
1559Please respect copyright.PENANA0UYNPhj9TT
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1559Please respect copyright.PENANAxTtqblNmeT
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1559Please respect copyright.PENANAZAnnFryJA2
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1559Please respect copyright.PENANASEycv8ZQTG
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1559Please respect copyright.PENANAsRZg0yOTMg
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1559Please respect copyright.PENANAmVI6iHLrzX
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1559Please respect copyright.PENANA0iTcKLcwkq
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1559Please respect copyright.PENANAeOxsWXUFOt
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1559Please respect copyright.PENANAXdeX5sFmbw
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1559Please respect copyright.PENANA1rS7NGSC6t
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1559Please respect copyright.PENANAvlDCmrqeAR
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1559Please respect copyright.PENANAFdw8dbNrqW
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1559Please respect copyright.PENANAyN8kOFW8fr
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1559Please respect copyright.PENANAWZXuER7m0b
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1559Please respect copyright.PENANAkiFWXe32br
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1559Please respect copyright.PENANAl9PtuPqWO4
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1559Please respect copyright.PENANAySGy50EXwS
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1559Please respect copyright.PENANAlbS55bi8qR
__________
1559Please respect copyright.PENANAJ49RAR1B6M
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1559Please respect copyright.PENANAN1OVgf0SOU
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1559Please respect copyright.PENANAQi91g8t9Rv
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1559Please respect copyright.PENANAnKvLTiZwom
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1559Please respect copyright.PENANAKLEQZasZhv
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1559Please respect copyright.PENANAva2s2m8m49
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1559Please respect copyright.PENANAzbYRLt3gMH
___________
1559Please respect copyright.PENANAjDdBPEeDMo
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1559Please respect copyright.PENANAFk7gFypz33
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1559Please respect copyright.PENANAlJROGp1wDk
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1559Please respect copyright.PENANAvqJSfL3Qdq
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1559Please respect copyright.PENANAIp9WFJ6Qy1
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1559Please respect copyright.PENANAyIpakgN6PQ
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1559Please respect copyright.PENANAbNgRTN1vA9
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1559Please respect copyright.PENANAMl6Wu9j626
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1559Please respect copyright.PENANA8TVcnKwCA6
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1559Please respect copyright.PENANAANN7zeoIdH
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1559Please respect copyright.PENANA10Gd1Z8MLJ
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1559Please respect copyright.PENANAMEC1gvSm3a
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1559Please respect copyright.PENANAEfDu2MAObL
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1559Please respect copyright.PENANATUB5Lyine6
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1559Please respect copyright.PENANADIGqXVf3pE
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1559Please respect copyright.PENANAZKJooLnDKQ
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1559Please respect copyright.PENANAKjbNz8XAKe
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1559Please respect copyright.PENANAEAQTJ88yom
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1559Please respect copyright.PENANAm7nuenxbUc
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1559Please respect copyright.PENANA0ytQGjDLxe
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1559Please respect copyright.PENANAbEpq7m74sA
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1559Please respect copyright.PENANATr2sbB0y6o
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1559Please respect copyright.PENANAgSt8UjSSI5
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1559Please respect copyright.PENANAmVUmJUkO1r
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1559Please respect copyright.PENANAg7ngXWYcYr
Ia jatuh cinta.
1559Please respect copyright.PENANAzFPfYr9fmF
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1559Please respect copyright.PENANAKEyQ3BhaE1