Sementara di kamar belakang suara isapan makin cepat dan berat, di ruang tengah Silvi duduk di sisi Doni yang terbaring dengan kaki digips, matanya tertutup tapi napasnya belum sepenuhnya tenang.
6710Please respect copyright.PENANAIoNf34QOh6
Silvi menatap wajah suaminya, lalu mengusap pelan dadanya.
6710Please respect copyright.PENANAndlK3TYveA
“Maaf ya, Mas…” bisiknya lirih, “Kita gagal waktu itu… padahal kamu udah ngotot banget pengen nyobain bertiga sama aku dan Heni…”
6710Please respect copyright.PENANAyRJcVGhKux
Ia menggigit bibir, menahan sesak di dada. Ingatan malam itu masih membekas jelas. Heni udah setengah telanjang waktu itu, bahkan sempat ciuman panas sama dia, tapi tiba-tiba Doni jatuh dari motor pas pulang nyari alat bantu. Patah tulang langsung mengubur semua rencana mesum itu.
6710Please respect copyright.PENANAaDejwfn7n2
“Mas, kamu tahu nggak… aku juga sebenernya penasaran waktu itu…” lanjutnya pelan, suaranya nyaris bergetar. “Pengen tau rasanya dipegang dua orang sekaligus… dipuaskan dari dua arah…”
6710Please respect copyright.PENANANQbxiIQ6PX
Tiba-tiba suara pelan terdengar dari arah dapur. Bukan percakapan. Bukan langkah kaki. Tapi suara… isapan?
6710Please respect copyright.PENANA9LDEERHC0r
Silvi menoleh pelan, alisnya mengernyit. Dari arah kamar belakang. Suara itu… terlalu familiar. Ritmik. Basah.
6710Please respect copyright.PENANABDTOss3chn
Batinnya bergejolak. Ia tahu Bu Ros suka terapi khusus dari Pram. Tapi malam-malam begini?
6710Please respect copyright.PENANAuCbjBpdqQP
Silvi berdiri pelan, berjalan menuju dapur pura-pura mengambil air. Tapi langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar belakang terbuka sedikit. Celah sempit itu memperlihatkan pemandangan samar.
6710Please respect copyright.PENANA4FZFL8Wp40
Bayangan dua tubuh. Gerakan maju-mundur. Dan suara Bu Ros… mengerang tertahan.
6710Please respect copyright.PENANAnB3zKC3Vbe
Silvi menahan napas. Tubuhnya mendadak panas. Tangannya mencengkeram gelas di meja dapur, lututnya lemas.
6710Please respect copyright.PENANAK0eT0U5TaS
Dalam kepalanya, bukan rasa jijik yang muncul.
6710Please respect copyright.PENANAnseFu2yLS6
Tapi… rasa penasaran.
6710Please respect copyright.PENANADXSEm4Fs8i
Rasa bersalahnya pada Doni makin dalam. Tapi bersamaan dengan itu… nafsu yang dulu sempat dibangkitkan Heni malam itu… mulai hidup lagi.
6710Please respect copyright.PENANA8WfzCo90wj
Ia kembali ke ruang tengah dengan pikiran kacau, duduk di samping Doni yang masih tidur lelap.
6710Please respect copyright.PENANAh7V25T4ENz
“Mas… kalo kamu nggak sembuh-sembuh… gimana kalo aku yang nyari partner lain dulu?” bisiknya sambil mengelus dada suaminya. “Biar aku bisa belajar dulu… nanti pas kamu sehat, kita lanjutin yang waktu itu.”
6710Please respect copyright.PENANAYsbHesY2aa
Silvi menunduk, bibirnya mencium lembut pipi Doni yang tak menyadari apa pun.
6710Please respect copyright.PENANAeSzEVamf55
Tapi di dalam matanya, ada bara kecil yang mulai menyala.
6710Please respect copyright.PENANAhywHWuO9mr
Dan di kamar belakang, suara isapan kembali terdengar—lebih cepat, lebih liar. Disusul erangan tertahan dari Pram.
6710Please respect copyright.PENANAPLivVAQg82
Malam itu, rumah yang tampak tenang dari luar… sedang menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja.
6710Please respect copyright.PENANAxS4xmkss4g
6710Please respect copyright.PENANAuoEkY3BXKN
---
6710Please respect copyright.PENANAs628cfTBNH
Bersambung…
ns216.73.216.143da2