Wahai kekasihku satu-satunya.
Wahai cinta pertama dan terakhir dalam hidupku.
Ijinkan aku mengatakan ini untuk terakhir kalinya.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwB3Vx1R4q3
Bahwa aku mencintaimu, sangat mencintaimu.
Apapun yang terjadi, sampai kapanpun juga, aku akan tetap mencintaimu.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwkL0bMbpxS
Akan kuberikan segalanya demi cintaku padamu.
Akan kulakukan apapun demi cintaku padamu.
Karena kaulah kehidupanku dan kematianku.
Hidupmu adalah hidupku, kematianmu adalah kematianku.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhZcaoHL1po
Kau adalah aku, aku adalah kau.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXt6ZqX7YCS
Selama Langit belum menghapus namamu di dunia ini, maka aku akan tetap setia menantimu kembali.
Tidak peduli selama apa aku harus menunggu.
Aku akan menunggu walau sepanjang sisa hidupku.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejNgs0ANTS
***
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbU8yfKu1TZ
Saat kubuka mataku perlahan, hal pertama yang menyambutku adalah hamparan langit malam yang membara oleh kobaran api di bawahnya. Terhalang sebuah bukit gelap dengan sebuah pohon besar tepat di puncaknya, sekelebat rasa penasaran mendorongku untuk mendaki bukit tersebut. Aku sepenuhnya menyadari bahwa diriku masih berada di dalam mimpi, namun semua yang terjadi di sekitarku terasa begitu nyata. Salah satunya adalah kegaduhan di seberang bukit yang terdengar semakin jelas seiring langkahnya menuju puncak. Suara dentingan pedang, letusan senjata api dan benturan senjata lainnya menandakan bahwa sedang terjadi pertempuran hebat yang mungkin terjadi di pemukiman dan menyebabkan kebakaran.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBdxaDSq368
Akan tetapi, apa yang terbakar di seberang bukit bukan pemukiman seperti yang telah aku perkirakan sebelumnya. Melainkan sebuah medan peperangan yang masih beberapa kilometer jauhnya. Bahan bakarnya adalah kendaraan perang dan mayat-mayat manusia beserta tunggangannya. Mereka yang masih bertarung hingga titik darah penghabisan tinggal seperempatnya. Dari lokasinya sekarang, kekuatan mataku masih bisa melihat lawan yang bukan dari pihak manusia. Berbagai macam makhluk berpenampilan mengerikan membabat habis para manusia tanpa ampun, dan beberapa di antaranya seakan abadi dan tidak terkalahkan. Kalau lawannya seperti itu, sudah mutlak bahwa manusia tidak memiliki peluang menang sama sekali.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjqqfpWZiE
"Siapa..." Sebuah suara pelan nan parau mengejutkanku. Aku seketika menoleh dan mendapati sesosok pria berpakaian serba hitam tengah duduk bersandar pada satu-satunya pohon besar yang ada disana. Padahal aku tidak menyadari kalau ada orang sebelumnya.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznponIDfJQ
"Siapa disana...." ucapnya lemah.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvCTr7cTdG8
Tidak sepatah kata pun keluar dari bibirku. Aku hanya menghampiri pria itu dalam diam dan berjongkok di hadapannya. Aku tidak bisa menahan kerutan di keningku setelah memperhatikan kondisi pria itu dengan seksama. Tidak ada luka di tubuhnya, kecuali luka bekas tusukan tepat di ulu hati yang tidak henti-hentinya mengeluarkan darah. Aku langsung berinisiatif melepaskan sweater yang kukenakan dan menggunakannya untuk menutupi luka tersebut.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2ioTprPaa
"Anda terluka," kataku, berusaha untuk meraih kesadarannya yang sepertinya semakin memudar sambil menekan pendarahannya. Namun darah dari luka tersebut justru menembus gumpalan sweater yang kugunakan.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvIUBwh3Rzs
"Percuma saja. Aku pasti akan mati dalam beberapa detik," pria itu menepis pelan kedua tanganku. "Tidak ada satu obat pun yang mampu memulihkan luka ini."
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnPqoUzBVK
Tidak satu pun dari kami yang berbicara lagi. Aku sendiri hanya terdiam melihat pria itu berjuang melakukan yang terbaik untuk menerima kematiannya. Meski tersiksa oleh rasa sakit, dia tetap tenang dan berusaha mengatur napasnya yang hampir habis. Karena tidak tau apa yang harus kulakukan, tanganku yang satunya lagi kugunakan untuk menggenggam tangannya. Dia balas menggenggam tanganku saat aku melakukannya dan malah tersenyum tipis.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVUhkue4Up
"Aku tidak tau kau siapa. Aku tidak tau namamu, tapi biarkan aku berterima kasih padamu," ujarnya ngos-ngosan.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLG5o0Co5Az
"Tapi aku tidak melakukan apa-apa untuk menyelamatkanmu, Tuan," jawabku.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurA6yG4GCh
Dia kembali tersenyum. "Aku berterimakasih karena sudah peduli padaku yang hina ini," lanjutnya.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkvtIhz1Y2
Kedengarannya seperti pasak yang menohok jantung. Rasa prihatin dan kasihan meledak di dalam kepala dan dadaku hingga wajahku terasa sangat panas. Air mataku tidak terbendung. Melihat kondisinya yang kian melemah, kulepaskan sweater yang telah memerah oleh darah untuk menggenggam kedua tangannya yang semakin dingin.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGttmsvQe6m
Aku merasa seperti dapat memahami penderitaan batin yang telah dia simpan di dalam hatinya. Padahal ini hanya mimpi, tapi kenapa ini sama sekali tidak terasa seperti mimpi?
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXXEV9Y3gP3
"Jangan menangis, angkatlah wajahmu," celetuknya pelan.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqMD9K2NUj
Spontan saja tubuhku bergerak mengikuti kata-katanya. Kepalaku menengadah, langsung menatap wajahnya yang terlihat semakin jelas oleh cahaya kobaran api di belakangku. Wajah rupawan yang terlihat tidak asing itu tersenyum semakin lebar padaku. Dan sepasang bilah merah tuanya yang hampir redup menatapku dengan begitu hangat.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡou7QaMo9ht
"Ah... kau rupanya, tadinya kukira siapa," ujarnya, sambil menyentuh wajahku dengan tangannya yang berlumuran darah.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQUbY3r8VB
"K-kau mengenalku?" Hanya pertanyaan sebodoh itu yang mampu keluar dari mulutku.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz2ISsOCsDk
"Tentu saja," sahutnya ramah. "Aku senang, Langit masih memberiku kesempatan untuk bertemu denganmu."
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtqkO4YxewA
"Langit?"
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGtS78z1er
"Benar. Jika kau ada disini, berarti aku bisa bernapas lega sekarang. Aku bisa pergi dengan tenang," ujarnya.
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvo4SVzXukP
"Ke-kenapa?"
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mMP5LVhQc
"Kau bertanya kenapa?" Pria itu tersenyum semakin lebar hingga menampakkan deretan giginya yang rapi. Dan ibu jarinya bergerak menyeka air mata di wajahku perlahan. "Karena kau adalah masa depanku."
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtOpJuIe0l
Bersambung...
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiI1Hf4aurq
420Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsIGF3odUR
