Warteg sederhana bernama "Sayang" itu sudah menjadi saksi bisu perjalanan cinta Adi dan Rara. Sejak mereka masih mahasiswa, warteg ini menjadi tempat makan siang favorit mereka. Menu-menu sederhana, harga yang ramah di kantong, dan suasana yang hangat selalu membuat mereka betah berlama-lama di sana.
Adi, dengan kegemarannya memesan nasi campur dan segelas teh manis hangat, selalu memperhatikan Rara yang lebih menyukai nasi uduk dengan sambal terasi pedas. Mereka saling bercerita, berbagi mimpi, dan melupakan sejenak kepenatan kuliah di antara meja kayu dan kursi plastik yang sudah tergores waktu.
ns3.19.244.116da2