Tubuhku menggelinjang, aku tidak tahan lagi dan mencapai orgasme pertamaku. Dari vaginaku keluarlah lendir yang dijilatinya dengan lahap.

Aku merasakan kelembaban di liang vaginanya. Elena mendesah, “Ooohh… terus, sayang… kamu hebat sekali… aahh terus, Ferdy…”

“Geli, Jo,” katanya dengan suara agak mengerang. “Maaf, Sherl, aku nggak tahan pengen pegang payudaramu,” kataku gemetar. "Nggak apa-apa, kan, Sherl? Maaf ya," tambahku semakin gugup.

Sementara itu, pria gemuk tidak tinggal diam. Setelah melepas pakaiannya, dia berdiri di samping Wendy dan memaksanya menggunakan tangan untuk memuaskannya. Saat ini, Wendy berada dalam posisi yang mengerikan, dipaksa melayani kedua pria itu sekaligus, sementara aku hanya bisa menyaksikan dengan hati yang hancur.“Mmm, emutan cewek Asia ini bener-bener enak, beda dari yang lain,” kata pria plontos itu dengan nada puas.“Iya, kocok juga mantap, tangan halus banget,” timpal pria gemuk sambil menggigil

"Pak Kevin, silakan sentuh saya, bagian mana saja yang Bapak mau. Kita lihat berapa lama Bapak bisa tahan sebelum… selesai," katanya tenang, tapi nadanya penuh otoritas. Aku? Tentu saja tidak nolak. Siapa yang bisa menolak? Tubuhnya mulus banget, putih bersih, bikin mata susah berkedip.

Aku mendapati seorang wanita yang salah nomor kamar apartemen.

Wanita yang tergoda

.

.

Seorang bapak lanjut usia, diajak oleh Emma yang dimana ia adalah wanita yang sangat binal karena memiliki suami yang impoten