
“Ohhh.. lo ngapain.. ahhh”
2974Please respect copyright.PENANARmBjORjwQF
Sebuah pertanyaan yang terjawab oleh cubitan kecil Hendrik pada bagian rahasia itu. Nafas Asha tercekat.
2974Please respect copyright.PENANAKwCbrBYZju
“Nggak usah takut, sayang….. Kan lo cewek tangguh? Gue cuma pengen mainin itil lo aja kok, Sha…”
“Awhhh….. AHHHH!”
2974Please respect copyright.PENANAFkm6yZeHBl
Hendrik menekannya sedikit lebih keras untuk mendengar erangan nikmat Asha, suara favoritnya. Lagi dan lagi ia menggerakkan mulutnya dari satu kuncup payudara ke sisi yang lainnya. Dia bisa merasakan cairan Asha meleleh keluar saat ia memasukkan satu jari lagi ke dalam lubang itu, meresapi betapa ketatnya Asha. Hendrik mengangkat kepalanya dari payudara Asha, tersenyum puas melihat puting merah mudanya berkilau basah oleh air liur. Saat Hendrik menambahkan satu jari lagi ke dalam pertumbukan yang terjadi di bawah sana, tubuh Asha merespon dengan goyangan yang lebih cepat. Mulutnya pun mendesah lebih keras. Sebuah isyarat bagi Hendrik untuk memompa kejantanannya lebih intens, bersamaan dengan gosokan pada klitoris merah muda Asha.
2974Please respect copyright.PENANAOKl3ENe0ot
“Aahhhhh…. Bangssaaatttt.. Bangsaattt loooo Hendrik…!”
2974Please respect copyright.PENANAOnk1HAYwFs
Pria yang dimaki hanya menyeringai sambil memamerkan kilau basah pada jari-jarinya. Bukti nyata gairah tubuh Asha yang tak bisa berhenti mengalirkan cairan cinta.
2974Please respect copyright.PENANALjaHb4u97e
Asha menutup matanya, tak ingin membalas pandangan kemenangan itu saat jiwanya mulai melaju naik dengan cepat menuju puncak. Dinding-dinding organ intimnya mengepal kuat saat jemari Hendrik turut mengusap bagian itu dengan cekatan.
2974Please respect copyright.PENANAmFlRTzwVmP
Detik itu juga Asha tau, ombak terbesar akan datang menjemput dirinya. Tak pernah terbayangkan bahwa cowok yang paling dibencinya sejagad raya akan membawanya ke titik ini. Meski sekuat tenaga mencoba mengalihkan pikiran itu, tubuhnya berkata lain. Satu-satunya yang dapat dilakukan Asha adalah menutup mata. Dia tidak mau mengakui kenikmatan itu.
2974Please respect copyright.PENANAAUqW4ge3TM
"Buka mata indah lo, Asha sayang." Hendrik yang berkata dengan pelan namun tegas mengentikan laju gesekan jemarinya pada celah lembab dan hangat Asha.
2974Please respect copyright.PENANAC8LtyjSmFs
Cewek dengan sepasang mata indigo itu menatap redup pada Hendrik ketika menyadari bahwa sodokan sang cowok berandal telah berhenti sepenuhnya. Tanpa sadar, dengus frustrasi keluar dari bibir Asha.
2974Please respect copyright.PENANA4tsRYEB1mv
"Lo pengen ngerasain kenikmatan tertinggi?" Hendrik bertanya dengan suara yang membuat bulu kuduk Asha merinding.
2974Please respect copyright.PENANAZrFW7Jzmpm
Asha menatap mata Hendrik. Beradu pandang dengan sorot tajam yang menyiratkan hasrat dan kuasa. Cowok ini telah merampas baik kehormatan maupun akal sehatnya. Asha menggigit bibir sebelum mengeluarkan erangan pelan.
2974Please respect copyright.PENANAyytIQRzhuu
"Hmmhh.."
2974Please respect copyright.PENANAPu2ZUWShyZ
“Apa, sayang?”
2974Please respect copyright.PENANAaOHJGYWzIp
“Emm… iiya..”
2974Please respect copyright.PENANAkogp2ckkAk
“Hah? Gue denger iya barusan bibir lo?”
2974Please respect copyright.PENANAR2zbdSw3Kf
Asha memalingkan muka, tak sanggup menerima penghinaan Hendrik. Namun sebuah uluran tangan yang meraih lembut dagu Asha, membuat raut sayu sang ketua OSIS cantik itu harus kembali berhadapan dengan ekspresi sengak Hendrik. Asha terkesiap saat sang cowok urakan mencondongkan kepalanya, kali ini untuk bicara tepat di depan wajah Asha.
2974Please respect copyright.PENANAVYylmwsr4Q
"Gue gak denger, sayang... Ngomong yang jelas dong…. Lo mau kenikmatan kontol gue?"
2974Please respect copyright.PENANAUjQinYtCW7
Seluruh tubuh Asha bergidik mendapati kenyataan bahwa cowok begajul yang tak sampai satu jam yang lalu merupakan musuh bebuyutannya, kini sedang duduk di bangku kemudi kendaraan syahwat di mana Asha jadi tahanan di dalamnya.
2974Please respect copyright.PENANApdXjvfmVYD
“Hen… please…”
2974Please respect copyright.PENANAX0pYxgr5PM
“Please? Please apa, cantik?” tanya Hendrik. Senyuman culas mulai mengembang di wajah sombongnya.
2974Please respect copyright.PENANAmFitqcFeIJ
Asha bisa merasakan gemuruh penyesalan dan air mata turun membasahi sisi wajah, saat bibirnya berucap dengan serak pelan.
2974Please respect copyright.PENANAvowidAf0ko
“Entot gue…”
2974Please respect copyright.PENANAcrSuo2ZiKQ
“Apa, Sha?” Hendrik sontak memundurkan wajahnya, berusaha memproses kata-kata barusan yang dikiranya tak akan mungkin keluar dari bibir Asha. “Lu minta gue ngentotin lu, Sha?”
2974Please respect copyright.PENANAp2MALbteq9
“Iyaaa, Anjinnng! Entot gue! Entot memek gue pake kontol lo!”
2974Please respect copyright.PENANARxydPW0Ya6
“Lo pengen gue kontolin? Lo pengen orgasme, Sha?? Lo pengen ngerasain kenikmatan tertinggi?”
2974Please respect copyright.PENANAtbtUJhfb6a
"IYAA! Bangsatttt, entot gue lagi kayak tadi!! Bikin gue keluar!!"2974Please respect copyright.PENANAslgoHmudIz