Siang ini begitu panas. Perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah terasa sangat melelahkan walau aku mengendarai motor. Aku tidak pulang sendiri, tapi membonceng kakak perempuanku.
“Dek, buruan… panas nih”
“Iya… tau kok”
“Tapi jangan ngebut kayak gini juga!”
“Tadi katanya buruan, gimana sih kakak ini?”
“Eh, diam, jangan ngelawan”
Huh, kakakku ini sungguh semena-mena.
Namaku Andre. Aku masih kelas 1 SMA saat ini, sedangkan kakakku, kak Risa kelas 3 SMA. Kami berada di sekolah yang sama. Jadilah tiap pergi ataupun pulang sekolah kami selalu bersama. Bahkan tidak hanya ke sekolah, kak Risa sering memintaku menemaninya tiap berpergian, kemanapun dan kapanpun sesuka hatinya.
Setelah setengah jam perjalanan menelusuri jalanan kota yang padat, kamipun sampai di rumah. Aku yang sudah lapar langsung menyerbu ayam goreng yang sempat kami beli di perjalanan pulang tadi. Beginilah jadinya kalau ditinggal berdua dengan kakak yang tidak pandai memasak, terpaksa urusan perut kami beli di luar. Seperti saat ini, orangtua kami sedang keluar kota mengurusi pekerjaan. Aku hanya berduaan saja dengan kak Risa selama beberapa hari kedepan.
“Ganti baju dulu kenapa sih dek? Langsung makan aja kamunya” ucap kak Risa sambil melepaskan jilbab putihnya.
“Ntar deh kak, lapar nih”
“Dasar ih kamu ini, besok kan seragamnya masih pake. Nanti kalau kotor gimana dong…”
“Gak bakalan kok…” jawabku santai. Tapi ternyata ucapannya itu benar-benar terjadi. Aku yang teledor saat membuka sambel sachet-an menyebabkan sambel itu muncrat ke seragam sekolahku. Duh!
“Hahaha, mamam tuh” ledek kak Risa. Aku hanya melirik kesal padanya.
Kak Risa ini kadang cerewet dan ngeselin orangnya, meskipun begitu dia kakak yang baik kok. Selalu bantuin aku kalau aku lagi kesusahan, terutama kesusahan bikin PR. Akupun juga sering jadi tempat curhatnya. Obrolan kami juga nyambung kalau masalah film dan game. Orangtua kami yang super sibuk dan hanya pulang ke rumah tiap akhir pekan membuatku jadi sangat dekat dengan kakakku ini. Pernah waktu itu kak Risa menginap di rumah temannya, walaupun hanya satu malam tapi membuatku sangat kesepian.
99583Please respect copyright.PENANAi5Hlmjw3iq
Setelah membuka jilbabnya, kak Risa mulai membuka kancing seragamnya. Nafasku sempat tertahan memandangnya. Tapi aksinya terhenti karena sepertinya dia teringat kalau dia tidak mengenakan baju dalam. Diapun pergi ke kamarnya.
99583Please respect copyright.PENANA8uRzkYLsUJ
Kak Risa kemudian ikut makan setelah dia mengganti pakaiannya. Rambut sebahunya itu kini diikat kuncir kuda. Dia duduk di sebelahku. Sesekali dia melirik ke arahku dan tertawa saat melihat noda sambal yang mengotori seragamku ini. Aku kesal sebenarnya, tapi melihat dia tertawa rasanya membuat hatiku adem. Kakakku ini memang cantik. Memakai pakaian rumah yang biasa saja cantik. Sambil makanpun terlihat cantik. Bagaimana bibir tipisnya itu melahap makanan, pipi putihnya yang menggembung karena penuh terisi. Ah, sungguh menawan. Tidak salah kalau banyak cowok yang jatuh hati padanya.
99583Please respect copyright.PENANAjLyzAQgiuN
“Kak, kamu belajar masak aja kenapa sih? Daripada beli makanan di luar terus”
99583Please respect copyright.PENANA6ZDnU4W7wg
“Hmm… boleh, nanti kita bikin bareng yuk untuk makan malam”
99583Please respect copyright.PENANArP4eG6m53g
“Bikin apa kak kita?” tanyaku semangat.
99583Please respect copyright.PENANAfnseKW2E7Z
“Mi rebus aja gimana?”
99583Please respect copyright.PENANAti7kJvDxla
“Yah.. kok mi rebus sih? Itu sih bukan masak namanya”
99583Please respect copyright.PENANAuP90ShOkFk
“Hahaha. Iya deh, ntar kakak coba masakin sesuatu deh untuk kamu. Dasar pikiranmu itu makan mulu” ucapnya sambil mengacak-acak rambutku lalu bangkit menuju dapur membawa piring kosongnya.
99583Please respect copyright.PENANA5wc4Xfk1Xo
Setelah selesai makan dan beristirahat, sorenya kak Risa memang tampak sibuk di dapur. Aku sendiri juga tidak pandai memasak, jadi aku tidak membantu sama sekali dan menanti aja apa yang akan dimasak olehnya. Ternyata dia hanya masak tahu dan tempe. Yah, lumayan lah untuk makan malam. Tapi rasanya sungguh asin. Kakakku ini memang tidak punya bakat memasak. Masakannya gak pernah maknyus.
"Udah untung kakak buatin!”
“Iya deh iya…”
“Hahahaha”
Seperti itulah hari-hari yang ku lalui bersama dengan kakakku. Aku sangat betah di rumah kalau ada dia. Meski kadang ribut dan beradu argumen, namun rasanya sungguh nyaman bila berdua dengannya. Aku harap hubungan kami tetap seperti ini. Tapi sore itu juga aku menyaksikan sesuatu yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Untuk pertama kalinya aku melihat kak Risa telanjang bulat, basah-basahan!
Waktu itu aku mau mandi. Saat membuka pintu kamar mandi, aku terkejut karena ternyata di dalam ada kakakku.
“Eh, ma-maaf kak” ucapku langsung menutup pintu. Aku sempat melihat wajahnya juga terkejut melihat aku masuk. Tapi yang lebih parah tentunya aku yang sempat melihat keseluruhan tubuh telanjangnya, walaupun hanya sekian detik.
Aku merasa bersalah pada kak Risa. Ku yakin aku akan dimarahi olehnya. Ah, tapi salah dia kan pintu tidak dikunci. Dengan hati gundah akupun memutuskan untuk beranjak dari sana ingin kembali ke kamarku. Tapi belum sempat ku balik badan, pintu kamar mandi itu terbuka, dan kak Risa muncul dari dalam. Telanjang bulat!
“Kak… ba-bajumu!” ucapku sambil memutar tubuhku membelakanginya. Aku tidak berani memandangnya yang tanpa busana itu. Aku malu. Aku juga takut dia marah.
“Kamu tadi mau masuk ke kamar mandi yah dek?” tanyanya santai.
“I-iya kak… ma-maaf”
“Lho, kenapa maaf?”
“o-soalnya aku gak tahu kalau ada kakak di dalam”
“Owh… Kalau kamu mau pakai kamar mandi, tunggu kakak selesa
i dulu yah…”
“I-iya kak”
99583Please respect copyright.PENANAwYJ92NZttx
“Adek, kalau kakak ngomong lihat kesini dong”99583Please respect copyright.PENANAEzxbJpqUgl
“Eh, i-iya” dengan malu-malu akupun memutar tubuhku lagi menghadapnya. Dia berdiri santai di depanku dengan tangan kiri menutup buah dadanya serta tangan kanan menutup pangkal paha. Pose yang bikin aku panas dingin. Aku berusaha untuk tidak melihatnya langsung, tapi ternyata susah. Takut, tapi pengen lihat karena penasaran. Ah, aku pusing.99583Please respect copyright.PENANAy6ueiTxIkl
99583Please respect copyright.PENANALCSyMQPfth
“Dek! Kenapa grogi gitu sih?”99583Please respect copyright.PENANAzEt7u0ofFK
99583Please respect copyright.PENANAXGq1s6JMFw
“Gak kenapa-kenapa kok kak” jawabku berusaha tenang.99583Please respect copyright.PENANAbQuV8FV1VC
99583Please respect copyright.PENANAuE168GUZXB
“Kamu gak pernah lihat cewek telanjang yah sebelumnya?”99583Please respect copyright.PENANAUSTuSPnJND
99583Please respect copyright.PENANAwtc5kweIk3
“Ng-ngak pernah”99583Please respect copyright.PENANAvNLTj7H2nD
99583Please respect copyright.PENANAwsS3PvYnCO
“Owh… “ ku lihat dia tersenyum. Dia tampaknya memang niat sedang menggodaku. Apalagi mengetahui aku baru pertama kali melihat cewek telanjang, senyumnya itu seperti ingin semakin menggodaku.99583Please respect copyright.PENANA98AnBYstwL
99583Please respect copyright.PENANAV0VpR1nRke
“Emang kakak gak malu telanjang gitu di depanku?” tanyaku memberanikan diri menatap matanya.99583Please respect copyright.PENANA4ilp2DKpoW
99583Please respect copyright.PENANAexK5tmHrhy
“Kenapa malu? Kan sama adek sendiri” jawabnya senyum-senyum. Aaah… meihat senyuman cewek cantik yang sedang telanjang bulat seperti ini sungguh membuatku tidak tahan.99583Please respect copyright.PENANAcehxgYB30R
99583Please respect copyright.PENANA4KOoSkdqCS
“Udah dulu yah, kakak mau lanjut mandi dulu. Kamu antri yah… gak boleh barengan” ujarnya sambil mengerlingkan matanya. Mendengar ucapannya itu membuat jantungku semakin berdetak cepat saja.99583Please respect copyright.PENANAoXsGfjzkdD
99583Please respect copyright.PENANA1UM4jFuWYf
Kak Risa lalu masuk kembali ke dalam kamar mandi. Sedangkan aku masih berdiri di sini, membatu tak bergerak seakan terpaku pada bumi. Pemandangan barusan benar-benar membuat darahku bergejolak tak karuan. Baru kali ini aku merasakan yang seperti ini.99583Please respect copyright.PENANA6GY78tq80j
99583Please respect copyright.PENANAiUdzdgrEFt
Beberapa saat kemudian kak Risa selesai mandi. Dia keluar dengan sudah mengenakan pakaian lengkap.99583Please respect copyright.PENANADJvqwEbdT8
99583Please respect copyright.PENANAE7xDosvgfu
“Tuh mandi” ucapnya sambil berlalu. Dia berlagak seperti tidak terjadi apa-apa saja, padahal aku sudah tak karuan.99583Please respect copyright.PENANAE4RVctLOsE
99583Please respect copyright.PENANAytmN1RXV0I
Akupun masuk untuk mandi. Tapi bayangan kak Risa telanjang bulat tadi terus membekas di kepalaku. Tidak mau hilang. Peniskupun sudah ngaceng sedari tadi.99583Please respect copyright.PENANA1CafSYVKtC
99583Please respect copyright.PENANAMNY1jWZUWv
“Kak Risa….”99583Please respect copyright.PENANAMj88S4PTQd
99583Please respect copyright.PENANAsyoP012Tpd
Entah kenapa aku jadi berusaha mengingat dengan detail tubuh kakakku itu. Warna kulitnya yang putih bersih tanpa cacat, butiran air yang meluncur dengan mulusnya di leher, perut serta belahan dadanya. Lekuk tubuhnya benar-benar indah. Bagian yang paling mempesona menurutku adalah buah dadanya yang bening itu, meskipun dia berusaha menutupi putingnya, tapi tetap bisa sekilas terlihat olehku tadi. Putingnya berwarna coklat kan? Arghh…99583Please respect copyright.PENANAtohty3pmiI
99583Please respect copyright.PENANAjj318SAqdC
Tanpa sadar aku mulai memegang penisku dan mengocoknya. Dan untuk pertama kalinya, aku beronani sambil membayangkan kakakku.99583Please respect copyright.PENANApMxPkV9smO
99583Please respect copyright.PENANAZCy02BMc9q
Ah… kacau.99583Please respect copyright.PENANAlkq05qF5ho
99583Please respect copyright.PENANA0KHp1YVz6a
===99583Please respect copyright.PENANADTN5Isg0CQ
99583Please respect copyright.PENANAzHLBWrapRy
Beberapa hari kemudian…99583Please respect copyright.PENANAdNOYoFhVXi
99583Please respect copyright.PENANATOucC2Jfin
Tampak orang-orang sudah sangat ramai di sini. Sepertinya teman kak Risa yang mengadakan pesta ulangtahun ini orang kaya hingga mampu menyewa restoran ini. Ya… hari ini aku dipaksa ikut oleh kak Risa ke acara ulang tahun temannya. Agak malas sih, tapi mendingan daripada gak ada kerjaan di rumah.99583Please respect copyright.PENANABn0xYqfIoB
99583Please respect copyright.PENANAvDyCU0Scbo
Aku sendiri dari tadi hanya duduk sendirian minum juss sambil memperhatikan kak Risa dari jauh yang sedang bercanda dengan teman-temannya. Mataku terus menatap lekat-lekat padanya. Memperhatikan gerak-geriknya, tawanya. Ah, begitu cantiknya kakakku dengan busana kemeja kotak-kotak dominan merah, celana jeans panjang, yang dilengkapi dengan jilbab putih itu. Namun kelamaan menatap kak Risa, aku lagi-lagi terbersit bayangan dirinya yang bugil polos waktu itu. Bayangan yang sangat sulit hilang.99583Please respect copyright.PENANAZPvxQuKRbF
99583Please respect copyright.PENANAWPUNm1qEdz
Kejadian waktu itu menjadi awal bagaimana aku jadi sering berpikiran mesum. Aku jadi semakin penasaran dengan yang namanya tubuh wanita. Aku jadi rajin browsing-browsing mencari gambar porno dan video mesum. Namun tetap saja tidak ada pemandangan yang lebih indah melebihi indahnya pemandangan kak Risa yang telanjang bulat dengan tubuh basah. Beruntungnya aku bisa melihatnya, tapi aku merasa berdosa juga karena akhirnya malah beronani dengan membayangkan kakak kandungku sendiri.99583Please respect copyright.PENANAhsNn58NNyH
99583Please respect copyright.PENANAKqcdpC7XsQ
“Adeeeeek, sini! Ngapain sendirian aja di sana!? Mau kakak kenalin ke teman-teman kakak gak nih?” panggil kak Risa dari jauh yang disertai cekikikan teman-temannya. Aku hanya balas nyengir saja dan tidak beranjak dari dudukku, tapi akhirnya malah dia yang datang sambil membawa teman-temannya dan memperkenalkannya satu-satu padaku.99583Please respect copyright.PENANAE3jQbuK3ZO
99583Please respect copyright.PENANAea11j3PrsU
Aku grogi juga dekat-dekat banyak cewek seperti ini. Sepertinya kak Risa sengaja melakukan ini padaku. Sengaja membuat aku grogi dengan menghadapkanku pada keempat temannya yang memang cantik-cantik ini. Ah, kak Risa rese.99583Please respect copyright.PENANAZKhb7yTIVW
99583Please respect copyright.PENANAFIIpVElILT
“Ini adikmu yang kamu ceritakan itu Ris?” tanya salah satu temannya melirik memperhatikanku.99583Please respect copyright.PENANA1knjDKHxYl
99583Please respect copyright.PENANAKbcHIUsOvI
“Iya… cakep kan? Dia jomblo lho… Ada yang mau nggak sama adikku? Hihihi” ucap kak Risa. Duh, dia ini membuatku malu saja.99583Please respect copyright.PENANAqmEAfrKAed
99583Please respect copyright.PENANAr1FNGb2hWf
“Boleh, tapi sayang aku udah punya pacar” balas temannya itu menggodaku yang direspon gelak tawa mereka semua. Aku ikut cengengesan saja.99583Please respect copyright.PENANASx1Lq3elb3
99583Please respect copyright.PENANASFB9rJeqoG
Selama beberapa saat aku ngobrol dengan mereka. Bukan obrolan yang penting. Kebanyakan obrolan mereka sekedar menggodaku saja, terlebih kak Risa yang seakan-akan mempermalukan aku.99583Please respect copyright.PENANAEGaPh3jy7L
99583Please respect copyright.PENANA2oOIZhd11R
“Eh, dek, siapa tadi yang paling cantik menurutmu?” tanya kak Risa padaku saat kami sudah pulang.99583Please respect copyright.PENANAo6U7OmKFuC
99583Please respect copyright.PENANAh054laYjC8
“Hmm… siapa yah… gak ada tuh. Kakak rese ah bikin aku malu di depan teman-teman kakak”99583Please respect copyright.PENANAPNO4GkUwnr
99583Please respect copyright.PENANATWFec0dzw2
“Haha, daripada kamunya ngelamun sendirian. Emang mikirin apaan?”99583Please respect copyright.PENANAk4MGrT2g63
99583Please respect copyright.PENANAXJuTuG0KX3
“Gak ada” jawabku berbohong, tentu saja aku malu mengakui kalau aku ngelamunin tubuh telanjangnya waktu itu.99583Please respect copyright.PENANAv7yQui37Cu
99583Please respect copyright.PENANAO7xGYH0fq9
“Owh… tapi masa sih gak ada yang cantik menurutmu teman-teman kakak?”99583Please respect copyright.PENANAPWvpbtO8Tc
99583Please respect copyright.PENANAIyPlbzZNGs
“Ada sih… kak Via, kak Ochi juga cantik” jawabku akhirnya mengaku, kecantikan mereka memang gak kalah dengan kakakku ini. Kak Ochi sama-sama memakai jilbab seperti kakakku, sedangkan kak Via memakai kacamata dengan rambut panjang lurusnya yang tergerai ke belakang. Bisa saja kak Risa punya teman yang cantik-cantik begitu. Tapi bagiku tetap kak Risa lah yang paling cantik.99583Please respect copyright.PENANAqIZghUCrOk
99583Please respect copyright.PENANAQDLe02UVMC
“Udah sana, puaskan?”
99583Please respect copyright.PENANAq6Oo2k9iS0
“Iya kak, makasih ya… hehe”
99583Please respect copyright.PENANAYJ8MA9Eim6
Dia tersenyum manis. Sungguh bikin aku gemas. Ah… semoga selanjutnya aku bisa mendapatkan lebih dari sekedar onani.
Sejak kejadian itu hari-hariku terasa lebih indah. Selain hubunganku dengan kak Risa memang masih tetap seperti biasa, suka bercanda, suka berantem, dan dia masih sering nyuruh aku seenaknya, tapi kemesuman kami semakin hari juga semakin cabul. Kadang seharian kami pernah tidak memakai pakaian sama sekali, kami beraktifitas di dalam rumah dengan bertelanjang bulat. Tapi biasanya sih hanya kak Risa yang aku minta tidak usah pakai baju, walau tanpa dimintapun dia sering juga keluyuran di dalam rumah tanpa busana. Kalau sudah begitu akupun akan lanjut onani dengan bebasnya sambil memandang tubuh telanjangnya. Dia sering menemaniku onani. Aku kini sudah dipersilahkan ngecrot dimanapun dan kapanpun yang aku mau, tidak harus di kamar mandi. Bisa di ruang tamu ataupun malah kamar kakakku. Asalkan harus segera dibersihkan. Keberadaannya betul-betul membuatku betah di rumah, hehe.
99583Please respect copyright.PENANAxSMhzub6h3
Namun yang pasti kami melakukan itu jika kami hanya berdua saja di rumah. Kalau orangtua kami pulang, aku dan kak Risa pun bertingkah seperti biasa. Terlebih kak Risa yang menjadi sangat sopan dalam berpakaian bila di hadapan papa mama. Sungguh berbanding terbalik bila hanya ada aku di rumah.
99583Please respect copyright.PENANAe0c3YIj4PV
“Ntar deh kakak kirim foto-foto kakak lewat BBM” bisiknya padaku. Ya… terpaksa aku disuruh onani dengan foto-fotonya saja, karena memang tidak mungkin melakukannya seperti biasa karena orang tua kami ada di rumah saat ini. Kalau tetap nekat, bisa-bisa perbuatan kami akan ketahuan.
99583Please respect copyright.PENANA4aVsv0tIZI
“Sekalian kakak kirim foto-foto teman kakak kalau kamu mau, hihihi” lanjutnya lagi mengedipkan mata dengan nakal. Ugh… Tentu saja aku mau. Baik kak Risa maupun teman-temannya sama-sama cantik, sama-sama mantab dijadikan bahan coli, hehe :P
99583Please respect copyright.PENANApZsXhTOyOR
Untung saja hanya dua hari Papa Mama pulang, mereka harus segera kembali mengurusi pekerjaan. Akhirnya aku bisa bebas lagi. \:V/
99583Please respect copyright.PENANAgddHAYcE74
Siang itu setelah kami pulang sekolah aku langsung menanggalkan pakaianku dan menuju kamar kak Risa. Dia geleng-geleng kepala sambil tertawa melihat aku yang begitu tak sabaran.
99583Please respect copyright.PENANAGLAYQlcvKZ
“Yuk kak.. cepetan dong… pengen nih”
99583Please respect copyright.PENANA4lSgtMmkab
“Cepetan ngapain?” tanyanya senyum-senyum.
99583Please respect copyright.PENANA5SNlP4D4HY
“Buka baju kakak, hehe”
99583Please respect copyright.PENANAACTb39iPNg
“Haha, dasar mesum kamu dek…” ucapnya cekikikan. Aku senang karena ternyata dia menuruti keinginanku untuk melepaskan bajunya. Dengan gerakan pelan dan menggoda, dia lepaskan satu-persatu pakaian yang menempel di tubuhnya. Dari baju, celana, hingga pakaian dalam. Dia seakan memuaskan mataku untuk membuatku nafsu pada dirinya.
99583Please respect copyright.PENANAL7AEsN5qRo
Akhirnya tubuh telanjangnya terlihat lagi olehku. Aku langsung mengocok penisku sendiri di depannya. Tak hanya itu, aku yang sudah tahan nekat terjun memeluknya.
99583Please respect copyright.PENANADChuyBWeYx
“Adeeeek! Gila kamu main peluk aja”
99583Please respect copyright.PENANA5EJtjOyHtl
“Habisnya aku kangen kakak” ucapku. Aku sadar aku sungguh nekat memelukya dengan kami sama-sama telanjang bulat seperti ini. Tapi aku memang sudah tidak tahan, aku juga menginginkan hal yang lebih dari hanya sekedar onani.
99583Please respect copyright.PENANAFe2s6fETVu
Aku pikir dia marah, tapi ku dengar dia malah tertawa kecil. Diapun membiarkan aku terus memeluknya, bahkan kami sampai berpelukan di atas tempat tidur. Tanpa sadar kami jadi saling menggerayangi dan berciuman satu sama lain.
99583Please respect copyright.PENANAKdd7YE3FCQ
“Dek, cukup… Jangan keterusan” ujarnya sambil mendorong tubuhku. Aku sebenarnya merasa nanggung, tapi aku takut dia marah, akupun bangkit dan duduk di depannya.
99583Please respect copyright.PENANADQH3Qa2QAQ
“Kakak gak mau kalau sampai terjadi.. Ingat lho kita itu saudara kandung”
99583Please respect copyright.PENANAcyO1p84crN
“Iya kak… maaf”
99583Please respect copyright.PENANAmJcnec9vcy
“Hmm… bagus deh kalau kamu ngerti”
99583Please respect copyright.PENANAjO0MygaKbg
“Tapi kak…”
99583Please respect copyright.PENANA8vEpvH759v
“Tapi apa?”
99583Please respect copyright.PENANAamU2w8HeBK
“Boleh gak kalau aku gesek-gesekin aja”
99583Please respect copyright.PENANAXh1DeAWW8M
“Hah? Gesek-gesek dimana?”
99583Please respect copyright.PENANAoeqIs5ZO2R
“Di buah dada kakak, hehe”
99583Please respect copyright.PENANA3TgEnIPBMK
“Hihihi, gila kamu… Kamu benar-benar mesum!”
99583Please respect copyright.PENANADiDbI5pFrc
“Gak boleh yah kak?”
99583Please respect copyright.PENANAZu8sFKlIWh
“Hmm…. Kakak pikir gak apa deh, asal jangan keterusan”
99583Please respect copyright.PENANA94wbSgSAnM
Senangnya mendengarnya. Dengan dada berdebar akupun mengangkangi tubuh kak Risa, memposisikan penisku tepat di antara buah dadanya untuk ku gesek-gesekkan di sana. Saat penisku nyelip di sana, aku langsung memaju mundurkan pinggulku. Rasanya sungguh luar biasa, bagaimana batang penisku bergesekan dengan kulit dadanya yang lembut dan kenyal.
99583Please respect copyright.PENANAx4ssFh8CR8
Aku mengocok penisku di sana sambil ditemani tatapan dan senyum manisku. Mana bisa tahan? Tak butuh waktu lama akupun muncrat. Mengotori wajah serta buah dada kak Risa dengan spermaku.
99583Please respect copyright.PENANAOsLyJEPAJF
“Makasih kak…”
99583Please respect copyright.PENANANIhRJ1kZCK
“Iya… dasar mesum. Awas… jangan sampai papa mama tahu”
99583Please respect copyright.PENANALWnDmu9bnl
“Iya kak” tentu saja.
99583Please respect copyright.PENANACdGw2KQb9u
Jadilah sejak saat itu aku tidak hanya onani biasa saja, tidak lagi hanya menumpahkan spermaku di lantai, tapi juga menggesek-gesekkan penisku hingga aku muncrat di tubuh kakakku ini. Baik perut, buah dada, maupun wajah cantiknya.
99583Please respect copyright.PENANA9PjcuEBmTd
Extra Story : Teman-teman kakakku
99583Please respect copyright.PENANApTZpwy8mQv
Hari itu aku pulang naik motor sendirian dari sekolah, karena kak Risa pulang naik angkot bersama teman-temannya yang ingin ke rumah kami, bahkan katanya mereka juga sampai nginap. Aku sebenarnya merasa terganggu karena tidak bisa mesum-mesuman dengan kakakku, tapi ya sudah lah. Setidaknya teman-temannya cantik-cantik.
99583Please respect copyright.PENANAVj2lslZQbL
Ku perhatikan kedua temannya yang datang itu. Mereka adalah temannya kak Risa yang dikenalkan kepadaku pada waktu acara ulangtahun. Kak Via dan kak Ochi. Lagi-lagi ada perasaan malu dan deg-degan dikelilingi mereka. Saat mereka ngajak ngobrol, aku lebih dulu terpana dengan kecantikan mereka daripada langsung menanggapi obrolan.
99583Please respect copyright.PENANA72jPGXcrO6
“Maaf yah Ndre, kita pinjam kakakmu seharian ini, hihi” ucap kak Via yang juga diikuti tertawaan kak Ochi. Sedangkan kak Risa menyikut kak Via.
99583Please respect copyright.PENANAQgBY5BXpB7
“Apaan sih Vi”
99583Please respect copyright.PENANAGZmSRjo58T
Duh, mereka bertiga itu sungguh gemesin. Tawa mereka sama-sama manis. Seandainya kak Via dan kak Ochi juga kakakku. Tapi punya satu kakak kayak kak Risa juga udah cukup sih, hehe.
99583Please respect copyright.PENANAvLY4J9Zmv4
Mereka lalu masuk ke dalam kamar setelah kami makan siang. Entahlah mereka sedang ngapain. Mungkin sedang nonton film dvd. Hingga akhirnya saat sore menjelang magrib barulah mereka keluar. Mereka tampak membawa handuk.
99583Please respect copyright.PENANAESoEy25Zqo
“Dek, kami mau mandi dulu yah…” ujar kak Risa sambil melewatiku.
99583Please respect copyright.PENANAR5pk0DrawI
“Kalian mau mandi bersama? Udah gede masih mandi bareng, kayak anak kecil aja” balasku.
99583Please respect copyright.PENANAn4QiarLS42
“Biarin, kan kamar mandinya gede”
99583Please respect copyright.PENANAhjPqQZYHTJ
“Iya deh, terserah kalian” ucapku berusaha cuek meski curi-curi pandang juga ke arah mereka bertiga.
99583Please respect copyright.PENANALaX9eHdHqJ
Merekapun mandi bersama di dalam kamar mandi. Ingin rasanya aku mengintip mereka, tapi kalau kepergok takut juga. Belum tentu kejadinnya selalu berakhir manis. Jadilah aku hanya membayangkan saja sambil mendengar obrolan mereka yang berisik.
99583Please respect copyright.PENANAbdcgHcdzdd
“Waaah… punyamu lebih gede yah Ris, kenyal” terdengar suara kak Via.
99583Please respect copyright.PENANA93oauQlMRb
“Geli ah Vi, punya Ochi tuh yang lebih gede, hihihi” balas kakakku.
99583Please respect copyright.PENANAeh3X6yTKv7
“Mana? Coba”
99583Please respect copyright.PENANAPND6iXPTUg
“Eh, kalian ngapain sih pegang-pegang” protes kak Ochi.
99583Please respect copyright.PENANAu6eAe23gfB
“Hihihi… gak ah, gedean punya kamu Ris, tapi kulit Ochi lebih lembut yah… putih lagi”
99583Please respect copyright.PENANAOlkbxca9Zc
“Risa, itu ngapain bawa hape segala ke kamar mandi?”
99583Please respect copyright.PENANA7Nw5GSvXHG
“Hihihihi”
99583Please respect copyright.PENANAhixB7swC8y
Arrgghhhh… aku ngaceng mendengarnya! Pikiranku melayang kemana-mana membayangkan tubuh bugil mereka bertiga yang asik mandi itu.
99583Please respect copyright.PENANAxSmfXNLYiv
Saat mereka keluar, hidungku mau mimisan rasanya melihat mereka bertiga yang hanya memakai handuk. Bahkan kak Ochi yang tadinya mengenakan jilbab, kini juga hanya selembar handuk pendek yang melilit di tubuhnya. Mereka berlalu dengan cueknya di depanku, padahal aku sudah konak berat. Duh… Sepertinya seharian ini jantungku akan terus berdegub kencang.
99583Please respect copyright.PENANA2QWCmCyPcm
Ingin rasanya aku beronani saat itu juga menonton mereka, tapi mereka langsung masuk ke kamar.
99583Please respect copyright.PENANA4GwTG0otZP
Mereka kebanyakan menghabiskan waktu di kamar. Hanya sesekali keluar untuk minum ataupun ke kamar mandi. Saat kak Risa keluar aku langsung menariknya ke kamar mandi karena aku sudah tak tahan dan butuh pelampiasan.
99583Please respect copyright.PENANAD6Z3198J1M
“Adeeeek, kamu mau ngapain? Ada teman-teman kakak”
99583Please respect copyright.PENANANnd5Qjyq6y
“Aku gak tahan kak… sebentar aja kok.. plis”
99583Please respect copyright.PENANAkO7x8fbcKP
“Duh… jangan….”
99583Please respect copyright.PENANAEQSZlDAkxp
“Ayo dong kak…”
99583Please respect copyright.PENANAbRPKiucU79
Setelah ku desak terus, akhirnya dia mau juga. Akupun langsung menurunkan celanaku dan minta dia ngocokin. Dia mau ternyata.
99583Please respect copyright.PENANAvZmaJjjfJA
“Dasar kamu…”
99583Please respect copyright.PENANAvs7K7wY0ei
“Hehehe”
99583Please respect copyright.PENANA7LMQMzqjxz
“Eh, kakak tadi foto-foto juga lho sambil mandi, ada video juga. Kamu mau lihat? Hihihi”
99583Please respect copyright.PENANAZtFEMkmith
“Mauuuuuu!” tentu saja aku mau!
99583Please respect copyright.PENANAxdiftfOIRy
“Hush… jangan kencang-kencang suaranya. Nih…” ucapnya sambil menyodorkan ponselnya padaku.
99583Please respect copyright.PENANAHGlZTJoQak
Akupun langsung meraih ponselnya. Ku buka galery dan langsung ku temukan apa yang kucari. Foto mereka bertiga sedang mandi telanjang, basah-basahan dan sabun-sabunan! Langsung saja aku gunakan itu sebagai bahan untuk menambah rasa nikmat selagi kak Risa terus mengocok penisku. Aku juga menonton video rekaman mandi itu. Bikin aku tambah pengen cepat muncrat karenanya.
99583Please respect copyright.PENANA1o53NwoVwY
Benar, tak lama kemudian akupun memuncratkan spermaku. Tak tahan karena kocokan kak Risa serta foto dan rekaman video ini.
99583Please respect copyright.PENANATbExpUGQGo
Namun aku terkejut karena ada yang menonton aksi kami. Di depan pintu kamar mandi ada kak Ochi!
99583Please respect copyright.PENANAVdHqfummRC
“Eh, Ochi…”
99583Please respect copyright.PENANA6JOn9k1Dyk
“Risa… kamu ngapain?”
99583Please respect copyright.PENANAqt08IGBglx
“Eh… ini… anu… itu…” kak Risa panik. Akupun tak kalah panik karena ada yang memergoki aksi kami.
99583Please respect copyright.PENANAYC0D1MRczA
“Duh, aku gak nyangka kalau kamu sampai begituan sama adekmu”
99583Please respect copyright.PENANAT1ag7laEsR
“Ini… Cuma bantuin dia aja kok, gak lebih dari ini.. Please… jangan kasih tahu siapa-siapa” ucap kak Risa memohon.
99583Please respect copyright.PENANA4Qjdu5NM31
“Hmmm… sebarin gak yah…”
99583Please respect copyright.PENANAouRPClUp8X
“Please Chi… jangan kasih tahu siapa-siapa”
99583Please respect copyright.PENANAsiEkXisGoT
“Hihihi, iya deh… tapi kamu harus traktir makan besok”
99583Please respect copyright.PENANAyegq9MxxG1
“Oke deh sip”
99583Please respect copyright.PENANAbVty7TXFgh
“Ya udah balik sana, kamu mau ketahuan sama Via juga, hihihi”
99583Please respect copyright.PENANAJITBsMrli1
“Gak lha.. udah dek sana balik ke kamarmu” suruh kak Risa padaku.
99583Please respect copyright.PENANAjSqw4AsQo0
“Iya kak…” jawabku bangkit segera kembali ke kamarku.
99583Please respect copyright.PENANAnSSy37ITC6
Aku tidak terlalu tahu apa yang terjadi setelah itu. Sepertinya tidak terjadi hal yang gawat. Kak Ochi sepertinya beneran megang janjinya. Untung deh. Tapi kak Ochi itu cantik juga yah, setahuku dia juga punya adek laki-laki. Beruntung juga adeknya punya kakak cantik seperti dia. Tapi aku juga beruntung punya kakak kayak kak Risa, hehe
99583Please respect copyright.PENANAQREKm60NVi
Bersambung..
ns216.73.216.197da2