Bisness KakNia - Pertemuan yang tak menyatu

Malam tadi tubuh mereka bersatu, larut dalam hujan peluh dan ciuman. Kini jam menunjukkan 1 pagi, hujan tak turun, tapi wajah Aman terasa mendung saat menghantar Mekya pulang.

Mekya bersandar di tempat duduk motor, rambutnya masih lembap dari mandi tadi sedikit berbau sabun dan peluh yang belum hilang. Matanya sayu, dan senyumnya lemah. Dia kelihatan benar-benar letih.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50enZeISTl

“Mekya okay?” Aman bertanya perlahan.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5szVA3HvXi

Mekya hanya angguk perlahan.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4ISv0CoP6

“Penat sikit. Tapi best…”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1XAtLBxB2

Dia senyum senget sambil gigit bibir sendiri. Manja.

Aman hanya mampu senyum. Dalam hatinya, dia tahu dia ingin malam itu berulang. Selalu.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpB4RsojLh

Tapi Aman tak sangka, pagi esoknya… mesej dari Mekya datang seperti hujan renyai yang perlahan-lahan membasahi dada:

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2oR15Fs6D

“Aman… akak saya marah. Sebab saya asyik keluar malam. Dia dah mula curiga.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNEIByCpGU

Aman membaca dua tiga kali. Hatinya berdebar, seperti ditampar kenyataan.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgmFM0gGgO

“Saya cakap saya keluar dengan kawan… tapi malam-malam macam tu… dia tak percaya. Lagipun saya tinggal rumah dia. Dia banyak tolong saya. Saya taknak dia tahu apa-apa.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIR47MzjP1

Aman terdiam di hadapan telefon.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7sx3JNq4i

Kemudian satu lagi mesej masuk:

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0rrI1751iH

“Lepas ni… kita jumpa hujung minggu saja ya? Hari biasa… saya akan cuba elak. Kalau keluar selalu, nanti susah.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshdDhU5iB6

Aman memejamkan mata. Ada sesuatu dalam dada yang terasa tenggelam. Tapi dia tahu, ini bukan masa untuk membantah.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDH6I88k7R

“Okay. Saya faham,” balas Aman.

“Kita jumpa hari minggu. Saya tunggu.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSllmSKjqq

Tak lama kemudian, Mekya balas:

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGY83Z6YBEE

“Sorry ya… bukan saya tak nak. Tapi saya tak nak kita kantoi. Saya sayang awak. Saya nak kita lama.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk9j2qbbpFa

Kata itu menenangkan. Tapi tetap… terasa seperti seminggu menjadi selautan waktu.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5s4oA3OenK

Aman meletakkan telefon di dada. Memandang siling biliknya. Suasana sunyi. Bau sabun Mekya masih ada di bajunya. Dan yang lebih kuat… adalah rasa rindu yang belum sempat tumbuh, tapi sudah pun mula ditarik pergi sedikit demi sedikit.

Seminggu kemudian, hari pertemuan Aman dan Mekya yang dinantikan oleh mereka. Hari Ahad itu, matahari redup. Angin bertiup lembut, tapi dada Aman terasa sesak dari pagi lagi. Hujung minggu yang dia tunggu kini tiba… dan tubuhnya penuh rindu yang tertahan.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GbGZxrmfZ

Mekya datang dengan hoodie kelabu labuh, jeans ketat, dan senyuman sedikit redup. Tapi Aman tak fikir banyak yang dia tahu, dia mahu malam itu jadi milik mereka seperti dahulu.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2X8o7DDAHC

Di bilik sewa itu, lampu kuning malap, kipas lama berpusing perlahan. Mereka saling memeluk hangat, lama, diam.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttCCmkIXQz

Tubuh mereka kembali bersatu. Mekya menggenggam tangan Aman, menariknya dengan lembut. Seolah-olah mahu berkata, "Bawa aku larut sekali lagi, walau cuma malam ini."

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQa31L060q

Pakaian dilurut satu persatu. Ciuman bertebaran. Nafas memanas. Tubuh bergeser seperti dahulu, namun sesuatu terasa lain.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3oBMWeLsjY

Aman mula sedar, gerak Mekya tidak seperti sebelumnya. Tangannya tidak menggenggam erat. Pelukannya tak sekuat biasa. Matanya… sesekali memandang jauh walau tubuhnya masih bersambut.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrYCNgQDGtO

Aman memperlahankan gerakan. Kemudian berhenti sepenuhnya.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuRlENpa9l

“Mekya…” bisiknya. Nafas masih deras, tapi kini penuh tanda tanya.

“Kenapa awak rasa jauh… walaupun awak dekat macam ni?”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1oKKiaItd

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZMuZiTsdu

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMB6REt4G4

Mekya terdiam. Bibirnya masih merah dari ciuman, tapi wajahnya… ada kesayuan yang tak tertutup lagi.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlq4gh8jFUO

“Aman…” dia mula bersuara perlahan. “Saya nak jujur malam ni. Saya tak boleh bohong pada awak… lagi-lagi selepas semua yang kita dah buat.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52ZSZufyWt

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp64jDZXTAH

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPXUu5aJCo

Aman duduk, menarik selimut ke pinggang. Mekya masih di sisinya, duduk membelakangi cahaya, rambut sedikit kusut, bahu terangkat turun menahan emosi.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5dqUobi2Gd

“Bekas kekasih saya… lelaki pertama saya… dia muncul minggu lepas. Datang makan di kedai.”

“Saya terkejut. Tapi hati saya… masih goyah bila nampak dia.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEQYHLsjMB

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXoXVrIFyd

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrTTdoVfju

Aman tak bersuara. Hanya menatap kosong.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoGHywAh5wf

“Keluarga saya restui dia dari dulu. Saya lari dari dia sebab kecewa. Tapi sekarang… dia datang semula, katanya nak betulkan semua. Nak terima saya balik…”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5XH4OOrSX

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQWFFEHFiK

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqlpIE3oKwc

Aman perlahan-lahan menarik nafas.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkL77piWqNP

“Jadi… malam ni… apa maksudnya untuk kita?”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2TXtD5hyb3

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyE3LNErIL

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNiB6ObqlT6

Mekya pandang wajah Aman.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqPTEftyEma

“Saya tak tipu, Aman. Saya rindu awak. Saya sayang kenangan kita. Tubuh saya pun ikhlas untuk awak.”

“Tapi cinta… saya tak tahu cinta saya ada untuk awak atau tak.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloFfswHgJc

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYOidrmugv2

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXXDpikxpS

Aman menunduk. Suara hatinya berkata: “Aku boleh sambung… aku boleh anggap ini untuk memuaskan nafsu semata…”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwx2RfNBuHP

Tapi lidahnya hanya mampu bertanya:

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxB4ndwXB2

“Kalau saya nak teruskan… sebagai kekasih?”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyOiQwgeHGu

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuogQPXHVkC

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJSeWcuSlY

“Saya takut awak akan terluka,” jawab Mekya. “Sebab saya belum mampu bagi hati saya sepenuhnya.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGDG58tk2S

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKuuuizd6V

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuaj3fIurdO

“Kalau saya cuma nak tubuh awak?”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweOlmJP36m

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6lqgSPo10

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrE4OOpRwyi

Mekya tunduk.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Cwxlt6uRy

“Kalau awak nak, saya tak halang. Saya rela. Saya halalkan semuanya yang kita buat… Tapi saya tak mahu janji kosong. Cinta bukan benda yang boleh dipaksa.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DqlCjJj3g

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhaCBKj0Uz

Aman menggenggam selimut, perlahan bangun, mengenakan seluar.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7SnLtqSUb

“Kalau begitu, saya tak boleh teruskan. Saya bukan nak jadi lelaki untuk dikongsi. Bukan nak jadi tempat awak lepaskan rindu sementara.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfqM2uwNwOF

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GQB76znLH

Mekya mengangguk, senyap. Matanya berkaca.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbZPaaI8aLI

“Saya minta maaf.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRIuraDwWD

Aman mengangguk.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡItdkpWKugp

“Saya hantar awak balik.”

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfjm8EUsxET

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzdiDoWoA61

---

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKogLDoUOD

Perjalanan pulang malam itu sunyi. Angin malam terasa pedih di wajah. Dalam hati Aman, masih ada rasa yang belum sempat dikatakan… tapi dia tahu, kadang cinta tak akan pernah jadi milik kita walau tubuh pernah bersatu.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCuL2x7tkJP

Dan malam itu, pertemuan kali kedua… berakhir dalam diam yang paling menyakitkan.

221Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wsSz4NftS

ns216.73.216.239da2

Pertemuan yang tak menyatu

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: