
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9884Please respect copyright.PENANA4ZB6pwmGqQ
9884Please respect copyright.PENANA4UXHJOvKta
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9884Please respect copyright.PENANA9GYj1EMycC
9884Please respect copyright.PENANA9gFB8HeNOM
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9884Please respect copyright.PENANA9U5ImEVs61
9884Please respect copyright.PENANAPC5ILeBzJZ
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9884Please respect copyright.PENANAjrQOldnwi0
9884Please respect copyright.PENANAZrnVS63UnP
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9884Please respect copyright.PENANAA7Gn0DZl59
9884Please respect copyright.PENANAC9Sxh9uO87
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9884Please respect copyright.PENANAaflHErZZ6C
9884Please respect copyright.PENANA9ibypxBNZz
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9884Please respect copyright.PENANAgZz7TxGFaP
9884Please respect copyright.PENANAQyFuGwsTqn
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9884Please respect copyright.PENANAORVWNpoKKa
9884Please respect copyright.PENANAiKnnfra9NI
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9884Please respect copyright.PENANA23QFzjeQv9
9884Please respect copyright.PENANAKPFp3mvYNy
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9884Please respect copyright.PENANA6Los2704eS
9884Please respect copyright.PENANAQxgFZISfWO
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9884Please respect copyright.PENANApyDsNqIZ34
9884Please respect copyright.PENANAm3lYKkyWYJ
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9884Please respect copyright.PENANAj0vOVufj97
9884Please respect copyright.PENANA0mMcfAI7w8
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9884Please respect copyright.PENANAG0WrmBZioJ
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9884Please respect copyright.PENANA11l0TwbJdZ
9884Please respect copyright.PENANA98vlf2jJEz
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9884Please respect copyright.PENANAftjDqT3LHI
9884Please respect copyright.PENANA5oRsvRqatT
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9884Please respect copyright.PENANA195JEjXLUz
9884Please respect copyright.PENANAdQJvAKfOUM
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9884Please respect copyright.PENANAOOWz4F3M6i
9884Please respect copyright.PENANAsjhhWJGcUV
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9884Please respect copyright.PENANANXsGfcZ18R
9884Please respect copyright.PENANAqUlghXLrxe
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9884Please respect copyright.PENANAkdrR1NEmBH
9884Please respect copyright.PENANA1xyiQYizK4
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9884Please respect copyright.PENANATPZc7aCGZV
9884Please respect copyright.PENANAPW9JSZRuVz
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9884Please respect copyright.PENANAST9MwXYC8X
9884Please respect copyright.PENANATHUrNAHLtS
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9884Please respect copyright.PENANAbtbq0gkntn
9884Please respect copyright.PENANAyHdykr7G6a
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9884Please respect copyright.PENANAAJ3GDvKm1E
9884Please respect copyright.PENANAuh4ZfC46ed
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9884Please respect copyright.PENANAQHSZJKE7CZ
9884Please respect copyright.PENANAVuoAtDohF4
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9884Please respect copyright.PENANAq1IcmN5rvd
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9884Please respect copyright.PENANAXIOP7jfCH2
9884Please respect copyright.PENANAyhwGpEikjO
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9884Please respect copyright.PENANAUAaLOLrWC6
9884Please respect copyright.PENANAeMWXCPntuO
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9884Please respect copyright.PENANASvuuwxcgYv
9884Please respect copyright.PENANAFyVPWYvjGk
“Iya Bu…”
9884Please respect copyright.PENANA0RmXqiSIHe
9884Please respect copyright.PENANAkVFJoqUpiu
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9884Please respect copyright.PENANA9sTphQ930W
9884Please respect copyright.PENANARWW2y4QhGv
“Dibawa keluar Bu?”
9884Please respect copyright.PENANAENHNZ27t5m
9884Please respect copyright.PENANA16I59RkGkM
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9884Please respect copyright.PENANAjsLOZzDKGp
9884Please respect copyright.PENANAwaTwug2dJ7
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9884Please respect copyright.PENANALJuoaMsuOl
9884Please respect copyright.PENANAFcd5AZ6dyO
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9884Please respect copyright.PENANAgwKQEnwerZ
9884Please respect copyright.PENANAIwrTqjgWTa
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9884Please respect copyright.PENANARe7ONbGA3N
9884Please respect copyright.PENANAlZide6CIPf
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9884Please respect copyright.PENANACozOH63Let
9884Please respect copyright.PENANAtW5n9gIxTf
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9884Please respect copyright.PENANALYCSpwzX0U
9884Please respect copyright.PENANAdkxlILC8t8
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9884Please respect copyright.PENANAz9UYsjbi45
9884Please respect copyright.PENANAtKF69cbvJd
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9884Please respect copyright.PENANAzZEOi4l0S0
“oh..”
9884Please respect copyright.PENANAzm89QrAHWW
9884Please respect copyright.PENANAKw8WM70NLT
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9884Please respect copyright.PENANARYB3XV4yKL
9884Please respect copyright.PENANAp5tEGIfYlb
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9884Please respect copyright.PENANAOxfBVOyBPZ
9884Please respect copyright.PENANAFbxbcxJRb9
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9884Please respect copyright.PENANAnHQetjNQEx
9884Please respect copyright.PENANAT0AZ4Hs1bd
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9884Please respect copyright.PENANAaDANXkRyvt
9884Please respect copyright.PENANAhD45si8xVr
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9884Please respect copyright.PENANAbL7V9rRxY3
9884Please respect copyright.PENANA24FPlx7ATF
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9884Please respect copyright.PENANAebxvilMUow
9884Please respect copyright.PENANAy3XJ4EPU7u
“I…Iya neng…”
9884Please respect copyright.PENANAg0V2EydMTe
9884Please respect copyright.PENANAB3jKUFNuOC
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9884Please respect copyright.PENANADq0yf71U33
9884Please respect copyright.PENANARCZDkWJ6yq
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9884Please respect copyright.PENANAPfEKtkcBh5
9884Please respect copyright.PENANASjniJpQYZ0
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9884Please respect copyright.PENANAEZ0EJB5pY2
9884Please respect copyright.PENANAP1vTF53j28
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9884Please respect copyright.PENANAWwSN4PmkDE
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9884Please respect copyright.PENANACY74X3smuK
9884Please respect copyright.PENANANlWdCeNgxF
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9884Please respect copyright.PENANA2KAisPOtrI
9884Please respect copyright.PENANAraHvQ4LHLA
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9884Please respect copyright.PENANAYnrc5yDSOl
9884Please respect copyright.PENANADmC8pn6vqn
“Tidak usah neng.. “
9884Please respect copyright.PENANAg57C7S8wwy
9884Please respect copyright.PENANAt28dWgRhLA
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9884Please respect copyright.PENANAIUmGCTqfny
9884Please respect copyright.PENANAPsM2XF7uBe
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9884Please respect copyright.PENANA0heBnKQgrN
9884Please respect copyright.PENANAatSISxuQsE
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9884Please respect copyright.PENANAopyJt9cqXT
9884Please respect copyright.PENANAUMEwTp2Tzu
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9884Please respect copyright.PENANARRBIYYcvai
9884Please respect copyright.PENANABJWIxSo9TG
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9884Please respect copyright.PENANAcqqlKX4T21
9884Please respect copyright.PENANAMhd16wkZNh
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9884Please respect copyright.PENANAyR58fLtyY5
9884Please respect copyright.PENANABtPXdE3Dcs
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9884Please respect copyright.PENANAVaoz5yyxan
9884Please respect copyright.PENANAxo9Pvwrmz6
9884Please respect copyright.PENANAtYmxclJhsP
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9884Please respect copyright.PENANA9kB6FnxlD9
9884Please respect copyright.PENANAWX7uSJrob3
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9884Please respect copyright.PENANAJRwlB8UKRg
9884Please respect copyright.PENANActG6vO7fLs
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9884Please respect copyright.PENANAS6ZfsKenDK
9884Please respect copyright.PENANAO4Frh3182B
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9884Please respect copyright.PENANAMzqjR8Wvt5
9884Please respect copyright.PENANAdF1KcsJ9Ay
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9884Please respect copyright.PENANAnOxR4zWmc9
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9884Please respect copyright.PENANAaA3EwUCxSr
9884Please respect copyright.PENANAnsfjhbaz4p
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9884Please respect copyright.PENANAc3Bx0K6sT6
9884Please respect copyright.PENANAb4rwsSR3YK
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9884Please respect copyright.PENANAE77COOqOFc
9884Please respect copyright.PENANATaYJcNxfuA
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9884Please respect copyright.PENANAQ7gnMIotA9
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9884Please respect copyright.PENANAdfKTZxuTwM
9884Please respect copyright.PENANAAOv0Q2GSOP
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9884Please respect copyright.PENANACNBpEa6RjM
9884Please respect copyright.PENANAwpb4LCJlOC
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9884Please respect copyright.PENANA6DyiU4Bsz9
9884Please respect copyright.PENANA9g6uzp6HKb
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9884Please respect copyright.PENANAAHBpj1gDrX
9884Please respect copyright.PENANATF7GvYYnDl
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9884Please respect copyright.PENANArXQTP8n8SW
9884Please respect copyright.PENANAvQK5MprAJk
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9884Please respect copyright.PENANAjfHrxcgtvP
9884Please respect copyright.PENANAudEvNdg8ee
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9884Please respect copyright.PENANAmyQJBjhRMI
9884Please respect copyright.PENANAcIullkuXHt
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9884Please respect copyright.PENANAkmyC79NSeB
9884Please respect copyright.PENANAwqDYQU8iZ5
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9884Please respect copyright.PENANAeNHlPi3pHh
9884Please respect copyright.PENANAiOcInheoFZ
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9884Please respect copyright.PENANAGQwkMFfbRn
9884Please respect copyright.PENANAOoLTEE9Wt5
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9884Please respect copyright.PENANAuAk1cwE3Sk
9884Please respect copyright.PENANA85b1e1RMnJ
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9884Please respect copyright.PENANA5dIRjskbIW
9884Please respect copyright.PENANAf7e1DJ7te6
“Kek… ?” Panggilku
9884Please respect copyright.PENANAD1f3xPTd4c
9884Please respect copyright.PENANA3XGcyywBPa
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9884Please respect copyright.PENANAC0WA83yKVF
9884Please respect copyright.PENANAdeZ0RFTYXg
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9884Please respect copyright.PENANAT58rYuT9R9
9884Please respect copyright.PENANAqnYYI2pz45
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9884Please respect copyright.PENANAcSckITr53g
9884Please respect copyright.PENANAEyasCsEQuU
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9884Please respect copyright.PENANASpsD6iDZIi
9884Please respect copyright.PENANAvVxGbtm8S8
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9884Please respect copyright.PENANAYdl1RYsASn
9884Please respect copyright.PENANAHI9etCeezM
9884Please respect copyright.PENANA9YGQrghQ0p
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9884Please respect copyright.PENANAklicfC6MKu
9884Please respect copyright.PENANA2YkU8kS20R
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9884Please respect copyright.PENANAECxg1vGCbr
9884Please respect copyright.PENANAQ7trY2EuDV
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9884Please respect copyright.PENANAP1GTJr2zYg
9884Please respect copyright.PENANAXwA95AL4Nx
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9884Please respect copyright.PENANAyBbXKlVfbe
9884Please respect copyright.PENANA9s8hJvotdI
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9884Please respect copyright.PENANABDIfq6fJyM
9884Please respect copyright.PENANA7CoWG0nsa7
9884Please respect copyright.PENANAGj73ThOiwf
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9884Please respect copyright.PENANAfmSdFd82YY
9884Please respect copyright.PENANAXBvCUw3eQY
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9884Please respect copyright.PENANA53GLKlBssW
9884Please respect copyright.PENANAzGQvBT6Sw8
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9884Please respect copyright.PENANAXaRujnxUu6
9884Please respect copyright.PENANANuePTnD2ku
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9884Please respect copyright.PENANAq5vaWIlPnO
9884Please respect copyright.PENANAPMTwfs65co
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9884Please respect copyright.PENANAJjLgszlrfs
9884Please respect copyright.PENANASNhrDcFaro
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9884Please respect copyright.PENANA8pWfI8vFBN
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9884Please respect copyright.PENANAL7CAk5rr8s
9884Please respect copyright.PENANASNAP0KWxEp
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9884Please respect copyright.PENANAreGsOT2ae1
9884Please respect copyright.PENANAzp0cvxYpuz
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9884Please respect copyright.PENANAUhCWNrVdCE
9884Please respect copyright.PENANAxpSyNoNMUT
9884Please respect copyright.PENANAuNsFon5s3N
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9884Please respect copyright.PENANAIOOXpbDi6m
9884Please respect copyright.PENANA1u474Lm82E
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9884Please respect copyright.PENANA31xDNhly2n
9884Please respect copyright.PENANAXNyy17If8a
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9884Please respect copyright.PENANA8oiRA2A72s
9884Please respect copyright.PENANAEzgYLrrnvf
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9884Please respect copyright.PENANAhTRqILIeju
9884Please respect copyright.PENANASBAVjnPBK2
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9884Please respect copyright.PENANAEki7J95WGj
9884Please respect copyright.PENANAr7mu37AqOS
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9884Please respect copyright.PENANAVbonAPmWwY
9884Please respect copyright.PENANATVUBVGRSUH
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9884Please respect copyright.PENANAtwmD1jDVu4
9884Please respect copyright.PENANA8Q0wgmRGpz
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9884Please respect copyright.PENANAbaHpcTl6sx
9884Please respect copyright.PENANAu8GhRHwQxf
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9884Please respect copyright.PENANAv3vU4cOa6p
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9884Please respect copyright.PENANAXsXZTldOJM
9884Please respect copyright.PENANANjMmb0DnlQ
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9884Please respect copyright.PENANAC4nVhvnIct
9884Please respect copyright.PENANATFC7dskY31
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9884Please respect copyright.PENANASF0HUdhOtd
9884Please respect copyright.PENANAjjqnCJTmDw
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9884Please respect copyright.PENANA5sKlq4q2wr
9884Please respect copyright.PENANAj0yMnUKcAS
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9884Please respect copyright.PENANAePQtwmHIdo
9884Please respect copyright.PENANAqxwWXTd9YY
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9884Please respect copyright.PENANAaRQcKlpUhp
9884Please respect copyright.PENANApw8uAa9OBe
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9884Please respect copyright.PENANAy4bpiQPgHD
9884Please respect copyright.PENANADYW85mdgMV
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9884Please respect copyright.PENANAGr2QnE1fWh
9884Please respect copyright.PENANARsylGGnDpj
9884Please respect copyright.PENANAyVA7LOiPhh
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9884Please respect copyright.PENANATPLSf7WyBn
9884Please respect copyright.PENANAI4cZKLmPBY
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9884Please respect copyright.PENANASfddS2tVRN
9884Please respect copyright.PENANAcWMMVnKYla
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9884Please respect copyright.PENANAlQ1CugnNQ9
9884Please respect copyright.PENANAc1hH97ujQa
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9884Please respect copyright.PENANADDKMkaowo5
9884Please respect copyright.PENANASGpNqRl8h6
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9884Please respect copyright.PENANAL2nnTxhtHa
9884Please respect copyright.PENANAJqFMOWtUPJ
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9884Please respect copyright.PENANA66kdyqCB6i
9884Please respect copyright.PENANAQVZ3FNbtMu
“A..anu neng..”
9884Please respect copyright.PENANAE4fVlYBkuv
9884Please respect copyright.PENANAhObmuabfky
“Kenapa kek?”
9884Please respect copyright.PENANABlevnN4Ez5
9884Please respect copyright.PENANAHOfFsmJKv5
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9884Please respect copyright.PENANAlKZsopnfbh
9884Please respect copyright.PENANAcDARxJPNoF
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9884Please respect copyright.PENANAZutuEY86jS
9884Please respect copyright.PENANAmkoAVs37H2
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9884Please respect copyright.PENANAha4NV4i1jc
9884Please respect copyright.PENANASVU6hSA0oG
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9884Please respect copyright.PENANAQx5n6aVO5q
9884Please respect copyright.PENANAGeP0CQbSdn
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9884Please respect copyright.PENANARLRwnjpmEt
9884Please respect copyright.PENANAQqWpCLfsK9
9884Please respect copyright.PENANAM5lOv1qLoR
“Neng…? Panggil si kakek.
9884Please respect copyright.PENANAzCFr0nogBG
9884Please respect copyright.PENANAKXqm92xpuz
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9884Please respect copyright.PENANAQZHBLPXxZ5
9884Please respect copyright.PENANA01WFh3EXtT
9884Please respect copyright.PENANAbcwKazs4uo
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9884Please respect copyright.PENANAX3tBzGZHdL
9884Please respect copyright.PENANARIDPtwWteb
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9884Please respect copyright.PENANAwtgVkBqMTI
9884Please respect copyright.PENANABlsZEpoCmR
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9884Please respect copyright.PENANACDBtPkf0cx
9884Please respect copyright.PENANAirfK2TFfHJ
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9884Please respect copyright.PENANAKbPgE1Izbs
9884Please respect copyright.PENANA9Z2Alggxg5
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9884Please respect copyright.PENANAMsXEzyn7RT
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9884Please respect copyright.PENANASauNlwuSvL
9884Please respect copyright.PENANAZWqWZU26ye
9884Please respect copyright.PENANARKQnylatMq
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9884Please respect copyright.PENANAI7MOZLiF66
9884Please respect copyright.PENANAN7DT2sklvv
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9884Please respect copyright.PENANAUejwbsCXgu
9884Please respect copyright.PENANA4B4VjVrtcA
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9884Please respect copyright.PENANAkIrzCWPsq2
9884Please respect copyright.PENANA2WIVQdCFGU
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9884Please respect copyright.PENANAzc1BducDOR
9884Please respect copyright.PENANAxCqIbJPB9q
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9884Please respect copyright.PENANABwgd6TeZmw
9884Please respect copyright.PENANAiz2S70TX4K
“Tidak apa-apa kok kek”
9884Please respect copyright.PENANAaNKSwwxPR8
9884Please respect copyright.PENANA4AnXMXOL1A
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9884Please respect copyright.PENANA11m0wabIMk
9884Please respect copyright.PENANAZMkhI718bC
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9884Please respect copyright.PENANASMZuxAKLAs
9884Please respect copyright.PENANAnRPt5SwVor
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9884Please respect copyright.PENANA72FecZdvVc
9884Please respect copyright.PENANAmbeV4c7keC
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9884Please respect copyright.PENANAppFIRU7Gx4
9884Please respect copyright.PENANARo5sB5uV2z
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9884Please respect copyright.PENANAAhocfr5zm5
9884Please respect copyright.PENANAGAwzh0DhJV
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9884Please respect copyright.PENANAhh7dwNCKuw
9884Please respect copyright.PENANAY6v3fxJ335
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9884Please respect copyright.PENANAKB1wmcPtbP
9884Please respect copyright.PENANAuzNFg7Xx78
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9884Please respect copyright.PENANAKvwWs0O5IK
9884Please respect copyright.PENANA5pQ6ZQ3rGa
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9884Please respect copyright.PENANArK0LGiU6qc
9884Please respect copyright.PENANA7o4TOiKUPN
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9884Please respect copyright.PENANAfUxLmy30mP
9884Please respect copyright.PENANAER4ZUpzg24
“Enak yah kek?”
9884Please respect copyright.PENANA2icYfbbF3G
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9884Please respect copyright.PENANA2OMd0hBH3z
9884Please respect copyright.PENANACaFPMRIb4R
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9884Please respect copyright.PENANA1Rspf08fL4
9884Please respect copyright.PENANAmRgxFI2WR6
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9884Please respect copyright.PENANAodF9qTitDM
9884Please respect copyright.PENANA5tsrn5FDRo
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9884Please respect copyright.PENANAT0JGe6XCZB
9884Please respect copyright.PENANA8S1maKw8Mc
“Neng… boleh saya remes?”
9884Please respect copyright.PENANAdsk2TNVyvk
9884Please respect copyright.PENANARqzi0N2cDw
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9884Please respect copyright.PENANAa1jpq8RLBV
9884Please respect copyright.PENANAxiKBKoIvUj
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9884Please respect copyright.PENANAfRfgaSAfmz
9884Please respect copyright.PENANANo8588EPN8
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9884Please respect copyright.PENANANooohkHOSJ
9884Please respect copyright.PENANAR2ESl7wL82
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9884Please respect copyright.PENANAyKi5gomp2T
9884Please respect copyright.PENANAVKNGw7MqZL
“Boleh neng?”
9884Please respect copyright.PENANAis7wLxSZVp
9884Please respect copyright.PENANAXycZKdm8dO
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9884Please respect copyright.PENANAmeOUtI1DnJ
9884Please respect copyright.PENANAtS9bUPrTmP
“Eneng yakin?”
9884Please respect copyright.PENANA03rs5X1anV
9884Please respect copyright.PENANA4xk8kqowDX
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9884Please respect copyright.PENANAhyTCMPCJrj
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9884Please respect copyright.PENANA59LfEcMEdI
9884Please respect copyright.PENANAOTBKlSmFCQ
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9884Please respect copyright.PENANAjCDRelgluI
9884Please respect copyright.PENANAnaDvMm2skO
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9884Please respect copyright.PENANALyrAk20P3F
9884Please respect copyright.PENANA0FhDRWUDVj
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9884Please respect copyright.PENANASKae5D15Zi
9884Please respect copyright.PENANAFNrkzIoX4o
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9884Please respect copyright.PENANAY4RsudOknP
9884Please respect copyright.PENANAgNqWl3jZAE
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9884Please respect copyright.PENANAStgI92GzFK
9884Please respect copyright.PENANA7rSlFkGaNx
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9884Please respect copyright.PENANAs0v8vCrkJf
9884Please respect copyright.PENANABlIkJUtzaJ
9884Please respect copyright.PENANAV477tJFTay
9884Please respect copyright.PENANAHNMpKcE6E5
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9884Please respect copyright.PENANApHxTCgoXKR
9884Please respect copyright.PENANA1R7Q5XiLE5
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9884Please respect copyright.PENANAGMgnNF4Vml
9884Please respect copyright.PENANA0kwWfj0ecw
9884Please respect copyright.PENANA4HOjL4AtHx
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9884Please respect copyright.PENANANRiGlzHwiK
9884Please respect copyright.PENANAV8jth1sEuQ
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9884Please respect copyright.PENANAQIadWETRtz
9884Please respect copyright.PENANAXqVFz5PczE
9884Please respect copyright.PENANA15AX7dV2Xy
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9884Please respect copyright.PENANAKmVt0xwGkK
9884Please respect copyright.PENANA9TMFPxCMyY
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9884Please respect copyright.PENANAsD8xvAYsYt
9884Please respect copyright.PENANA3D9kvYDgSm
“Sudah kek?”
9884Please respect copyright.PENANANLigErg8gC
9884Please respect copyright.PENANATXEMH1zEw2
“Iya neng..”
9884Please respect copyright.PENANApWsak27aMb
9884Please respect copyright.PENANA4zC26U7V7C
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9884Please respect copyright.PENANA7sUEQsTO9X
9884Please respect copyright.PENANAFPv2Y9HnYJ
“Maafin saya yah neng?”
9884Please respect copyright.PENANAzhQzl4snNq
9884Please respect copyright.PENANApSF8NjlQAM
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9884Please respect copyright.PENANAhOuZFM8xfU
9884Please respect copyright.PENANA1EqyX9Knxz
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9884Please respect copyright.PENANA5OEMVUzTwW
9884Please respect copyright.PENANAM8CZjrxfr5
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9884Please respect copyright.PENANAHtjRRlpE1W
9884Please respect copyright.PENANAqzR4knCgm3
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9884Please respect copyright.PENANATJxFJSFVRZ
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9884Please respect copyright.PENANAP8rTV52d7c
9884Please respect copyright.PENANAEkJTvhaEvS
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9884Please respect copyright.PENANAd7LsRrh3Zn
9884Please respect copyright.PENANAUQsiRcvYg3
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9884Please respect copyright.PENANAB2jLlI8FbC
9884Please respect copyright.PENANAhvtVN0Ofs5
9884Please respect copyright.PENANARAxndn9tst
-TAMAT-
ns216.73.216.238da2