
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9472Please respect copyright.PENANAJ5miDtycjb
9472Please respect copyright.PENANAPM8i06hfEY
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9472Please respect copyright.PENANAcfFf2h7xYz
9472Please respect copyright.PENANAEaEhbbht5C
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9472Please respect copyright.PENANAnwmD8ivVh9
9472Please respect copyright.PENANAU2RZEmwHRq
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9472Please respect copyright.PENANA1laE3yGW4j
9472Please respect copyright.PENANABPuPNdq4PO
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9472Please respect copyright.PENANABdOLRe2dsn
9472Please respect copyright.PENANAD1hPrqexbK
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9472Please respect copyright.PENANAXbL0AUqrFQ
9472Please respect copyright.PENANARve0BWHSuw
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9472Please respect copyright.PENANAwYMkUXmxZL
9472Please respect copyright.PENANAXwYSJunIoD
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9472Please respect copyright.PENANALKfVGkn5np
9472Please respect copyright.PENANAxF8gCffEa5
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9472Please respect copyright.PENANAbg8AGVRQJh
9472Please respect copyright.PENANATgzROVPUPU
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9472Please respect copyright.PENANAM1qMbm87Aq
9472Please respect copyright.PENANAzifY0HEXSb
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9472Please respect copyright.PENANANEB6qQSLCW
9472Please respect copyright.PENANAhqWamlqg5d
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9472Please respect copyright.PENANAXV7Qjd96tZ
9472Please respect copyright.PENANAuylCMHjo4v
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9472Please respect copyright.PENANAVD101uIidU
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9472Please respect copyright.PENANAqTV94JQtkm
9472Please respect copyright.PENANA4KPbTcDO1p
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9472Please respect copyright.PENANAmg4izN398y
9472Please respect copyright.PENANAaRJ1yp1m2h
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9472Please respect copyright.PENANAoIp8oIEHlt
9472Please respect copyright.PENANACgYS20yHy6
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9472Please respect copyright.PENANAgLLPB41u0w
9472Please respect copyright.PENANAnqqHDDk9CA
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9472Please respect copyright.PENANAHyTJtU3RBI
9472Please respect copyright.PENANAooa6iyo6GD
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9472Please respect copyright.PENANARZPgsZh1aT
9472Please respect copyright.PENANAWaYthvzNt5
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9472Please respect copyright.PENANAEpfReKWa8Z
9472Please respect copyright.PENANAVbgS3MCpn8
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9472Please respect copyright.PENANAqgqwTG3BvL
9472Please respect copyright.PENANAFk9EMaBNMB
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9472Please respect copyright.PENANARt3jkbcOTi
9472Please respect copyright.PENANAIIcnqPpBtj
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9472Please respect copyright.PENANA0K3xUFRcK9
9472Please respect copyright.PENANAnMrSyITv6K
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9472Please respect copyright.PENANA0ZoIFS1wuk
9472Please respect copyright.PENANA9ifmkCwYRv
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9472Please respect copyright.PENANACeIsoJUN0F
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9472Please respect copyright.PENANAy2R9w3FBgl
9472Please respect copyright.PENANAKwTMtjmuNU
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9472Please respect copyright.PENANAask7lFFNKk
9472Please respect copyright.PENANAdDB6IGNJxP
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9472Please respect copyright.PENANAGqs0cVzvXb
9472Please respect copyright.PENANAWRi7N4zewL
“Iya Bu…”
9472Please respect copyright.PENANAyNXtPkuDtO
9472Please respect copyright.PENANARItw4rkU4A
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9472Please respect copyright.PENANAbn4nt83rd1
9472Please respect copyright.PENANAoPMv1eI5v3
“Dibawa keluar Bu?”
9472Please respect copyright.PENANAyAmG2tWV4l
9472Please respect copyright.PENANAP7tID0UgEx
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9472Please respect copyright.PENANA4OZxbExvQx
9472Please respect copyright.PENANAGXT1sm44tv
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9472Please respect copyright.PENANAjrw095cISz
9472Please respect copyright.PENANA4T4CAczTc8
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9472Please respect copyright.PENANAIyOWrn10eN
9472Please respect copyright.PENANAaHAiZ7v1Nw
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9472Please respect copyright.PENANApjwX4sOEIb
9472Please respect copyright.PENANATM8NPKsmy5
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9472Please respect copyright.PENANAYMqXckT4x7
9472Please respect copyright.PENANAQ8lkCGOh32
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9472Please respect copyright.PENANAZihWIof6s0
9472Please respect copyright.PENANAH5zVImgwUI
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9472Please respect copyright.PENANAdbE1gyf1Xf
9472Please respect copyright.PENANA7OdoToU3Hj
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9472Please respect copyright.PENANA6OtxdFNHQy
“oh..”
9472Please respect copyright.PENANAoBnI6pQIH2
9472Please respect copyright.PENANAmhdTeFs5ZD
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9472Please respect copyright.PENANAxqNAaHHiFw
9472Please respect copyright.PENANAjmkAt2cVrx
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9472Please respect copyright.PENANAuBZ92vXp4G
9472Please respect copyright.PENANAO0jcaWeY7i
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9472Please respect copyright.PENANAw0r6wzyaHf
9472Please respect copyright.PENANAQ11NttEYi9
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9472Please respect copyright.PENANAY23c1Yz3cW
9472Please respect copyright.PENANAlJgVxnMCc1
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9472Please respect copyright.PENANA2Ew9aSyoK6
9472Please respect copyright.PENANAogo5GSUzdr
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9472Please respect copyright.PENANAbEp16QRkJV
9472Please respect copyright.PENANAUQvRsznY8k
“I…Iya neng…”
9472Please respect copyright.PENANAuVs8QFwH9U
9472Please respect copyright.PENANAu4bPUOL6GK
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9472Please respect copyright.PENANAnubIOkOkRF
9472Please respect copyright.PENANAXVrCUS5mDi
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9472Please respect copyright.PENANATspP68inLQ
9472Please respect copyright.PENANAiSY4kzj4I3
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9472Please respect copyright.PENANAbuKKHCgXLT
9472Please respect copyright.PENANAm5AE8KVtqD
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9472Please respect copyright.PENANAq87ewTVtVN
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9472Please respect copyright.PENANA11ST2WvN8i
9472Please respect copyright.PENANAr5rvf6WQ2A
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9472Please respect copyright.PENANAsK90KrTVEd
9472Please respect copyright.PENANAxo1xmRqaSC
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9472Please respect copyright.PENANA2kEY9drP57
9472Please respect copyright.PENANAJF8ZeIkm2W
“Tidak usah neng.. “
9472Please respect copyright.PENANAooQd9C80f5
9472Please respect copyright.PENANAt4qPPeEr7X
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9472Please respect copyright.PENANAamWyuOGyE6
9472Please respect copyright.PENANA1xWSOsVwo3
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9472Please respect copyright.PENANA7rbCnIoxuC
9472Please respect copyright.PENANAU5ZPIL4ta0
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9472Please respect copyright.PENANAI5SSj3pjqj
9472Please respect copyright.PENANA2P8R6Aztrk
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9472Please respect copyright.PENANAk9dIfeVaZA
9472Please respect copyright.PENANAhZV8Oxf7LV
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9472Please respect copyright.PENANAjAzVWoconj
9472Please respect copyright.PENANAJ6Rtfw59XS
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9472Please respect copyright.PENANAwjU4T9bsaP
9472Please respect copyright.PENANADRr91VQyVK
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9472Please respect copyright.PENANA4lfHQBNwSP
9472Please respect copyright.PENANA7VwktVM9LX
9472Please respect copyright.PENANAJl83yI8KyH
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9472Please respect copyright.PENANASpUNtqS0Bq
9472Please respect copyright.PENANAhmu02Z3wFT
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9472Please respect copyright.PENANAkH3DidFI07
9472Please respect copyright.PENANAiOdofiFejx
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9472Please respect copyright.PENANA6fWNaT4mpV
9472Please respect copyright.PENANAhXMsaQjrPO
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9472Please respect copyright.PENANAcEH9G0HyUN
9472Please respect copyright.PENANAEEzLMYcdyP
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9472Please respect copyright.PENANANlQgDBZS6F
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9472Please respect copyright.PENANARqUe0QG8Sg
9472Please respect copyright.PENANAHS3F3L8c6h
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9472Please respect copyright.PENANA98dzVOKOcp
9472Please respect copyright.PENANAGhqQ2WW4vw
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9472Please respect copyright.PENANAlPHmBQcwcX
9472Please respect copyright.PENANAPhB6T0lecM
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9472Please respect copyright.PENANAxjWvKactWV
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9472Please respect copyright.PENANA0Ryz1HR65w
9472Please respect copyright.PENANAR0ERFf4svG
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9472Please respect copyright.PENANAhIhFGRkzU6
9472Please respect copyright.PENANAxNmpTlbhSc
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9472Please respect copyright.PENANAkYFyYWRosY
9472Please respect copyright.PENANA7Qfqyvqdmd
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9472Please respect copyright.PENANA2o5XTFWdFm
9472Please respect copyright.PENANAqaX9mDAeRT
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9472Please respect copyright.PENANAXTJMnFBaCc
9472Please respect copyright.PENANA8er7lpBhKY
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9472Please respect copyright.PENANAAelLgi5h5A
9472Please respect copyright.PENANAMX35dMLO9q
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9472Please respect copyright.PENANAfD2cAXzlaq
9472Please respect copyright.PENANAuXaWbQ3iJg
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9472Please respect copyright.PENANAqmZ4vGKEZo
9472Please respect copyright.PENANAUrrSFJPMd9
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9472Please respect copyright.PENANARXvCDzEXDS
9472Please respect copyright.PENANAJKABEd7Yzq
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9472Please respect copyright.PENANA1IflxL6zG6
9472Please respect copyright.PENANARrmoMAtNzd
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAgqbdnebDch
9472Please respect copyright.PENANAXXVMBaj5pi
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9472Please respect copyright.PENANANLs2kpdR8v
9472Please respect copyright.PENANAO4Udax13sO
“Kek… ?” Panggilku
9472Please respect copyright.PENANAMsM8MwAqRl
9472Please respect copyright.PENANAlqhkTMzfLb
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9472Please respect copyright.PENANAQonAvspqda
9472Please respect copyright.PENANAjQnYX9Xurb
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9472Please respect copyright.PENANANBet0Xdo58
9472Please respect copyright.PENANA5tYVN8BkYt
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9472Please respect copyright.PENANAc7cVq0XPdf
9472Please respect copyright.PENANAkTktYEH1zQ
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9472Please respect copyright.PENANAy6b9YqZzGa
9472Please respect copyright.PENANA7nDzZsVpHL
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9472Please respect copyright.PENANAYsmY7TGzw6
9472Please respect copyright.PENANA06MXguZATa
9472Please respect copyright.PENANAIOzkYUIr1N
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9472Please respect copyright.PENANABnh0wzlajP
9472Please respect copyright.PENANAAq79KY6RS8
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9472Please respect copyright.PENANAGs9O4XJDna
9472Please respect copyright.PENANAXNdbFClViz
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9472Please respect copyright.PENANAlYe3d94C5h
9472Please respect copyright.PENANAFd5BAeB2xU
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9472Please respect copyright.PENANAby0NyJ1VB5
9472Please respect copyright.PENANAMGqn1qUAww
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9472Please respect copyright.PENANAqsr0MBnnbn
9472Please respect copyright.PENANAhvZvLv7Wur
9472Please respect copyright.PENANAWszJbQg6OX
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9472Please respect copyright.PENANAxgsNR1amAD
9472Please respect copyright.PENANAnpH6lWb2tP
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9472Please respect copyright.PENANAh3Xz0sZV5M
9472Please respect copyright.PENANAWHSsyiyLUs
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9472Please respect copyright.PENANA4IAWmL1I5H
9472Please respect copyright.PENANAGSa1RouGzP
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9472Please respect copyright.PENANApGfP4fEQP0
9472Please respect copyright.PENANAzWqktJBtdf
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9472Please respect copyright.PENANAl0CHfMolOx
9472Please respect copyright.PENANA8MmSFnzsz5
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9472Please respect copyright.PENANASualHg9hU3
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9472Please respect copyright.PENANAfwsbzeNwum
9472Please respect copyright.PENANAuvFLOTL753
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9472Please respect copyright.PENANA7Wk6DJrfAJ
9472Please respect copyright.PENANA1zLlJnMMYo
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9472Please respect copyright.PENANAoZavZU3wjm
9472Please respect copyright.PENANAaRCHkbaTyc
9472Please respect copyright.PENANAr6gqA4QT75
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9472Please respect copyright.PENANAxoHZFZo4Td
9472Please respect copyright.PENANAlfBdnFroeV
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAv6K6g6k8ds
9472Please respect copyright.PENANACULUZFZdK7
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9472Please respect copyright.PENANAbUWgo9odAy
9472Please respect copyright.PENANAHFmGvPHyhb
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9472Please respect copyright.PENANAyjKd0fMJ0A
9472Please respect copyright.PENANABOEAycfM3F
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9472Please respect copyright.PENANALaXyhUYRmV
9472Please respect copyright.PENANAA0xJ5AUDXU
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9472Please respect copyright.PENANAZUDS3sbMIs
9472Please respect copyright.PENANAfAe0SDYXS3
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9472Please respect copyright.PENANAUjgaoLYYmH
9472Please respect copyright.PENANAjzk6UjbdZo
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9472Please respect copyright.PENANAeSLNnHMQ9D
9472Please respect copyright.PENANAdFam442EEl
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9472Please respect copyright.PENANAEV15j9i763
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9472Please respect copyright.PENANA4YNC9Xqdya
9472Please respect copyright.PENANAI1owt5eQ3d
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9472Please respect copyright.PENANA5w8XVIz55P
9472Please respect copyright.PENANAYSaSV6s5YC
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9472Please respect copyright.PENANAa0VzfyYNLi
9472Please respect copyright.PENANA20hQSTYKKa
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9472Please respect copyright.PENANANmHHY9au21
9472Please respect copyright.PENANAzqhU1MIDg0
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9472Please respect copyright.PENANAtr7KUW8ca3
9472Please respect copyright.PENANAUYSOjEUEv9
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9472Please respect copyright.PENANA0MyOaoQMAg
9472Please respect copyright.PENANAeP4Ssptg28
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9472Please respect copyright.PENANAiog79NLVrX
9472Please respect copyright.PENANA46bilL9RbS
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9472Please respect copyright.PENANATClTRvY8nu
9472Please respect copyright.PENANAFyIYHrSRzV
9472Please respect copyright.PENANAo3CM7fTWiJ
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9472Please respect copyright.PENANAsgNeWory57
9472Please respect copyright.PENANA34kAXxLwfu
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAedDppPgMr5
9472Please respect copyright.PENANAnYFtL5M2b8
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9472Please respect copyright.PENANAGP16ecCNRL
9472Please respect copyright.PENANAhctDv0k0f8
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9472Please respect copyright.PENANAxh0uN6L01E
9472Please respect copyright.PENANAgXYP2KnTZ5
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9472Please respect copyright.PENANAB8BNRaiwgr
9472Please respect copyright.PENANAJ6dA7TZfvx
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9472Please respect copyright.PENANAcM1TVteCeb
9472Please respect copyright.PENANAIdgvjLpNnz
“A..anu neng..”
9472Please respect copyright.PENANAc54Krrc2t2
9472Please respect copyright.PENANAAFzE5XbCut
“Kenapa kek?”
9472Please respect copyright.PENANAMqOC0qJjHs
9472Please respect copyright.PENANA8vrGTSjKTp
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9472Please respect copyright.PENANAE9Zlnozurf
9472Please respect copyright.PENANAOWEy7rGevQ
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9472Please respect copyright.PENANAX5OIk2UTK5
9472Please respect copyright.PENANA2yW5aLHNOc
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9472Please respect copyright.PENANARaZorb7M6G
9472Please respect copyright.PENANAmNagfntC98
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9472Please respect copyright.PENANA5Pm7yMbjRw
9472Please respect copyright.PENANAPFNESezh6z
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9472Please respect copyright.PENANAlYZT9XBR9c
9472Please respect copyright.PENANAkgG3d092oV
9472Please respect copyright.PENANAQAiAOzCqZ6
“Neng…? Panggil si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAKBbID6yJiM
9472Please respect copyright.PENANAk22z8Sx4I8
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9472Please respect copyright.PENANAsNmDhkdbpk
9472Please respect copyright.PENANAerKMnQRDc1
9472Please respect copyright.PENANACvFoQUU5ID
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9472Please respect copyright.PENANAVCdBs6mXqS
9472Please respect copyright.PENANAfhPcGwagF9
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9472Please respect copyright.PENANATxANMcUvDx
9472Please respect copyright.PENANAFYgMnxLiwP
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9472Please respect copyright.PENANAkBMxvH28bk
9472Please respect copyright.PENANANTFuNtNpJR
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9472Please respect copyright.PENANAqojH5QpU7D
9472Please respect copyright.PENANANogAfzKLsf
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9472Please respect copyright.PENANAY45hYVbKCS
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAoLvWKf8KyO
9472Please respect copyright.PENANAcgaM5xrhtv
9472Please respect copyright.PENANAHyIvFZQ7vo
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9472Please respect copyright.PENANAIYV4wVwzz0
9472Please respect copyright.PENANAzLuj1ZTcM9
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9472Please respect copyright.PENANAF5CEjAFTLS
9472Please respect copyright.PENANAod1g59Wp9G
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9472Please respect copyright.PENANAInD2d6Hm90
9472Please respect copyright.PENANA59e9hYPQwI
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9472Please respect copyright.PENANA8iuD5iyEle
9472Please respect copyright.PENANAmA7eMxPJYx
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9472Please respect copyright.PENANAgAR81Oxogu
9472Please respect copyright.PENANAYDiUQLYUvS
“Tidak apa-apa kok kek”
9472Please respect copyright.PENANAwINt4UqenL
9472Please respect copyright.PENANAcAE4EptJaW
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9472Please respect copyright.PENANAgN8NDgiTxy
9472Please respect copyright.PENANAUGb1zS8ZWH
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9472Please respect copyright.PENANAaPYr98WRH4
9472Please respect copyright.PENANAtgQzRAlMm5
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9472Please respect copyright.PENANAmiu11KBuK1
9472Please respect copyright.PENANADiHhviQdVV
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9472Please respect copyright.PENANA2p2y5vJUSU
9472Please respect copyright.PENANAuxD2VYugZV
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9472Please respect copyright.PENANAFh1n0wZ3SC
9472Please respect copyright.PENANAfVtCZXmGSx
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9472Please respect copyright.PENANAVPbqI1n7Ia
9472Please respect copyright.PENANAs5DMLkQdez
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9472Please respect copyright.PENANAUSy6M4cdeJ
9472Please respect copyright.PENANADKSEylNDsw
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9472Please respect copyright.PENANANhDOeTS4BE
9472Please respect copyright.PENANAXXmn3nYdjU
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9472Please respect copyright.PENANA310FVOiKcL
9472Please respect copyright.PENANAMGJCoKlZ0w
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9472Please respect copyright.PENANAOUew9JWQzM
9472Please respect copyright.PENANANq6fRXLgqM
“Enak yah kek?”
9472Please respect copyright.PENANAlPDeNuK6pg
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9472Please respect copyright.PENANAkggqo87v08
9472Please respect copyright.PENANAiQAu2YfRWh
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9472Please respect copyright.PENANAH59Dl98Brb
9472Please respect copyright.PENANAPrGQIUzd3Q
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9472Please respect copyright.PENANAjdfacNic7P
9472Please respect copyright.PENANAHJjuiNBnJL
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9472Please respect copyright.PENANA4dekCNE0zb
9472Please respect copyright.PENANAhwm7nrkwFJ
“Neng… boleh saya remes?”
9472Please respect copyright.PENANAbNmVaJTSfT
9472Please respect copyright.PENANArOWE18LdG8
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9472Please respect copyright.PENANAf07c53MabC
9472Please respect copyright.PENANAAxzl0vBRht
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9472Please respect copyright.PENANACA0lGkftiE
9472Please respect copyright.PENANAOnzjP502UC
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9472Please respect copyright.PENANA2Cyl7gafkh
9472Please respect copyright.PENANAgUMO2BbksQ
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9472Please respect copyright.PENANALnlGB27x7X
9472Please respect copyright.PENANA81aBicSZ5v
“Boleh neng?”
9472Please respect copyright.PENANAOv4jDCsKZD
9472Please respect copyright.PENANA3QrsrO7REt
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9472Please respect copyright.PENANAQPeTVd0H3t
9472Please respect copyright.PENANASAsarRR0e0
“Eneng yakin?”
9472Please respect copyright.PENANATzVBCo3BJl
9472Please respect copyright.PENANAbp6IRnjJQK
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9472Please respect copyright.PENANAdfu9rC5Nji
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9472Please respect copyright.PENANAH9aGjb5V5P
9472Please respect copyright.PENANAK3pVQy3icm
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9472Please respect copyright.PENANAokIMFwKnYy
9472Please respect copyright.PENANAXdu0kafDjM
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9472Please respect copyright.PENANABcX5N7FvfY
9472Please respect copyright.PENANAWtwBzIDW49
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9472Please respect copyright.PENANAPNIuxclyqZ
9472Please respect copyright.PENANAUQJWEXlwt7
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9472Please respect copyright.PENANA5UWlsiKH3U
9472Please respect copyright.PENANAuqmLfXiJzV
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9472Please respect copyright.PENANADydJvPzSGh
9472Please respect copyright.PENANARHYRhfyWjd
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9472Please respect copyright.PENANAfIB0nhIB3U
9472Please respect copyright.PENANA5ms3styCsq
9472Please respect copyright.PENANAWEciQsWxjc
9472Please respect copyright.PENANAPW6w3cFeO9
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9472Please respect copyright.PENANATgxl2TUQ3k
9472Please respect copyright.PENANAx6yDr1QtYV
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9472Please respect copyright.PENANA9Er1bBsiU2
9472Please respect copyright.PENANAK6F76S15su
9472Please respect copyright.PENANAAbO1Psqoqh
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9472Please respect copyright.PENANAkXWHsfRVIm
9472Please respect copyright.PENANALWWGIcJ5e0
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9472Please respect copyright.PENANAlBpCOEe1Kg
9472Please respect copyright.PENANA7YgeUbpmdy
9472Please respect copyright.PENANAH9n11puXxt
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9472Please respect copyright.PENANA1SExFBAcKO
9472Please respect copyright.PENANAfhCZfUcEeR
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9472Please respect copyright.PENANAU1tzl1JaoW
9472Please respect copyright.PENANA7nGMoeAhg8
“Sudah kek?”
9472Please respect copyright.PENANAdRZEt56qNe
9472Please respect copyright.PENANABphRjxAsp0
“Iya neng..”
9472Please respect copyright.PENANAJlisv4mu0I
9472Please respect copyright.PENANARq7dGL24gI
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9472Please respect copyright.PENANAgwXHlV79rC
9472Please respect copyright.PENANA01ytqxLzvS
“Maafin saya yah neng?”
9472Please respect copyright.PENANAWtha1jJf6v
9472Please respect copyright.PENANARKKFf1SaOO
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9472Please respect copyright.PENANAY33j6x9mhg
9472Please respect copyright.PENANAKn3rgMK4bn
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9472Please respect copyright.PENANAEAq08jhY7x
9472Please respect copyright.PENANAFDjqsQ8Y50
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9472Please respect copyright.PENANABbbwX8qCiR
9472Please respect copyright.PENANAuZQ55ioQba
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9472Please respect copyright.PENANAtFtotg6uOs
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9472Please respect copyright.PENANAWDP1nzEWTD
9472Please respect copyright.PENANA9ueQXP9ISz
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9472Please respect copyright.PENANAIIha90Vc8p
9472Please respect copyright.PENANANn1oVMMQuW
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9472Please respect copyright.PENANAoYA1cEf9hm
9472Please respect copyright.PENANAOXkmw0UxrR
9472Please respect copyright.PENANAbiB2SlDz8B
-TAMAT-
ns216.73.216.210da2