
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9218Please respect copyright.PENANAQk0HHFODwq
9218Please respect copyright.PENANApteu4MI7fO
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9218Please respect copyright.PENANAFukm93JMjT
9218Please respect copyright.PENANAk61rDdjlJF
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9218Please respect copyright.PENANARNXRNK2dGK
9218Please respect copyright.PENANA2qJ4DiEAKN
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9218Please respect copyright.PENANAVar75Vu3Pb
9218Please respect copyright.PENANAtib3b0qti8
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9218Please respect copyright.PENANA9RttvQPlLn
9218Please respect copyright.PENANAq0BGDS5j3A
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9218Please respect copyright.PENANA0bKYEaee6D
9218Please respect copyright.PENANAvQpCmaH8zc
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9218Please respect copyright.PENANAz9ua2Hm6TZ
9218Please respect copyright.PENANAgy7srdI7Hi
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9218Please respect copyright.PENANA6Vkr9l2P34
9218Please respect copyright.PENANAzLzJU0V4Ay
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9218Please respect copyright.PENANA54KBiz2aQ2
9218Please respect copyright.PENANAnraAOwi8wx
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9218Please respect copyright.PENANABg2xOp7ow9
9218Please respect copyright.PENANAatNEiCgDaT
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9218Please respect copyright.PENANAgyNf8K7dgq
9218Please respect copyright.PENANAd2r6Ljmp09
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9218Please respect copyright.PENANAc88P6ZIB61
9218Please respect copyright.PENANANz9ACsI5U6
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9218Please respect copyright.PENANAIOhusiQ8dm
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9218Please respect copyright.PENANADELDt21Urf
9218Please respect copyright.PENANAwNs0Eatzij
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9218Please respect copyright.PENANAcru7qT6zMg
9218Please respect copyright.PENANAECErHsbmey
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9218Please respect copyright.PENANA9uRzSjEGR7
9218Please respect copyright.PENANARzTuBj4NO0
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9218Please respect copyright.PENANA9eSklWTf1K
9218Please respect copyright.PENANAVMmCCC9z3S
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9218Please respect copyright.PENANAatbBXztkoq
9218Please respect copyright.PENANAHtTb7ndN2x
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9218Please respect copyright.PENANA7vZ77ccU82
9218Please respect copyright.PENANAPn49AxAhD1
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9218Please respect copyright.PENANAZQw34o18Nv
9218Please respect copyright.PENANASmBbpHHy4H
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9218Please respect copyright.PENANAXxioQXsJ1T
9218Please respect copyright.PENANAlLKzUPDeXV
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9218Please respect copyright.PENANAU0yg7RzZU6
9218Please respect copyright.PENANAowYxoZdfU6
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9218Please respect copyright.PENANASYLysjPBep
9218Please respect copyright.PENANAXLrOjulGJq
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9218Please respect copyright.PENANASqpVposWip
9218Please respect copyright.PENANAm63lTtkCrg
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9218Please respect copyright.PENANAt68w2GTKGf
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9218Please respect copyright.PENANANmQewnUECZ
9218Please respect copyright.PENANASm0uOdruMc
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9218Please respect copyright.PENANAIQPmfQyGCg
9218Please respect copyright.PENANAO7vOEd71rS
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9218Please respect copyright.PENANAPNKSD0XQi2
9218Please respect copyright.PENANA10MUU9Tkew
“Iya Bu…”
9218Please respect copyright.PENANAriZmBmG48m
9218Please respect copyright.PENANA84WWlD2CeS
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9218Please respect copyright.PENANAGEVeo4BqYA
9218Please respect copyright.PENANAbu84LzHTtT
“Dibawa keluar Bu?”
9218Please respect copyright.PENANA2D65Q7GhPb
9218Please respect copyright.PENANAuoxv5ZP2LJ
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9218Please respect copyright.PENANAziHOIouDs2
9218Please respect copyright.PENANABcfgX5YYBB
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9218Please respect copyright.PENANAKPU6acN2Nz
9218Please respect copyright.PENANAoNxroATAuw
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9218Please respect copyright.PENANAGKhrz71u3Y
9218Please respect copyright.PENANA4wIVjHeUBf
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9218Please respect copyright.PENANAbrNGO8aTRG
9218Please respect copyright.PENANAueSGqClZOr
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9218Please respect copyright.PENANAydd205HvLf
9218Please respect copyright.PENANAsotLlLe7px
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9218Please respect copyright.PENANA7WxEiY0yOp
9218Please respect copyright.PENANArOgtgvGVlT
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9218Please respect copyright.PENANAwKvDjKpXex
9218Please respect copyright.PENANA02XT3k9YPq
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9218Please respect copyright.PENANATWoSVvo8h3
“oh..”
9218Please respect copyright.PENANANDM2xGvpVb
9218Please respect copyright.PENANA7jsQlYmG26
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9218Please respect copyright.PENANAoyTkuhybmy
9218Please respect copyright.PENANAejfIrdt027
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9218Please respect copyright.PENANAxUqzZ1xVqu
9218Please respect copyright.PENANAJ5gWDQU7NR
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9218Please respect copyright.PENANAGm821ZygWb
9218Please respect copyright.PENANAxL5ljwnrXe
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9218Please respect copyright.PENANASgalP2LrND
9218Please respect copyright.PENANAws510BBr99
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9218Please respect copyright.PENANAdxAZX5p5zs
9218Please respect copyright.PENANAd1km5RsxPy
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9218Please respect copyright.PENANAdLQ1fz0p8S
9218Please respect copyright.PENANA1ncEh9djVV
“I…Iya neng…”
9218Please respect copyright.PENANABnojeBW24k
9218Please respect copyright.PENANAmdv8lzDHjE
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9218Please respect copyright.PENANAx14kezzdt9
9218Please respect copyright.PENANALixa0B9vPI
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9218Please respect copyright.PENANABdkU3gay5S
9218Please respect copyright.PENANAVdMq87yCvO
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9218Please respect copyright.PENANAeOaRsuPfu0
9218Please respect copyright.PENANA9WYv5o9sw5
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9218Please respect copyright.PENANA4yL42CUB7M
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9218Please respect copyright.PENANAhSGxixwoUn
9218Please respect copyright.PENANA9RCuDtBaHL
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9218Please respect copyright.PENANAwmkulwKqRQ
9218Please respect copyright.PENANA2A8GuXPh8H
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9218Please respect copyright.PENANAZeT0QMxFhH
9218Please respect copyright.PENANAm3IsCF7RNf
“Tidak usah neng.. “
9218Please respect copyright.PENANACcYT8IJzoe
9218Please respect copyright.PENANAh5QKV95kKB
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9218Please respect copyright.PENANAHGQid7DS12
9218Please respect copyright.PENANAEUMcryX5eq
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9218Please respect copyright.PENANA6OvJ9sPyTE
9218Please respect copyright.PENANAr3BYz0J3MG
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9218Please respect copyright.PENANAkDkvFmlG5D
9218Please respect copyright.PENANACiWwRvV4KV
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9218Please respect copyright.PENANARmXXS7oq6P
9218Please respect copyright.PENANAWDVaCA8qJN
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9218Please respect copyright.PENANAdyGZDUSZJy
9218Please respect copyright.PENANATnsW0ijdiS
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9218Please respect copyright.PENANA8Yyn9NNOfb
9218Please respect copyright.PENANAJUyYpxtP8P
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9218Please respect copyright.PENANAWof1cwQnJz
9218Please respect copyright.PENANAME3eSk2B4w
9218Please respect copyright.PENANAZjYqElpyMe
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9218Please respect copyright.PENANA33MYaMnXCj
9218Please respect copyright.PENANAzu9nny82dh
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9218Please respect copyright.PENANAFatomAyeM7
9218Please respect copyright.PENANAcpjuzgIYv9
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9218Please respect copyright.PENANAQMv6T7OYom
9218Please respect copyright.PENANAmYYNqbgjK6
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9218Please respect copyright.PENANAFVCQOqlBd7
9218Please respect copyright.PENANAzG566T1hsE
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9218Please respect copyright.PENANAR4Aa4j4YjQ
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9218Please respect copyright.PENANAuY4Nsc4n3Y
9218Please respect copyright.PENANAaGSDmS5HhW
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9218Please respect copyright.PENANA1N5DCOZyvq
9218Please respect copyright.PENANAs97x7fMotT
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9218Please respect copyright.PENANA2kvDvjZxwl
9218Please respect copyright.PENANAEmuV7XgBYP
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9218Please respect copyright.PENANA2z9vxGswVz
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9218Please respect copyright.PENANASUkh7MtWdP
9218Please respect copyright.PENANAArdQA01cdc
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9218Please respect copyright.PENANAQJGKqsac2Z
9218Please respect copyright.PENANAlSoLFM8Odg
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9218Please respect copyright.PENANAUBZvWyxcva
9218Please respect copyright.PENANAiMWaSfQu6T
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9218Please respect copyright.PENANAAW8dIHLysV
9218Please respect copyright.PENANAkjEojflUhg
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9218Please respect copyright.PENANAnqPjKo9XNr
9218Please respect copyright.PENANAnv18s2c5vv
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9218Please respect copyright.PENANAem2c9qpnpm
9218Please respect copyright.PENANAUXk2Mvs6ke
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9218Please respect copyright.PENANAyxR8Lugtwu
9218Please respect copyright.PENANA2YDZB9RRbd
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9218Please respect copyright.PENANAdb4IjtcW8E
9218Please respect copyright.PENANAaED3UnjI8c
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9218Please respect copyright.PENANA4GASTzaIeG
9218Please respect copyright.PENANAOOTE0KwrkG
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9218Please respect copyright.PENANAyPDGSokffy
9218Please respect copyright.PENANAk7oI38YQOj
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAkiLrwVaTiR
9218Please respect copyright.PENANAPD5CpOtJz2
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9218Please respect copyright.PENANAfMLifW0zg4
9218Please respect copyright.PENANAoBN7Q610ga
“Kek… ?” Panggilku
9218Please respect copyright.PENANAAbf8FzCHUI
9218Please respect copyright.PENANA0BTrVm7zBb
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9218Please respect copyright.PENANA8BxVdGaMjB
9218Please respect copyright.PENANAbUxhzQJbVN
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9218Please respect copyright.PENANAdbAVvtQXeW
9218Please respect copyright.PENANABQHUAdwNCF
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9218Please respect copyright.PENANAf2gbM7L1qU
9218Please respect copyright.PENANAxvAwm5wF3z
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9218Please respect copyright.PENANAibswk9kYzV
9218Please respect copyright.PENANAUdSRvh7d0i
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9218Please respect copyright.PENANAmz09bz8kzu
9218Please respect copyright.PENANACd1dbFFxXU
9218Please respect copyright.PENANAMU3jpCEAf6
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9218Please respect copyright.PENANAaD5d9MSNo2
9218Please respect copyright.PENANAJLvT6BmhET
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9218Please respect copyright.PENANADpMFgRbEnA
9218Please respect copyright.PENANAV7bfPb5KbH
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9218Please respect copyright.PENANAskPOGcH2GM
9218Please respect copyright.PENANADQOnu4CfPL
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9218Please respect copyright.PENANAVfkNEGxdMx
9218Please respect copyright.PENANAxU8xyLBnIU
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9218Please respect copyright.PENANAGeRMjBXKYx
9218Please respect copyright.PENANAaH4Xmc2Aa3
9218Please respect copyright.PENANAlsFD0TvGSN
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9218Please respect copyright.PENANAYUviZb4I5q
9218Please respect copyright.PENANAg8UxwLSrG0
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9218Please respect copyright.PENANA0EzJXKh6kA
9218Please respect copyright.PENANAKkYQfENdJ4
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9218Please respect copyright.PENANAFciM3u0zpk
9218Please respect copyright.PENANAfq70xyoUNb
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9218Please respect copyright.PENANANgxiVQYYsA
9218Please respect copyright.PENANAQ5CkpIH9Xi
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9218Please respect copyright.PENANAdco6KAwrp4
9218Please respect copyright.PENANAEa77u0wxss
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9218Please respect copyright.PENANAf79gvdU8Pa
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9218Please respect copyright.PENANA9m9FZxbYaP
9218Please respect copyright.PENANA2YBRX4z688
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9218Please respect copyright.PENANAyJDH5RTjM6
9218Please respect copyright.PENANAqd3hZIFasc
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9218Please respect copyright.PENANAzbizDxUdui
9218Please respect copyright.PENANAwIR5FWXIPo
9218Please respect copyright.PENANA5XXHzEEDVJ
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9218Please respect copyright.PENANAbrX4iplX3I
9218Please respect copyright.PENANAd8eHmZafUP
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAYaeGevrmRW
9218Please respect copyright.PENANANwroxKoP5d
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9218Please respect copyright.PENANAR72WNoLfL7
9218Please respect copyright.PENANAZCvO5bbgfW
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9218Please respect copyright.PENANA7PLbLlcGSL
9218Please respect copyright.PENANAqNW7cwTqJI
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9218Please respect copyright.PENANA8dVgwMMCRq
9218Please respect copyright.PENANA0J7BCEikK9
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9218Please respect copyright.PENANAECKhOZKhIJ
9218Please respect copyright.PENANA4P2SkqugQT
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9218Please respect copyright.PENANAwdFskmSJzb
9218Please respect copyright.PENANAdYvGT5SBoh
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9218Please respect copyright.PENANA6GCGxQMBQS
9218Please respect copyright.PENANAWk5bMAy0PF
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9218Please respect copyright.PENANAPQHoG3ogs7
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9218Please respect copyright.PENANAqTj7qJXRRQ
9218Please respect copyright.PENANA1gFn5wrhBp
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9218Please respect copyright.PENANAF8BsLqsBid
9218Please respect copyright.PENANAgAYO1pJhd9
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9218Please respect copyright.PENANAJVscZrFMhZ
9218Please respect copyright.PENANASg36hn8PRL
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9218Please respect copyright.PENANAJ91Bom2maW
9218Please respect copyright.PENANAbeI76f1voI
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9218Please respect copyright.PENANAuI9sMnfSJ9
9218Please respect copyright.PENANAiEjqEop2bh
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9218Please respect copyright.PENANAXWdT3JJp04
9218Please respect copyright.PENANAK5rK3JSICj
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9218Please respect copyright.PENANArp0eboKI0x
9218Please respect copyright.PENANA7RG0Ay8RSS
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9218Please respect copyright.PENANAjDSCLd5qfO
9218Please respect copyright.PENANAur9C8nACaU
9218Please respect copyright.PENANAbHG2mWxsRk
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9218Please respect copyright.PENANAFRJepnHuZT
9218Please respect copyright.PENANAXqBIhVQQQn
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAdVFell6d9S
9218Please respect copyright.PENANAPvXcPSywhV
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9218Please respect copyright.PENANAffUoZP90lq
9218Please respect copyright.PENANAsQSNosVi2Z
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9218Please respect copyright.PENANAw2ieM1Lr9K
9218Please respect copyright.PENANAQuNPRvcHe9
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9218Please respect copyright.PENANAah0y3kiACd
9218Please respect copyright.PENANA1dVZyD6Q3J
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9218Please respect copyright.PENANAPzyXl8UehP
9218Please respect copyright.PENANAuo7GW1TT8v
“A..anu neng..”
9218Please respect copyright.PENANAdvyiv8pVpQ
9218Please respect copyright.PENANAxDMOjx4uTi
“Kenapa kek?”
9218Please respect copyright.PENANAT7QZDFID0O
9218Please respect copyright.PENANAgS83ta4Vy1
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9218Please respect copyright.PENANAMYvn9SSJ5I
9218Please respect copyright.PENANA6PFhb5GKST
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9218Please respect copyright.PENANAmgsbqqwMEF
9218Please respect copyright.PENANA0Zmfi9MnK2
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9218Please respect copyright.PENANAcoAe2KqLa5
9218Please respect copyright.PENANAyAq0Dr3i7f
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9218Please respect copyright.PENANAqRIVi2VvOd
9218Please respect copyright.PENANAK13mQzIVzl
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9218Please respect copyright.PENANAI3XZSgY8lV
9218Please respect copyright.PENANA5r4clTX2MQ
9218Please respect copyright.PENANAYypJVmXHb5
“Neng…? Panggil si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAEn1YGB0oE8
9218Please respect copyright.PENANAUzRj9YGHp3
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9218Please respect copyright.PENANAgofqyget9c
9218Please respect copyright.PENANADz4stdP6j8
9218Please respect copyright.PENANAJyabQ3uMkT
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9218Please respect copyright.PENANASZ0Tq3Jao0
9218Please respect copyright.PENANAGKoFOmBva8
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9218Please respect copyright.PENANAKstsrHF98m
9218Please respect copyright.PENANAjKmpYgwSX7
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9218Please respect copyright.PENANAsVrFojg7G2
9218Please respect copyright.PENANAJ1ba5oEsCz
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9218Please respect copyright.PENANAwT98ODZvjY
9218Please respect copyright.PENANA0RKwAAypyg
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9218Please respect copyright.PENANAaLdnsL3rfz
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAbSDvVjxLXZ
9218Please respect copyright.PENANApWknZovH7g
9218Please respect copyright.PENANAn9DlDMzpLR
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9218Please respect copyright.PENANAw5BAIzAoBQ
9218Please respect copyright.PENANAindELIfD01
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9218Please respect copyright.PENANA0wS9jnp1nJ
9218Please respect copyright.PENANA8o0msQ0mD1
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9218Please respect copyright.PENANAKkSeci8yjV
9218Please respect copyright.PENANA9rvt6dkIfI
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9218Please respect copyright.PENANAGh3fgVCzSd
9218Please respect copyright.PENANAiXkP6AhPuw
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9218Please respect copyright.PENANA8edjw0hVKf
9218Please respect copyright.PENANAWohxRvgDU0
“Tidak apa-apa kok kek”
9218Please respect copyright.PENANAqzJNtfON4u
9218Please respect copyright.PENANAJxtLvx1VEj
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9218Please respect copyright.PENANAwh7IfsGKTi
9218Please respect copyright.PENANAhMpIU7Jn00
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9218Please respect copyright.PENANApEs2zDlFYM
9218Please respect copyright.PENANAXc5lOX1KpG
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9218Please respect copyright.PENANAQgcoICDaxa
9218Please respect copyright.PENANA97LpRAeshr
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9218Please respect copyright.PENANAqxDMaZe1aU
9218Please respect copyright.PENANA5yAMHMqVzh
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9218Please respect copyright.PENANA3PqqSrDP3f
9218Please respect copyright.PENANAWh1ostNW20
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9218Please respect copyright.PENANA0C6lHdDWgj
9218Please respect copyright.PENANAbriiVmvMYv
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9218Please respect copyright.PENANAYSgfGV8Fwy
9218Please respect copyright.PENANAJUuSV2qntg
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9218Please respect copyright.PENANA32g24MSE9K
9218Please respect copyright.PENANAhHyuRKhR7Y
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9218Please respect copyright.PENANAItdZ8SzeCt
9218Please respect copyright.PENANAqd5JBsed61
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9218Please respect copyright.PENANAqMEA41Fkcn
9218Please respect copyright.PENANAfanZvgs8h5
“Enak yah kek?”
9218Please respect copyright.PENANAAiey9I4chC
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9218Please respect copyright.PENANAVrxBoqlaBn
9218Please respect copyright.PENANAlJBFRtuI9A
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9218Please respect copyright.PENANAmIL6udndbn
9218Please respect copyright.PENANA0Pd3J30fuK
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9218Please respect copyright.PENANAvtXkZDW6Ks
9218Please respect copyright.PENANAvCy1J9nQCU
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAKzy4LakfTh
9218Please respect copyright.PENANApXxZezaPde
“Neng… boleh saya remes?”
9218Please respect copyright.PENANANtc7UX8bi5
9218Please respect copyright.PENANAUbaQVvOtVX
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9218Please respect copyright.PENANAXiXJzZgMj5
9218Please respect copyright.PENANA7jTTHbKlAv
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9218Please respect copyright.PENANAZCZYLUUVAE
9218Please respect copyright.PENANAkp0vpitHu7
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9218Please respect copyright.PENANACRq2Azz5kP
9218Please respect copyright.PENANAhUEHVNz7k5
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9218Please respect copyright.PENANAEwByqZpLBM
9218Please respect copyright.PENANAneZzFIlma5
“Boleh neng?”
9218Please respect copyright.PENANAwx7l2EfUFO
9218Please respect copyright.PENANAXUWk62SInN
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9218Please respect copyright.PENANA5ri6DqvaxE
9218Please respect copyright.PENANABSyN0HG8ay
“Eneng yakin?”
9218Please respect copyright.PENANAlVEKgeKiu9
9218Please respect copyright.PENANAZa8NVDsgx4
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9218Please respect copyright.PENANA5g3chZ8FC0
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9218Please respect copyright.PENANAEy56GA5thp
9218Please respect copyright.PENANA14WPW3HpGS
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9218Please respect copyright.PENANALI9LGkVF3Y
9218Please respect copyright.PENANA313kESLvNs
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9218Please respect copyright.PENANA8kCbjluBRK
9218Please respect copyright.PENANA4mggMt1fbH
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9218Please respect copyright.PENANATc0WbqFHaG
9218Please respect copyright.PENANAPiJrdb55jf
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9218Please respect copyright.PENANA72HjFDmsey
9218Please respect copyright.PENANAaKiBUXBcJB
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9218Please respect copyright.PENANApSCTM6xeiJ
9218Please respect copyright.PENANARjcYXAi1nx
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9218Please respect copyright.PENANAsztF8aVkvB
9218Please respect copyright.PENANA9RpPOBlAzV
9218Please respect copyright.PENANAVuPpxC7Up5
9218Please respect copyright.PENANAEbrAQvST3q
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAgUEO9lEcab
9218Please respect copyright.PENANAWx6iASbXih
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9218Please respect copyright.PENANAZHGHKpvtT7
9218Please respect copyright.PENANAqdCXxvuUL0
9218Please respect copyright.PENANAj9KSW3uffc
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9218Please respect copyright.PENANA1QDotkkD0B
9218Please respect copyright.PENANAAfVKM0apTS
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9218Please respect copyright.PENANAGv10rsnAr3
9218Please respect copyright.PENANAY859Fj4gCG
9218Please respect copyright.PENANAUyxHXkAtqp
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9218Please respect copyright.PENANAoXKw5x4TdK
9218Please respect copyright.PENANAK9QWFygMBX
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9218Please respect copyright.PENANAY4SjvbfGxx
9218Please respect copyright.PENANAr26lQ6iYAS
“Sudah kek?”
9218Please respect copyright.PENANAnpmWXAtfV0
9218Please respect copyright.PENANAhET2ASpS0s
“Iya neng..”
9218Please respect copyright.PENANAPz9bRmeyBq
9218Please respect copyright.PENANAwrms256gko
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9218Please respect copyright.PENANAYMi063NPMO
9218Please respect copyright.PENANAfGOUCgcC4v
“Maafin saya yah neng?”
9218Please respect copyright.PENANANxGXCSw1pz
9218Please respect copyright.PENANAF5JsQewrVj
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9218Please respect copyright.PENANApKrNCVpuAn
9218Please respect copyright.PENANApwqKLR6M4V
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9218Please respect copyright.PENANABfgvlhAcEe
9218Please respect copyright.PENANAgP9l99y2Rd
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9218Please respect copyright.PENANAnDlEDTVw47
9218Please respect copyright.PENANAlFfO1ahH29
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9218Please respect copyright.PENANAIt5dqJPUDz
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9218Please respect copyright.PENANAV5K1p6IEoO
9218Please respect copyright.PENANAwCgD3WpbeQ
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9218Please respect copyright.PENANASs4OeWrCB9
9218Please respect copyright.PENANADss4TumVA5
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9218Please respect copyright.PENANANpD5WXYX6o
9218Please respect copyright.PENANAx8NlUJJ2Mx
9218Please respect copyright.PENANAaZG325ja5w
-TAMAT-
ns216.73.216.66da2