
1560Please respect copyright.PENANAughBaYGUV1
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1560Please respect copyright.PENANAmYrBlZKu2D
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1560Please respect copyright.PENANA4iOWzJAy9B
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1560Please respect copyright.PENANA8FOqh08bMB
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1560Please respect copyright.PENANAK8m1ChX1nd
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1560Please respect copyright.PENANAjfWc6bXfRC
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1560Please respect copyright.PENANAiDvhsB459F
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1560Please respect copyright.PENANAWPg86sZGRk
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1560Please respect copyright.PENANAlN5wEjKtHi
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1560Please respect copyright.PENANAmev7HspLyQ
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1560Please respect copyright.PENANAHLhEe94ALs
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1560Please respect copyright.PENANAIZcFabSnT1
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1560Please respect copyright.PENANAPXfirYB1z3
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1560Please respect copyright.PENANAMR1D2baYPV
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1560Please respect copyright.PENANAslITGpvqC1
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1560Please respect copyright.PENANAXEQYfHDyYS
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1560Please respect copyright.PENANAV5kQib6zqb
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1560Please respect copyright.PENANABEKq4pamp1
__________
1560Please respect copyright.PENANAvubgFziuqj
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1560Please respect copyright.PENANAw5Gu3hI8wU
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1560Please respect copyright.PENANAXIiIuZm7sR
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1560Please respect copyright.PENANApB21smtZS5
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1560Please respect copyright.PENANAq3XzPC0uMA
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1560Please respect copyright.PENANAJEBcDxP77f
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1560Please respect copyright.PENANAoyt6u96Dkg
___________
1560Please respect copyright.PENANAIKfVTQTa7d
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1560Please respect copyright.PENANAkN1Tm9pODk
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1560Please respect copyright.PENANAcJo6DpOMdY
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1560Please respect copyright.PENANAi34GB5UaFI
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1560Please respect copyright.PENANABKM7mjAk3U
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1560Please respect copyright.PENANAzUFYchq5BT
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1560Please respect copyright.PENANAbMqD6rZKkl
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1560Please respect copyright.PENANAWiUslXuJpW
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1560Please respect copyright.PENANAfTBknFYgN0
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1560Please respect copyright.PENANAcxKwLNm8r4
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1560Please respect copyright.PENANAEbGXzHWjdq
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1560Please respect copyright.PENANASLm0hkkAeQ
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1560Please respect copyright.PENANAPPCPcz1Qim
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1560Please respect copyright.PENANAv6Qv9lZzjl
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1560Please respect copyright.PENANA7d3V15FvGL
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1560Please respect copyright.PENANAA4nATcU7al
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1560Please respect copyright.PENANAV3CQtmiFaj
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1560Please respect copyright.PENANA8x4vVh2v7W
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1560Please respect copyright.PENANAJkF8C9y9FL
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1560Please respect copyright.PENANAQ7A1WGZXPx
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1560Please respect copyright.PENANA4WGjbbyVNA
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1560Please respect copyright.PENANAEj9B8DOyhO
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1560Please respect copyright.PENANA6vGsaR0dss
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1560Please respect copyright.PENANAbYsTGd0sdo
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1560Please respect copyright.PENANAV0mduo4HH5
Ia jatuh cinta.
1560Please respect copyright.PENANAH3O3tiarBD
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1560Please respect copyright.PENANAn9M9CDn1cm