
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9476Please respect copyright.PENANA9XgjFLkuiw
9476Please respect copyright.PENANA8vKkkMdOZN
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9476Please respect copyright.PENANA4n7TgEU86V
9476Please respect copyright.PENANA7Lr6X6BwfW
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9476Please respect copyright.PENANAzyr88wEkwc
9476Please respect copyright.PENANAZAzWHJQslO
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9476Please respect copyright.PENANAfOA2Iny35n
9476Please respect copyright.PENANAaaZ5bOMC2y
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9476Please respect copyright.PENANAO2TV2khB7x
9476Please respect copyright.PENANABgCB2WHvvB
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9476Please respect copyright.PENANA5KM7L2Lf9A
9476Please respect copyright.PENANANbim8v9F6H
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9476Please respect copyright.PENANAvnlQxMSgRV
9476Please respect copyright.PENANAM75jYaU2Vi
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9476Please respect copyright.PENANAqdNXyBmPEq
9476Please respect copyright.PENANAND2oxBoWj0
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9476Please respect copyright.PENANA2c4DEJaXgb
9476Please respect copyright.PENANAzcHQAhqImS
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9476Please respect copyright.PENANA2FsX1T8oI9
9476Please respect copyright.PENANAnAdnCUhGhb
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9476Please respect copyright.PENANACeLdm0RMab
9476Please respect copyright.PENANAJRPbqYEw2u
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9476Please respect copyright.PENANAwGaJCQeTkI
9476Please respect copyright.PENANA1kWkUA835D
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9476Please respect copyright.PENANACVEJh6MhyS
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9476Please respect copyright.PENANAbhEgP09N3L
9476Please respect copyright.PENANAzEiDmAd4FZ
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9476Please respect copyright.PENANAdE7yJIxcon
9476Please respect copyright.PENANA7Lx0HwD5ti
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9476Please respect copyright.PENANAZJf0gY8Lcr
9476Please respect copyright.PENANAnB6C7f693Z
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9476Please respect copyright.PENANA69lv0cxOH7
9476Please respect copyright.PENANA4JikPEG8HQ
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9476Please respect copyright.PENANAMp3aht5zxb
9476Please respect copyright.PENANACtem8wMTl8
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9476Please respect copyright.PENANArm1X3sJGt5
9476Please respect copyright.PENANAA4FeQgY8O1
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9476Please respect copyright.PENANAvvgA5Pkv5r
9476Please respect copyright.PENANADXv1AdrBl6
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9476Please respect copyright.PENANAx8avLE0YLO
9476Please respect copyright.PENANAOOf0PPkKQW
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9476Please respect copyright.PENANAbgpW2fL8bb
9476Please respect copyright.PENANA5YaPyp4tzv
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9476Please respect copyright.PENANAhbSH8nwDyr
9476Please respect copyright.PENANA9viWWBxxnw
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9476Please respect copyright.PENANA21UrKlBTWD
9476Please respect copyright.PENANA1kQsVt7pES
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9476Please respect copyright.PENANAJF3ynApTt5
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9476Please respect copyright.PENANAtGKW3bFxNG
9476Please respect copyright.PENANAUPFVXXFi3w
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9476Please respect copyright.PENANA8yFsJWtjpi
9476Please respect copyright.PENANADQHVnSDx76
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9476Please respect copyright.PENANAhCcPsgwVbS
9476Please respect copyright.PENANAMKPdtc2daB
“Iya Bu…”
9476Please respect copyright.PENANANNqmoFqatd
9476Please respect copyright.PENANAS9gWobTb5l
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9476Please respect copyright.PENANA4O5LIp3ehj
9476Please respect copyright.PENANAyqRZSVjKLu
“Dibawa keluar Bu?”
9476Please respect copyright.PENANAm8lEt9zDCt
9476Please respect copyright.PENANAPrihzo0sKN
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9476Please respect copyright.PENANARyyMCzqHLc
9476Please respect copyright.PENANApCy2HpPiLT
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9476Please respect copyright.PENANAathA1fxc1w
9476Please respect copyright.PENANAiBFaOQHJat
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9476Please respect copyright.PENANAFjV1eEK191
9476Please respect copyright.PENANAslJlqz5bGZ
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9476Please respect copyright.PENANADLiRQQlTsY
9476Please respect copyright.PENANA4NcHTx9zAs
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9476Please respect copyright.PENANAk1u6UlH6io
9476Please respect copyright.PENANAZ6WqgcCVOg
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9476Please respect copyright.PENANANyrU548h2W
9476Please respect copyright.PENANANn8cI77dzz
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9476Please respect copyright.PENANA0h3LnPNxtX
9476Please respect copyright.PENANAYNJjOoghfT
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9476Please respect copyright.PENANAMWwvi3e1Z3
“oh..”
9476Please respect copyright.PENANA8WXugp9YA4
9476Please respect copyright.PENANAwFp5F3I1HB
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9476Please respect copyright.PENANAVHl2Ewmq6E
9476Please respect copyright.PENANAVA86G4YzYO
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9476Please respect copyright.PENANAUYCJIekvUY
9476Please respect copyright.PENANAtPvS6HbbbI
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9476Please respect copyright.PENANAItXUE4tk2r
9476Please respect copyright.PENANA8nkxgZMnB9
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9476Please respect copyright.PENANAqrwqOZ1Mur
9476Please respect copyright.PENANAgdJfzQlh8q
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9476Please respect copyright.PENANAZjrG54NbLF
9476Please respect copyright.PENANAlieMKYw0Lc
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9476Please respect copyright.PENANAabmLEcw1sA
9476Please respect copyright.PENANAfivpUfSbQQ
“I…Iya neng…”
9476Please respect copyright.PENANAJiOT3096tf
9476Please respect copyright.PENANAiYRMRUDCYV
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9476Please respect copyright.PENANAXNJXBNgyE6
9476Please respect copyright.PENANAleEuzf18pO
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9476Please respect copyright.PENANAquUlqEdQlW
9476Please respect copyright.PENANALtf2sj5GUQ
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9476Please respect copyright.PENANAPCYua9JsJV
9476Please respect copyright.PENANAKZ9LWoTfGu
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9476Please respect copyright.PENANArBETEZ2FtE
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9476Please respect copyright.PENANAYgQ5NKs6o3
9476Please respect copyright.PENANAqaWpNtUDOj
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9476Please respect copyright.PENANAo7d3qFfZOX
9476Please respect copyright.PENANAczNEkrPyC0
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9476Please respect copyright.PENANAHb8fi5P4m1
9476Please respect copyright.PENANAmZ0H6OJFtg
“Tidak usah neng.. “
9476Please respect copyright.PENANAs2x2e8GNtl
9476Please respect copyright.PENANAYd2wmoifrS
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9476Please respect copyright.PENANAFm4JtSIrAF
9476Please respect copyright.PENANAEsFYlgEvIX
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9476Please respect copyright.PENANArQsoXUIFDb
9476Please respect copyright.PENANAOjOM1nB6vx
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9476Please respect copyright.PENANANlXr5JKa9n
9476Please respect copyright.PENANAmkBDnY5Gc7
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9476Please respect copyright.PENANA2VohGgAZIa
9476Please respect copyright.PENANA5iQrXclrRb
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9476Please respect copyright.PENANAnvJo6aOR4y
9476Please respect copyright.PENANAYOusmqGTNn
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9476Please respect copyright.PENANAaeKnmMfvsq
9476Please respect copyright.PENANAMpnDoSRp8S
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9476Please respect copyright.PENANA2LQFpkGAmH
9476Please respect copyright.PENANARm0eB80WBe
9476Please respect copyright.PENANACi3DGzAxBx
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9476Please respect copyright.PENANA4cB3rWrMwF
9476Please respect copyright.PENANA06ObMXMukI
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9476Please respect copyright.PENANAkTjNKmiyuf
9476Please respect copyright.PENANA9C2KZ79bY3
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9476Please respect copyright.PENANAtvkb6wcA8P
9476Please respect copyright.PENANA6hMcQODCYs
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9476Please respect copyright.PENANACgSPKsLR1d
9476Please respect copyright.PENANAHPygDJsHKY
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9476Please respect copyright.PENANAdEuvRaB8iM
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9476Please respect copyright.PENANAC7REGjwuwa
9476Please respect copyright.PENANAVmLvxsDSZ4
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9476Please respect copyright.PENANAeYwscab7EV
9476Please respect copyright.PENANAwhYPXhrax9
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9476Please respect copyright.PENANADfVX2FQp1j
9476Please respect copyright.PENANAgZO75LxZdP
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9476Please respect copyright.PENANAB8cplPgnIZ
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9476Please respect copyright.PENANAks73zUcguk
9476Please respect copyright.PENANA6J9MnxJzdE
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9476Please respect copyright.PENANA6fdy8GG60d
9476Please respect copyright.PENANAYaQw09THIi
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9476Please respect copyright.PENANAXP46vMOSEu
9476Please respect copyright.PENANAPCBF0LSq0r
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9476Please respect copyright.PENANAHDPf8SVDE2
9476Please respect copyright.PENANAZPJOGG0mBC
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9476Please respect copyright.PENANAGRxNeIRS9G
9476Please respect copyright.PENANASUGFBf8fjS
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9476Please respect copyright.PENANA4TN9fOO4oA
9476Please respect copyright.PENANAhVII0O4lBF
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9476Please respect copyright.PENANAl0nk8RvKvZ
9476Please respect copyright.PENANAlIy9M4myQl
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9476Please respect copyright.PENANAF3CDLzzWSk
9476Please respect copyright.PENANAO16Kw0FL2a
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9476Please respect copyright.PENANAIjAXd4F8sZ
9476Please respect copyright.PENANAlyNXjkYU2e
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9476Please respect copyright.PENANAtacpPWq3Mm
9476Please respect copyright.PENANAWrtZKmXQl3
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAV3lfEUT26x
9476Please respect copyright.PENANAfeFBfLZF28
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9476Please respect copyright.PENANA9o4uL4j0jL
9476Please respect copyright.PENANAj2MyyDhN0Q
“Kek… ?” Panggilku
9476Please respect copyright.PENANAVBBCG2Fvxb
9476Please respect copyright.PENANAh7mIuzaU2A
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9476Please respect copyright.PENANAWRVCtrgQxY
9476Please respect copyright.PENANAun2KpXX2OS
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9476Please respect copyright.PENANAZ3LKvI56Iw
9476Please respect copyright.PENANAcS3EpimksB
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9476Please respect copyright.PENANAjpjzNK1bBo
9476Please respect copyright.PENANATq1NbiVN9L
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9476Please respect copyright.PENANAjLaE7yTppx
9476Please respect copyright.PENANAmqWuM4CxDK
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9476Please respect copyright.PENANAESY9msm1rZ
9476Please respect copyright.PENANA9uIxHBvKHP
9476Please respect copyright.PENANAMNx38Maw7z
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9476Please respect copyright.PENANAXTLUpuyBYN
9476Please respect copyright.PENANAm1nLD5VzKX
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9476Please respect copyright.PENANAGjYwt4ILLF
9476Please respect copyright.PENANAuKkzbBqahO
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9476Please respect copyright.PENANAe4xGo6UCjq
9476Please respect copyright.PENANAO9DESICjDD
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9476Please respect copyright.PENANArSjUw3xIGJ
9476Please respect copyright.PENANABKkB4GiDft
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9476Please respect copyright.PENANAnYhjRCqGvh
9476Please respect copyright.PENANApQQmHYvgjz
9476Please respect copyright.PENANAnC7OmpbTpf
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9476Please respect copyright.PENANASf50T7YEmA
9476Please respect copyright.PENANAsdxTOsc4Se
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9476Please respect copyright.PENANAIZnLabdmj0
9476Please respect copyright.PENANAGBC4KZmwCX
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9476Please respect copyright.PENANATxO7etztH4
9476Please respect copyright.PENANAXzf85qqTJR
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9476Please respect copyright.PENANAAdPrFipirC
9476Please respect copyright.PENANA7r4LM1xCLw
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9476Please respect copyright.PENANAokyOaQA6lX
9476Please respect copyright.PENANA9dFlwJ9hri
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9476Please respect copyright.PENANA76nMT4NQIJ
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9476Please respect copyright.PENANA6PS8vfcWFz
9476Please respect copyright.PENANAWQ2NgxTbUW
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9476Please respect copyright.PENANAYYcmLjNp4O
9476Please respect copyright.PENANA0H5pgNrBbR
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9476Please respect copyright.PENANAiM1hKyI0IJ
9476Please respect copyright.PENANAvwSQ1Npeqp
9476Please respect copyright.PENANAx56kEZPZGO
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9476Please respect copyright.PENANAeVG8m5lbkp
9476Please respect copyright.PENANA9UTqf1ew8p
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAUuYbPZOrLw
9476Please respect copyright.PENANAopihszbAKe
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9476Please respect copyright.PENANAEeFxkjWPaV
9476Please respect copyright.PENANAFziZgBnCxS
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9476Please respect copyright.PENANA8ZXTOmIJ0x
9476Please respect copyright.PENANALCSOYBLlvf
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9476Please respect copyright.PENANAlr95jhEbCw
9476Please respect copyright.PENANAiyc30ICJYT
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9476Please respect copyright.PENANAnia3uxcoR4
9476Please respect copyright.PENANA9YW7KpoOBh
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9476Please respect copyright.PENANAOH9weCeONG
9476Please respect copyright.PENANAbS6EKybNYQ
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9476Please respect copyright.PENANA24a4BguvUO
9476Please respect copyright.PENANA750jbqoYdE
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9476Please respect copyright.PENANAwuJZDrgotI
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9476Please respect copyright.PENANAk5CLedsG0w
9476Please respect copyright.PENANA4KbISMDo8P
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9476Please respect copyright.PENANAjUTFB67Q32
9476Please respect copyright.PENANAfjAih7ox5Q
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9476Please respect copyright.PENANAlskMgMH1K0
9476Please respect copyright.PENANAmz0joPi8Bg
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9476Please respect copyright.PENANAOqp5GkvLWP
9476Please respect copyright.PENANAbCBmELfbKq
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9476Please respect copyright.PENANALZZcSBs3hQ
9476Please respect copyright.PENANAkU5E3oUfDb
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9476Please respect copyright.PENANAQFz9cZVNEm
9476Please respect copyright.PENANA4RnSNgyBAC
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9476Please respect copyright.PENANAEL2Ef1ngoQ
9476Please respect copyright.PENANAO30sOArICl
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9476Please respect copyright.PENANADgq1uwrt1f
9476Please respect copyright.PENANAmCgAukYopQ
9476Please respect copyright.PENANAZyCHdDBC8b
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9476Please respect copyright.PENANAGySRk1jniF
9476Please respect copyright.PENANA6D1KKnhhBd
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAbEnVhxC1Am
9476Please respect copyright.PENANAJMWsnFsgqf
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9476Please respect copyright.PENANAMd3uTzuG6Q
9476Please respect copyright.PENANAobv9YA7v5n
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9476Please respect copyright.PENANAuXMXHuwl1a
9476Please respect copyright.PENANAsBFsQKUOyU
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9476Please respect copyright.PENANAOtGAw4ryN5
9476Please respect copyright.PENANAczIkBeAort
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9476Please respect copyright.PENANAzPHK2x9nFx
9476Please respect copyright.PENANApefXHw9Wei
“A..anu neng..”
9476Please respect copyright.PENANA9CsirUUgsi
9476Please respect copyright.PENANAQyGXfm5I4d
“Kenapa kek?”
9476Please respect copyright.PENANA7P5fxa2MdN
9476Please respect copyright.PENANAsBRK8c5sHr
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9476Please respect copyright.PENANALKGNQ8h5KD
9476Please respect copyright.PENANAMvOtKzV2qQ
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9476Please respect copyright.PENANAlpDvzOsqR9
9476Please respect copyright.PENANAVTxZgWOZ5Q
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9476Please respect copyright.PENANApsjRyoDKKP
9476Please respect copyright.PENANAfPRasWaMkA
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9476Please respect copyright.PENANAlV0mHVTwVM
9476Please respect copyright.PENANAJeMNrVrsty
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9476Please respect copyright.PENANA6q5O4EINPA
9476Please respect copyright.PENANA2ckPuncsNN
9476Please respect copyright.PENANAf6KOB3Obq1
“Neng…? Panggil si kakek.
9476Please respect copyright.PENANA3UX2RGg4fc
9476Please respect copyright.PENANANa8gsnofjf
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9476Please respect copyright.PENANAWGy6zNrx18
9476Please respect copyright.PENANAOzcX6isne0
9476Please respect copyright.PENANAbczkHtfrC0
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9476Please respect copyright.PENANA0tAR2mjnnV
9476Please respect copyright.PENANAYvmDwtqUXh
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9476Please respect copyright.PENANA94wWAL8TVx
9476Please respect copyright.PENANAqP7y9fTJyl
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9476Please respect copyright.PENANAIGNK4gjzqT
9476Please respect copyright.PENANA4SNLxk2l2r
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9476Please respect copyright.PENANAkFzzlCT0mX
9476Please respect copyright.PENANA2etbGmkgDW
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9476Please respect copyright.PENANAWvPZxU681t
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9476Please respect copyright.PENANA1gseZMxMCh
9476Please respect copyright.PENANATHNsZSSrVY
9476Please respect copyright.PENANA7fNRpbkT8U
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9476Please respect copyright.PENANAUwcYfrf0Cn
9476Please respect copyright.PENANA65WX7NFhrH
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAaPNxQ2N54y
9476Please respect copyright.PENANAV6PBpYJKdo
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9476Please respect copyright.PENANAqBuswvr8YK
9476Please respect copyright.PENANANsiF16z4xY
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9476Please respect copyright.PENANANWy5el6VN8
9476Please respect copyright.PENANARTnIPsamir
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9476Please respect copyright.PENANAn3z1htF3ff
9476Please respect copyright.PENANAXYhHTOOtpQ
“Tidak apa-apa kok kek”
9476Please respect copyright.PENANAlaVc1bqJ0Z
9476Please respect copyright.PENANA0kYOCvgPEI
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9476Please respect copyright.PENANAO1TmMneMmQ
9476Please respect copyright.PENANAoniJgxLKtv
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9476Please respect copyright.PENANAnZdwqWBvJt
9476Please respect copyright.PENANA7ceOe4VC73
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9476Please respect copyright.PENANAKmV9vAC7eK
9476Please respect copyright.PENANAyWGxUfndwk
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9476Please respect copyright.PENANAr0Qm5ZezSX
9476Please respect copyright.PENANAUECIGj6Ref
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9476Please respect copyright.PENANANwJd4DPHuL
9476Please respect copyright.PENANAvVvwKWNt31
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9476Please respect copyright.PENANAvOlWno7uOU
9476Please respect copyright.PENANAj14uahhDZe
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9476Please respect copyright.PENANACHTEmtdthc
9476Please respect copyright.PENANA6qBXQMu1TX
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9476Please respect copyright.PENANAduMHmLO6oB
9476Please respect copyright.PENANAUeQI6nTTYe
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9476Please respect copyright.PENANA0CC9t4L9MG
9476Please respect copyright.PENANAlH3ftoQ0f2
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9476Please respect copyright.PENANAUsjszdFviS
9476Please respect copyright.PENANARBD3FDOySE
“Enak yah kek?”
9476Please respect copyright.PENANA0XHV650YVY
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9476Please respect copyright.PENANAETuC40kcCM
9476Please respect copyright.PENANAHe08xFPaAz
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9476Please respect copyright.PENANA0F9uUnpwia
9476Please respect copyright.PENANA6ObVpZfqrY
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9476Please respect copyright.PENANA7QXQOQjPKa
9476Please respect copyright.PENANA0UTmgJjI1o
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9476Please respect copyright.PENANANDJxvoAtYt
9476Please respect copyright.PENANAjwBIEXOfFj
“Neng… boleh saya remes?”
9476Please respect copyright.PENANArSRiuioner
9476Please respect copyright.PENANAIqfUJQfOOA
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9476Please respect copyright.PENANAJCKAbxIAxM
9476Please respect copyright.PENANA1VAHhNKPkc
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9476Please respect copyright.PENANAORfPxMiu7C
9476Please respect copyright.PENANAglyrNYOLwD
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9476Please respect copyright.PENANA2aarQcZ3Ph
9476Please respect copyright.PENANA4B0No6Dk1Y
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9476Please respect copyright.PENANA1FkFBDkLnz
9476Please respect copyright.PENANAXTM11CXNLn
“Boleh neng?”
9476Please respect copyright.PENANABbt4XtYb8g
9476Please respect copyright.PENANABi46CP2kKl
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9476Please respect copyright.PENANAskNXdYVkx9
9476Please respect copyright.PENANAIe2HtA5EFZ
“Eneng yakin?”
9476Please respect copyright.PENANAYW0MKsy3ck
9476Please respect copyright.PENANAl3GMuj0uKC
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9476Please respect copyright.PENANAFCF8S55WkS
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9476Please respect copyright.PENANAvr3UdROmu7
9476Please respect copyright.PENANAUnjv2S5cBV
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9476Please respect copyright.PENANA4Y0oIYHLbn
9476Please respect copyright.PENANADR4Kq2Th8l
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9476Please respect copyright.PENANALmZXF48OIo
9476Please respect copyright.PENANAY0S2kKNBdV
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9476Please respect copyright.PENANAOEXiAmIVtc
9476Please respect copyright.PENANAOq0nuNMnet
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9476Please respect copyright.PENANArGlHf4mjl6
9476Please respect copyright.PENANAdIvWy0oVq5
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9476Please respect copyright.PENANAXpbH4eryiZ
9476Please respect copyright.PENANAi4IHa6N6IQ
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9476Please respect copyright.PENANA17J6I1MktT
9476Please respect copyright.PENANAtuKFCIS8hd
9476Please respect copyright.PENANAbZIfjcs7WR
9476Please respect copyright.PENANADCyK6Vgx6v
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAzPbc8FC83w
9476Please respect copyright.PENANARWYuSOdY6p
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9476Please respect copyright.PENANAnHfhuCHLUb
9476Please respect copyright.PENANAj0yMohg1VS
9476Please respect copyright.PENANAYjbxnhy8ht
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9476Please respect copyright.PENANAhwnyZo6GSu
9476Please respect copyright.PENANAAMh6Rsi2PD
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9476Please respect copyright.PENANAZ8Ep8059JD
9476Please respect copyright.PENANA3NhntQVgZ4
9476Please respect copyright.PENANAE9mMuzpCEi
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9476Please respect copyright.PENANApokGx8Dxqu
9476Please respect copyright.PENANAxBfku9QhPj
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9476Please respect copyright.PENANAW0MD6NXyYQ
9476Please respect copyright.PENANAd5q2qlllLo
“Sudah kek?”
9476Please respect copyright.PENANA7ojDd97tzw
9476Please respect copyright.PENANAf06xbr9s5W
“Iya neng..”
9476Please respect copyright.PENANAFENARPdbng
9476Please respect copyright.PENANASS6eQrPuK3
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9476Please respect copyright.PENANAI1oEEBML76
9476Please respect copyright.PENANA9BrEfMNKH4
“Maafin saya yah neng?”
9476Please respect copyright.PENANAqYmidxMBxj
9476Please respect copyright.PENANAeM96V20A8E
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9476Please respect copyright.PENANA6SPVxIhs9o
9476Please respect copyright.PENANAaGzZXZf7sa
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9476Please respect copyright.PENANA6K7uxJyJsH
9476Please respect copyright.PENANA7ABcEPWr6e
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9476Please respect copyright.PENANAkROW3frnrZ
9476Please respect copyright.PENANArSgva4llfm
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9476Please respect copyright.PENANAREiLZ4sC7w
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9476Please respect copyright.PENANAHsJqVatRpf
9476Please respect copyright.PENANArQtlyBMtTH
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9476Please respect copyright.PENANAUOnI3FBZef
9476Please respect copyright.PENANAYNLi6cUb4r
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9476Please respect copyright.PENANAHBFToMaDZ4
9476Please respect copyright.PENANAGsYn3XQY1Y
9476Please respect copyright.PENANAVQPedCqFE2
-TAMAT-
ns216.73.216.210da2