
Hari itu, Jakarta diselimuti mendung tipis, seolah alam pun menahan napas menyaksikan pertemuan yang telah lama dinantikan.
345Please respect copyright.PENANA3WdzzQWF6i
Arum, mengenakan dress kerja berwarna abu-abu longgar, menaiki taksi dengan jantung yang berdegup tak beraturan. Ini bukan lagi debaran kecemasan seperti saat ia menunggu Arya, melainkan campuran antara antisipasi liar dan kepasrahan yang mendalam. Ia telah membuat keputusan, sebuah pilihan pahit yang terasa seperti satu-satunya jalan keluar. Jika dengan menyerahkan diri, ia bisa menemukan sedikit kedamaian dan perhatian, maka ia akan melakukannya. Pikirannya melayang pada Bayu. Bayangan pesan-pesan sexting mereka menari-nari di kepala, setiap kata vulgar yang dulu ia anggap menjijikkan, kini justru memicu desiran aneh di alam bawah sadarnya. Ia membayangkan Bayu yang dominan, yang tak akan meninggalkannya seperti pria-pria lain. Ia butuh kepastian, butuh konsistensi, walau harga yang harus dibayar adalah kehormatan dirinya sendiri.
345Please respect copyright.PENANAGEfVn09ZhF
Taksi berhenti di depan sebuah hotel mewah di pusat kota. Fasadnya menjulang tinggi, megah dan dingin, seolah mengolok-olok kegelisahan di hati Arum. Ia melangkah keluar, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Pintu putar otomatis terbuka, mengantar Arum ke dalam lobi yang luas, dihiasi marmer mengkilap dan lampu kristal yang berkilauan. Aroma mahal dari parfum ruangan dan kopi menyelimuti udara, menambah kesan intimidatif.
345Please respect copyright.PENANAZU2ord6nF8
Ponselnya bergetar, ada pesan dari Bayu: "Aku di lounge, meja dekat jendela, yang ada pot bunga putih."
345Please respect copyright.PENANADHBG419gc2
Arum menghela napas. Ia melangkah perlahan menuju area lounge, matanya menyapu setiap wajah, mencari sosok yang selama ini hanya ada di layar. Banyak pengunjung yang hilir mudik, beberapa sedang makan siang, yang lain sibuk dengan laptop. Arum merasa seperti mata-mata, mencari tanda yang Bayu sebutkan. Dan kemudian, matanya menangkapnya. Sebuah pot bunga putih di meja sudut. Dan di baliknya, seorang pria dengan kemeja biru muda yang rapi, rambut hitam tersisir, dan senyum tipis di bibirnya.
345Please respect copyright.PENANAJf6uR1KvUz
Bayu.
345Please respect copyright.PENANAUGvufIzXM5
345Please respect copyright.PENANAvFEqA4vK8c
345Please respect copyright.PENANAaHakz1z5dO
***
Baca kisah lengkapnya dari profile penulis
ns216.73.216.197da2