
Farah, putrinya yang baru saja masuk kuliah. Darahnya berdesir, perasaan terkejut menyambar seperti petir di malam yang gelap. Anak gadisnya yang kalau keluar rumah pakaiannya tertutup lengkap dengan hijabnya itu kini muncul dalam foto dengan tampilan yang tak pernah ia bayangkan. Farah mengenakan tank top ketat, memperlihatkan bahu dan dadanya yang terbuka, dengan celana pendek yang nyaris tidak menutupi pahanya. Wajahnya yang cantik dihiasi senyum tipis, tapi tatapan matanya seolah kosong.6731Please respect copyright.PENANAErLnUd9eRF
Herdy tercekat, napasnya terhenti seketika. Perasaan syok menyerang seluruh tubuhnya, membuat ia kaku di tempat.6731Please respect copyright.PENANAIEytXtXlj9
"Farah?!" batinnya berteriak, seolah-olah tidak bisa mempercayai apa yang baru saja ia lihat.6731Please respect copyright.PENANA73ZME1xUMr
Tangannya gemetar hebat saat ia mencoba menutup foto itu, tapi jemarinya tak kunjung bergerak. Seluruh dunia seakan runtuh di sekitarnya. Namun, yang lebih mengejutkan lagi bukanlah amarah atau kekecewaan yang mendominasi pikirannya—melainkan rasa penasaran yang semakin kuat mencengkeram hatinya.6731Please respect copyright.PENANAzjEk9e6FZ1
Alih-alih marah atau merasa terluka, perasaan lain merayap masuk. Pikiran Herdy mulai mengabur, diselimuti campuran antara ketertarikan yang tak pantas dan rasa ingin tahu yang merajalela. Bagaimana mungkin putrinya yang dia tahu begitu alim berubah seperti ini? Bagaimana bisa Farah, anaknya yang selalu ia banggakan karena kesantunannya, kini muncul dalam tampilan seperti itu? Yang lebih parah dia kini menjual diri sebagai pelacur online.6731Please respect copyright.PENANAi60uBtJcoi
Namun, Herdy tak bisa menolak fakta bahwa ada bagian dari dirinya yang malah tergoda. Foto itu seolah menggoyahkan seluruh fondasi moral yang selama ini ia pegang. Paha mulus dan tatapan menggoda Farah dalam foto itu begitu menggiurkan.6731Please respect copyright.PENANAfgV2ZvLJNp
Ponselnya kembali bergetar, membuyarkan pikirannya sejenak.6731Please respect copyright.PENANA8T07oay7FZ
"Jadi, mau lanjut atau nggak?" pesan dari Evelyn muncul di layar, seolah tak sadar betapa gemparnya Herdy saat ini.6731Please respect copyright.PENANA1AsIPF74k4
Herdy menatap pesan itu, tapi pikirannya masih penuh dengan gambaran Farah di foto tadi. Tangannya terhenti di atas layar, tidak tahu harus menjawab apa. Sensasi perasaan yang bercampur aduk antara rasa penasaran, rasa bersalah, dan ketertarikan itu membuatnya tidak mampu berpikir jernih.6731Please respect copyright.PENANAptxVb0hzf3
Malam itu, Herdy terjebak dalam labirin moralitas dan hasrat yang merobek-robek nuraninya.6731Please respect copyright.PENANAev34qScDC5
“Okay. Ketemu di mana?” Tanya Herdy.6731Please respect copyright.PENANAYRl5MjvCbb
Herdy menghela napas panjang. Tangannya gemetar lebih hebat kali ini. Ia merasakan konflik batin yang semakin kuat. Satu sisi dirinya memaksa untuk mundur, tapi sisi lain justru mendorongnya lebih jauh. Ia menunggu dengan deg degan balasa wanita michat itu.6731Please respect copyright.PENANAt6e3k1qxjK
“Hotel Atlantis. kamar 314.” balas Evelyn singkat.6731Please respect copyright.PENANAxrbg6PZpDi
Herdy terdiam. Ia tidak menyangka semuanya berjalan begitu cepat, dan tanpa disadari, ia sudah terlalu jauh melangkah. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Hatinya seperti diombang-ambingkan antara rasa bersalah dan keinginan yang tiba-tiba bangkit dalam dirinya.6731Please respect copyright.PENANAgFyABdp8vP
Dalam keraguan itu, Herdy mengetik satu pesan terakhir.6731Please respect copyright.PENANA3gjs6mnx6u
"Deal, otw." Sebuah pesan singkat, tapi efeknya menghantam jauh lebih dalam.6731Please respect copyright.PENANAA6XVOCqFEj
Herdy duduk di dalam mobilnya, menatap pesan yang baru saja ia kirimka. Dengan tangan bergetar, ia memacu mobilnya, meninggalkan rumah di bawah selimut malam yang sunyi. Di sepanjang jalan menuju hotel, pikirannya dipenuhi rasa campur aduk. Detak jantungnya semakin cepat seiring jarak yang semakin dekat. Ini bukan lagi sekadar rasa penasaran, ini sudah melewati batas-batas moral yang ia sendiri tak pernah bayangkan sebelumnya.6731Please respect copyright.PENANAarOq5BabRU
Setibanya di hotel, Herdy memarkir mobilnya dengan gemetar, keringat dingin mengalir di pelipisnya meski AC mobil menyala penuh. Kamar yang sudah dia pesan, tempat di mana semuanya akan terjadi, terasa semakin dekat. Dengan napas tertahan, ia berjalan menuju pintu kamar 314, tangan gemetar saat mengetik pesan.6731Please respect copyright.PENANAHnVLaa6xcA
"Sudah sampai."6731Please respect copyright.PENANAxOG2hIivxL
Pesan terkirim. Beberapa detik kemudian, balasan datang.6731Please respect copyright.PENANAnn4j0muzlF
"Masuk aja, gak dikunci."6731Please respect copyright.PENANAMG6d60xMyZ
Herdy berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka, merasakan angin dingin dari lorong hotel menampar wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin keluar dari dadanya. Ia mendorong pintu itu perlahan, memasuki kamar yang remang-remang. Ruangan itu sunyi, hanya ada lampu tidur di sudut kamar yang memancarkan cahaya lembut.6731Please respect copyright.PENANAstXNTXr9DS
Dan di sana, di tepi ranjang, duduk seorang gadis.6731Please respect copyright.PENANA9pMBtrWIQk
Farah.6731Please respect copyright.PENANAdTH6lJlMki
Herdy tercekat. Napasnya terhenti. Farah, putrinya, duduk di sana dengan ponsel di tangannya, tampak santai memainkan layar tanpa menyadari kehadiran ayahnya di pintu. Dalam balutan pakaian minim yang sama seperti di foto—tank top ketat dan celana super pendek—Farah tampak begitu berbeda dari sosok putri yang selalu Herdy kenal. Ini bukan Farah yang ia banggakan sebagai gadis berhijab, santun, alim dan menutup aurat. Ini Farah yang tampak seperti bayangan dirinya yang tak pernah ia duga ada.6731Please respect copyright.PENANAmCtzgIH2Br
"Farah..." kata itu keluar dari bibir Herdy dengan suara hampir tak terdengar, memecah kesunyian kamar.6731Please respect copyright.PENANAK0tBKxSL1g
Mendengar suara itu, Farah mengangkat wajahnya. Matanya bertemu dengan pandangan ayahnya, dan seketika wajahnya berubah. Shock. Ekspresi kaget dan tidak percaya menyelimuti wajah gadis itu. Ponselnya terjatuh ke lantai dengan bunyi lembut yang nyaris tak terdengar di antara keheningan yang menyelimuti mereka.6731Please respect copyright.PENANAQcBBWTmq35
"Ayah?" Farah berbisik, suaranya serak, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.6731Please respect copyright.PENANAIjcC7d7uWw
Bersambung6731Please respect copyright.PENANA0CLx1x7Iiw