Januari, 2016
Hubungan Leena dan Gilang berlangsung hingga jenjang SMA, lebih banyak luka bagi Leena karena tidak pernah bisa mengungkapkan perasaannya pada Gilang. Leena duduk di bangku kelas 2 SMA hari itu pertama kali bagi Leena didekati seorang pria selain Gilang, Rendy kakak kelas tampan, juga senior Leena di eksul Jurnalis.
804Please respect copyright.PENANA2sbtPdH10w
Rendy menyukai Leena saat pertama kali Leena muncul di aula, sosok lucu dan ekspresif Leena memikat Rendy. Rendy mendekati Leena mulai dari hal-hal kecil, seperti mengobrol, bertukar ide, memberikan Leena kopi saat Leena sedang menulis. Kali ini Rendy membuat tim Jurnalis, dimana Leena menjadi rekannya dan tugas mereka untuk mencari berita seputar olahraga disekolah.
804Please respect copyright.PENANA8bDAddEpXJ
“Leena, karena kau satu tim denganku.. kita harus segera mencari bahan untuk jurnalis. Mulai besok temui aku di taman sekolah saat jam istirahat.” Ucap Rendi.
804Please respect copyright.PENANAtvBhGidb3l
“Baik kak, sebenarnya aku masih belum dapat ide..” sahut Leena dengan tawa kecilnya. Bagi Rendy Leena itu lucu, bahkan saat Ia tertawa.
804Please respect copyright.PENANACue5h7XCae
“Dasar kau ini” Ucap Rendy, sambil mengelus kepala Leena. Leena speechless, bahkan tidak berkutik sangking terkejutnya.
“Masa karena satu tim dengan seniormu, kamu jadi bisa bermalas-malasan? Haha jangan harap. Jangan lupa besok.” Lanjut Rendy, agar suasana tidak kaku. Lalu Ia pergi meninggalkan Leena.
804Please respect copyright.PENANAm4m7qBJ3Hy
‘yaampun apa yang kulakukan tadi? haduh bagaimana aku bisa menghadapi Leena besok. Untung saja Leena tidak mengucapkan apa-apa. Tapi aku malu sekai, kira-kira apa yang dipikirkan Leena. Astagaa kau bodoh Rendy..’ batin Rendy.
804Please respect copyright.PENANAjwufj8SLHA
“Leena!” panggil Gilang. Menghampiri Leena yang sedari tadi masih menatap kepergian kak Rendy.
“Oi. ngeliatin apasih?” Tanya Gilang.
“ah- bukan apa-apa kok.. yuk pulang.” Jawab Leena sambil mendorong Gilang.
804Please respect copyright.PENANAexzJEV8yhB
“Leena apa kau mau mampir ke café yang baru buka itu?” tanya Gilang, tapi lagi-lagi Leena hanya melamun.
“Oi. Mikirin apasih?” sahut Gilang sembari menepuk pundak Leena, membuat Leena tersadar dari lamunannya.
“Masa cuma gara gara di elus kepalanya langsung kepikiran…” Lanjut Gilang. Lalu mengelus kepala Leena mempraktikkan cara Rendy menyentuh Leena.
804Please respect copyright.PENANAz9WlZJgbvw
Leena kaget, kenapa Gilang bisa mengetahuinya. Namun yang lebih membuatnya kaget ialah Gilang mengelus kepala Leena.
“Apa kau melihatnya?” ucap Leena.
“Hentikaan.. aku malu..” ucap Leena sambil menutupi wajahnya.
“Bodoh, tentu saja aku melihatnya. Siapa dia?” Ucap Gilang lalu menurunkan tangan-nya.
Gilang tak tahu Leena malu karena Ia mengelus kepalanya atau justru Leena malu karena ada yang melihatnya bersama pria itu (Rendy).
“Itu senior ku, kak Rendy.” Ucap Leena singkat. Namun Gilang ingin tau lebih banyak, seperti apa Rendy? Apakah dia baik atau buruk? Apakah Ia menyukai Leena atau mungkin Leena menyukai Rendy.
804Please respect copyright.PENANAcYPmgU0QJ0
804Please respect copyright.PENANApacV0GQiku
***
804Please respect copyright.PENANAkuylE5cZER
Bel istirahat berbunyi, Gilang berjalan menuju kelas Leena, memang berada paling ujung namun seperti biasa. Mereka pergi ke kantin bersama.
Leena duduk dibangku paling depan, sedang merapikan bukunya lalu melihat kearah Gilang yang melambai kearahnya.
804Please respect copyright.PENANAkFxmPNqj1A
“Gilang..” ucapnya lalu beranjak dari tempat duduk, menghampiri Gilang.
“yuk ngantin.” Ucap Gilang.
804Please respect copyright.PENANAoPJfxCZmTq
“kau tahu? Katanya kantin B jual minuman baru ituloh, yang sedang trending.. Dalgona Coffee.” Ucap Leena antusias.
“serius? Kelihatannya enak.. kau mau coba??” seru Gilang.
804Please respect copyright.PENANASu2cj05xmI
Drrtt.. drrtt..
Panggilan masuk di hp Leena, memotong pembicaraan. Tertera nama Kak Rendy Jurnalis. Gilang langsung memasang wajah masam, sedang Leena buru-buru mengangkat teleponnya.
“Iya kak.. maaf saya lupa. Tunggu, saya ke taman sekarang..” Ucap Leena cepat lalu mematikan teleponnya.
“Gilang, aku harus pergi. Kak rendy menunggu ku sekarang.” Ucap Leena lalu tergesa-gesa meninggalkan Gilang berlari menuju taman sekolah.
804Please respect copyright.PENANAGZdK5k7wSy
Gilang heran kenapa Ia harus ditinggalkan hanya demi Rendy. Gilang mengejar Leena.
“emangnya penting banget ya? Dalgona-nya gimana?”
“iya ini penting banget… aku satu tim sama Kak Rendy. Nanti saat pulang sekolah temui aku di kelas. Jangan lupa beli Dalgona coffee-nya, bye!” ucap Leena.
804Please respect copyright.PENANApdQFsF9kPT
Sebenarnya Leena meninggalkan Gilang karena urusan ekskul Jurnalis nya. Tapi entah kenapa Gilang merasa berlebihan, terlalu resah, Ia merasa kali ini ada sesuatu yang berbeda.
804Please respect copyright.PENANAeTeGt8ONxg
Leena terengah-engah menghampiri Rendy yang duduk dibangku taman, dibawah pohon rindang. Dengan sebuah laptop dan buku disampingnya, juga dua botol minuman dingin digenggam nya.
“Kak Ren..” ucap Leena lalu menarik nafas dalam-dalam.
804Please respect copyright.PENANAaeyIsCV0TI
“kamu kenapa Leen? Habis Lari?” Tanya Rendy sambil sedikit tersenyum melihat tingkah Leena.
“Aku takut telat, takut Kak Rendy nunggu lama. Maaf ya kak beneran lupa tadi..” ucap Leena sembari duduk disamping Rendy.
“lucu banget sih kamu ini.. santai aja kali” ucap Rendy, sesaat kemudian ia menyodorkan satu botol yang terlihat menyegarkan itu kea rah Leena.
804Please respect copyright.PENANAq8r1bfj0rd
“apa ini kak?” Tanya Leena, yang masih terpana dengan segarnya botol itu
“Red velvet. Buat kamu.”
“eh- makasih kak.” Sahut Leena menerima minuman itu.
804Please respect copyright.PENANAcBkchaBLA3
Percakapan dan ide-ide mereka keluarkan. Hingga tak terasa waktu terus berjalan, bel masuk berbunyi.
“Jadi karena minggu depan ada sparing basket, kita pake itu aja buat bahan. Gimana? Eh udah bel masuk. Kita Lanjut nanti Leena.” Ucap Rendy di akhir pertukaran ide mereka, lalu Rendy bangkit dari duduknya.
“Oke Kak, kalo gitu aku balik dulu ya.” Ucap Leena.
804Please respect copyright.PENANAJCqHIiUxVY
“eh Leena” panggil Rendy, Leena menoleh.
“nanti saat pulang sekolah langsung kesini ya. Aku tunggu kamu.” ucap Rendy.
“Oke kak siap..”
“Jangan sampe lupa lagi yaa.. haha.” timpal Rendy dengan tawa di wajahnya.
804Please respect copyright.PENANA9qWJwLPvWF
12.39 Leena. Makan sendiri tanpa-mu buatku bosan. Kau sudah makan?
804Please respect copyright.PENANAaz1iofWjLE
Gilang menunggu Leena membalas pesan Line nya. Namun tanda baca saja tidak muncul, Leena mungkin sedang tidak bisa membuka pesan. Gilang khawatir Leena belum makan karena jam istirahatnya Ia gunakan untuk rapat bersama Rendy, Gilang berpikir untuk mengajak Leena mampir untuk makan saat pulang sekolah.
Bel pulang sekolah berbunyi.
804Please respect copyright.PENANAYR74pFW5I7
15.03 Aku menuju kelasmu.
804Please respect copyright.PENANAzHf35DJa4h
Namun Leena belum membaca pesannya sama sekali. Gilang pergi ke kelas Leena. Sesampainya disana. Gilang justru tak melihat Leena dimanapun.
“Oi Niko! lihat Leena gak?” Tanya Gilang ke salah satu teman sekelas Leena.
“tadi sih gua lihat dia udah keluar kelas duluan bro.” Ucap Niko yang juga teman satu ekskul Basket bersama Gilang.
“oke thanks ya.”
804Please respect copyright.PENANAsYiLReBe9V
Gilang mencoba menelepon Leena. Namun tidak ada jawaban.
804Please respect copyright.PENANAX0hUOmEAEU
15.14 Oi. Leena.. Dimana? Kok dikelas gaada
15.14 udah ke kantin duluan? Yaudah aku kekantin sekarang ya.
804Please respect copyright.PENANAlFyN1Rgu7H
Di kantin pun Leena tidak terlihat. Hal ini tidak seperti biasanya. Leena membuat Gilang khawatir. Gilang mencoba kembali menghubungi Leena namun nihil, tidak ada jawaban.
804Please respect copyright.PENANAObFbYf5nGU
15.18 kau dimana? Dalgona coffee mu sudah ditanganku.
15.18 ku tunggu kau di indoor dekat parkiran.
804Please respect copyright.PENANAPHKJ97Xpe3
Segelas minuman digenggam Gilang terlihat lezat, ia duduk di dekat pagar parkiran, menunggu Leena. Helm milik Leena masih ada di motor Gilang, tandanya Leena belum pulang, lagipula Leena juga tidak mungkin pulang duluan, meninggalkan Gilang dan tidak memberi kabar, sungguh bukan seperti Leena. Gilang Khawatir, lalu mencoba menghubungi Leena kembali.
804Please respect copyright.PENANA2KIVxAS1z3
“halo Gilang.” suara Leena dari ponsel Gilang membuatnya lega.
“aku mencarimu daritadi. kau dimana?” Tanya Gilang lalu sesaat kemudian ia mendengar suara.
Suara dari seorang pria, seperti suara yang pernah ia dengar, lalu pria itu bersuara lagi
"Leena kau sedang apa?"
“sebentar kak.” Ucap Leena, meyakinkan Gilang bahwa Leena sedang bersama pria lain.
“siapa disana? Kau bersama siapa?” Tanya Gilang penasaran, meski Ia sudah menebak siapa pria itu.
“Kak Rendy.” ucap Leena.
804Please respect copyright.PENANAKYrEkuiqrr
‘Kesal dan amarah menumpuk jadi satu, perihal Rendy yang hanya senior Leena, Rendy nyatanya mampu membuat Leena meninggalkanku. Kenyataanya aku cukup pengecut untuk mengatakan aku menyayangi Leena.’ Batin Gilang.
804Please respect copyright.PENANAY1trpxFpE0

804Please respect copyright.PENANAw8g7YHc947
Gilang menatap segelas kopi untuk Leena ditangannya, sendu Ia rasa. Gilang mengusap air mata yang beberapa kali jatuh dipelupuk. Memikirkan bagaimana jika Ia kehilangan Leena, tidak bersamanya lagi. Gilang terlalu takut, terlalu pengecut untuk menghadapi perasaannya.
804Please respect copyright.PENANAkn0VmxaDiv
“Gilang, kau masih disana?" 16:07
"Aku sudah selesai.” 16:07
804Please respect copyright.PENANAWaMNM5Fx8r
Sebuah pesan masuk, dari Leena. Segera Gilang mengusap seluruh air matanya dan berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Leena.
804Please respect copyright.PENANA3vyxpPfLA1
16:08 “Iya, cepat kesini atau kopi mu akan segera kuhabiskan.”
804Please respect copyright.PENANAbMfBX6MJwk
Tak lama kemudian. . .
804Please respect copyright.PENANAvkFmm9SiTw

804Please respect copyright.PENANAVfp8KK1ZEd
“Gilang…” eluh Leena saat melihat Gilang.
“Aku lelah sekali” Lanjut Leena sambil menyandarkan dirinya ke punggung Gilang.
“Nih kopi mu.” Ucap gilang menyodorkan Dalgona Coffee milik Leena.
804Please respect copyright.PENANAJwh7TaNeuh
“Eh- matamu kenapa? Kok berair?” Tanya Leena
“ah ini.. ini karena aku habis tidur..” sahut Gilang tanpa berani menatap wajah Leena.
“tidur? Disini? Karena menungguku??”
Gilang membalas anggukan.
804Please respect copyright.PENANAi0V3VguJAt
“ah maaf.. kau tahu kan menjadi jurnalis adalah impianku. Jadi semua ini cukup penting bagiku.” Ucap Leena sembari menghabiskan kopi nya.
“iyaa aku tahu. maka dari itu aku tetap mendukungmu.”
804Please respect copyright.PENANA4U5kc71G1f
“besok saat jam istirahat dan juga saat pulang sekolah, aku harus menemui Kak Rendy lagi di taman sekolah” Ucap Leena.
“berarti besok aku sendirian lagi?? Sampai kapan ini berakhir???” keluh Gilang sambil menghela nafas panjang.
“hahaha sabarlah, hanya sampai kita mengumpulkan tugas ini.” Sahut Leena sambil menyruput habis kopi nya.
804Please respect copyright.PENANA7PKSFfNC8q
***
804Please respect copyright.PENANAHmbqo2aZyJ
Esoknya, saat bel jam istirahat.Gilang berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya pada Leena, mengatakan hal yang Ia ingikan. Hari ini Ia akan menyatakan perasaannya. Gilang berdiri di depan kelas Leena, Leena terburu-buru bahkan hampir menabrak Gilang karena berdiri di depan pintu.
804Please respect copyright.PENANAH0W61axgGr
“Gilang?! Kau membuatku kaget.. apa yang kau lakukan disini??” tanya Leena. Karena Ia yakin kemarin telah memberitahu Gilang untuk tidak menjemputnya ke kelas saat jam istirahat.
804Please respect copyright.PENANAHaBtqJEAzO
“ada yang mau ku katakan padamu.” Ucap gilang.
804Please respect copyright.PENANA0bGNww5PNW
“aku ingin kau tahu, aku ingin selalu bersamamu Leena.”
804Please respect copyright.PENANAUdDdjVxhz0
“aku..”
“sebenarnya aku…”
ns216.73.216.143da2