
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
9846Please respect copyright.PENANAXccsdLKnJP
9846Please respect copyright.PENANA5kqZksLxGz
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
9846Please respect copyright.PENANAaP1mmW9FUH
9846Please respect copyright.PENANAeoaK1paat0
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
9846Please respect copyright.PENANAtzg5IZEQZB
9846Please respect copyright.PENANANyC8F29fSi
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
9846Please respect copyright.PENANAEux2Y97xDQ
9846Please respect copyright.PENANAP9o2WEnitf
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
9846Please respect copyright.PENANA80IsWHqrOp
9846Please respect copyright.PENANAvjxudCf5Hg
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
9846Please respect copyright.PENANAzEBkcpXSC3
9846Please respect copyright.PENANAgG5lqFtV4c
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
9846Please respect copyright.PENANAJGQ3JmEcRH
9846Please respect copyright.PENANArWZA8axHX8
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
9846Please respect copyright.PENANAQG2qvXHHCF
9846Please respect copyright.PENANA4617sKSYpE
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
9846Please respect copyright.PENANALpQZcBSY3P
9846Please respect copyright.PENANAmI4i67WSZa
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
9846Please respect copyright.PENANAFlFwGGvA49
9846Please respect copyright.PENANAja1ayChzaH
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
9846Please respect copyright.PENANAhJrPdGWlvf
9846Please respect copyright.PENANAw3kf5qdf0m
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
9846Please respect copyright.PENANArqBRoYvise
9846Please respect copyright.PENANAHlfwWnqNiF
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
9846Please respect copyright.PENANAgrcSmMy3Mh
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
9846Please respect copyright.PENANASB0igcOyXT
9846Please respect copyright.PENANATZgsRDN64e
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
9846Please respect copyright.PENANAp2KbXgEHjM
9846Please respect copyright.PENANAIlHyBfBWFf
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
9846Please respect copyright.PENANA91ezfj61ht
9846Please respect copyright.PENANAOg2WriqMoA
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
9846Please respect copyright.PENANAnZtnVbqBcP
9846Please respect copyright.PENANAjk6VB0Lvip
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
9846Please respect copyright.PENANAzp7CZY2xlN
9846Please respect copyright.PENANAyIxrTI3P9p
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
9846Please respect copyright.PENANAGwAxykfSum
9846Please respect copyright.PENANAWluHt3Ljho
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
9846Please respect copyright.PENANAL7Ba8Do9c4
9846Please respect copyright.PENANAseqOSVvAIS
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
9846Please respect copyright.PENANA1o7I2pIVn4
9846Please respect copyright.PENANAJdulBPMWst
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
9846Please respect copyright.PENANAEG8XJq4PWF
9846Please respect copyright.PENANAUr25OmR2qa
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
9846Please respect copyright.PENANA8cOfzs6udD
9846Please respect copyright.PENANAfOehAIRvLH
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
9846Please respect copyright.PENANA8cJiU45V3Q
9846Please respect copyright.PENANAnMDTsAuDG6
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
9846Please respect copyright.PENANAOd2vLsnvOB
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
9846Please respect copyright.PENANAhqKOvCxw1Q
9846Please respect copyright.PENANAcyMVxu0cP4
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
9846Please respect copyright.PENANAeIQF67Z6vr
9846Please respect copyright.PENANAeBCGqbaQsd
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
9846Please respect copyright.PENANAGFOSA9y8Pu
9846Please respect copyright.PENANACLh0SftZlO
“Iya Bu…”
9846Please respect copyright.PENANAzsCNQunaWk
9846Please respect copyright.PENANAH60DfBN4Eu
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
9846Please respect copyright.PENANAGMVGzkQaj7
9846Please respect copyright.PENANAURItCSIbt0
“Dibawa keluar Bu?”
9846Please respect copyright.PENANA330aB8ku1w
9846Please respect copyright.PENANAouc3lFk4xV
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
9846Please respect copyright.PENANANgapfApZwF
9846Please respect copyright.PENANANs7Ni8dPQL
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
9846Please respect copyright.PENANA5VCmB3Fxc1
9846Please respect copyright.PENANAEwNxsfh3Xj
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
9846Please respect copyright.PENANACj7APA57OY
9846Please respect copyright.PENANAMmMETdIyH0
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
9846Please respect copyright.PENANAN3ZML9RGnw
9846Please respect copyright.PENANAjCR8Qpc3hn
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
9846Please respect copyright.PENANAhxSH1Ubu3d
9846Please respect copyright.PENANAWUk2L4FKMH
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
9846Please respect copyright.PENANARjCqUA2jiY
9846Please respect copyright.PENANA0vqUw2G9Go
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
9846Please respect copyright.PENANAoLWFHJlffG
9846Please respect copyright.PENANA9g04Yvtpuk
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
9846Please respect copyright.PENANA5iGf7cNjF3
“oh..”
9846Please respect copyright.PENANAFOO2UrNWb4
9846Please respect copyright.PENANAohJBrJXqXh
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
9846Please respect copyright.PENANAQzjZs1wtGf
9846Please respect copyright.PENANALurRx5kd7m
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
9846Please respect copyright.PENANAGIHS61qgXr
9846Please respect copyright.PENANAfHqjicVjj0
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
9846Please respect copyright.PENANATEb7ahkJwB
9846Please respect copyright.PENANArvQZpWzSNu
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
9846Please respect copyright.PENANAsKNK4IDSOg
9846Please respect copyright.PENANAlt3QvjQlpN
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
9846Please respect copyright.PENANAktUCeF22Fs
9846Please respect copyright.PENANAhVbwyr8zZQ
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
9846Please respect copyright.PENANA7nfe8R74bK
9846Please respect copyright.PENANADsHR9NT2fH
“I…Iya neng…”
9846Please respect copyright.PENANAU86QNlugAL
9846Please respect copyright.PENANA91QI70Gn1f
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
9846Please respect copyright.PENANAmmozFBLm8R
9846Please respect copyright.PENANAWpt8FmwJa8
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
9846Please respect copyright.PENANAY05JiYtmqb
9846Please respect copyright.PENANAzU1MhNYfYj
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
9846Please respect copyright.PENANAywwTm3vKRo
9846Please respect copyright.PENANAHg4ru1Mz15
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
9846Please respect copyright.PENANAwNAnNnQJvy
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
9846Please respect copyright.PENANA50BWjyrTRu
9846Please respect copyright.PENANAGplhaJhbeU
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
9846Please respect copyright.PENANAfSayfUQ0SV
9846Please respect copyright.PENANArTS28CbXRK
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
9846Please respect copyright.PENANA1wbMiNmps7
9846Please respect copyright.PENANAeGCyRCv1PS
“Tidak usah neng.. “
9846Please respect copyright.PENANArwbbtXtr7q
9846Please respect copyright.PENANAsrwfxB5fAM
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
9846Please respect copyright.PENANAOkIcaTTm9W
9846Please respect copyright.PENANAKwelxG3Xa9
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
9846Please respect copyright.PENANAoYVwAH7g9K
9846Please respect copyright.PENANA2OX7BgKhYo
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
9846Please respect copyright.PENANAayxwLpH8ck
9846Please respect copyright.PENANA0vrU6KfNNk
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
9846Please respect copyright.PENANAspYRwdpnu6
9846Please respect copyright.PENANAtrKAJiWjth
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
9846Please respect copyright.PENANAqvqGD21dph
9846Please respect copyright.PENANAjEPLPdIfOv
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
9846Please respect copyright.PENANA1IKPkSvdfa
9846Please respect copyright.PENANAtmf0OEqZZB
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
9846Please respect copyright.PENANAOuPfBQxgdC
9846Please respect copyright.PENANA4L9joRpMob
9846Please respect copyright.PENANAb1xUzt9Em4
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
9846Please respect copyright.PENANAEFkecrQEb9
9846Please respect copyright.PENANAI4nc6GLBUm
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
9846Please respect copyright.PENANA1yKWi3jTpA
9846Please respect copyright.PENANAYBDbQtg3la
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
9846Please respect copyright.PENANAzqqYRyxYQG
9846Please respect copyright.PENANADOUdQAReHF
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
9846Please respect copyright.PENANABRSwskwnnZ
9846Please respect copyright.PENANAyF9uiA74Fp
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
9846Please respect copyright.PENANAFXl8BynhnD
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
9846Please respect copyright.PENANAz3vn20gapb
9846Please respect copyright.PENANA5rRJjEKclP
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
9846Please respect copyright.PENANAJLmBDpP2g5
9846Please respect copyright.PENANAbWUXYJraKO
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
9846Please respect copyright.PENANAw3JEkavrNR
9846Please respect copyright.PENANAROPkMsdiGH
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
9846Please respect copyright.PENANARz4OBSKZDb
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
9846Please respect copyright.PENANA12kMaTf70k
9846Please respect copyright.PENANAljFIGgevBq
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
9846Please respect copyright.PENANAedpQz4fQcS
9846Please respect copyright.PENANA6lXYlerUnj
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
9846Please respect copyright.PENANAV1jFkfoJYs
9846Please respect copyright.PENANAFbcft3aaQn
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
9846Please respect copyright.PENANAR50yjOm5eZ
9846Please respect copyright.PENANAx3TAtGacLZ
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
9846Please respect copyright.PENANAbYTNs453c3
9846Please respect copyright.PENANAtMf2jlqiD9
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
9846Please respect copyright.PENANADhN6ez3lQl
9846Please respect copyright.PENANAq2TcWrVexd
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
9846Please respect copyright.PENANAIwXA9D1h4W
9846Please respect copyright.PENANAFaqtw7YCCs
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
9846Please respect copyright.PENANAFC6WKGCFMV
9846Please respect copyright.PENANAjV0qof0UDc
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
9846Please respect copyright.PENANAnnOQ6kHRHq
9846Please respect copyright.PENANAf5fSozdKRL
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
9846Please respect copyright.PENANAsX8ExnNFrb
9846Please respect copyright.PENANA5XcUeLWTxf
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
9846Please respect copyright.PENANALe2Unqq3ak
9846Please respect copyright.PENANAgu0IXadhg0
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
9846Please respect copyright.PENANA6KIoZ3huuD
9846Please respect copyright.PENANA0N7wouoblj
“Kek… ?” Panggilku
9846Please respect copyright.PENANA69VsRa5dVx
9846Please respect copyright.PENANABypsb27TYX
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
9846Please respect copyright.PENANAxG0YSWUGGq
9846Please respect copyright.PENANA92CWZbtsV3
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
9846Please respect copyright.PENANAETJ4x08euR
9846Please respect copyright.PENANAXRm77fIhk5
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
9846Please respect copyright.PENANAchoA0KXCld
9846Please respect copyright.PENANAyYWmdbOTV1
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
9846Please respect copyright.PENANAR0AUcd6NTg
9846Please respect copyright.PENANAQn9wZC6VO5
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
9846Please respect copyright.PENANA2jqHRNC3tj
9846Please respect copyright.PENANAUCTvd1C9NA
9846Please respect copyright.PENANAKVZxIR2pBQ
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
9846Please respect copyright.PENANAu3K770hRLG
9846Please respect copyright.PENANA9V3wWrBySE
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
9846Please respect copyright.PENANAEqdej0cghz
9846Please respect copyright.PENANADWVm14a0X9
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
9846Please respect copyright.PENANATBOKKnTat5
9846Please respect copyright.PENANA0GgZLh2blr
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
9846Please respect copyright.PENANAIlhBkLCAg4
9846Please respect copyright.PENANA9XSpjKXIMN
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
9846Please respect copyright.PENANA8uAiRHrd8R
9846Please respect copyright.PENANACabmyUZ4Kh
9846Please respect copyright.PENANApZ3Zp6aB7x
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
9846Please respect copyright.PENANAXwq1bDcw6R
9846Please respect copyright.PENANAYaMOiQPlM4
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
9846Please respect copyright.PENANA0ndDFvykIr
9846Please respect copyright.PENANAsF76eQRSWp
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
9846Please respect copyright.PENANAhaxyGSpgrY
9846Please respect copyright.PENANAgOl9B2cAQx
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
9846Please respect copyright.PENANAmlbUYjrKu9
9846Please respect copyright.PENANA0TDuDQbMmD
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
9846Please respect copyright.PENANA5LMWA6ase7
9846Please respect copyright.PENANAui9hTWJBvS
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
9846Please respect copyright.PENANAb6l4aGISz5
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
9846Please respect copyright.PENANAc0ylUGP6Ek
9846Please respect copyright.PENANAZTjNQlI57o
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
9846Please respect copyright.PENANA1gv9JR2CDH
9846Please respect copyright.PENANAaoizlH2KXl
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
9846Please respect copyright.PENANAcAL7uxoHB3
9846Please respect copyright.PENANA5xVk14UjOd
9846Please respect copyright.PENANAIru8qv2vaZ
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
9846Please respect copyright.PENANANuEUbtEoxQ
9846Please respect copyright.PENANAZeHgfH5853
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
9846Please respect copyright.PENANABr8jhIKsFf
9846Please respect copyright.PENANAzOsgByX17t
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
9846Please respect copyright.PENANAQkZSB6nihP
9846Please respect copyright.PENANABhwIV610mw
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
9846Please respect copyright.PENANAmTnTnT7gP9
9846Please respect copyright.PENANAGbmEuRcAak
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
9846Please respect copyright.PENANAyZzuPXNGKA
9846Please respect copyright.PENANAdI9TF5rKXU
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
9846Please respect copyright.PENANALNWZuwAenV
9846Please respect copyright.PENANAzlpKLEiXMr
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
9846Please respect copyright.PENANAewUtfjezHU
9846Please respect copyright.PENANAkZpqcEJkK7
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
9846Please respect copyright.PENANAM00noAuhXX
9846Please respect copyright.PENANAK3sV6zZ97W
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
9846Please respect copyright.PENANA3IGyCGMpkJ
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
9846Please respect copyright.PENANAZA7kEpsPBD
9846Please respect copyright.PENANAgKtwNLph9f
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
9846Please respect copyright.PENANAR4WlUUpDbW
9846Please respect copyright.PENANAPNon620U9w
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
9846Please respect copyright.PENANAgQsA4CiYdt
9846Please respect copyright.PENANAvXKH8TZLaF
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
9846Please respect copyright.PENANApMOFQlNKLM
9846Please respect copyright.PENANAcB2iLAgGTU
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
9846Please respect copyright.PENANAMdAU0GouAg
9846Please respect copyright.PENANAEmOt1BEfJE
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
9846Please respect copyright.PENANAzzIzBC6kvV
9846Please respect copyright.PENANAPdW3ryUpHN
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
9846Please respect copyright.PENANAkvUf3KBagL
9846Please respect copyright.PENANAxc50anK3ud
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
9846Please respect copyright.PENANAMWIZZImutc
9846Please respect copyright.PENANA0TCpy7uhdN
9846Please respect copyright.PENANAa768zFuYWf
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
9846Please respect copyright.PENANAqd3vILqdUV
9846Please respect copyright.PENANANVAUr8F6t5
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
9846Please respect copyright.PENANAKWRTJ45pDe
9846Please respect copyright.PENANAt6ghBSvVQz
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
9846Please respect copyright.PENANA0BtnItHQz6
9846Please respect copyright.PENANAqR4Xg7UoQ9
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
9846Please respect copyright.PENANAtRA6tY26IE
9846Please respect copyright.PENANAH2p7819PJo
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
9846Please respect copyright.PENANAq98tXajdzB
9846Please respect copyright.PENANApYqTifwtak
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
9846Please respect copyright.PENANAGFBPlKkWVC
9846Please respect copyright.PENANAqMEgmDXlTc
“A..anu neng..”
9846Please respect copyright.PENANApSrP2wAkzR
9846Please respect copyright.PENANAgHXk7Otyal
“Kenapa kek?”
9846Please respect copyright.PENANAvXoUN4V1Zq
9846Please respect copyright.PENANAGXisoo2aPe
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
9846Please respect copyright.PENANA3CZ798Dj6W
9846Please respect copyright.PENANA4MpLk12sS1
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
9846Please respect copyright.PENANAOSmguMRctt
9846Please respect copyright.PENANAciRPdHEIIM
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
9846Please respect copyright.PENANAyF6DsHyr0D
9846Please respect copyright.PENANANj7XS8eyIl
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
9846Please respect copyright.PENANALKr80xNTt2
9846Please respect copyright.PENANAZzhdPCD8p5
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
9846Please respect copyright.PENANAtaiZwQNHnm
9846Please respect copyright.PENANAveKSCo2pr5
9846Please respect copyright.PENANANaxrggIfH9
“Neng…? Panggil si kakek.
9846Please respect copyright.PENANAi4vyEGA3Id
9846Please respect copyright.PENANAXSxP44gu84
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
9846Please respect copyright.PENANAHL60oulzth
9846Please respect copyright.PENANAESSKvGb7Le
9846Please respect copyright.PENANAOBhuMbvZqT
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
9846Please respect copyright.PENANAGyYaNl4Vdf
9846Please respect copyright.PENANAVtamshZCe5
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
9846Please respect copyright.PENANAVyP0IxwzAR
9846Please respect copyright.PENANAtkKCkjcTt2
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
9846Please respect copyright.PENANAZzPKp3B5oD
9846Please respect copyright.PENANAqe46ffIgZQ
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
9846Please respect copyright.PENANAEKD8mUq6uK
9846Please respect copyright.PENANAwE1guMWbaU
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
9846Please respect copyright.PENANAKOeTyJ0A2t
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
9846Please respect copyright.PENANAEtLiFovjS9
9846Please respect copyright.PENANArSmE0L9Nwy
9846Please respect copyright.PENANADo4Wz49fKR
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
9846Please respect copyright.PENANAJv2ylxraWm
9846Please respect copyright.PENANAgtjHfBCq6u
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
9846Please respect copyright.PENANAEHFVlSsYqb
9846Please respect copyright.PENANAWTR2YInQ4X
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
9846Please respect copyright.PENANAosWA6ATo3q
9846Please respect copyright.PENANAH9WkbrbMWj
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
9846Please respect copyright.PENANAzeyYnMWUrz
9846Please respect copyright.PENANAQmwK2jQsBN
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
9846Please respect copyright.PENANAKm04gxAC4a
9846Please respect copyright.PENANAphIIASogPi
“Tidak apa-apa kok kek”
9846Please respect copyright.PENANAooSy5boojL
9846Please respect copyright.PENANAirwhtv0B6w
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
9846Please respect copyright.PENANADYjIG9JyA6
9846Please respect copyright.PENANAUQGnNleHS1
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
9846Please respect copyright.PENANAiJL8BLfJab
9846Please respect copyright.PENANAQe1qqT1Fmw
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
9846Please respect copyright.PENANALFc8mWoRSI
9846Please respect copyright.PENANAoTVB1UMqRh
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
9846Please respect copyright.PENANASwNzr08rTd
9846Please respect copyright.PENANAUWNnWd0IvJ
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
9846Please respect copyright.PENANAmJiLtPq2HW
9846Please respect copyright.PENANALXS23zZRGu
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
9846Please respect copyright.PENANAtSzb6VDp0u
9846Please respect copyright.PENANA53pZMsTrum
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
9846Please respect copyright.PENANAxNw2MCZj9O
9846Please respect copyright.PENANAX2ICSIAvYk
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
9846Please respect copyright.PENANADSGuyoMebM
9846Please respect copyright.PENANAjvkGuwNUXW
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
9846Please respect copyright.PENANAtIsTxHggqw
9846Please respect copyright.PENANAVLCFfRbghM
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
9846Please respect copyright.PENANAdAN7o5wqLx
9846Please respect copyright.PENANAg9jjloGdyy
“Enak yah kek?”
9846Please respect copyright.PENANAwIa3LSyauh
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
9846Please respect copyright.PENANAw0gK2wauXR
9846Please respect copyright.PENANALg084uPNtL
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
9846Please respect copyright.PENANAwuwIYyqOrz
9846Please respect copyright.PENANABHvhVL7mBl
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
9846Please respect copyright.PENANA7LCXw49SeH
9846Please respect copyright.PENANA0RzX7reZcz
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
9846Please respect copyright.PENANA2k0HeGTNIG
9846Please respect copyright.PENANAPI2zs7o7Ob
“Neng… boleh saya remes?”
9846Please respect copyright.PENANACBaa3bd73I
9846Please respect copyright.PENANAitGlSwpVEQ
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
9846Please respect copyright.PENANAJTbXqqFSm2
9846Please respect copyright.PENANAcuGJ3sr8nW
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
9846Please respect copyright.PENANAVKIW2YCPU8
9846Please respect copyright.PENANA0Pd8TI7QD3
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
9846Please respect copyright.PENANA291kMELBp6
9846Please respect copyright.PENANA6uHukA869P
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
9846Please respect copyright.PENANAukSR0tqTcq
9846Please respect copyright.PENANAjm0NpcVnzu
“Boleh neng?”
9846Please respect copyright.PENANAREaZfhZhSw
9846Please respect copyright.PENANA8gaZxfkX7L
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
9846Please respect copyright.PENANAyvMPXd3bmZ
9846Please respect copyright.PENANAFczLvRU4m5
“Eneng yakin?”
9846Please respect copyright.PENANAVfLVinfl60
9846Please respect copyright.PENANA2UxfWaKHhL
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
9846Please respect copyright.PENANASufAVIdCEn
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
9846Please respect copyright.PENANABQ39mQxM4p
9846Please respect copyright.PENANAKHGFs3TvoA
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
9846Please respect copyright.PENANArjYTEudpuB
9846Please respect copyright.PENANAIyuG4y8BnD
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
9846Please respect copyright.PENANATIJ0QvctBl
9846Please respect copyright.PENANAybsSAEQr6c
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
9846Please respect copyright.PENANAZi5vkFMfqO
9846Please respect copyright.PENANAaqFGivY0xq
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
9846Please respect copyright.PENANALBj7UjcIMs
9846Please respect copyright.PENANAykxoRRtUV5
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
9846Please respect copyright.PENANAo1J6pOcZwR
9846Please respect copyright.PENANAyw4OezkQrD
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
9846Please respect copyright.PENANAeLBhxJrQif
9846Please respect copyright.PENANAV6rCqw3goR
9846Please respect copyright.PENANAw218uWSqoU
9846Please respect copyright.PENANAKpWKVFSc3H
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
9846Please respect copyright.PENANAmd7fLL1Syr
9846Please respect copyright.PENANAz3Fi1AvlEQ
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
9846Please respect copyright.PENANA4DccKZmk7x
9846Please respect copyright.PENANAkYCkY2zIU1
9846Please respect copyright.PENANAgbWhkXtT6E
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
9846Please respect copyright.PENANAE7nGIIuKAb
9846Please respect copyright.PENANACFPEp015rm
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
9846Please respect copyright.PENANADmsqUBNEe4
9846Please respect copyright.PENANA3p3AYbxo9X
9846Please respect copyright.PENANAs20rOaQf33
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
9846Please respect copyright.PENANAFNxahbI1Tb
9846Please respect copyright.PENANAm6hcBMKs9N
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
9846Please respect copyright.PENANA72WOFfyoiy
9846Please respect copyright.PENANADmkRDEfEFJ
“Sudah kek?”
9846Please respect copyright.PENANAADTujmDRjR
9846Please respect copyright.PENANA1zDSmwDdzV
“Iya neng..”
9846Please respect copyright.PENANA5Ml0wCHVTr
9846Please respect copyright.PENANABuRtrp9ERV
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
9846Please respect copyright.PENANAmARZ60Or7G
9846Please respect copyright.PENANAoycdXqGuGX
“Maafin saya yah neng?”
9846Please respect copyright.PENANA4g47HEVgb9
9846Please respect copyright.PENANApKgzWMPpKi
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
9846Please respect copyright.PENANA6i12LFrceS
9846Please respect copyright.PENANARizulephjp
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
9846Please respect copyright.PENANAsb1V7OL6r3
9846Please respect copyright.PENANAuoXCGTYC4y
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
9846Please respect copyright.PENANAqyZxU5GGCB
9846Please respect copyright.PENANAM8qdYFA1yE
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
9846Please respect copyright.PENANAjVcj5wR6lG
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
9846Please respect copyright.PENANA5Isjkk3lfV
9846Please respect copyright.PENANA3Rs04udt7g
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
9846Please respect copyright.PENANAY91Yzacvf4
9846Please respect copyright.PENANAv9iL3vjvhj
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
9846Please respect copyright.PENANAtNqGj9A0sy
9846Please respect copyright.PENANAdjiqeGhhuQ
9846Please respect copyright.PENANAnFaGvvQfFu
-TAMAT-
ns216.73.216.146da2