x
Pagi itu tanpa sengaja pandanganku tertumbuk ke sebuah flashdisk berwarna merah yang tergeletak di dekat pintu depan. Iseng kuambil dengan yakin bahwa flashdisk itu bukan milik suamiku, karena flashdisk punya suamiku selalu yang berwarna hitam.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkBPdItpaG
Lalu punya siapa flashdisk ini? Apa isinya?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO8kaGT1wd8
Rasa penasaran menjalar. Lalu kubawa flashdisk itu ke dalam kamarku. Kuaktifkan laptopku sambil memasukkan flasdisk itu ke USB.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrRe3Wzgd1
Ternyata flashdisk itu punya Tito, anak tiriku yang sekarang sedang sekolah. Tadinya kusangka flashdisk itu berisi hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan ujian, karena ia sudah duduk di bangku kelas 3 SMA. Ternyata bukan. Isinya beberapa video dewasa ! Aaah, apakah Tito sudah layak menyimpan video-video sepanas ini? Bukankah usianya baru 17 tahun? Haruskah kutegur dan kunasihati dia agar tidak menyimpan hal-hal yang belum waktunya diketahui? Ataukah kusembunyikan saja flashdisk ini atau kubuang sekalian ke dalam got?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmg4Zhe9vrv
Tiba-tiba perhatianku tertuju ke folder yang berjudul “Mami”. Apa isinya? Bukankah aku yang biasa dipanggil mami olehnya? Apakah folder itu berisi sesuatu yang menyangkut diriku?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7bf664shJ
Dengan penasaran kubuka folder itu. Ternyata isinya tulisan mengenai diriku ! Jujur, aku berdebar-debar membacanya :
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrYAYO6tmK
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡylI2GDOW7F
Sejak ibu kandungku tiada, Mami hadir dalam kehidupan Papi. Waktu Papi menikah dengan Mami, umurku baru 7 tahun. Aku senang-senang saja punya ibu tiri yang harus kupanggil Mami itu. Terlebih setelah bertahun-tahun ia menjadi pengganti ibuku, aku merasa benar-benar mendapat pengganti ibu kandungku, yang menyayangi diriku, yang selalu memperlakukanku dengan lemah-lembut dan sebagainya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUvN3QHPHA
Setahuku, pada waktu Mami resmi menjadi istri Papi, usianya baru 20 tahun. Sedangkan Papi sudah 40 tahun. Perbedaan usia yang sangat jauh. Tapi kelihatannya mereka enjoy-enjoy saja. Dalam hal itu aku salut juga pada Papi, karena beliau mampu mendapatkan seorang gadis yang masih belia untuk dijadikan istrinya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yziZWr4IS
Waktu aku masih kecil, sosok Mami tak pernah kuperhatikan secara khusus. Aku cuma tahu bahwa ia seorang ibu tiri yang baik, yang memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiwYuS7lXR
Tapi setelah aku di SMA, diam-diam aku mulai sering memperhatikan ibu tiriku itu. Bahwa ia seorang wanita muda yang cantik, bertubuh tinggi semampai, berkulit putih bersih (untuk ukuran orang Indonesia).
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhVHZ5tImbt
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5CP0Ae8qw
Panjang lebar ia memujiku dalam tulisan itu. Tapi yang membuatku terlongong, ketika kubaca kalimat berikut ini:
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnTLYxgQXsv
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnF51YtUUoe
Pagi itu aku mau minta uang kepada Mami, untuk keperluan sekolah. Memang Papi sudah menyuruhku agar segala keperluanku harus meminta kepada Mami, supaya hatinya enak, katanya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFwWoKl4b0
Papi sudah berangkat kerja. Mami masih di kamarnya. Seperti biasa, kubuka saja pintu kamar Mami, lalu masuk ke dalam. Tapi apa yang kulihat? Ooooh…aku benar-benar dibuat terkejut lalu terpana…karena Mami masih tidur terlentang di tempat tidurnya, dengan kimono terbuka lebar….sehingga sepasang kakinya yang putih mulus itu tak tertutup apa-apa. Tampak jelas dari telapak kaki sampai ke pangkal pahanya. Tapi yang teramat mendebarkan adalah bagian di antara kedua pangkal pahanya itu…oooh…Mami tidur tanpa mengenakan celana dalam !?!?!!
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpsm6PHRHTq
Maka bagian yang berbulu lebat hitam itu tampak jelas di mataku !
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkBEr1U4jv
Aku tak tahu apakah Mami terbiasa tidur tanpa celana dalam atau tengah malam dia buang air dan malas mengenakan kembali celana dalamnya, entahlah. Yang jelas aku jadi gemetaran dan buru-buru keluar lagi dari kamar Mami, dengan perasaan yang tak menentu.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55TFZ9wuib
Gilanya…setelah berada di dalam kamarku lagi, jiwaku jadi dikuasai hasrat yang tak terkendalikan. Penisku ngaceng berat…membayangkan indahnya kalau aku bisa menyentuh dan menggeluti bagian tubuh di antara kedua pangkal paha Mami yang tampak sangat merangsang itu. Ooooh…kenapa aku jadi begini?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLNUnOOZ9k
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOC9ZykFVn
Banyak lagi yang ia tulis di catatan rahasia ini. Kesimpulannya, ia jadi sering membayangkan diriku. Bahkan pada suatu malam ia pernah bermimpi didekati olehku dalam keadaan sama-sama telanjang. Lalu ia melakukan sesuatu yang sering dibayangkannya. Dan esoknya ia mendapati celananya basah, akibat mimpi itu.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNjWDMfwyi
Di catatan itu pun ia mengakui bahwa kalau lamunan tentang diriku tak terkuasai lagi, ia melakukan masturbasi, sambil membayangkan tengah menggeluti tubuhku ! Bahkan ia pernah melakukan onani berkali-kali dalam semalam, untuk meredakan khayalannya tentang diriku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCUaASKi4S
Semuanya itu membuatku jadi serba salah. Tadinya aku akan menegur Tito, karena kutemukan video porno di dalam flashdisknya itu. Tapi tulisan di flashdisk itu, yang berisi kekagumannya terhadap diriku, membuatku jadi kikuk. Maka kuambil keputusan untuk meletakkan kembali flashdisk itu di tempatnya semula, lalu aku akan bersikap pura-pura tidak tahu saja.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY7mvTQE4Aa
Namun di hari-hari berikutnya, aku mulai sering memperhatikan Tito secara diam-diam. Mulai memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh1sNP9rNHP
Dan gilanya, aku mulai membayangkan serunya jika tubuhku digeluti oleh anak muda yang anak tiriku sendiri itu. Maklum, aku baru berusia 30 tahun, sementara suamiku sudah 50 tahun. Sesekali memang aku suka membayangkan sosok muda yang perkasa, yang tidak loyo seperti suamiku. Tapi sungguh, tadinya aku tak pernah membayangkan sosok muda itu anak tiriku sendiri. Apalagi semuda Tito yang baru 17 tahun.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnL0DQQGnk
Bang Martin (suamiku) tidak impoten. Tapi yah….potensi lelaki yang usianya sudah setengah abad, tentu beda dengan yang masih muda. Setiap kali berhubungan sex dengan suamiku, aku selalu tidak puas. Tapi aku tak pernah menggerutu ataupun memperlihatkan sikap tidak puas. Karena tenggang rasaku cukup kuat. Karena di sisi lain, aku mempunyai kepuasan duniawi darinya. Apa pun yang kuinginkan, selalu dikabulkan. Bahkan kehidupan orang tuaku di kampung, sangat diperhatikan oleh suamiku. Rumah baru dibangunkan. Perabotan serba mahal dibelikan. Sehingga derajat orang tuaku jadi meningkat setelah aku menikah dengan Bang Martin.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XnzSHnNMj
Kehidupanku sendiri tak pernah kekurangan. Rumahku cukup megah, di daerah perumahan paling elit di kotaku. Mobil untuk keperluan pribadiku sudah dibelikan. Perhiasan yang mahal-mahal pun sudah menjadi milikku. Maka tiada alasan bagiku untuk tidak merasa puas menjadi istri Bang Martin.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJ4LVRyHeA
Tapi kenapa sejak membaca file dari flashdisk Tito, pikiranku jadi sering melayang-layang tak menentu? Kenapa aku jadi sering memperhatikan gerak-gerik Tito secara diam-diam?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3l3o0ogZd1
Hari demi hari berlalu dengan pesatnya. Tanpa terasa sebulan telah berlalu. Dan kesempatan yang diam-diam kutunggu pun tiba.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkatK2iUaPq
Bang Martin terbang ke Kaltim, untuk mengurus bisnisnya. Biasanya dia bisa lebih dari sebulan berada di Kaltim. Kali ini pun rencananya 40 hari dia akan berada di sana.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYy0vSuTh1e
Rasanya aku tak sabar lagi menunggu kesempatan ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8M0oJ6UC1t
Lalu kuputar otakku. Kuputar sampai sore…sampai Tito tampak sudah pulang dari sekolahnya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMrgQlnXyic
Aku pun keluar dari kamarku. Menghampiri pintu kamar Tito. Tadinya aku cuma mau mengajak makan di luar padanya. Tapi ketika kubuka pintu kamarnya, o my God…dia baru menanggalkan seluruh seragam sekolahnya, mau mengganti dengan pakaian rumah…dan…aku benar-benar terkejut ketika melihat bagian tubuh anak tiriku yang di bawah perutnya itu. Mungkinkah abg berusia 17 tahun bisa memiliki penis sepanjang dan sebesar itu? Jauh lebih “tinggi tegap” daripada punya ayahnya ! Tapi cepat aku ingat cerita suamiku, bahwa mendiang ibu kandung Tito itu wanita Pakistan. Mungkin anatomi Tito banyak menuruni garis ibunya.Sementara suamiku asli Indonesia, maka penisnya pun biasa-biasa saja.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1y6lL27Hs
“Kita makan di luar aja yuk,” kataku pada Tito yang tampak kaget dan cepat-cepat menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEKU9iuPMx
“I…iya Mam…” sahutnya tergagap. Dan aku bersikap seolah tak melihat sesuatu yang aneh.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW56LDvOzzs
Beberapa saat kemudian aku dan anak tiriku sudah berada di dalam mobil yang melesat ke arah utara. Sengaja kubiarkan Tito yang nyetir mobilku. Karena sekarang ia sudah punya SIM. Dan cara nyetirnya sudah cukup halus.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrplDtwtIp
“Papi ngasih duit gak?” tanyaku ketika sedanku sudah berada di Jalan Setiabudhi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ5L5TYOzMz
“Enggak Mam,” sahut Tito, “Papi bilang kalau ada kebutuhan minta sama Mami aja.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72dDr6GXGQ
“Iya,” aku mengangguk-angguk kecil. Sementara ingatanku melayang pada yang kulihat sekilas tadi. Sebentuk penis remaja yang terkulai lemas tapi panjang dan gede banget. Gak kebayang seperti apa kalau penis anak tiriku itu sudah tegang….hmmm…gila, diam-diam aku jadi horny nih.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡllK4TP7ZLY
Tito membelokkan mobil ke pekarangan restoran langgananku. “Di sini kan makannya Mam?” tanyanya sebelum mematikan mesin mobilku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv4pCpYGwQ6
“Iya. Kamu juga udah lapar kan?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lTTtbmVcF
“Hehee….iya Mam. Kan pulang sekolah tadi belum makan.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvs2kBxBRm
Lalu kami melangkah memasuki restoran itu.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcoXFV5s2Rm
Pada saat menunggu makanan pesanan datang, aku tatap wajah Tito. Emang tampan wajah anak tiriku itu. Maklum darah campuran dengan Pakistan. Tubuhnya tinggi semampai, hidungnya mancung, matanya bundar dan kulitnya sawo matang.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoGBz4H2C8
“Udah lama gak ke Ciater,” kataku, “Nanti pulangnya ke sana yuk.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAoapIAH5K6
“Iya Mam,” Tito mengangguk dengan senyum ceria, “Aku paling seneng berendem di Ciater.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYr4orAvpOb
“Tapi ini sudah sore…pulangnya pasti malem nanti.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzoKcxWfX3
“Di Ciater kan rame terus duapuluhempat jam Mam. Makin malam makin rame, sampe subuh masih aja banyak orang yang datang. Tapi….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFfeNejN0GX
“…Kenapa?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4u5F0Z67Kh
“Kita gak bawa handuk dan sabun Mam.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqB31yvGA9Q
“Beli aja di sini. Kan di samping restoran ini ada minimart tuh…”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7u10b0fppX
“Oh, iya…iya Mam. Sekarang aja belinya Mam, sambil nunggu pesanan kita datang.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4OiVYVbG5
“Iya,” aku mengangguk sambil mengeluarkan ATMku, “Pake debit aja. Beli handuk dua, sabun cair dan shampoo yang biasa mami pakai ya. Nomor pinnya 3050.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqfIdRGXi5
“Iya Mam.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXBFh16CePt
“Ohya, sekalian beli buat cemilan juga To.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugFuKkvZi7
“Iya,” Tito berdiri dan bergegas keluar dari restoran.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRvCUHjj07f
Diam-diam kubuka tas kecilku. Kuambil sebutir pil kontrasepsi dan kutelan, didorong oleh air teh yang sudah terhidang di mejaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WN8JnMUSQ
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBYthLI3B7F
Setengah jam kemudian kami sudah meninggalkan restoran itu. Dan bergerak menuju Lembang, kemudian menuju pemandian air panas mineral Ciater. Udara sudah gelap ketika kami tiba di Ciater. Waktu pintu mobil kubuka, hiii….hawa dingin menyerbu ke dalam mobilku. Dingin sekali.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDcZRyXqUQl
“Mami bawa baju renang?” tanya Tito setelah mematikan mesin mobil dan mengeluarkan kantong plastik berisi peralatan mandi yang dibeli tadi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBxCmVesdNB
“Nggak,” sahutku, “Berendam di kamar mandi aja.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq6TFtZEaCQ
“Iya, Mam. Di kamar mandi jauh lebih bersih, karena gak nyampur sama orang-orang.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUUCcwJ716
“Tapi temanin mami nanti ya. Takut mandi sendirian udah gelap gini.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRTDXobPQNc
Tito menatapku sesaat, lalu mengangguk dan menunduk. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Tapi aku yakin dia takkan menyangka bahwa semuanya ini sudah kurencanakan sejak di rumah tadi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡge5KO0Wyps
“Kamar mandinya mau pakai dua apa satu aja Mam?” tanya Tito waktu mau beli tiket kamar mandi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMf4JGn658J
“Satu aja,” sahutku, “Kan kamu harus nemanin mami…”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJ9AZS7tn9
Waktu menuju ke deretan kamar mandi, kulihat di kolam renang banyak yang sedang berendam air panas. Tapi tidak sebanyak di hari-hari weekend. Dengan sendirinya kamar mandi pun banyak yang kosong.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZd4DwNNTF
Aku dan Tito masuk ke dalam kamar mandi yang terlihat paling bersih. Tito langsung mengalirkan air panas ke bak mandi yang cukup lebar dan dalam itu, sementara aku mengeluarkan peralatan mandi dari kantong plastik.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6SsO1axoAf
Kutanggalkan celana panjang dan baju kausku, sehingga tinggal celana dalam dan beha yang masih melekat di tubuhku. Lalu duduk di bibir bak yang sudah terisi air panas mineral hampir setengahnya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmeeMgPOJqL
“Lho…kamu mau berendam dengan pakaian lengkap gitu? Buka dong semuanya,” kataku pada Tito yang tampak salah tingkah, mungkin karena melihat diriku yang tinggal mengenakan beha dan CD doang.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QUNeQEY9r
“I…iya Mam…” sahutnya tergagap sambil menanggalkan celana jeans dan baju kausnya, kemudian menggantungkannya di kapstok, berdampingan dengan pakaianku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfyx0wfRHZS
Pada saat yang sama aku pun menanggalkan beha dan celana dalamku, kemudian masuk ke dalam bak, duduk sambil melonjorkan kakiku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMyETgq1e5
“Ayo masuk sini…buka dulu celana dalamnya, biar jangan kebasahan,” kataku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRcye4DuafV
Tito menoleh dan tampak kaget ketika melihatku sudah bertelanjang bulat. Lalu tampak ragu waktu mau menanggalkan celana dalamnya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwnnhsN3qT
“Ayolah….cepetan buka celananya,” kataku lagi, “Di dalam kamar mandi kan gak boleh lama-lama, karena uap belerangnya bisa bikin sesak napas.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nAjeXZwdw
“I…iya Mam,” Tito membelakangiku sambil menurunkan celana dalamnya. Kemudian melangkah ke arah bak sambil menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya. Dan aku pura-pura tidak memperhatikannya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ25dzNSyNaI
Lalu ia duduk bersandar ke dinding di sampingku. Genangan air panas sudah mencapai dadaku. Tapi beningnya air membuat sekujur tubuhku tampak jelas. Termasuk kemaluanku yang berbulu lebat ini (karena suamiku melarang mencukurnya).
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQkoCFp0Nt
Tapi Tito tetap menutupi penisnya dengan kedua tangannya. Dan sepertinya tidak berani memandang ke arah kemaluanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAeXlvMWHR
“Kalau sudah rendaman di sini enak ya…badan kita seperti abis dipijitin,” kataku sambil meraih sabun cair dari bibir bak. Lalu kuelus-eluskan ke sekujur tubuhku, sehingga air panas ini mulai dipenuhi busa sabun.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7bbyTZDfi
“Iya Mam…” sahut Tito hampir tak terdengar.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEDyWjix3bj
Untuk mengusir kecanggungan Tito, aku duduk membelakangi Tito sambil berkata, “Sabuni punggung mami, To.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuuFOb8P2O
“Iya Mam…” suara anak tiriku makin tersendat, seperti sedang menahan napas. Lalu kurasakan telapak tangannya mengeluskan sabun cair ke punggungku. Kubiarkan agak lama ia menyabuni punggungku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnMtjoBZFA
“Punggung Mami mulus gak To?” tanyaku pada satu saat.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCmqOI7OTT
“Mu…mu…mulus sekali, Mam…” sahutnya tersendat-sendat.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRr4m2TRSd
Kuambil gayung plastik dan kusirami punggungku dengan air panas. Lalu aku berdiri, tetap membelakangi Tito. “Paha dan kakinya juga To. Nanti gantian…setelah mami, nanti giliran kamu yang akan mami sabuni,” kataku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSToiBYfHsA
Tito tetap duduk sambil melakukan perintahku. Mulai menyabuni paha bagian belakangku. Meski gemetaran tangannya terasa enak menggosok-gosokkan sabun dari lipatan lutut sampai pangkal pahaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsm6ZQm8hws
Sengaja kurenggangkansepasang pahaku, agar ia bisa leluasa memandang bagian yang di antara kedua pangkal pahaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOazNa8YUq
“Jangan ragu-ragu gitu To…sabuni semua yang bisa kamu sabuni,” kataku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYuuI1CDsG
“Ya…ya…ya Mam….” sahutnya dengan suara napas yang tersengal-sengal.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1Vsg4yYaY
Sekarang tangan kirinya terasa memegang paha kiriku, sementara tangan kanannya mulai menyabuni selangkanganku, sementara bunyi napasnya semakin terengah-engah, seperti orang yang habis lari marathon.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaEcPk57mh1
Dan aku ingin melihat ekspresi wajahnya saat ini. Lalu aku membalik…menghadap ke arah Tito yang tampak kaget, terbelalak memandang kemaluanku yang sekarang tepat berada di depan matanya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI2pANr8YLJ
“Sabuni ininya juga, To…” kataku sambil menunjuk ke arah kemaluanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbydl5oBjT
Dengan takut-takut Tito menyabuni kemaluanku. Dan tahukah dia bahwa sejak tadi mataku tertuju ke arah penisnya yang dahsyat itu?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUbag8t3mw
Kucurahkan sabun cair ke telapak tanganku, lalu kueluskan ke penis Tito yang panjang gede ini. Dia agak terkejut. Tapi lalu terdiam salah tingkah ketika aku mulai menyabuni batang kemaluannya, tentu saja dengan cara yang terarah…seperti sedang mengocoknya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmYRqBZL2N
“Mam…oooh…” Tito terpejam.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyG46PLtawK
“Kenapa? Kamu sudah lama ingin menyentuh kemaluan mami kan? Sentuhlah …kenapa jadi berhenti? Mami gak marah kok…”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGBBVeu2zdK
“Oh…Mami baik sekali…” tangan Tito mulai menggerayangi kemaluanku. Tangannya terasa semakin gemetaran. Sementara aku sendiri mulai asyik mempermainkan penis anak tiriku yang makin lama makin membesar dan menegang ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8tTpHdnICE
Kemaluanku jadi penuh dengan busa sabun. Batang kemaluan Tito juga. Dan Tito diam saja ketika batang kemaluannya kutarik, lalu kuelus-eluskan ke belahan vaginaku. Wah…aku sudah benar-benar horny. Dan tak peduli lagi penis siapa yang sedang kuelus-eluskan ke celah vaginaku ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxQiJhmUZQ
“Punyamu udah tegang gini, To…” kataku sambil membayangkan nikmatnya kalau penis Tito mengenjot liang kemaluanku, “Kamu sudah pernah main sama cewek?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UGBt5W5G1
“Ma…main gimana, Mam?” Tito tampak ragu menatapku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyq9lozyaoJ
“Bersetubuh…pernah?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHlttBN3lu
“Belum Mam.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0wvsdj1Z9
“Masa?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNBBAtvmHLU
“Berani sumpah, belum pernah Mam....”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYFwd79BcB
“Tapi ngocok sih suka kan?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1B7Rxb0MvA
“I…iya Mam….kok Mami bisa tau?!”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡel8DcFv2n1
“Tau lah. Mami juga tau kamu pernah lihat kemaluan mami waktu mami masih tidur kan? Ngaku aja terus terang….mami gak marah kok.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7Ph5irjpA
“I…iya…tapi itu gak sengaja Mam….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZeXO8FneY
Aku tersenyum. Kukecup pipinya, lalu berbisik, “Ya udah…gak apa-apa. Sejak saat itu kamu mikirin mami terus kan? Jujur aja jawab. Mami suka anak yang jujur.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2VJngysbfM
“Iya Mam,” Tito menunduk, “Mami cantik sekali….aku…aku sering membayangkan mami.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYS8AhXovL
“Tapi kita gak boleh berlama-lama di kamar mandi ini. Nanti habis napas kita. Mending pulang aja yuk. Nanti kita lanjutkan di rumah aja. Tapi harus hati-hati…jangan sampai ketahuan sama pembantu-pembantu.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjVSpYXj6e
“Iya Mam…tapi….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbXWBaH8SKx
“Kenapa?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XYPWMUVtQ
“Di sini kan ada hotel….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDoJUx20iE9
“Oh, iya ya….kamu udah gak sabar ya?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAi4orW4PYg
Tito cuma nyengir malu-malu.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVdvFrlOqdl
“Ya udah, kita cek in di hotel sini aja.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfhjGJYfYq9
Kubilas tubuhku dengan air panas, lalu kulap dengan handuk. Dan kukenakan lagi pakaianku. Tito juga melakukan hal yang sama.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmZGuNZ7r5g
Beberapa menit kemudian aku dan Tito sudah berada di kamar hotel yang masih berada di dalam kompleks pemandian air panas itu juga.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiKOJlHBHqy
Setelah menguncikan pintu kamar hotel, kupeluk pinggang Tito sambil berkata perlahan, “Kamu gak nyangka semuanya ini bakal terjadi kan?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbt7IJt8ouI
“Iya Mam,” Tito membalas dengan pelukan di pinggangku, “Rasanya seperti mimpi…”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqKBhUTEfM
“Kamu udah punya pacar?” tanyaku sambil mengecup pipinya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJcURQvMwgL
“Belum Mam.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PuIsuWdpL
“Kenapa? Biasanya anak SMA sekarang kelas satu juga udah punya pacar….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXtHOaLAZ6
“Aku…aku...”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavDyXqaJ5B
“Kenapa? Kok seperti takut-takut gitu ngomongnya?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9fFTUoBtH
“Aku telanjur mengagumi Mami…jadi gak ada semangat buat deketin cewek di sekolah, Mam…” kata Tito bergetar.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBqhDViOSI
Sambil tersenyum aku membisiki telinga Tito, “Malam ini mami akan menjadi milikmu. Kamu boleh melakukan apa saja pada mami. Tapi ingat…ini rahasia kita berdua ya.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwN6djAja5f
“Iya Mam. Aku janji akan merahasiakan semua ini.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYetY8TNNFm
Aku tersenyum, lalu melepaskan baju kaus dan celana panjangku. Tito memandangku dengan sorot yang jauh beda daripada biasanya. Aku tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. “Lepasin dong pakaianmu,” kataku sambil duduk di pinggir tempat tidur.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIkCTxzNdx
“Iya Mam,” Tito mengangguk, lalu menanggalkan celana jeans dan t-shirtnya. Tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhnya, sementara aku pun sudah menanggalkan behaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5z9j9sURam
Pandanganku tertumbuk ke arah celana dalam Tito. Tampak jelas, ada tonjolan, ada yang mendorong dari balik celana dalam anak tiriku itu.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVHfZ6dVQ3
Dengan perasaan semakin dikuasai nafsu, kutarik pergelangan tangan Tito, lalu kupeluk lehernya sambil berkata, “Kalau mami kasih apa yang selama ini selalu kamu bayangkan, apa yang pertama kali ingin kamu lakukan pada mami?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Bt6HZwuZ9
“Kalau aku berterus terang, Mami marah gak?” Tito balik bertanya dengan suara agak tertahan.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlkmoWZopL5
“Nggak.” aku menggeleng, “Apa yang sangat ingin kamu lakukan pertama kalinya?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XRZWLzgEQ
“Aku…aku ingin menciumi bibir Mami…menciumi leher Mami…menciumi payudara Mami….”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPpJ0hFI3r
“Cuma itu?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhG4Tn73i2
“Aku juga ingin…ingin menciumi dan menjilati kemaluan Mami…”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCAK8DDUBT
“Seperti di video yang sering kamu lihat?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvdbGsvHZ2U
“I…iya Mam….tapi…Mami gak marah kan?”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgwWzaoUzWA
“Nggak,” aku menggeleng lagi. Lalu mengecup bibir Tito dengan sepenuh gairah. Dan kataku, “Mami sayang kamu….karena itu semuanya akan mami kasih…tapi mami minta semangat belajarmu harus meningkat, jangan sebaliknya, ya.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyottQz2dvb
“I…iya Mam…aku juga sayang Mami….” kata Tito tergagap, karena aku mulai menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dan terasa batang kemaluannya yang dahsyat ini sudah tegang sekali. Membuatku makin dikuasai nafsu. Lalu aku tarik pinggang Tito dan meraihnya ke atas tempat tidur, sementara tanganku tetap memegang penis tegang dan hangat ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5edcGC8vIv
Supaya leluasa, kutanggalkan celana dalamku, kemudian kusuruh Tito pun melepaskan celana dalamnya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtH0hzQ3rO5
Dalam keadaan sudah sama-sama telanjang bulat ini, tiada lagi rahasia di antara fisik kami. Lalu aku merebahkan diri, menelentang sambil tersenyum kepada anak tiriku yang tampak masih sangat canggung itu. Dan kuraih badannya ke atas dadaku sambil berkata, “Ayolah...katanya ingin mencium bibir mami.”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRzT5ZmhpaY
Tito yang sudah telungkup di atas dadaku spontan menjawab dengan tindakan. Dengan ganas ia mencium bibirku dan kusambut dengan lumatan dan pelukan bergairah.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLPj8c0L9O
Dan penis Tito yang sudah tegang itu terasa menempel ke kemaluanku. Ini membuatku bergairah untuk memegangnya. Aah...benar-benar dahsyat batang kemaluan anak tiriku ini. Membuat napsuku makin menggila. Rasanya ini penis yang sangat aduhai. Panjang besar, ereksinya pun sempurna. Benar-benar keras, tidak seperti penis ayahnya. Maklum ayahnya sudah tua, sementara Tito masih sangat muda.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxAIUDCI5fW
Dan aku tak sabar lagi. Aku ingin segera menikmati gesekan penis yang sempurna ereksinya ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9H2iFcicvM
Maka diam-diam kutarik penis Tito, sampai agak membenam ke liang vaginaku yang sudah membasah ini. Lalu kataku, “Kalau mau ngemut vegy mami nanti aja di rumah ya. Supaya kamu bisa sepuasnya menjilati vegy mami. Sekarang dorong aja penisnya To....biar masuk...”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡICmg4YhMW4
“I...iya Mam....” sahut Tito dengan napas memburu. Lalu terasa batang kemaluan aduhai itu mendesak kuat ke dalam liang vaginaku yang sudah licin oleh lendir birahiku ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4oidb0oWr
“Ooooh...sudah masuk sedikit To....iiiiyaaaa....dorong lagi....ooooh......” desahku sambil memeluk leher anak tiriku. Benar-benar mantap....batang kemaluan yang sangat tegang dan gagah ini sudah masuk setengahnya. Membuat desir birahiku makin menggila. Bukan main rasanya...baru dibenamkan separuh saja sudah menimbulkan nikmat yang begini dahsyatnya...
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBASO2tsNLe
Spontan saja pahaku membuka selebar-lebarnya, seolah mengucapkan selamat datang buat sebentuk penis perkasa yang siap memuasi hasrat birahiku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDA21gSL0pV
“Iya...ayun dikit-dikit...” bisikku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN4HWQwCmdQ
“Ayun?” Tito tampak bingung.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡStZ3J1OBNB
“Iya...entotin dikit-dikit...nanti lama-lama juga masuk semua...” bisikku sambil memeluk pinggang Tito.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZ7YpsooM9
“I...iya Mam...” sahutnya sambil melakukan perintahku. Awalnya seperti ragu-ragu menggerak-gerakkan penisnya. Tapi akhirnya ia mulai mengayun penisnya dengan benar. Maju mundur, maju mundur, maju mundur...dan makin lama penisnya makin dalam membenam ke dalam liang kemaluanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8xNezlNSr
Disusul dengan suara Tito yang tersendat-sendat dan bergetar, “Duuuh...Maaaam.... duuuuuuh....enak banget Mam....”
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXpzFX5tsu
Kusambut dengan pelukan erat di pinggang Tito, dengan kecupan-kecupan penuh nafsu di pipinya, di bibirnya...aaah....tahukah dia bahwa sebenarnya aku pun tengah merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa saat ini?
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMtOhhV0sp
Namun sayangnya, baru sebentar Tito mengayun penisnya, tiba-tiba ia menahan napasnya, lalu mendengus...dan terasa penisnya menyemprot-nyemprotkan cairan hangatnya. Aaah...dia sudah ejakulasi. Padahal aku belum apa-apa.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1AypOHFsw
Tapi aku memakluminya. Yah, maklum ia belum berpengalaman. Dan mungkin tadi ia terlalu bernafsu, sehingga tak kuasa mengontrol diri lagi. Biarlah...aku yakin ia bisa dengan cepat dibangkitkan lagi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0qQEGPmX2X
Aku tak mau protes dengan ejakulasi prematurnya Tito. Takut nanti jadi beban negatif baginya. Tapi aku belum puas. Tadi baru pemanasan dan belum mencapai orgasme satu kali pun. Maka dengan cara yang terlatih, kugenggam penis Tito dan kuremas-remas dengan lembut. Sesekali kuelus moncongnya...mulai menegang lagi sedikit demi sedikit. Sebenarnya aku ingin mengulum dan menyelomotinya. Tapi aku takut terkesan seperti wanita nakal. Terutama karena cowok yang sedang bersamaku ini adalah anak tiriku sendiri.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8oAWOq5rw
Lagian cowok seremaja Tito tak perlu "terapi" yang terlalu ekstrim. Dengan elusan dan remasan pun sudah tegang lagi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrllfLRBCw
"Barusan cepat sekali ya Mam," kata Tito waktu kudorong dadanya sampai terlentang. Dan aku berjongkok dengan kaki di kanan-kiri pinggul Tito.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTpgyy5jG5
"Biasa...yang pertama mah biasanya begitu. Tapi kan kita bisa lanjutkan ke ronde kedua, ketiga dan seterusnya," sahutku sambil tersenyum. Sementara tanganku memegang penis Tito yang sudah ngaceng berat, moncongnya kuarahkan ke mulut vaginaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu3Yeaet1ac
Tito diam saja. Aku pun menurunkan pantatku, sehingga penis Tito mulai terbenam lagi di dalam liang kewanitaanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaeIaTIhFZ8
Sekarang aku yang aktif, menaik turunkan pinggulku, sehingga kenikmatan pun kurasakan lagi, kenikmatan pergeseran penis Tito dengan dinding liang kewanitaanku. Tapi aku tak mau aktif sambil jongkok begini. Lalu aku menjatuhkan dadaku ke atas dada Tito dan melanjutkan gerakan vaginaku sambil merangkul leher anak tiriku yang tampan ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cJtg4gt39
Tito tampak keenakan dengan aktivitasku. Bahkan ia mulai aktif juga. Pada waktu vaginaku maju, ia pun mendesakkan penis gagahnya. Dan pada waktu vaginaku mundur, ia pun menarik penisnya. Aaaah...tak kusangka akan mengalami semuanya ini. Sesuatu yang indah sekali, yang sulit kudapatkan dari suamiku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC5qlIFffnz
Ketika bibirku bersentuhan dengan bibir Tito, reaksinya pun spontan. Ia bahkan melumat bibirku dengan mesranya. Sementara kedua tangannya melingkar di pinggangku, memelukku dengan erat dan mesranya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedmjF2OhyC
Kali ini Tito mulai terasa tangguh. Sudah setengah jaman aku mengayun vaginaku di atas perutnya, belum juga terlihat tanda-tanda ia mau ngecrot. Malah keringatku mulai membasahi leher dan pipiku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ23RlOwowVy
"Duuuh....gantian kamu yang di atas lagi ya," kataku sambil menggulingkan tubuh ke samping dan berusaha agar penis Tito jangan sampai terlepas dari jepitan vaginaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4TmHfZmh6
"Ayo...sekarang kamu yang genjot lagi," kataku setelah aku terlentang dan Tito berada di atas dadaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1PrOlucFC
"Iya Mam..." sahut Tito dengan penuh semangat.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaeCw1TKgFH
Tito sudah mulai lancar menggauliku. Batang kemaluannya mulai mantap memompa liang kewanitaanku. Aku pun sengaja merentangkan kedua pahaku selebar mungkin, supaya batang kemaluan Tito bisa membenam sedalam mungkin. Bahkan terasa berkali-kali moncong penisnya menyundul-nyundul mulut rahimku. Ini membuatku terpejam-pejam dalam nikmat, membuatku tiada hentinya merintih-rintih lirih sambil meremas-remas rambut anak tiriku yang tampan ini.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEGPvtdABo
Tak lama kemudian aku merasa akan mencapai titik orgasme. Lalu kubisiki telinga Tito, "Cepetin gerakannya....iya....iya...nah gitu....Mami mau nyampe nih....ayo...enjot terus sayang...Tito...oooh....Mami sayang sama kamu, Titooo.....ooooh...ooooooh...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIEt4oMC4YA
Akhirnya sekujur tubuhku mengejang. Aku menahan napas sambil menggeliat. Dan....oooh...akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku....yang membuat liang kewanitaanku mengedut-ngedut, lalu basah dengan lendir kenikmatanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuInrYsRNlL
Tito masih asyik mengayun batang kemaluannya, bermaju-mundur di dalam liang kewanitaanku yang sudah mencapai kepuasan. Kubiarkan saja dia aktif sendiri, sambil menghayati kenikmatan yang baru saja kurasakan.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtF8N156G8M
Tapi beberapa menit kemudian gairahku bergejolak lagi. Aku seperti berpacu dengan waktu, ingin merasakan orgasme yang kedua. Selama ini apa yang kunikmati bersama Tito ini adalah sesuatu yang langka dalam hidupku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnojl5Y8VvL
Maka ketika Tito sedang lancar-lancarnya mengayun penisnya, aku pun mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dengan gerakan yang meliuk-liuk dan menghentak-hentak. Dengan sendirinya liang kewanitaanku seperti memilin-milin dan membesot-besot batang kemaluan anak tiriku. Sedangkan aku sendiri bertujuan agar clitorisku bisa bergesekan dengan kejantanan Tito. Dan ini nikmat sekali rasanya. Keringat Tito pun semakin bercucuran bergalau dengan keringatku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkDUmSe21Qn
Belasan menit kemudian kurasakan seperti mau orgasme lagi. Maka dengan terengah kuminta Tito mempercepat gerakan penisnya, "Biar kita bisa meletus bareng-bareng....pasti enak banget," kataku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5R5aA7Lncx
Lalu kami seperti sepasang manusia kesurupan. Saling cengkram. Saling lumat bibir. Sampai akhirnya Tito merintih, "Aduh...Maaam....kayaknya mau ngecrot nih...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDl9VTTEd2F
"Iya sayang..." sahutku tersengal juga sambil mempergila goyangan pinggulku, karena aku tak mau sampai terlambat mencapai orgasme.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TMkQSlDWE
Lalu....Tito mendesakkan batang kemaluannya sampai terasa mendorong ujung liang kewanitaanku. Dan saat itulah kami menggelepar bersamaan, menahan napas bersamaan....kemudian sama-sama mendengus...meledak di puncak kenikmatan yang tiada taranya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡimHsgvxj5T
O, puasnya aku....
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfrif8h7iv
Ketika mengenakan kembali pakaianku, Tito pun keluar dari kamar mandi dalam keadaan sudah berpakaian lengkap. Dengan mesra kupeluk anak tiriku dan kutanya perlahan, "Enak?"
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgSHRvAiJ2
Malu-malu Tito menyahut lugu, "Sangat-sangat enak, Mam...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2srPphCpRl
Maka kucium bibirnya mesra. Kataku, "Nanti di rumah kalau masih mau, Mami kasih."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgVuQ1Vy59G
"Bener Mam?" ia tersenyum ceria.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8OajL1NvLx
"Iya sayang, mau berapa kali pun Mami kasih. Sekarang kita pulang dulu yuk. Bahaya rumah ditinggalin kosong malem-malem gini."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8dJetEY2u
Tito mengangguk dan meraih kunci mobil dari meja kecil. Dalam perjalanan pulang, ketika Tito nyetir di tengah gelapnya malam, suasana perasaanku jadi jauh berbeda dengan sebelumnya. Tanganku tiada bosannya mengelus pahanya yang sudah ditutupi celana jeans. Bahkan terkadang kukecup pipinya dengan mesra.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrOLiZhyVw
Dan hari sudah lewat tengah malam ketika kami tiba di rumah. Tubuhku serasa dilolosi, lunglai sekujur-kujur. Tapi setibanya di dalam kamar, aku langsung masuk ke kamar mandi. Menanggalkan seluruh busanaku dan memutar handle shower air panas.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5YvP8c0FlU
Seharusnya lewat tengah malam gini tak boleh mandi. Tapi biarlah. Aku sudah terbiasa mandi kapan saja, terutama kalau merasa perlu membersihkan tubuhku. Lagian mandi dengan air panas begini, rasanya enak-enak saja.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9kYImcRFF
Aku jarang berendam di bathtube, karena merasa lebih bersih kalau mandi sambil berdiri begini. Sekujur tubuhku kusabuni. Kemaluanku juga kusabuni lalu kusemprot dengan air hangat. Setelah merasa bersih semuanya kuhanduki sampai kering. Lalu kuambil kimono bersih dari lemari kaca kamar mandi.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNAGEZV4S9
Kukenakan kimono sutra putih itu tanpa mengenakan celana dalam.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNp1PyZ595t
Ketika keluar dari kamarku, tampak Tito sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton sepakbola di tv. Dia memang pecandu sepakbola, khususnya liga Inggris.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFJI10Ej8E
"Belum ngantuk?" tanyaku sambil duduk di Tito yang sudah mengenakan piyama coklat bergaris-garis putih.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiniNqxES7W
"Belum Mam," sahutnya sambil menatapku sesaat dengan senyum manis. Memang manis senyum anak tiriku itu, "Sekarang kan malam Minggu....hari Senin libur pula..."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4HoDajK9rC
"So?" kurapatkan dudukku ke sampingnya, lalu kugigit daun telinganya perlahan, sambil melepaskan ikatan tali komonoku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxdNPuoQdkX
"Ja...jadi bisa begadang...." sahutnya tergagap. Mungkin karena ia baru menyadari bahwa aku tak mengenakan beha dan celana dalam. Bahkan dengan sengaja kusembulkan sepasang payudaraku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRR03XVeVxb
"Payudara Mami bagus sekali...masih kencang banget," desisnya sambil meraba payudaraku dengan tangan yang terasa gemetaran.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOqt9fWghm
"Ya iyalah....Mami kan belum pernah menyusui anak....sekarang kamulah yang pertama netek ke Mami," sahutku sambil meraih kepalanya, mengarahkan mulutnya ke payudara kiriku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUy6Cojteem
Tanpa menunggu komando lagi Tito mengulum pentil payudara kiriku. Dan terasa menyedot-nyedot seperti bayi netek.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhtpELjCwK
"Elus-elus pentilnya dengan ujung lidahmu, sayang," kataku sambil menyelinapkan tangan ke lingkaran karet celana piyamanya. Wow....ternyata penis Tito sudah ngaceng lagi !
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ1GVOhaD4f
Tito mengikuti perintahku. Sambil menyedot pentil buah dadaku, ia menjilatinya juga. Pasti membuatku horny lagi. Sementara aku pun asyik meremas-remas batang kemaluannya dengan casra yang sudah terlatih (karena aku sudah terbiasa harus merangsang suamiku setiap kali aku ingin digaulinya).
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFpPAWZTCb
Sesaat kemudian, "Katanya pengen jilatin punya Mami....sekarang masih kepengen?" kataku sambil merentangkan kimonoku, merentangkan sepasang pahaku....sehingga kemaluanku seolah menantang Tito untuk diperlakukan sekehendak hatinya.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjzLTA2KDif
"Boleh Mam?" Tito berjongkok di atas karpet, menghadap ke arah kemaluanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1VMGrdJdgf
"Boleh sayang. Sekarang Mami kan sudah kamu miliki. Lakukanlah apa pun yang kamu mau...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEMCfnB1pU
Tito tampak bersemangat sekali. Ia berlutut di karpet, di antara kedua belah pahaku yang kurentangkan selebar mungkin. Dengan hati-hati ia menyibakkan bulu kemaluanku yang menutupi celah vaginaku. Lalu kusentuhkan ujung telunjukku ke clitorisku sambil memberi petunjuk, "Ini yang harus sering kamu jilati ya....tapi jangan kasar, karena clitoris ini bagian paling peka...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0106KmcHiO
Tito mengangguk. "Yang lainnya boleh dijilati gak?"
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBR4A2KhpEF
"Sesukamu jilati bagian mana pun....biar variatif....tapi yang paling sering harus dijilati ya clitorisnya itu. Kamu kan sering nonton bokep....masa belum ngerti juga."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJoc1M8r6K
"Heheheee...iya Mam. Jembut Mami lebat sekali," kata Tito sambil menempelkan mulutnya ke vaginaku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlbkY4sdnO
"Iya...maunya sih dicukur sampai bersih, tapi Papi melarang...."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhIfmaUEDS
"Emang iya Mam....jangan dicukur....gondrong gini malah merangsang banget."
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTpO31025e
"Ayah dan anak sama seleranya," kataku sambil tersenyum.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZFEztutDeu
Dan...aaah....Tito mulai menjilati kemaluanku....dari celahnya sampai ke clitorisku. Aku pun menyandar di sofa dengan mata terpejam. Dalam nikmat.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGzG8AuKuD
Dengan sedikit petunjuk dariku, Tito mulai pandai menjilati kemaluanku. Mulai rajin menyedot clitorisku dan menjilatinya dengan penuh semangat.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfP78Nb4Zfp
Sebenarnya suamiku juga sering menjilati kemaluanku. Tapi rasanya jauh lebih enak jilatan Tito. Gila. Kenapa begini ya? Entahlah. Mungkin ini yang disebut SII....selingkuh itu indah. Terlebih-lebih selingkuh dengan anak tiriku sendiri.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLjoQtmYYM
"Cukup dulu sayang. Nanti memek mami keburu becek," kataku sambil mengangkat kepala Tito. Lalu kuminta Tito melepaskan pakaiannya dan duduk di sofa. Setelah Tito telanjang, aku pun menanggalkan kimonoku, kemudian duduk di atas pangkuan anak tiriku, sambil memegang batang kemaluannya yang lalu dengan mudah berhasil kumasukkan ke dalam liang kenikmatanku.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBNGUWjhpBS
Dalam posisi begini aku yang aktif menggerak-gerakkan vaginaku membesot-besot penis Tito sambil memeluk lehernya. Tito pun memeluk pinggangku erat-erat sambil menggerak-gerakkan penisnya juga dengan arah yang berlawanan dengan gerakan vaginaku. Waktu vaginaku maju, ia mendesakkan penisnya, sementara kalau vaginaku mundur ia pun menarik penisnya. Wow....enaknya bukan main !
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCVVqk9wA0
Tito sermakin pandai melakukannya. Ketika senggama posisi duduk berhadapan itu terjadi, tangannya pun mulai aktif. Terkadang meremas buah pantatku, terkadang meremas payudaraku. Dan ketika kuciumi bibirnya, ia pun melumat bibirku dengan penuh kehangatan.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bPhbRir3Y
O Tito anak tiriku tercinta !
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsa5DxQFgtE
Dinihari itu banyak posisi yang kami lakukan. Bukan cuma posisi duduk di atas sofa. Agar Tito mengenalinya satu persatu. Di satu saat aku merangkak di atas karpet, Tito kusuruh memasukkan penisnya dari belakang, dalam posisi doggy itu kami lanjutkan persetubuhan kami. Setelah akuj orgasme dan Tito dua kali ejakulasi, kuajak ia tidur di kamarku. Tapi di dalam kamarku, Tito sudah bernafsu lagi. Maka kuijinkan ia menyetubuhiku dalam posisi klasik saja, karena sesungguhnya aku mulai letih dan ngantuk. Karena fajar pun mulai menyingsing.
508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9riPieFr9o
Kedua pembantuku, Inah dan Wati terdengar sudah datang. Mereka biasa membawa kunci pintu pavilyun, supaya bisa masuk tanpa membangunkanku kalau masih tidur.
ns3.128.226.211da2
