Yang Talitha tahu, pria itu hanyalah seorang model dan aktor terkenal dari Taiwan. Wajah pria itu sering ia lihat di majalah, iklan, dan media sosial. Selaku blasteran Indonesia-Taiwan, pesona pria itu terlalu mematikan untuk tidak diperhatikan.
Namun, semuanya berubah saat pria itu tiba-tiba muncul sebagai bos besar di perusahaan otomotif tempat kakak laki-laki Talitha bekerja.
Talitha mengira pertemuan mereka hanya kebetulan. Sayangnya, bukan.
Tanpa sadar, hidup Talitha (yang jomblo dari lahir ini) mulai terikat pada sosok pria itu: Deon. Pria yang terlalu mendominasi, terlalu ingin tahu di mana Talitha berada, dan terlalu mudah hilang kendali. Dia terlalu posesif; dia menjaga sesuatu yang ia klaim sebagai 'miliknya' dengan ketat.
Sebagai mahasiswi Teknik Sipil di Universitas Indonesia yang selama ini hidup bebas, Talitha mendadak merasa dikekang. Ia bahkan mulai bertanya-tanya apakah ia masih bisa mengagumi kakak-kakak tingkat di fakultasnya tanpa merasa...diawasi oleh Deon.
Namun, satu hal yang harus diingat:Bedakanlah antara terjerat...dan dijerat.
Karena Deon, dengan semua karismanya yang luar biasa itu, bukan hanya pria yang menggenggam Talitha terlalu erat.
Dia adalah iblis...yang bersemayam di dalam tubuh manusia.
******
Buku ini sudah diterbitkan pada tahun 2018 dan masih tersedia di Google Play Books.
Ini bukan sekadar kompilasi, sebenarnya.
Ini adalah permainan emosi, di mana setiap cerita akan membawamu ke dimensi yang berbeda-beda.
Beberapa cerita akan mencakar kewarasanmu dengan kegelisahan yang mendalam, kekacauan, teror, dan jenis patah hati yang bertahan lama setelah kalimat terakhir.
Yang lain akan membungkusmu dengan kehangatan; lembut, menyembuhkan, seperti teh kamomil di pagi hari ketika duniamu akhirnya terasa tenang.
Kamu takkan tahu apa yang kamu dapatkan. Kehancuran...atau kegembiraan? Namun, itulah sensasinya.
Bacalah secara berurutan. Atau tidak.
Ikuti suasana hatimu. Atau biarkan ceritanya yang memilihmu.
One shot is all it takes...and sometimes, that’s more than enough.
Karena tak bisa membeli tiket konser Muse, Nadya sampai merengek-rengek di bawah pohon eucalyptus di belakang sekolah. Ia hampir menangis, bahkan sampai menelungkupkan kepalanya karena frustrasi.
Namun, saat ia mengangkat kepalanya, ada seorang cowok yang berdiri di hadapannya.
Bukan, cowok itu bukan orang asing.
Cowok itu adalah Aldo Nugraha. Blasteran Prancis-Indonesia, Ketua OSIS, kapten tim basket, dan siswa terpintar di angkatan mereka. Dengan senyum yang secerah matahari, Aldo dikenal sebagai sosok yang ramah dan menyenangkan. Baik cewek maupun cowok, semua orang menyukai kehadirannya.
Namun, di hari itu, ia mendekati Nadya dengan satu kalimat yang mengubah segalanya:
"Kamu mau tiket konser Muse?"
"Iya," jawab Nadya, masih manyun."Aku punya satu tiketnya," ucap Aldo. "tapi kamu yakin?""Yakin kenapa?" tanya Nadya bingung."Ada perjanjiannya.""Hah?" Nadya mengernyitkan dahi. Perjanjian apa?
Ah, bodo amat! Yang penting dia bisa dapat tiketnya!
"Oke, oke, nggak apa-apa! Apa aja perjanjiannya asal aku dapet tiketnya!" ujar Nadya mantap. Ia memang penggemar berat Muse."Oke. Perjanjiannya itu..." ujar Aldo, matanya menatap Nadya dengan lekat.
Cowok itu pun tersenyum manis, lalu melanjutkan:
"Kamu jadi pacar aku."
******
Buku ini sudah diterbitkan pada tahun 2018 dan masih tersedia di Google Play Books.
Fae hanya menginginkan kehidupan yang tenang. Namun, segalanya berubah ketika seorang pemuda berambut oranye tiba-tiba pindah ke sebelah rumahnya.
Pertemuan pertama mereka jauh dari kata menyenangkan. Tanpa alasan yang jelas, pemuda itu menyemprot wajah Fae dengan air saat ia sedang menjemur pakaian, lalu tertawa dan berkata dengan santai:
"Salam kenal, tetangga baru. Oh, ya, tadi aku lihat ada tanktop berwarna pink. Punyamu, ya?"
Sungguh menyebalkan! Lagi pula, mengapa rambutnya bisa berwarna oranye? Oranye, lho! Memangnya dia idol?
Hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah: keesokan paginya, pemuda itu muncul di kelasnya dan memperkenalkan diri dengan senyuman lebar:
"Hai. Perkenalkan, namaku Riel Orion. Panggil aku Riel, ya. Oh ya, aku bertetangga dengan Fae. Salam kenal."
Siaaal!
Sejak saat itu, Riel hadir dalam hidup Fae bak badai kecil yang cerah; penuh canda, rayuan tak masuk akal, dan senyuman yang sulit diabaikan. Ia terlalu ramah, terlalu menyenangkan, dan terlalu mudah untuk disukai.
Namun, di balik segala kelucuannya itu, tersimpan sesuatu yang tak pernah benar-benar ia ungkapkan.
Seiring waktu berlalu, Fae pun sadar. Ternyata, beberapa pertemuan hanya singgah sekali dalam hidup...dan tak pernah kembali.
Bagi para pebisnis dan pengamat ekonomi, Justin Alexander punya satu definisi:
Nyaris sempurna.
Tampan. Seksi. Billionaire muda. CEO dari Alexander Enterprises Holdings, Inc. yang jenius dan disegani. Ia adalah legenda di dunia korporat sekaligus teka-teki hidup yang tak bisa ditebak siapa pun. Bahkan, hampir seluruh karyawan di Alexander Enterprises Holdings, Inc. tak pernah benar-benar melihat wajah CEO mereka itu.
Namun, di balik reputasi yang gemilang itu, beredar rumor bahwa Justin adalah seorang bajingan; dia nyaris tak tersentuh dan tak berperasaan.
Dan Violette?
Gadis itu hanyalah seorang pegawai yang baru tiga hari bekerja di perusahaan itu, tanpa tahu bahwa CEO-nya adalah Justin, teman lamanya. Teman masa kecilnya. Partner dalam organisasi gelap yang pernah mereka tinggalkan bersama di Prancis. Setelah organisasi itu runtuh, mereka pun terpisah. Violette tak pernah tahu ke mana Justin pergi.
Namun, saat menemukan nama Violette dalam hasil survei internal, Justin mengenalinya seketika. Violette kaget bukan main, soalnya tiba-tiba namanya dipanggil ke lantai eksekutif!
Dan sekarang?
Violette bekerja langsung di bawah Justin. Menjadi asistennya. Sial.
Bagi Violette, Justin bukan lagi pria yang ia kenal dahulu; Justin telah berubah menjadi pria dingin, penuh rahasia, dan mematikan dalam diamnya. Namun, hal yang lebih menyebalkan adalah: pria itu tahu persis bagaimana membuat Violette salah tingkah dengan satu kalimat saja. Dengan senyum miringnya, Justin bisa membuat Violette (yang cerewet, spontan, dan ekspresif itu) jadi blushing, salah tingkah, dan kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
Catatan penting dari Violette: berhati-hatilah! Justin Alexander ternyata adalah seorang perayu ulung yang mesum!
******
Buku ini sudah diterbitkan pada tahun 2018.
Judul lama:Life Revolution
Judul Bahasa Indonesia:CEO Dingin Perayu Ulungku!
Josh Andriano, seorang fotografer muda, telah mencintai Windy Alisha sejak SMA.
Selama bertahun-tahun, ia mencintai Windy dengan tulus; menjadi bahu untuk bersandar, menjadi tempat untuk Windy pulang tanpa diminta.
Jadi, ketika Windy akhirnya menerima cintanya, Josh langsung merasa bahwa dunianya telah menjadi utuh.
Namun, tiga bulan kemudian, Windy mengakhiri hubungan mereka. Alasannya simpel: Windy ternyata menjalin hubungan dengan pria lain di belakangnya dan kini telah bertunangan dengan pria itu.
Josh hancur.
Hidupnya kehilangan warna, kehilangan arah...sebab selama ini, pusat dari hidupnya adalah Windy.
Cinta yang ia bangun dengan tulus justru berakhir dengan pengkhianatan.
Sampai akhirnya, sahabatnya mengenalkannya kepada seorang model bernama Keisha Nathalie untuk menjadi 'objek' dalam proyek fotografi terbarunya.
Melalui lensa itulah, Josh menemukan sesuatu yang tak pernah ia sangka: seseorang yang begitu ringan untuk dicintai.
Keisha bukan Windy.
Ia tidak rumit, tidak penuh tuntutan, tidak bermain dengan perasaan.
Ia jujur, santai, cantik, dan terasa...mudah.
Dengan Keisha, segalanya mengalir tanpa beban, tanpa teka-teki, tanpa luka.
Untuk pertama kalinya, Josh mulai bertanya pada dirinya sendiri:
"Apakah cinta memang harus serumit itu?"
Lalu, di balik setiap jepretan, Josh perlahan menemukan jawabannya.
Kadang, cinta sejati tidak datang dalam bentuk yang penuh gejolak.
Kadang, ia datang dengan sederhana.
Melalui lensa.
Melalui senyuman baru.
Melalui seseorang...yang membuatmu merasa pulang.
Airell Shou (atau Ai) adalah seorang gadis yang terjebak di antara kegilaan dua orang laki-laki yang mengerikan.
Dia adalah seorang gadis yang terlalu aktif, teriak sana-sini kalau sudah emosi, dan hobi makan. Dia tinggal di Edo sebagai anak angkat Gin, pemilik bar di era kekuasaan Shogun Tokugawa.
Dengan rambut vermillion yang mencolok, mata biru terang, kulit mulus yang seputih salju, dan tubuh sintal yang memikat, Ai bisa saja menjadi gadis yang paling memesona di distrik hiburan...kalau saja dia bisa sedikit lebih tenang.
Namun, rupanya hidup Ai tidak sesimpel 'anak angkat pemilik bar' semata. Beriringan dengan berita yang terus beredar bahwa ada pembunuh berantai yang sedang diincar oleh korps kepolisian Edo (Shinsengumi), orang-orang tidak mengetahui bahwa:
Pembunuh berantai yang sadis dan tidak memiliki empati itu adalah Eric Shou, kakak kandung Ai yang dahulu pergi meninggalkan Ai untuk memperkuat ilmu pedangnya,
dan Kapten Divisi Satu Shinsengumi yang mengincar Eric adalah Kei Arashi, seorang pria sadis yang juga tak memiliki empati. Pria ini terkenal dengan sebutan Kapten Iblis Shinsengumi.
Sialnya, dua laki-laki sadis yang luar biasa sinting itu sama-sama mencintai Ai, memperebutkannya, tergila-gila, dan terobsesi padanya.
Mereka berencana untuk saling membunuh satu sama lain hanya untuk memiliki Ai.
Kikyo Hana bukanlah gadis biasa. Dia hobi ikut olahraga gulat bersama para pemuda di desanya, yaitu Desa Hondae. Namun, hidupnya benar-benar jungkir balik saat ibunya meninggal dan ia jadi terjerat utang besar pada seorang pedagang yang ternyata merupakan kaki tangan petinggi Kerajaan Hanju.
Untuk melunasi utangnya, Kikyo dipaksa menyusup ke Istana Seiju sebagai pelayan istana, dengan satu misi berbahaya:
Memata-matai sang raja.
Raja Seiryu. Penguasa muda yang 'katanya' tengah bersiap menyatukan tiga kerajaan: Seiju, Hanju, dan Byeolju dalam satu kekaisaran. Di daerah Seiju, dia dikenal tangguh, cerdas, murah senyum, dan terlalu ramah untuk ukuran seorang raja.
Namun, lama-lama...Kikyo jadi sadar sesuatu. Di balik tatapan hangat sang Raja, tersembunyi banyak sekali rahasia. Pria itu bukan sembarang raja; ada sesuatu dalam dirinya... Sesuatu yang membuatnya berbeda dari siapa pun.
Hal itu justru membuat Kikyo semakin kesulitan. Bukannya berhasil dalam misinya, ia malah merasa seperti kebakaran jenggot.
Soalnya, sang raja justru kepincut padanya.
Semakin lama berada di Istana Seiju, semakin Kikyo sadar bahwa ia bukan hanya sedang mempertaruhkan nyawanya...
...melainkan juga hatinya.
Hea dan Jimin bukanlah pasangan biasa; mereka bukan dua orang yang jatuh cinta karena senyuman manis atau pandangan pertama.
Mereka adalah dua jiwa yang hancur. Dua orang yang merasa bahwa dunia ini tak lagi layak ditempati.
Hea adalah seorang gadis yang setiap hari dihantui oleh horor rumahnya sendiri. Diperkosa, disiksa, dan dimutilasi secara batin oleh ayah dan kakaknya sendiri.
Ia sudah mencoba untuk mengakhiri hidupnya berkali-kali...tetapi dunia terus menyeretnya kembali.
Jimin adalah seorang pemuda yang Hea temui di restoran kecil tempatnya bekerja, tiga bulan yang lalu. Jimin tak banyak bicara, tetapi mata mereka langsung saling mengenal. Seolah-olah memberitahu bahwa:
"Kita sama."
Sama-sama rusak. Sama-sama sekarat di dalam. Sama-sama tak ingin hidup, tetapi juga tak bisa benar-benar mati.
Mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama. Berdiri berdampingan di tengah ladang alang-alang. Berbicara. Berbagi luka.
Untuk sesaat, dunia terasa lebih sunyi. Lebih bisa ditoleransi.
Namun, kebersamaan itu hanya mungkin terjadi jika keduanya terus bertahan.
Pertanyaannya: bagaimana jika salah satunya menyerah?
Ketika Hea akhirnya menyerah, Jimin pun memutuskan satu hal: jika keadilan tak bisa menjemput mereka yang telah menghancurkan hidup Hea, maka dia sendirilah yang akan melakukannya.
...dan jika satu-satunya cara untuk melakukan itu adalah masuk ke neraka...
...maka Jimin akan turun ke sana dengan kesadaran penuh.
******
Immure;
to shut in, seclude, confine.
Di malam yang bersalju, Kanna melihat seorang pemuda bertubuh kurus yang duduk di kursi taman. Kanna baru saja pulang dari kantor dan taman itu memang biasa ia lewati.
Pemuda itu tampak pucat. Kedinginan. Tatapannya kosong; ia seperti kehabisan energi untuk hidup. Kehilangan keinginan untuk bertahan.
Dengan kasihan, Kanna menghampiri dan memayunginya.
"Anu... Apakah kau baik-baik saja?"
Perlahan, pemuda itu mendongak dan menatap Kanna. Matanya berwarna mint. Warnanya terang, tetapi kehilangan cahayanya.
Pemuda itu hanya diam.
"Di rumahku ada makanan dan minuman hangat. Apakah kau mau mampir sebentar?"
Ah, andai saja Kanna ingat pesan ibunya untuk tidak membawa masuk sembarang orang ke rumahnya,
niscaya Kanna takkan tahu bahwa kedepannya, ia akan dipuja oleh pemuda itu seakan-akan ia adalah seorang dewi. Pemuda itu mulai terobsesi padanya, menempel padanya, dan benar-benar takut Kanna meninggalkannya.
Pemuda itu jadi menganggap bahwa ia hidup hanya untuk Kanna. Ia ingin berguna untuk Kanna. Ia tidak apa-apa menjadi 'peliharaan', disakiti, atau apa pun oleh Kanna, asal Kanna bisa tetap bersamanya,
....selamanya.
Mei mengenal pria itu secara tidak sengaja; pria itu duduk di berseberangan dengannya di café saat Mei memesan vanilla milkshake kesukaannya.
Saat pria itu mengajak Mei berbicara, sungguh, itu adalah pertama kalinya Mei melihat perwujudan dari prince charming yang sesungguhnya. Tutur katanya begitu sopan, gentle, berkelas, dan tertata. Pakaiannya rapi dan wajahnya tampan. Ia terlihat seperti bangsawan yang amat menghormati wanita. Sungguh pria idaman yang sempurna. Satu hal yang paling Mei ingat dari pria itu adalah rambutnya yang berwarna sama dengan matanya, yaitu berwarna merah.
Namun, saat Mei semakin mengenal pria itu, Mei sadar bahwa kesempurnaan memang takkan pernah ada pada manusia. Ada sesuatu yang aneh pada pria itu.
Keanehan itu Mei temukan karena pada suatu hari, Mei bertemu dengan pria itu yang mendadak sikapnya berbeda 180 derajat. Pria itu jauh lebih mengerikan, ucapannya tajam, dan yang paling aneh...matanya kini berbeda warna. Bukan hanya merah, melainkan heterochromia yang menyilaukan.
Sosoknya masih sama, tetapi jiwanya terasa asing. Seolah-olah ada dua orang yang hidup dalam satu tubuh...atau...
...dua orang yang berbagi satu wajah?
Dunia yang Mei masuki ternyata bukanlah dunia di mana pangeran berkuda putih adalah pemeran utamanya,
...melainkan dunia di mana penjahat adalah pemeran utamanya.
Namaku Zavier Alastair. Umurku empat tahun. Tapi jangan remehkan aku; aku detektif yang paling sibuk di lingkungan ini.
Urusan tetangga yang berantem karena garam? Aku tahu.
Urusan bebek-bebek di belakang rumahku serta kucing-kucingku? Tentu aku hafal.
Urusan bapak-bapak dan ibu-ibu yang jualan di pasar? Aku protes kalo harga ayamnya naik, soalnya Mama jadi jarang bikin sop ayam.
Misteri kenapa si Mbak penjual es nggak jualan sampe dua hari? Aku selidiki.
Percintaan Bibi Soraya si janda? Justru aku yang jadi cupid-nya.
Semangka Pak Kumis pun aku yang bantu panenkan. Aku suka semangka, soalnya.
Tapi dari semua misteri itu, satu hal paling bikin aku penasaran adalah...
...kenapa Kak Atlas, kakak super gantengku, dingin banget sama aku?!
Dia itu keren banget. Pinter, jago olahraga, selalu juara umum, dan sering dapet hadiah dari kakak-kakak cewek (yang suratnya sering dititipin ke aku...terus coklatnya aku makan).
Tapi Kak Atlas tuh susah banget diajak main! Huh!
Makanya, aku, Detektif Zavie, harus nyelidikin kasus yang paling misterius sepanjang masa:
Gimana caranya supaya aku bisa main sama Kak Atlas dan bikin dia jadi sayang sama aku?
Di mata semua orang, Jeon Jungkook terkesan seperti sebotol wine merah. Dia mengibarkan bendera yang paling merah dari seluruh warna merah yang ada; dia bukanlah sesuatu yang begitu baik untuk dinikmati, terutama jalan pikirannya sulit dimengerti. Namun, warna merahnya terlalu menggoda untuk dilewatkan.
Dia terkenal sebagai salah satu anggota balap mobil liar yang selalu mengantongi kemenangan; dia berasal dari keluarga konglomerat, merokok, bertato, minum alkohol, berjiwa bebas, dan suka bersenang-senang. Perayu ulung yang macho dan seksi, casanova kampus; tipe-tipe bad boy berparas luar biasa yang sesungguhnya harus dijauhi karena dia takkan bisa kau miliki seorang diri.
Namun, apakah kau percaya bahwa Harin sudah menjalin hubungan dengan pemuda itu selama lima tahun lamanya?
Biarpun begitu, sebetulnya Seo Harin juga memiliki pendapat yang sama (bahkan lebih parah) terhadap Jungkook. Bagi Harin, Jeon Jungkook adalah kekasih yang selalu membohonginya. Pria itu adalah pembohong yang andal; dia membohongi Harin setiap waktu. Kepercayaan Harin padanya telah sangat menipis. Kini, bagi Harin, Jungkook adalah manifestasi sempurna dari bencana, penderitaan, dan keputusasaan. Menurut Harin, hanya cintanyalah yang tersisa; Jungkook tidak lagi mencintai, menginginkan, serta menghargainya.
Namun, mari kita lihat. Apakah seluruh prasangka Harin benar?
Apakah Jungkook benar-benar 'tidak' menginginkannya?
Demi mengikuti turnamen renang tingkat kabupaten di California, sepuluh peserta tim putra terpilih di Kabupaten Sonoma (total setelah penyaringan terdapat 27 peserta tim putra dan 21 peserta tim putri) memutuskan untuk mengadakan latihan mandiri selama beberapa hari di sebuah vila di ujung kota Healdsburg dengan didampingi oleh satu asisten coach dan satu dokter.
Daerah vila itu sepi dan dikelilingi hutan yang cukup luas. Mereka akan latihan di sana selama beberapa hari, berlatih di sana secara mandiri, lalu pulang dan mengikuti latihan resmi bersama teman-teman mereka yang lain sebelum akhirnya berangkat untuk mengikuti turnamen nasional California.
Mereka tidak tahu bahwa kejadian yang tragis akan terjadi secara beruntun selama mereka latihan di vila itu.
Satu demi satu dari mereka mati.
Dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang mengerikan.
Jadi, siapakah pelakunya?
Salah satu dari mereka?
Atau ada sesuatu...yang tak terlihat?
Kalau julukan 'Jomblo Ngenes' itu berwujudkan manusia, Gavinlah manusia sial itu.
Gimana nggak, dari zaman sekolah sampai sekarang, masa iya nggak pernah deket sama cewek? Saking pemalu dan pendiamnya, dia bahkan jarang ngobrol sama cewek.
Dia selalu sama Revan. Playboy kelas kerapu yang kelakuannya kayak influencer endorse kondom.
Dia mancing sama Revan, traveling sama Revan, hiking sama Revan, pokoknya mainnya sama Revaaaan mulu, sampe kerja pun bareng Revan. Untung nggak homo.
Minusnya, dia jadi ikutan rada-rada. Dia yang tipikal cowok lurus berkacamata, gara-gara bergaul sama Revan dari zaman sekolah, ya kelakuannya jadi kayak monyet, nyaris niruin Revan.
Kehidupan Gavin berjalan damai-damai aja... sampe suatu hari, datanglah seorang cewek bernama Nadine.
Nadine itu cantik, imut, dan centil; dia adalah anggota divisinya Revan yang naksir sama Gavin secara terang-terangan. Bukan naksir dengan kalem ala-ala drama Korea,
...tapi naksir yang levelnya sampe teriak-teriak:
"PAK GAVIN, AKU SUKA SAMA BAPAK!!! BAPAK GANTENG BANGET, ASTAGAAI!!!"
Selaku jomblo dari orok, Gavin panik nggak, tuh?
Panik, dong!
Apakah Gavin siap menghadapi kenyataan bahwa hidupnya mungkin nggak selamanya dari Revan, oleh Revan, dan untuk Revan?
******
Ini adalah spin-off dari ceritaku yang sudah terbit berjudul 'My Man'. Bercerita tentang Gavin, kakaknya Talitha, bersama dengan sohibnya yang bernama Revan.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang santai (tidak baku).
Rencananya, Selin dan teman-temannya (Maxi, Aria, dan Dylan) malam itu mau menginap di rumahnya Lucian untuk mengerjakan tugas kelompok dari kampus.
Mereka sudah kenal Lucian dari semester pertama, tetapi tak pernah main ke rumahnya. Meskipun begitu, mereka tahu bahwa ibunya Lucian sudah lama meninggal dan ia diurus oleh ayahnya seorang. Mereka juga sudah pernah melihat foto ayahnya Lucian, tetapi hanya sebatas selfie. Itu pun foto berdua dengan Lucian.
Nah, di hari itu, mereka sepakat untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Lucian karena infonya, ayah Lucian akan kembali besok malam karena masih berada dalam perjalanan bisnis ke luar negeri.
Jadi, ketika Selin menumpang mandi di dalam salah satu kamar mandi tamu rumahnya Lucian, Selin benar-benar tak menyangka kalau dia akan melihat wujud ayahnya Lucian yang ternyata bertubuh tinggi dan kekar itu tengah berdiri di depannya, hanya memakai boxer dan membawa handuk, sedikit terkejut karena melihat Selin keluar dari kamar mandi tamunya.
Orang yang seharusnya kembali besok malam, mengapa bisa ada di sini?! Lagi pula, buat apa mandi di kamar mandi tamu?!
Akan tetapi....sialan.
Selin baru sadar bahwa dirinya saat ini hanya memakai handuk!
"Astaga! Astaga, ya Tuhan! Maaf, Om!" teriak Selin sembari terbirit-birit ke luar kamar. Sial, ini luar biasa memalukan!
Saat Selin sudah mulai tenang, gadis itu berjalan di koridor seraya membatin. Dia tak bermaksud untuk berpikiran mesum, tetapi astaga, itu betulan ayahnya Lucian? Ya Tuhan, seksi sekali. Ayahnya Lucian adalah seorang pria dewasa yang matang, gagah...dan punyanya juga terlihat besar di boxer itu-
-eh, sebentar. Baju ganti Selin ketinggalan di kamar tamu tadi!
Ketika semua orang mengagungkan Dewa Kemakmuran, Hiyori justru ingin menendangnya ke neraka.
Gunung Kouzu, tempat suci di antara Desa Shinra dan Shinrei, dipercaya menjadi tempat tinggal Dewa Kemakmuran yang katanya sakti dan dihormati.
Dewa itu menjadi kunci kemakmuran banyak orang, bahkan di luar kedua desa tersebut. Dewa itu adalah satu-satunya tempat penduduk desa meminta pertolongan.
Namun, bagi Hiyori yang selalu diminta Tetua Desa untuk mengantarkan makanan dan buah-buahan sebagai persembahan ke kediaman dewa itu, Hiyori tahu satu fakta yang tidak diketahui siapa pun:
Dewa itu genitnya minta ampun!
Dia hobi gombal, hobi tertawa kencang (tak ada elegannya sama sekali), hobi minum bir, dan lebih mirip playboy desa daripada figur suci surgawi. Pokoknya enggak banget, deh, untuk ukuran seorang dewa.
Dan yang paling gila? Dia menyuruh Hiyori memanggilnya dengan sebutan 'Dewa Hymen', yaitu dewa perkawinan. Apa-apaan?
Jadi, waktu pertama kali Hiyori naik gunung untuk mengantarkan persembahan, dia pulang dengan terbirit-birit. Bertemu dewa bukannya membuat dia merasa aman, dia justru takut akan menjadi korban kemesuman Dewa Hymen yang selanjutnya!
Di kantor, kami jarang berbicara. Dia adalah seorang supervisor yang tenang, dingin, dan tak pernah menunjukkan emosi apa pun padaku. Aku pun begitu: profesional, biasa saja, seolah-olah kami tak pernah saling memperhatikan. Kami hanya berteguran ketika ada hal penting.
Akan tetapi, di belakang semua orang...kami saling membutuhkan, terutama untuk urusan hasrat seksual.
Kami terikat dalam hubungan yang tak punya nama,
...dan tak boleh diketahui oleh siapa pun.
******
Buku ini sudah pernah dijadikan e-Book pada tahun 2018. Judul awalnya adalah Front & Behind, tetapi sekarang aku ubah jadi Sub Rosa.