3. Pijat di Sofa
1860Please respect copyright.PENANAbNRlCtQCgz
Sejak Papanya meninggal, kini Mirna sebagai Mama tirinya yang harus banting tulang untuk bekerja. Apalagi mereka butuh banyak uang untuk biaya kuliah Rafa. Mirna bekerja sebagai staff di salah satu perusahaan besar, membuat dia cukup sibuk. Beberapa hari terakhir ini, Mirna sering lembur di kantor dan pulang malam.
1860Please respect copyright.PENANArkBVVq8QRz
Malam itu, Mirna pulang sekitar pukul 22.00 dan cuaca hujan deras. Begitu sampai rumah, Mirna langsung menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah sambil memijat pundaknya sendiri. Kebetulan, Rafa lewat barusan dari dapur mengambil minum. Sebenarnya ia merasa tak enak hati dengan Mirna, karena walaupun awalnya dia kurang suka dengan Mirna, tapi nyatanya sekarang Mirna-lah yang banting tulang untuk menghidupinya dan membiayai kuliahnya.
1860Please respect copyright.PENANAZiSCCP45lQ
“Mama baru pulang?” ujar Rafa basa-basi.
1860Please respect copyright.PENANAqn00DVxh1H
“Iya nih, udah beberapa hari ini kerjaan Mama di kantor banyak banget, rasanya badan Mama sampai pegel-pegel,” jawabnya sambil memijat pundak dan leher untuk melenturnya otot-ototnya yang tegang.
1860Please respect copyright.PENANA9ASnCWlRTG
Mendadak Rafa diam, lagi-lagi dia canggung karena tak tahu harus berbuat apa. Dia lalu menawarkan pada Mirna untuk dibuatkan teh hangat. Mirna mengangguk setuju. Beberapa saat kemudian, Rafa kembali dari dapur sambil membawa secangkir teh hangat.
1860Please respect copyright.PENANAucMYAjMg94
“Nih Ma, tehnya.”
1860Please respect copyright.PENANAibyDMZp3gD
“Fa, Mama boleh minta tolong nggak sama kamu?”
1860Please respect copyright.PENANAj7TYC3sy94
“Apa Ma?”
1860Please respect copyright.PENANA32WDXqsKVF
“Mama nggak tahan sama badan Mama yang pegal-pegak. kamu mau nggak mijitin punggung Mama.”
1860Please respect copyright.PENANAvKloLBoXW9
Rafa tak menolak, ia menyuruh Mirna tengkurap di sofa. Mirna menyuruhnya untuk mengambil minyak zaitun di kamarnya untuk pijat.
1860Please respect copyright.PENANABH3wruEFws
Mirna mengeluh pegal. Rafa disuruh memijat punggungnya. Saat bagian bawah disentuh, Mirna tak menolak. Saat kembali ke ruang tengah, Mirna sudah melepas kemejanya sambil tengkurap, hanya menyisakan bra berwarna merah merona yang menutupi gunung kembarnya.
1860Please respect copyright.PENANAI2vqCYApe6
Rafa mulai menuangkan minyak zaitun ke tangannya dan memijat punggung Mirna perlahan. Kedua tali bra Mirna turun ke bawah, membuat toketnya yang besar terlihat menyembul dari sisi kiri dan kanan.
1860Please respect copyright.PENANAYbYLqcFkKU
“Nah, sebelah situ Fa, enak banget,” kata Mirna saat Rafa mulai mengurut bagian leher turun ke pundak.
1860Please respect copyright.PENANAks4SPcAMpo
Saat Mirna ganti posisi, terlihat jelas cup bra Mirna bergerak naik turun sesekali ke samping kanan dan kiri. Rafa menelan ludah kala melihat pemandangan indah ini. Bulatan payudara Mirna semakin terlihat jelas dengan kulitnya yang putih, montok dan berisi. Yang membuat jantung Rafa semakin berdetak tak karuan adalah saat melihat putingnya.
1860Please respect copyright.PENANAhdi87IJ8Zb
“Gilak, dari kemarin Rafa cuma lihat toket Mama dari kejauhan, sekarang Rafa bisa lihat dari deket,” batin Rafa sambil menelan ludah.
1860Please respect copyright.PENANAj29ZwztFj6
Mirna yang awalnya berada pada posisi tengkurap, kini berganti posisi terlentang. Bra yang menutupi toketnya perlahan sedikit melorot ke bawah, entah karena disengaja atau karena memang ia tak sadar. Namun dari tempat Rafa berdiri terlihat begitu jelas gunung kembar milik Mirna yang bergerak-gerak kala Rafa sedikit menggoncangkan pundaknya untuk melemaskan otot-otot bagian pundak.
1860Please respect copyright.PENANAk2MoLJwZS0
“Pijatan kamu makin enak, Fa,” tutur Mirna sambil memejamkan mata.
1860Please respect copyright.PENANAByDSUyLfui
“Nikmat nggak, Ma?” tanya Rafa sedikit menggoda.
1860Please respect copyright.PENANAsEvg8wFZJI
“Nikmat Fa, enak banget,” sahut Mirna.
1860Please respect copyright.PENANAtaU22ufot7
Rafa tersenyum senang mendengar Mirna yang puas dengan service yang Rafa berikan. Di tambah pemandangan gunung kembar yang tersaji di depan mata Rafa, apalagi malam hari di bawah terang lampu begini, semuanya makin terlihat jelas.
1860Please respect copyright.PENANAXJbY8iMvD2
“Duh, tahan, jangan sampai aku crot di depan Mama gara-gara melihat pemandangan kayak gini,” batin Rafa sambil melirik ke arah celananya, yang mana kontolnya sudah mulai tegang.
1860Please respect copyright.PENANAWZpXUzCx04
Rafa mulai memijat bagian pundak lalu ke leher begitu seterusnya. Selain karena ini permintaan Mirna, Rafa sengaja melakukan ini karena dengan gerakan ini Rafa dapat melihat gunung kembarnya yang ikut bergerak naik turun. Karena beberapa kali gerakan seperti membuat tali bra nya tertarik dan akhirnya membuat puting yang ranum itu kelihatan.
1860Please respect copyright.PENANAnVRtwG09Cf
“Mama udah nggak perawan, tapi putingnya masih pink kayak anak gadis,” batin Rafa.
1860Please respect copyright.PENANA8sUMWUJ4DY
Sinar lampu yang menerangi makin membuatnya terlihat jelas. Betapa indahnya putingnya yang kecil dan berwarna pink tua ke arah coklat. Bentuknya yang kecil runcing berdiri tegak membuat nafsuku semakin bergejolak.
1860Please respect copyright.PENANAecfnWUlIzm
Setelah selesai memijat, Mama meminta aku berhenti karena pundaknya sudah mulai rileks. Saat ia hendak memakai kembali kemejanya, posisi Mirna membelakangi Rafa. Entah kenapa muncul di benak Rafa untuk mencium pundak Mirna.
1860Please respect copyright.PENANAmUl3DPTUac
Cup! Seketika Mirna kaget ketika kecupan mulut Rafa di pundaknya, tapi Mirna tidak menolak. Rafa menciumu pundak Mirna, lalu semakin naik sampai ke leher yang membuat bulu kuduk Mirna meremang. Sementara tangan Rafa, mulai menggerayangi dada Mirna dari belakang.
1860Please respect copyright.PENANAfxf62mtPHu
“Emmmhhh… Rafa, kamu ngapain?”
1860Please respect copyright.PENANAShNKfborh5
Seketika Rafa sadar kalau perbuatannya tak benar, ia langsung melepas kecupannya dan tangannya dari toket Mirna. Kembali suasana di antara mereka mendadak canggung. Rafa langsung mengalihkan pembicaraan dan buru-buru naik ke kamarnya dengan alasan sudah mengantuk.
1860Please respect copyright.PENANA2vXAHtJC0f
“Eh, nggak Ma, maaf aku nggak sengaja,” kata Rafa sambil garuk-garuk kepala.
1860Please respect copyright.PENANAnK0DxmHOYX
“Iya, nggak apa-apa kok, makasih ya kamu udah mau mijitin Mama,” sahut Mirna.
1860Please respect copyright.PENANAhbdO0Jt5is
“Iya Ma, aku naik ke kamar dulu ya, kalau nanti Mama butuh apa-apa panggil aku aja.”
ns216.73.216.197da2