Mei mengenal pria itu secara tidak sengaja; pria itu duduk di berseberangan dengannya di café saat Mei memesan vanilla milkshake kesukaannya.
Saat pria itu mengajak Mei berbicara, sungguh, itu adalah pertama kalinya Mei melihat perwujudan dari prince charming yang sesungguhnya. Tutur katanya begitu sopan, gentle, berkelas, dan tertata. Pakaiannya rapi dan wajahnya tampan. Ia terlihat seperti bangsawan yang amat menghormati wanita. Sungguh pria idaman yang sempurna. Satu hal yang paling Mei ingat dari pria itu adalah rambutnya yang berwarna sama dengan matanya, yaitu berwarna merah.
Namun, saat Mei semakin mengenal pria itu, Mei sadar bahwa kesempurnaan memang takkan pernah ada pada manusia. Ada sesuatu yang aneh pada pria itu.
Keanehan itu Mei temukan karena pada suatu hari, Mei bertemu dengan pria itu yang mendadak sikapnya berbeda 180 derajat. Pria itu jauh lebih mengerikan, ucapannya tajam, dan yang paling aneh...matanya kini berbeda warna. Bukan hanya merah, melainkan heterochromia yang menyilaukan.
Sosoknya masih sama, tetapi jiwanya terasa asing. Seolah-olah ada dua orang yang hidup dalam satu tubuh...atau...
...dua orang yang berbagi satu wajah?
Dunia yang Mei masuki ternyata bukanlah dunia di mana pangeran berkuda putih adalah pemeran utamanya,
...melainkan dunia di mana penjahat adalah pemeran utamanya.