Terkadang, membaca sama merepotkan dengan menulis. Namun hal yang paling merepotkan dan membosankan tetaplah Menunggu.
Masih dengan aku yang tak bosan menunggu pagi. Melepaskan butiran puisi bersama lilin sunyi. Dan membuat tawa pada cangkir-cangkir kopi.
Aku pernah berdiri pada posisi penjahat tanpa hati. Berkata bahwa dunia sudah tak baik lagi, hingga lebih baik kuhantan dengan penuh amunisi. Menjadi yang di cari-cari pada dunia ini hingga aku tertangkap dan menjadi baik hati.
Namun itu tak lama, karna kebaikan ada karna kejahatan. memang sebuah ketulusan, namun sayang di bungkus dengan kain-kain kebohongan. Sehingga tak ada bedanya aku dengan para pembunuh berdarah dingin. Hancurkan habitat cinta yang di ingin.
Terkadang hanya karna kata tunggu manusia bisa melepaskan emosi yang berlebihan. Apalagi kata tunggu itu menjadi tak pasti setelah waktu terus menerus melewati. Kata sabar sudah tak menjadi teman lagi. Emosi sudah memupuk amarah di hati.
Aku lelah menunggu sebuah kepastian
Tapi tidak lelah menunggu pagi di tengah kesunyian
Karna setidaknya pagi pasti datang
Walau terkadang mentari pagi tertutup awan
Tapi pagi pasti datang
Tak seperti harapan yang semakin ku kejar semakin memudar.
------------------------------------------------------------
😁 Sampai bertemu lagi di lain puisi. Jangan lupa tinggalkan jejak. Komen, like atau sekedar senyum 😁
------------------------------------------------------------
538Please respect copyright.PENANAz9ZJMHHgNs
538Please respect copyright.PENANAmMMuualTKX
538Please respect copyright.PENANA04l9bbFEQY
538Please respect copyright.PENANA1muYJYio8q
538Please respect copyright.PENANAGIEh4pHUUR
538Please respect copyright.PENANAZxmW32bIB2
538Please respect copyright.PENANAqj2xv09mpB
538Please respect copyright.PENANAUS8g2JCY97
538Please respect copyright.PENANAdkkw3wkgVj