
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9880Please respect copyright.PENANAwMBE5AwIDO
9880Please respect copyright.PENANA5Suj7xAtyd
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9880Please respect copyright.PENANAaoAXSkBPBv
9880Please respect copyright.PENANA0YM5nzJusa
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9880Please respect copyright.PENANAPEou1VsJAV
9880Please respect copyright.PENANAVkDP4LDry2
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9880Please respect copyright.PENANAAMic67a2ln
9880Please respect copyright.PENANAV0oJboHfiZ
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9880Please respect copyright.PENANAxO67rfQRHD
9880Please respect copyright.PENANAbiHYLafwAf
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9880Please respect copyright.PENANAVS49E1Dnmt
9880Please respect copyright.PENANADmwnGOLQvh
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9880Please respect copyright.PENANAf0bWxdBfyR
9880Please respect copyright.PENANAdk9cE9OKkH
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9880Please respect copyright.PENANAu8DsgNBx7S
9880Please respect copyright.PENANAXSz7nefwsC
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9880Please respect copyright.PENANAhGC0MNaoAj
9880Please respect copyright.PENANApipoC4ksjS
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9880Please respect copyright.PENANAgiL8npeFDr
9880Please respect copyright.PENANANR07oDydCn
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9880Please respect copyright.PENANAA0W3f8VWkt
9880Please respect copyright.PENANAleCM1Xfcm5
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9880Please respect copyright.PENANA0AzG96RTOP
9880Please respect copyright.PENANASUtmV3em8K
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9880Please respect copyright.PENANAvLV2cUMzFL
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9880Please respect copyright.PENANAwiKVNgNHRE
9880Please respect copyright.PENANAyjgn0rYCxq
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9880Please respect copyright.PENANAQXX3QTTndT
9880Please respect copyright.PENANAWoX5ETXutl
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9880Please respect copyright.PENANAMaT0jW5Eya
9880Please respect copyright.PENANAC9fLbg5XXw
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9880Please respect copyright.PENANAtVjIVUKUhI
9880Please respect copyright.PENANADzY2FFXB9M
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9880Please respect copyright.PENANAXz9zrlt9HV
9880Please respect copyright.PENANAPzsd19W74e
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9880Please respect copyright.PENANARFpSDJUveD
9880Please respect copyright.PENANAY0Prjegab4
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9880Please respect copyright.PENANAe7XtUVSJTm
9880Please respect copyright.PENANAw7QPT7Adnx
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9880Please respect copyright.PENANAXdnucuVdWo
9880Please respect copyright.PENANA3pPLuJs0Pu
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9880Please respect copyright.PENANARs6qBgxoxm
9880Please respect copyright.PENANA1xZ7cLA0cv
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9880Please respect copyright.PENANAw1SU2xrKTO
9880Please respect copyright.PENANACLWH0hZIpS
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9880Please respect copyright.PENANAgwHXFy4kSA
9880Please respect copyright.PENANA0drRJA41Xv
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9880Please respect copyright.PENANAj29wTcwkI3
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9880Please respect copyright.PENANAi28Cz3fPdg
9880Please respect copyright.PENANA6oG2ndRqXV
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9880Please respect copyright.PENANAxiWVq2cYRz
9880Please respect copyright.PENANAxUAEq00vFf
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9880Please respect copyright.PENANAGqAHGcZ4SJ
9880Please respect copyright.PENANAridyqj1Sfr
“Iya Bu…”
9880Please respect copyright.PENANAZ4EM2EGm8M
9880Please respect copyright.PENANASo3uQGKlpF
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9880Please respect copyright.PENANAuSAMOEIESW
9880Please respect copyright.PENANACHyxxIHXgn
“Dibawa keluar Bu?”
9880Please respect copyright.PENANArMmNnXXTyh
9880Please respect copyright.PENANAwqQDr4AhAY
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9880Please respect copyright.PENANA7KQpupI99C
9880Please respect copyright.PENANAqJQVWh18m0
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9880Please respect copyright.PENANAhIwr6aeouW
9880Please respect copyright.PENANAFnfV9vnQ9V
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9880Please respect copyright.PENANAnq22tXPuoq
9880Please respect copyright.PENANAoRQjZMyXdj
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9880Please respect copyright.PENANAszByNkqNWd
9880Please respect copyright.PENANAufshusDAk2
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9880Please respect copyright.PENANAdY2Mvwl9v7
9880Please respect copyright.PENANAp81KXCtBFE
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9880Please respect copyright.PENANAj1pJg8OI1K
9880Please respect copyright.PENANAm7Omebo6Lq
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9880Please respect copyright.PENANAEf6uQeFxZd
9880Please respect copyright.PENANAL5BGSy4CIp
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9880Please respect copyright.PENANABLCJPvMrXZ
“oh..”
9880Please respect copyright.PENANArleGlmuanj
9880Please respect copyright.PENANAxForc2GFfn
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9880Please respect copyright.PENANAkDaWTe8WBF
9880Please respect copyright.PENANAZgrQgflG4O
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9880Please respect copyright.PENANASDBdFNhWdJ
9880Please respect copyright.PENANA5U1LCAvsQj
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9880Please respect copyright.PENANAQQeUHOEMyR
9880Please respect copyright.PENANAwDB9k9JrwJ
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9880Please respect copyright.PENANAr1H0IusR61
9880Please respect copyright.PENANA52gSk5dD8y
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9880Please respect copyright.PENANAypzMg3DzT5
9880Please respect copyright.PENANA0n0XIUoBb2
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9880Please respect copyright.PENANAeO9bmwcw9A
9880Please respect copyright.PENANAwpE9GP10ni
“I…Iya neng…”
9880Please respect copyright.PENANAMqrubMpzzH
9880Please respect copyright.PENANAZKKBZ5gwXs
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9880Please respect copyright.PENANAHRjySLJYz2
9880Please respect copyright.PENANA0yfIRMHhB4
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9880Please respect copyright.PENANADhmJ2NXFPg
9880Please respect copyright.PENANASORbFNqU1g
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9880Please respect copyright.PENANAQ0OMGVo9wI
9880Please respect copyright.PENANA4IBhfo6d2G
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9880Please respect copyright.PENANAsI2hUwySdO
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9880Please respect copyright.PENANAQfV6fz838h
9880Please respect copyright.PENANACl4HwjQ9iY
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9880Please respect copyright.PENANAQKZFjOHcs1
9880Please respect copyright.PENANAHkPxEqAtd3
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9880Please respect copyright.PENANAGlHjkeRSwK
9880Please respect copyright.PENANAPfhsnohi6o
“Tidak usah neng.. “
9880Please respect copyright.PENANAjpc6mYakhh
9880Please respect copyright.PENANAgOKyDYasN9
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9880Please respect copyright.PENANA51cOAlZCdp
9880Please respect copyright.PENANA5WO7xayuZV
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9880Please respect copyright.PENANAYwbmO5zkWB
9880Please respect copyright.PENANA5LqKO08eRk
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9880Please respect copyright.PENANAf1I1r1eosB
9880Please respect copyright.PENANAyP3BKuJQYr
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9880Please respect copyright.PENANAmaCS02jipD
9880Please respect copyright.PENANAEwT0WJzD2H
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9880Please respect copyright.PENANArpjmI1j2Ro
9880Please respect copyright.PENANAX0hEKPemHL
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9880Please respect copyright.PENANA4gwR0HApbB
9880Please respect copyright.PENANAQ3Ih4FzApB
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9880Please respect copyright.PENANAb4pWo60vlG
9880Please respect copyright.PENANA7JNxiZdx3b
9880Please respect copyright.PENANAL0nuSmwi3J
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9880Please respect copyright.PENANAaDgFlGhRXv
9880Please respect copyright.PENANAsKX6FCsPra
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9880Please respect copyright.PENANAf0rRvVOHex
9880Please respect copyright.PENANAfm1mssHx8S
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9880Please respect copyright.PENANAjyLJLvOyFK
9880Please respect copyright.PENANAE5D32Ow051
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9880Please respect copyright.PENANAMqQd9v4WuM
9880Please respect copyright.PENANAspZbAbsXc5
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9880Please respect copyright.PENANAD67TjPMyJu
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9880Please respect copyright.PENANAMiXptpwffl
9880Please respect copyright.PENANAPVAeFHLF01
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9880Please respect copyright.PENANAjfm2w1ut2D
9880Please respect copyright.PENANAmcTpGzj1US
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9880Please respect copyright.PENANAMGWrMSxzFI
9880Please respect copyright.PENANA4AS0usfOHU
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9880Please respect copyright.PENANAODtUu4X2qX
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9880Please respect copyright.PENANAhtR0xh6aVt
9880Please respect copyright.PENANAQy26dp4hzT
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9880Please respect copyright.PENANAOQw30AwlkZ
9880Please respect copyright.PENANAjB1E9dVM2S
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9880Please respect copyright.PENANAzsDx7567EC
9880Please respect copyright.PENANAmqqrGMYwKK
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9880Please respect copyright.PENANALKUIUU4CaL
9880Please respect copyright.PENANAbenzk24lVR
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9880Please respect copyright.PENANAUxsemwwKg6
9880Please respect copyright.PENANAhxYvIb3x6f
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9880Please respect copyright.PENANAMzxJgBFhTh
9880Please respect copyright.PENANAhVYzNngalT
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9880Please respect copyright.PENANAa5t7Mwi2fX
9880Please respect copyright.PENANAxdOhudt1u1
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9880Please respect copyright.PENANAYr2VDsWzVR
9880Please respect copyright.PENANAAbbmS9taUO
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9880Please respect copyright.PENANAjMePHDOfho
9880Please respect copyright.PENANAg0YCAoAiWK
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9880Please respect copyright.PENANANEXZP77r5t
9880Please respect copyright.PENANAD6dykjwZID
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9880Please respect copyright.PENANA8NuNf06UBV
9880Please respect copyright.PENANAFNtRhIXppa
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9880Please respect copyright.PENANAqQGwTCfz9p
9880Please respect copyright.PENANA2gVolaTQl4
“Kek… ?” Panggilku
9880Please respect copyright.PENANAKiPcfA2shY
9880Please respect copyright.PENANAUz38kucyHD
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9880Please respect copyright.PENANApIA3jcAgIB
9880Please respect copyright.PENANAVkwByKXAAy
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9880Please respect copyright.PENANAvvcZN9EZy5
9880Please respect copyright.PENANAtnw5TVdEFR
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9880Please respect copyright.PENANAHsD0qrqG6k
9880Please respect copyright.PENANA0ipVzvKmWQ
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9880Please respect copyright.PENANAfk3Bn07EzB
9880Please respect copyright.PENANAf9WUDFfNHD
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9880Please respect copyright.PENANA1ycn3MDN7d
9880Please respect copyright.PENANA0jJLP9fvpn
9880Please respect copyright.PENANAlHv671xdeN
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9880Please respect copyright.PENANAFgjeOTrKCJ
9880Please respect copyright.PENANA2CvgJJAGd6
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9880Please respect copyright.PENANAGZcs9cxBeB
9880Please respect copyright.PENANAPQXCNVpdwI
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9880Please respect copyright.PENANANEr5gRCf98
9880Please respect copyright.PENANAn8BaTnBXBd
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9880Please respect copyright.PENANAqMJoeHpLxP
9880Please respect copyright.PENANAzNMcTncktE
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9880Please respect copyright.PENANAB42NDxIxpT
9880Please respect copyright.PENANAlGcjvRYd76
9880Please respect copyright.PENANAWw2sNLhquK
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9880Please respect copyright.PENANAP4feD0jral
9880Please respect copyright.PENANAw75QbEFBG6
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9880Please respect copyright.PENANAM4tjvaiL5q
9880Please respect copyright.PENANA4AQtb5NWvX
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9880Please respect copyright.PENANA59N5BHbQvB
9880Please respect copyright.PENANAqTWTdHSFnD
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9880Please respect copyright.PENANAfUM4a6DOpi
9880Please respect copyright.PENANAw37houNqiY
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9880Please respect copyright.PENANAQGM9XkLm1a
9880Please respect copyright.PENANA3QsBW73Hbw
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9880Please respect copyright.PENANAkMGJWAYjTD
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9880Please respect copyright.PENANAN5fDl5D9xb
9880Please respect copyright.PENANA5omshV4tBS
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9880Please respect copyright.PENANAUGd06DbQCr
9880Please respect copyright.PENANAtGtUtWAXGz
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9880Please respect copyright.PENANA72zs4AOG2J
9880Please respect copyright.PENANAaCmJpFUYsz
9880Please respect copyright.PENANAvFnb9DIZJh
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9880Please respect copyright.PENANAcO8VnLI8KQ
9880Please respect copyright.PENANA3TtlFBFVbG
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9880Please respect copyright.PENANAoOieatjesh
9880Please respect copyright.PENANAYXtN5ydX2q
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9880Please respect copyright.PENANASC0CFQv5Ja
9880Please respect copyright.PENANAk01IIw6cnX
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9880Please respect copyright.PENANAJgnUp3dMei
9880Please respect copyright.PENANA6YuX7t9Psf
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9880Please respect copyright.PENANA7UCZYqC5qf
9880Please respect copyright.PENANAQWxShXgbUH
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9880Please respect copyright.PENANA0KJqPe0iuF
9880Please respect copyright.PENANAGVHFrNqcHD
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9880Please respect copyright.PENANA3fXZDnF7pD
9880Please respect copyright.PENANAPqEA2QcPnq
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9880Please respect copyright.PENANA8qABqVfF5O
9880Please respect copyright.PENANAOp58m74qT5
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9880Please respect copyright.PENANA6UAMzCximh
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9880Please respect copyright.PENANAejkobAAf43
9880Please respect copyright.PENANAsTimaBoqGY
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9880Please respect copyright.PENANAVX8dg8ztpJ
9880Please respect copyright.PENANAx17OeWbsnc
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9880Please respect copyright.PENANAZIOCGQFRSs
9880Please respect copyright.PENANADwLJZSanAQ
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9880Please respect copyright.PENANAhASwGwzOCR
9880Please respect copyright.PENANAnt2As3N4AH
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9880Please respect copyright.PENANAet1zUxGbav
9880Please respect copyright.PENANA0SBlq2rZLs
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9880Please respect copyright.PENANAhgNDrWmvQz
9880Please respect copyright.PENANAvscDRs6xsp
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9880Please respect copyright.PENANAB6WGMPzThi
9880Please respect copyright.PENANAuVNnl0kgef
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9880Please respect copyright.PENANAiXnYRU5yqD
9880Please respect copyright.PENANA9MSZPq9NDn
9880Please respect copyright.PENANA1gHE0UxidG
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9880Please respect copyright.PENANALcWliSFMfI
9880Please respect copyright.PENANAsFFAGrUnFI
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9880Please respect copyright.PENANAlyDf6CNLuZ
9880Please respect copyright.PENANA25lP47xGVC
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9880Please respect copyright.PENANAq28IonT81p
9880Please respect copyright.PENANAbMIL40bQVp
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9880Please respect copyright.PENANABTWoxkX8wZ
9880Please respect copyright.PENANAofXIECfRMq
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9880Please respect copyright.PENANAPzVLKNYgRR
9880Please respect copyright.PENANAv1IzBqKhL5
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9880Please respect copyright.PENANAtHXynhKoCb
9880Please respect copyright.PENANA21jxWfNodT
“A..anu neng..”
9880Please respect copyright.PENANASyKWU7fT2i
9880Please respect copyright.PENANA9fACkgW1lK
“Kenapa kek?”
9880Please respect copyright.PENANARvn0z3UtEX
9880Please respect copyright.PENANAY7ssYPOUAC
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9880Please respect copyright.PENANA9Fvae3rLb7
9880Please respect copyright.PENANA5BfSZgAXbR
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9880Please respect copyright.PENANARI0yeGwWag
9880Please respect copyright.PENANAgfvvEI7Bly
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9880Please respect copyright.PENANA8TdiYaxbLT
9880Please respect copyright.PENANAlXHT2yUDt8
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9880Please respect copyright.PENANAHGwS37VdGq
9880Please respect copyright.PENANA6AmHAXrEeG
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9880Please respect copyright.PENANARugU1Eu05v
9880Please respect copyright.PENANA603fjWfYgP
9880Please respect copyright.PENANAPLDyfGXtB7
“Neng…? Panggil si kakek.
9880Please respect copyright.PENANA8MTRqDGvHC
9880Please respect copyright.PENANAPiv5ekbin2
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9880Please respect copyright.PENANACX4clXbYav
9880Please respect copyright.PENANAmgzPBrKSI3
9880Please respect copyright.PENANALxkBeO4Jla
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9880Please respect copyright.PENANAsmRxbWpgQb
9880Please respect copyright.PENANAmMmHRta5Bj
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9880Please respect copyright.PENANAcs0WlfVICt
9880Please respect copyright.PENANArJnq1meWcK
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9880Please respect copyright.PENANAAxKw5KKseq
9880Please respect copyright.PENANAGRUQTCqAzm
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9880Please respect copyright.PENANAUEd3uJqUVD
9880Please respect copyright.PENANA2oEOW2b4tE
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9880Please respect copyright.PENANAM18pR5XA67
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9880Please respect copyright.PENANANLSUIrHw25
9880Please respect copyright.PENANAp1P0syVoTj
9880Please respect copyright.PENANAp7lwbd7cep
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9880Please respect copyright.PENANALfWkfx2anK
9880Please respect copyright.PENANA87B3Krlnkq
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9880Please respect copyright.PENANA9TrjjTJL4U
9880Please respect copyright.PENANAQqcgNQW6UD
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9880Please respect copyright.PENANAKtEYUbRY8l
9880Please respect copyright.PENANApS6da1P3LZ
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9880Please respect copyright.PENANAYtHitG9eLL
9880Please respect copyright.PENANA9aLIZ9UaRy
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9880Please respect copyright.PENANAOofUw1rTVe
9880Please respect copyright.PENANAXVNQDQdrd0
“Tidak apa-apa kok kek”
9880Please respect copyright.PENANAop6PZ19RUd
9880Please respect copyright.PENANA2A7EDa3S2V
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9880Please respect copyright.PENANAzmMrVAiJ2O
9880Please respect copyright.PENANAr3lLb9k4Lv
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9880Please respect copyright.PENANANwEd4YjSBo
9880Please respect copyright.PENANAoYMS6u8g2X
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9880Please respect copyright.PENANANXM2TBXK7I
9880Please respect copyright.PENANAc4N9Rfvlui
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9880Please respect copyright.PENANAXFQo1wS2uN
9880Please respect copyright.PENANAH0mLuSPRg1
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9880Please respect copyright.PENANAjmjuD8FRYV
9880Please respect copyright.PENANAD8Kc8E57oC
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9880Please respect copyright.PENANAaToxHf7VaB
9880Please respect copyright.PENANAEW3tXloFko
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9880Please respect copyright.PENANApdCvm0iBpO
9880Please respect copyright.PENANAJeTPfWuICl
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9880Please respect copyright.PENANAXh2fI0eHFv
9880Please respect copyright.PENANAZOa6kdZkSP
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9880Please respect copyright.PENANAgzwf4T0NpT
9880Please respect copyright.PENANAdJZH8LifsR
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9880Please respect copyright.PENANA0AQpxehcqT
9880Please respect copyright.PENANAqrOxl4Dty3
“Enak yah kek?”
9880Please respect copyright.PENANAYIy4auNtPX
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9880Please respect copyright.PENANArOckOVR6ha
9880Please respect copyright.PENANATvKHe9O31G
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9880Please respect copyright.PENANApMBtGgW2CW
9880Please respect copyright.PENANAHRwOo8z3Mu
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9880Please respect copyright.PENANAskGvXApqBU
9880Please respect copyright.PENANAT1WiMUszSP
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9880Please respect copyright.PENANAGPGznOOnJ2
9880Please respect copyright.PENANAGnuEEoM01p
“Neng… boleh saya remes?”
9880Please respect copyright.PENANAK17PgoDdSh
9880Please respect copyright.PENANAsfe4R87HBc
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9880Please respect copyright.PENANALZYgGKk5qc
9880Please respect copyright.PENANA3NJG0m1Wdj
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9880Please respect copyright.PENANAZZsKeijocg
9880Please respect copyright.PENANAi9QYZ4H3OJ
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9880Please respect copyright.PENANAb37TjzJGzr
9880Please respect copyright.PENANAlbYEpF9uMH
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9880Please respect copyright.PENANAlqHGXxMZlC
9880Please respect copyright.PENANA8tlNzNcWcL
“Boleh neng?”
9880Please respect copyright.PENANAiHpAeUX7cK
9880Please respect copyright.PENANA0SqozaUdxq
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9880Please respect copyright.PENANAymzqYnhR57
9880Please respect copyright.PENANAsroF2xiMWn
“Eneng yakin?”
9880Please respect copyright.PENANAbrAnKL1s2Q
9880Please respect copyright.PENANAHQaicLor6D
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9880Please respect copyright.PENANAktom6MlVck
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9880Please respect copyright.PENANAKkH2Fg0fkO
9880Please respect copyright.PENANAJTfCG2PXtB
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9880Please respect copyright.PENANAyTuXMiEjDZ
9880Please respect copyright.PENANA1YMmkD7jmG
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9880Please respect copyright.PENANAKfjc5vKJXH
9880Please respect copyright.PENANA8Umxjul7Qh
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9880Please respect copyright.PENANAht1PFISkH4
9880Please respect copyright.PENANAMFr4PqPFbn
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9880Please respect copyright.PENANAhGLS5PbI40
9880Please respect copyright.PENANA3OONFlFne4
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9880Please respect copyright.PENANAgpU6cn4EUX
9880Please respect copyright.PENANAPN5m0CRwVL
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9880Please respect copyright.PENANAPRWAZz7AHn
9880Please respect copyright.PENANARINGvFCpv3
9880Please respect copyright.PENANAcowzlFv2Xv
9880Please respect copyright.PENANABBHvnqUa2t
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9880Please respect copyright.PENANA0AbBHI0Y4E
9880Please respect copyright.PENANA12DipU5rMK
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9880Please respect copyright.PENANAlM4PqtuGSu
9880Please respect copyright.PENANAfsMp56xJ8s
9880Please respect copyright.PENANAtUxkMrkThT
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9880Please respect copyright.PENANAWeFM8bzGiW
9880Please respect copyright.PENANA0UnDiyVKdL
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9880Please respect copyright.PENANAjs4ZuAXZJk
9880Please respect copyright.PENANACguEXRN7Mj
9880Please respect copyright.PENANAcYDusxNbe4
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9880Please respect copyright.PENANAMDc0M5hEEd
9880Please respect copyright.PENANAB806iMyctP
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9880Please respect copyright.PENANAutQilqL3Ut
9880Please respect copyright.PENANARbYPgazLNK
“Sudah kek?”
9880Please respect copyright.PENANA2jDmzYie0O
9880Please respect copyright.PENANARUHZw3K4Jn
“Iya neng..”
9880Please respect copyright.PENANAYRNJ1mAg5r
9880Please respect copyright.PENANATzHqOK7elB
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9880Please respect copyright.PENANAHhUgTlNi61
9880Please respect copyright.PENANAg20ps27bKe
“Maafin saya yah neng?”
9880Please respect copyright.PENANANshdRAmuS7
9880Please respect copyright.PENANAna7TGd3f1d
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9880Please respect copyright.PENANA4j6RCl9mkc
9880Please respect copyright.PENANAzTuTIIbUkD
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9880Please respect copyright.PENANADrvCVlcnJ7
9880Please respect copyright.PENANAT6lObn3qGg
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9880Please respect copyright.PENANAXJjg0QHu80
9880Please respect copyright.PENANAtDzDb9HMAT
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9880Please respect copyright.PENANAFVPZy8ivBC
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9880Please respect copyright.PENANAVpKy9oE6QN
9880Please respect copyright.PENANApliCkNltYx
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9880Please respect copyright.PENANAKydB183QGE
9880Please respect copyright.PENANAhiTkJ0Ib4W
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9880Please respect copyright.PENANAaW6MObx9eY
9880Please respect copyright.PENANAXuQXEQx60B
9880Please respect copyright.PENANAXmHfYaNxTh
-TAMAT-
ns216.73.216.238da2