Badrun bin Salim merubah rumahnya menjadi kos-kosan bukan karena butuh penghasilan tambahan. Semua itu demi memenuhi fantasi mesumnya. Dia sangat suka melihat gadis-gadis cantik telanjang bulat. Dengan membuat kos-kosan maka fantasinya bisa jadi kenyataan. Rumahnya yang di renovasi menjadi dua lantai itu, dengan cat putih bersih dan pagar tinggi, terlihat seperti tempat tinggal ideal bagi mahasiswi yang ingin kenyamanan. Tapi di balik kenyamanan itu, tersimpan rahasia yang hanya Badrun sendiri yang tahu.
8106Please respect copyright.PENANAlON3F2oWTB
"Ini CCTV terbaru, Pak. Kecil, tanpa suara, bisa rekam dalam gelap," kata pria kurus yang datang diam-diam suatu sore, menyerahkan kotak kecil berisi perangkat dari Jerman. Itu terjadi beberpa saat lalu saat kos-kosan ini belum berpenghuni.
Badrun membayarnya tunai, tanpa tanya.
Dalam dua hari, setiap kamar mandi di Kos Lavender sudah dipasangi kamera-kamera kecil rahasia itu—tersembunyi di balik ventilasi, di sudut lampu, atau bahkan di balik cermin. Gambarnya jernih, suaranya jelas.
Dan malam pertama setelah pemasangan, Badrun duduk di ruang kerjanya—sebuah ruang rahasia di belakang dapur—dengan layar laptop terbuka, mengecek satu per satu tayangan CCTV dari kamar-kamar itu. Laptop itu terhubung ke TV layar lebar ukuran 75 inchi. Semua gambar hasil tangkapan kamera CCTV itu terlihat jernih dan bersih.
Sementara kamar rahasianya itu sendiri dia rancang kedap suara.
Kini sudah saatnya Badrun mulai menerima penghuni.
"Kos Lavender, khusus wanita muslimah, lingkungan nyaman, dekat kampus, fasilitas AC dan kamar mandi di dalam." begitu bunyi iklannya di media sosial.
Tapi yang tak tercantum di sana adalah syarat terselubung: penghuni harus cantik, muda, dan bertubuh seksi sesuai selera Pak Badrun.
Setiap ada yang mendaftar, ia akan menyambut dengan senyum lebar, matanya mengamati dari ujung rambut hingga ujung jari calon penghuni. Jika wajah dan tubuhnya tak memenuhi "kriteria", Badrun akan menggeleng, lalu berkata dengan nada menyesal, "Maaf, Nak, kamar sudah penuh.."
Padahal calon penghuni kos itu direkomendasikan teman mereka yang sudah pesan kamar di situ juga dan tahu masih ada kamar yang kosong. Tapi Pak Badrun bisa punya alasan bahwa kamar-kamar kosong itu sudah di booking.
Sebaliknya jika gadis itu cantik dan bodinya seksi, matanya akan berbinar, dan ia segera mempersilakan masuk, bahkan menawarkan diskon.
***
Tiga minggu sejak iklan itu ia pasang, satu per satu calon penghuni datang. Dan seperti yang ia harapkan kamar-kamar itu mulai terisi dengan wanita-wanita muda yang cantik. Badrun telah menyempurnakan sistem seleksinya. Setiap calon penghuni yang datang, ia sambut dengan senyum seorang bapak yang baik hati. Matanya yang berpengalaman dengan cepat memindai dari ujung jilbab hingga ujung sepatu.
Tidak terlalu gemuk. Tidak terlalu kurus. Wajah manis. Senyum menawan.
Jika kriteria terpenuhi, ia akan segera memamerkan kamar terbaik dengan penuh keramahan.
"Kamar ini ada AC-nya, Nak. Dan kamar mandi dalam—air panas selalu siap," katanya suatu siang pada seorang gadis berkulit putih mulus yang memperkenalkan diri sebagai Maya. Dia berasal dari Cianjur. Seorang gadis sunda yang cantik.
Gadis itu tersipu saat Badrun dengan sengaja berdiri terlalu dekat saat menunjukkan saklar lampu.
"Harganya bisa nego kalau mau bisa langsung tinggal. Bayarannya awal bulan depan. Gimana?," bisiknya, sambil mengedipkan mata.
Maya mengangguk polos, tidak menyadari betapa matanya yang berbinar indah dan bibirnya yang berona merah muda membuat jantung Badrun berdegup kencang. Sebentar lagi apa yang ada di balik busana muslimah tertutupnya itu akan jadi santapan mata Badrun lelaki paruh baya mesum pemilik kos-kosan ini.
**
Sebuah ruangan rahasia di rumah Badrun yang disulap jadi kos-kosan ini terdapat sebuah televisi layar lebar 75 inci memancarkan cahaya biru yang menyapu seluruh ruangan, menciptakan bayangan-bayangan aneh di wajah Badrun yang terpaku pada layar. Badrun duduk di kursi di depannya ada meja dengan sebuah laptop yang terhubung dengan TV layar lebar itu.
Malam itu adalah malam dimana penghuni kos akan tidur pertama kali di kos-kosan ini. Ada 3 penghuni baru di kos ini yang akan memulai malam pertamanya tidur di kos-kosan milik badrun ini. Maya, Siska dan Dewi.
Sejak sore Badrun sudah menyiapkan segalanya—popcorn, secangkir kopi, dan laptop yang terhubung ke layar lebat TV 75 inchi di meja. Sembilan kotak gambar terpampang jelas di sana—masing-masing menampilkan sudut berbeda dari kamar-kamar kos-kosan dan tentu saja kamar-kamar mandi pribadi di Kos Lavender itu. Badrun memencet keyboar di laptopnya kemudian Layar TV-nya kini hanya menampilkan satu kamar: kamar nomor 2, milik Maya.
Di kamar mandi, terlihat Maya perlahan melepas jilbabnya. Rambut hitam panjang terurai seperti air terjun. Badrun menahan napas ketika jari-jari mungil gadis itu mulai membuka kancing baju. Maya gadis sunda yang cantik berhijab lebar kesehariannya. Kini melepas sehelai demi sehelai penutup tubuhnya. Debar di dada Badrun kian kencang. Apalagi saat melihat Maya yang kini telah telanjang bulat dengan tanpa sehelai benangpun.
Mata Badrun melotot melihat kemolekan tubuh penghuni kosnya itu. Ini lebih seru dari yang ia bayangkan. Badrun menelan ludah melihat lekuk liku tubuh Maya yang begitu menggiurkannya. Kulitnya putih dan mulus membuat kontolnya mengeras saat dia menzoom area memek Maya. Memek itu begitu tembem dengan bulu yang tipis. Pantat Maya membulat indah dan juga terlihat kencang serta mulus. Payudaranya cukup besar dengan puting mungil yang kecoklatan.
Badrun berdiri dan melepas celana panjang, kemudian celana dalamnya juga ikut dilepas. Sehingga kontolnya yang sedari tadi tersiksa kini bebas menghirup udara segar.
Di layar itu terlihat air mengalir menciptakan kabut tipis di balik kaca shower. Badrun mengulum senyum, jarinya kembali menekan tombol zoom pada laptop memperbesar gambar hingga ia bisa melihat setiap tetes air yang meluncur di tubuh mulus telanjang seorang gadis muslimah yang sehari-hari tertutup rapat. Dia memencet tombol volume, ingin mendengar setiap detil suara ketika air itu menyentuh kulit indah gadis cantik bernama Maya itu.
Mata Badrun terusmelotot melihat detil tubuh polos Maya sambil mengocok kontolnya. Sungguh nikmat melakukan onani saat melihat langsung wanita cantik telanjang bulat dan wanita itu bukan bintang film porno melainkan sosok nyata yang dia kenal. Sensasinya sungguh beda dan luar biasa membuat kontol Badrun keras maksimal.
“Ouwhhhh Maya memek kamu, apa masih perawan atau sudah kemasukan kontol. Andai aku bisa entotin memek kamu…ouwhhhh owuhhhh ouwhhhh.” Badrun meracau liar saat merasa puncak kenikmatan sudah dekat.
“Aku mau muncrat Maya … ouwhhhhh memek kamu Maya… Aku pengen muncratin dalam memek kamu pejuh aku… ouwhhhh Mayaaaaaaaaaaa…!” Badrun menjerit sekuatnya di ruangan yang kedap suara ini.
Crotttt… crottttttttttttt crottttttttttttttt.. crottttttttttttt. Air mani hangatnya menyembur dengan deras. Lega rasanya Badrun bisa melepaskan cairan itu sambil memelototi tubuh bugil gadis muslimah yang sehari-harinya tertutup rapat.
Lanjutannya bisa di baca di karyakarsa https://karyakarsa.com/whizkei/kos-kosan-putri
atau di victie https://victie.com/app/books/321
ns18.191.137.190da2