"Ya sweetheart... Ini aku. Kau tahu, aku sudah sangat ingin menyentuhmu saat pertama kali melihatmu di luar toilet lantai empat belas tiga tahun lalu. Kau sungguh punya mata yang indah, sayang."
159Please respect copyright.PENANAicviXVr5RX
"Menyingkir dariku! Apa yang akan kau lakukan, hah?"
159Please respect copyright.PENANAzAtoS4vtdh
Rob menyeringai dan tiba-tiba Irina menyesal sudah bertanya. "Aku tidak akan meninggalkan dunia ini, Irina. Tidak selama kau masih ada disini. Kaulah keinginanku. Dan aku mendapatkanmu tepat seperti yang aku inginkan. Hangat, di tempat tidur. Kau akan menjadi milkku sepenuhnya malam ini."
159Please respect copyright.PENANAxE0SNA45pc
Rob terkekeh menatapnya. Irina tidak tahu kapan dia mulai menangis, tetapi air matanya sudah membasahi kedua pipinya. Dia ingat terakhir kali menangis adalah saat ibunya meninggal sepuluh tahun yang lalu. Ibunya.
159Please respect copyright.PENANAX6YkCb8NJi
Tiba-tiba ingatan tentang ibunya membuatnya merasa lebih kuat. Seperti nasehat ibunya dulu, apapun yang akan diberikan hidup padanya, dia akan bertahan. Dia sudah bertahan selama ini menghadapi berbagai macam roh yang mendatanginya. Dia juga akan bertahan kali ini. Ya, itu dia.
159Please respect copyright.PENANAWxLrjglagK
Dengan keyakinan dan tekad yang luar biasa, Irina menghentakkan tubuhnya. Rob terlihat terkejut. Irina tidak membuang waktu. Dia langsung berlari keluar apartemen. Untuk pertama kalinya dia bersyukur mengikuti kata hatinya untuk membiarkan pintu apartemen tidak terkunci. Dia menghambur keluar, berlari cepat selagi mempertimbangkan antara lift atau tangga. Irina baru saja memutuskan akan berlari turun melalui tangga saat melihat pasangan Stan memasuki lift. Irina langsung menyusul tanpa berpikir. Dia berhasil memasuki lift sesaat sebelum pintu besi itu tertutup. Mr.Stan dan istrinya terkejut melihat penampilan Irina. Rambut berantakan, wajah basah, hanya mengenakan sweater tipis dengan celana pendek dan tanpa alas kaki. Napasnya terengah-engah. Irina menatap panik ke setiap sudut lift.
159Please respect copyright.PENANAWk6Udf8Q20
"Irina, apa terjadi sesuatu?" suara Mrs.Stan mengejutkannya. Usia Mrs.Stan beberapa tahun lebih muda dari usia ibunya, namun dia selalu memastikan penampilannya membuatnya terlihat seperti awal tiga puluhan.
159Please respect copyright.PENANA67C7DphBG5
Irina mendekat padanya. "Mrs.Stan, bisakah aku menggenggam tanganmu? Hanya sampai lobi."
159Please respect copyright.PENANAGav5VzAtc1
Irina menatapnya putus asa. Debar jantungnya berdetak liar.
159Please respect copyright.PENANAYuzYDBA2zW
Mrs.Stan terlihat terkejut tapi dia menarik Irina mendekat tanpa berkata apa-apa. Irina memeluk lengan kiri Mrs.Stan dengan erat. Seakan memahami bahwa Irina baru saja mengalami sesuatu yang buruk, Mr. Stan bergeser ke belakang Irina, sehingga kini Irina berada diantara pasangan itu.
159Please respect copyright.PENANAbVJumB3K5B
Irina benar-benar bersyukur. Dia nyaris menangis karena lega. Tapi kelegaan itu hanya sesaat karena pintu lift tiba-tiba terbuka. Mereka sudah tiba di lobi dalam sekejap.
159Please respect copyright.PENANAzajIiXK6nE
"Kau mau kemana malam-malam begini, Irina?" Mrs.Stan bertanya lembut tapi sarat kecemasan.
159Please respect copyright.PENANAVEmJ7x8B48
"Aku... aku hanya tidak ingin berada disini malam ini."
159Please respect copyright.PENANAaAIDcP68YE
"Kami bermaksud membeli sesuatu di minimarket di depan. Kau mau ikut?"
159Please respect copyright.PENANApBnH1prV89
Irina mengangguk dan mengikuti mereka keluar gedung. Irina sadar, pasangan Stan akan kembali ke apartemennya setelah apapun yang mereka beli di minimarket itu. Irina memandang sekeliling. Sebelum ini dia merasa nyaman dengan keheningan. Betapa lucunya ide itu sekarang. Irina berharap dia berada di tempat yang ramai saat ini. Entah itu Rob atau hantu lainnnya tapi Irina akan merasa lebih tenang ketika Irina bersama seseorang saat mereka muncul.
159Please respect copyright.PENANAb9u3YsvkqV
Irina hampir mengikuti Mrs.Stan memasuki minimarket saat melihat Ben melintas di seberang. Kelihatannya Ben hendak menjalankan patroli rutinnya sebagai security disana.
159Please respect copyright.PENANA3KqSbMRTYI
"Paman Ben!" teriak Irina. Pria tua itu menoleh, melambaikan tangannya pada Irina.
159Please respect copyright.PENANA7zG7kLGpeC
Irina berbalik dan langsung berlari menghampiri paman Ben setelah mengucapkan terima kasih setulus hati pada pasangan Stan.
159Please respect copyright.PENANAbivqpJbVSa
"Paman Ben, boleh aku menemanimu sebentar?" tanyanya terburu-buru. "Please?"
159Please respect copyright.PENANAUDkit8h9jz
"Kenapa kau belum tidur dan malah berkeliaran? Ini sudah hampir tengah malam, Irina."
159Please respect copyright.PENANAWbrqZ6M7FH
"Aku hanya ingin berjalan-jalan saja sebentar."
159Please respect copyright.PENANAheiipQjibq
"Baiklah. Kuharap menemaniku patroli tidak akan melukai kakimu," ucap Ben sambil memandang kaki telanjangnya. Ben adalah satu diantara sedikit orang yang bersikap baik dan peduli padanya selain Claire dan pasangan Stan. Irina beberapa kali menemani Ben di tempat penjagaannya ketika dia tidak sedang patroli dan Irina sedang tidak bekerja. Ben pria tua yang baik hati dan ramah.
159Please respect copyright.PENANA0WKKwLLAUc
Irina hanya mengangguk menanggapi ucapan Ben dan kemudian berjalan bersisian dengannya. Sepasang mata hijaunya bergerak liar menatap sekeliling, mencoba menemukan sedikit saja bayangan Rob. Dia yakin Rob pasti akan muncul di hadapannya lagi malam ini. Irina hanya perlu bertahan sampai pagi tiba. Dan itu kira-kira 8 jam lagi.
159Please respect copyright.PENANA2AywHuA5hH
Mereka baru saja berbelok melewati gedung apartemen Claire saat Ben menjawab panggilan melalui ponselnya. "Dimana kau bilang? Kau yakin? Yah baiklah. Aku segera kesana."
159Please respect copyright.PENANAixmHcNmTu5
Ben menatapnya menyesal. "Maaf Irina, tapi aku harus kembali. Josh bilang ada beberapa orang polisi yang ingin bertemu denganku sekarang. Mereka sedang menungguku."
159Please respect copyright.PENANAa6McREzJ1d
Irina memucat. Ben menyadarinya dan lantas bertanya,"Kau tak apa?"
159Please respect copyright.PENANAe7GxC40IRb
"Tidak bisakah aku ikut denganmu paman Ben?"
159Please respect copyright.PENANAhHQ733MZit
Ben menggeleng terlihat menyesal. "Kurasa tidak. Para polisi itu pasti akan memintamu kembali ke apartemenmu setibanya disana. Kau mau kuantar kembali ke minimarket tadi? Mungkin Mr dan Mrs Stan masih disana."
159Please respect copyright.PENANAANS1S1c4g4
"No, paman Ben. Aku benar-benar tidak ingin berada di apartemenku sekarang ini. Tidak juga di sekitarnya."
159Please respect copyright.PENANA8Scy3ClP7V
Ben mengangguk dan berbalik, melangkah kembali dengan tergesa-gesa. Irina menatap punggungnya yang menjauh dengan ragu-ragu. Apa sebaiknya aku tetap mengikuti paman Ben? Atau mencoba menginap di apartemen Mrs.Stan?
159Please respect copyright.PENANAU4xITzcP5f
Irina mendongak, menatap salah satu jendela di lantai tiga dengan bunga lily di meja balkonnya. Gelap. Claire pasti belum pulang. Bagaimana ini?
159Please respect copyright.PENANAXz9Vzxxy6Z
Irina menggigit bibir bawahnya. Tindakan refleks saat dia cemas.
159Please respect copyright.PENANAtpevracVjH
"Hello there, sweetheart..."
159Please respect copyright.PENANAs8gcJgPZd9
Irina terkesiap. Tanpa menolehpun Irina tahu Rob berada di dekatnya. Irina memaksa kedua kakinya melangkah lebar, berlari cepat dari sana. Tindakan yang sebenarnya dia tahu percuma. Tapi satu-satunya hal yang diinginkannya saat ini adalah berada ditempat lain bersama orang lain. Tempat yang ramai dan terang. Dan tempat itulah yang muncul di kepalanya.
159Please respect copyright.PENANAlujOLBxVxr
Rumah Sakit Brigham.
159Please respect copyright.PENANAMa5ZzE73s2
Irina terus berlari sambil menunduk menatap jalan di hadapannya. Sesekali dia menatap kedepan untuk memastikan berapa jauh lagi jarak yang harus ditempuhnya. Telapak kakinya mulai terasa pedih karena gesekan dengan jalan. Suara degup jantungnya berpacu dengan tetesan keringat di wajahnya. Irina mengepalkan kedua tangannya begitu erat sampai terasa sakit. Dia kesulitan bernapas, tapi langkahnya tidak berhenti. Malah dia berusaha memaksakan dirinya berlari lebih cepat lagi. Dia tidak peduli bahkan jika besok pagi kakinya tidak bisa bergerak karena terlalu lelah.
159Please respect copyright.PENANAmLm9w9L4uI
Irina merasakan hawa dingin itu menyelimutinya. "Kau tahu kau tidak akan bisa lari dariku kan, sweetheart?"
159Please respect copyright.PENANAXLPkUID1CM
Irina merasa ngeri mendengar Rob tertawa terkekeh di dekatnya. Irina menunduk dan langsung menyesalinya, karena kini dia dapat melihat kedua lengan Rob sedang memeluknya dari belakang. Bayangan Rob yang sedang memeluknya erat saat ini membuatnya histeris.
159Please respect copyright.PENANAqa6QyJFBxs
"Berhenti menyentuhku! Menyingkirlah dariku!!" teriak Irina sambil menangis. Irina dapat melihat persimpangan jalan tidak jauh di depannya. Belok kiri di persimpangan itu dan dia akan bisa melihat pohon maple rumah sakit Brigham.
159Please respect copyright.PENANA2K98KYoq2c
Sedikit lagi. Sedikit lagi. Sedikit lagi.
159Please respect copyright.PENANA7dJmZk8k1e
Irina terus berlari ketakutan sambil merapalkan mantra 'sedikit lagi'nya.
159Please respect copyright.PENANAyAw3UGqFjo
"Sssshhh, Baby, jangan menangis. Berhentilah berlari dan tataplah aku. Kita bisa bersama lagi seperti dulu."
159Please respect copyright.PENANA1iDbuCi6JT
"Aku tidak ingin bersamamu. Menjauhlah dariku!!" teriak Irina sambil mengibaskan kedua tangannya berharap dapat menyingkirkan Rob. Tapi hal itu justru membuat keseimbangannya goyah dan Irina terjatuh.
159Please respect copyright.PENANAQPHtJM1wHt
Irina baru saja akan berlari kembali, mengabaikan seluruh rasa sakit dan lukanya saat melihat bayangan seseorang di persimpangan. Jarak Irina sudah dekat sehingga Irina dapat melihatnya. Dia berdiri dibawah lampu jalan, masih mengenakan kaos abu-abunya.
159Please respect copyright.PENANAA2uNeLoDM5
Irina berdiri. Melangkah tertatih dan saat menyadari bahwa pria itu menatap ke arahnya, Irina melakukan satu-satunya hal yang diinginkannya saat ini tanpa berpikir. Dia berlari dan langsung mendarat dalam pelukan pria itu. Irinya mendekapnya erat, memejamkan mata dan mendesahkan namanya penuh syukur.
159Please respect copyright.PENANASjFlcSA32O
"Aiden..."
159Please respect copyright.PENANAjXUAXTqpvf
***
ns216.73.216.20da2