x
"IYAA! Bangsatttt, entot gue lagi kayak tadi!! Bikin gue keluar!!"
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKfNRr88TGX
Hendrik mersepon dengan seringai kemenangan lalu menghajar kemaluan Asha dengan beringas. Tumbukan ganas kedua organ intim yang melahirkan jutaan lecutan syaraf yang menembak ke sekujur tubuh Asha. Tubuhnya menegang dan semakin tegang oleh setiap tusukan. Segenap kulitnya seperti kesemutan. Pancaran panas yang hebat terkonsentrasi pada titik-titik di mana kejantanan besar Hendrik menggesek-gesek bagian dalam dirinya. Asha merasakan gelombang kenikmatan membasut keluar dari kewanitaannya, dan menyapu seluruh tubuhnya dalam arus yang dahsyat.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcTL9TI3TwH
“Ohhhhh… Fuuckkkkkk!” Asha melepaskan rintihan panjang saat tubuhnya terangkat dari kasur, mencapai orgasmenya. Dan seakan tak mau memberinya kesempatan, sebuah gelombang lain menjeru datang, lalu satu lagi, dan satu lagi.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQm2qSvHks
“Oohhh.. Oohhhh… Ohhhh.. Ahhhhhh…!!!”
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cfZngivki
Jiwa Asha seakan melayang jauh meninggalkan tubuhnya. Mencapai surga kenikmatan terhebat yang tak pernah ia bayangkan adanya. Setiap ujung jari tangan, setiap ujung jemari kaki, hingga kulit kepala Asha terombang-ambing dalam puncak birahi tertinggi. Dinding batas realita terasa sirna saat semesta syaraf otaknya meletupkan ledakan impuls-impuls syaraf. Hendrik terus membelai lembut daging yang bengkak dan banjir oleh rangsangan itu hingga dia turun.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnL3h7yvKnG
Asha akhirnya mampu menyadari sekelilingnya lagi. Tersengal-sengal, mulutnya mencoba mengutarakan sesuatu untuk meredakan megahnya gejolak yang baru saja terjadi di antara mereka. Namun hanya desah puas yang keluar dari sela bibir Asha.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGsRoz2D0s
Hendrik tertawa lalu dengan lembut mencium Asha.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ66YSk9tN6w
“Jangan ngomong apa-apa, Asha. Jangan rusak apa yang lagi lo rasa.”
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZpL8ZpiHe
“Gue… nggak punya apa-apa... buat diomongin…” senyum kecil merekah di wajah Asha.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAA8pyhTbf5
Hendrik memposisikan batang perkasanya yang masih terangsang di sela paha Asha. Kembali menggesek-gesek lipatan halus yang lembab itu. Asha menutup mata seakan memasrahkan segalanya pada Hendrik. Tanpa sadar Asha menggigit bibir bawahnya dan mengerang pelan.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1eGl3BhUe
“Masih sanggup?” tanya Hendrik sambil membelai mesra rambut Asha.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREiHUFmn56
Asha tidak menjawab. Hendrik mendekatkan wajah lalu mengecup kening Asha.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxeigtZytU
“Kalo lo sanggup, gue bisa ngasih yang lebih lagi… asal… Lo mau jadi cewek gue..”
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkgHyTCh8V
Asha menatap Hendri dalam-dalam. Perlahan kedua tangan lentiknya bergerak menyusuri tangan, lalu kemudian bahu lebar sang cowok hingga sampai ke belakang tengkuk Hendrik. Asha mengunci genggaman tangannya, membawa tubuhnya yang terangkat menempel pada Hendrik sebelum mengecup bibir cowok yang telah memperkenalkannya pada kepuasan tertinggi.
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWcf5CBMx9
“Iya, Hendrik. Gue cewek lo sekarang. Kasih gue kenikmatan kontol, anjing!”
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCZ1wpZZGq
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGiW4VyVsIN
2489Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ROLWRiUd9
