seperti biasa, Rendi mengajakku duduk berdua di puncak bukit yang konon tadinya milik orang Belanda di zaman kolonial.
16359Please respect copyright.PENANAgZrKoVumTE
Pada saat itulah Rendi mulai membuka pembicaraan yang berbeda dengan biasanya. “Abe… loe pernah punya ketertarikan kepada mama loe sendiri?” tanyanya.
16359Please respect copyright.PENANAPHqfWnHBqs
“Ketertarikan gimana maksud loe?” aku balik bertanya, karena pada saat itu aku belum pernah punya affair dengan Mama.
16359Please respect copyright.PENANAAXaw9Zgj1S
“Misalnya aja… ngintip mama loe waktu sedang mandi, sedang tidur dan sebagainya… lalu nafsu loe timbul dan ingin menyetubuhinya…”
16359Please respect copyright.PENANAAI13VZQNJg
“Damn you…! Gue sih gak pernah punya pikiran segila itu Ren.”
16359Please respect copyright.PENANAokLj4Qa8wc
Rendi tersenyum dan berkata, “Jujur kalau gue sie sering ngentot mama gue.”
16359Please respect copyright.PENANAInJcRp9rsl
“Haaa?! Lu udah jadi manusia incest?”
16359Please respect copyright.PENANAqsx8s2yfQK
“Gue sih gak musingin soal istilahnya. Mau disebut incest lah, taboo lah… yang jelas gue sama mama udah jadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dalam soal sex. Tapi ini rahasia Be. Jangan sampai jadi gosip di kampus nanti. Gue percaya loe sih bakal menyimpan rahasia ini.”
16359Please respect copyright.PENANAGa8w3VpL0D
“Ya iyalah,” sahutku yang diam – diam mulai memikirkan Mama dari sudut yang gila itu.
16359Please respect copyright.PENANAkJzgENtLeY
Namun pembicaraan itu berkelanjutan. Rendi berkata lagi, “Sekarang mama gue punya keinginan terpendam. Ingin merasakan main threesome bersama cowok lain.”
16359Please respect copyright.PENANAt4De7v1Rh9
“Terus?!”
16359Please respect copyright.PENANAXqQWqB3pj5
“Gue kan ingin selalu membahagiakan Mama. Karena itu gue tanya siapa cowoknya yang Mama inginkan untuk mendampingi gue menggaulinya. Ternyata Mama milih loe, Be.”
16359Please respect copyright.PENANAEhamh9MgBc
“Gue?!” seruku kaget.
16359Please respect copyright.PENANAYkjGND3dfB
“Iya. Makanya kalau loe mau, malam Minggu mendatang ini tidur di rumahku aja ya.”
16359Please respect copyright.PENANAHc7zQTsYtm
“Terus?”
16359Please respect copyright.PENANAzfZfAgktzx
“Ya kita threesome aja mama gue, kalau loe mau sih. Jangan salah lho… memek mama gue masih enak banget, Be.”
16359Please respect copyright.PENANApccVmxl7Ld
Aku tersenung sesaat. Dari ucapan – ucapan Rendi, aku mengambil kesimpulan bahwa Tante Lala masih merahasiakan affairku dengannya pada waktu Rendi sedang berada di Jatim. Karena itu aku bersikap seolah – olah belum pernah menyentuh Tante Lala.
16359Please respect copyright.PENANAGfI34V4lcD
“Loe serius Ren?” tanyaku sambil menepuk bahu Rendi.
16359Please respect copyright.PENANAYqadmqcHaL
“Sangat serius, “Rendi mengangguk sambil tersenyum aneh.
16359Please respect copyright.PENANAK5tdYBuuIw
Aku terdiam lagi. Memikirkan ajakan Rendi dengan hati limbung.
16359Please respect copyright.PENANATflLphXHUe
“Gimana? Mau?” desak Rendi ketika aku masih membisu.
16359Please respect copyright.PENANAeIkWKUm3LS
Akhirnya aku mengangguk, “Oke…”
16359Please respect copyright.PENANA8vfX4WhVDN
Rendi menepuk pangkal lenganku sambil berkata, “Tapi gue mohon agar hal ini menjadi rahasia kita ya Be.”
16359Please respect copyright.PENANArEvZcIaDlb
“Percaya deh sama gue,” ucapku sambil mengacungkan dua jariku.
16359Please respect copyright.PENANAmFsdW9jWNM
Sabtu sore yang dijanjikan, aku sudah mandi sebersih mungkin. Kumasukkan dua stel pakaian ke dalam ransel kuliahku. Lalu pamitan kepada Mama dan berkata bahwa aku akan menginap di rumah Rendi.
16359Please respect copyright.PENANAGpU8uH5RYy
Sebelum berangkat, aku masih sempat menerima WA dari Tante Lala. Isinya :
16359Please respect copyright.PENANAm4q9gH3gzv
Abe… mau ke rumah tante malam ini kan?
16359Please respect copyright.PENANADf6mVmFado
Lalu kubalas, Iya Tante. Masalah kita berdua masih tetap kurahasiakan. Tante juga masih merahasiakannya kan?
16359Please respect copyright.PENANAfGKiJqu9Qc
Iya. Jadi nanti bersikaplah seolah – olah kamu belum pernah ngapa – ngapain sama tante ya
16359Please respect copyright.PENANAaKIiiTOaAB
Oke Tante. Ini aku udah siap mau berangkat ke rumah Tante
16359Please respect copyright.PENANAW8exgmpkaC
Iya. Tante tunggu ya
16359Please respect copyright.PENANAxVgjsTIhr5
Lalu kuhidupkan mesin motorku.
16359Please respect copyright.PENANAFxFTJv1Yt7
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, menuju rumah Rendi.
16359Please respect copyright.PENANARqH7hJDO20
Hanya butuh waktu setengah jam untuk mencapai rumah Rendi. Dan ketika motorku sudah disimpan di dekat teras depan rumah Rendi, kulihat pintu depan terbuka. Tante Lala menyongsong kedatanganku, dalam kimono sutera berwarna pink polos. Dengan senyum manis di bibirnya.
16359Please respect copyright.PENANAHp5WtylPdN
Aku pun menghampirinya, sambil mencium tangannya seperti pada awal aku mengenalnya dahulu. Tapi Tante Lala malah merangkulku sambil mendaratkan ciuman hangat di bibirku. Membuatku agak gelagapan, karena takut terlihat oleh Rendi.
16359Please respect copyright.PENANAdFOFvB6hJp
“Rendi mana Tan?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang tamu.
16359Please respect copyright.PENANAmG6oSlVGr3
“Lagi disuruh beli wine… untuk mencairkan suasana,” sahut Tante Lala sambil duduk merapat ke samping kiriku.
16359Please respect copyright.PENANAVt5wLsX57K
“Beneran Tante ingin dithreesome?” tanyaku setengah berbisik.
16359Please respect copyright.PENANAREJMayjQUH
Tante Lala menyahut dengan senyum menggoda, “Sebenarnya sih tante cuma kangen padamu aja Be. Makanya tante nyari alasan yang tepat untuk berjumpa denganmu. Setelah dipikir – pikir, gak perlu lagi kita merahasiakan hubungan kita. Mendingan fair aja. Tapi kita harus bersikap seolah baru sekali ini kita akan melakukannya.
16359Please respect copyright.PENANARAocNGeVEU
Ucapan itu Tante Lala lanjutkan dengan menarik tanganku… menyelinapkan ke balik kimononya… lalu meletakkan telapak tanganku di permukaan kemaluannya yang licin seperti habis waxing… membuat nafsuku langsung berkobar, bukan cuma membara saja…!
16359Please respect copyright.PENANAzX3mAaA74u
Aku yang sudah terbiasa mempermainkan memek Tante Lala, langsung menggerakkan jemariku… menyelinap ke balik liang memeknya yang membasah dan hangat itu…!
16359Please respect copyright.PENANANa9vbRwokM
Pada saat yang sama, Tante Lala mencium dan melumat bibirku dengan hangat dan harumnya.
16359Please respect copyright.PENANADr1ldu13ub
Aku bahkan sudah hafal di mana letak kelentit Tante Lala, yang dia bilang harus sering disentuh pada saat foreplay ini… dan kini aku melakukan hal itu. Mengelus – elus kelentit Tante Lala dengan nafsu yang semakin bergejolak. Sementara bibirku tetap berada di dalam lumatan Tante Lala…!
16359Please respect copyright.PENANA4DO9KhkO1l
Ooo… adakah detik -detik yang lebih indah daripada detik -detik yang sedang kualami ini? Adakah nafsu yang lebih bergolak daripada panasnya hasratku saat ini?
16359Please respect copyright.PENANA1LpUlqtPi8