Bagian 5
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAHOahBO6LN
Status dianggap sebagai kakak perempuan begitu menyenangkan karena aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Menyandang ‘kakak’, aku dipandang dewasa, berpengalaman, dan tua hehehe. Aku bisa memberi nasehat dan petuah kepada yang muda-muda, seperti Ilham dan Winda. Namun rasanya kurang pas ketika aku memberi tips harmonis dan romantis seorang pasangan atau bagaimana melanggengkan pernikahan, sedangkan rumah tanggaku dengan mas pras sedang terombang ambing. Apakah aku telah pantas menjadi ‘kakak’ yang dituntut nasehat, anjuran, dan petuahnya? Aku mentertawakan diriku sendiri. Berjuang sebagai pasangan LDR saja, sudah berat dan berliku-liku aku menjalani. Alangkah aku juga tak tahan dengan kondisi jarang diperhatikan, disayang, dan disentuh sebagai seorang wanita yang jauh dari keluarga.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndcdbAsYMc
“Anak Kak Maya lalu bagaimana?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC33MPWCYvE
“Kita video call-an setiap malam, engh… ya enggak harus setiap malam, kapanpun selagi bisa, teleponan sama anak”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpLpUAk1uc
“Berat banget pasti ya kak?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGHXeEw5co
“Hehehe, begitulah”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNSxd1F7mN
“Yang sabar ya kak May”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJJaXSs7PT
“Iyaa, kamu bagaimana sama Ilham? Akur-akur aja kan?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoIODcoyZb1
“Akur sih akur, cuman belakangan Ilham seperti enggak merhatiin dan peka dengan aku”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxlYbrSBc1
“Hah? Kok bisa?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu0ZNuLRmRQ
“Bayangin kak, masa iya hampir setiap hari pulang malem. Bukannya aku enggak percaya, tapi ya dia kan jadwal pulang jam 4 sore. Setelat-telatnya pulang sampai rumah jam 8 malam. Ini 9 malam bahkan 10 malam”
“Sebetah itu kah dia lama-lama di kantor dengan pekerjaannya?”
“Lebih pekerjaan itu mendapatkan perhatian daripada aku, istrinya”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvIG9Q3tA5A
“Emmh….”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1qbJA0r97i
“Kalau hari libur juga begitu, malah asyik pegang hape dan laptop muluk, bukankah kalau hari libur pekerjaan dipinggirkan dahulu? Ini justru aku yang terpinggirkan”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRsQWLr7zP
“Ilham, ilham kok dia begitu sih…”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGmhu9Azyz
“Tolong bantu aku, Kak Maya, kasih tahu Ilham, ya?”
“Tolong…. Kalau kondisi seperti ini terus, aku enggak kuat”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vh5TA9ao8
“Iya nanti aku kasih tahu anak itu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUnASUiUgc
“Aku merasa dia kurang dewasa sebagai suami”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm86ZJ4f8Ya
“masih kekanakkan”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwueV9uxEtx
“banget”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCUtXBj7Poj
“Kamu yang sabar juga ya, bantu ilham menjadi dewasa seutuhnya, lagipula dia kan baik banget sama kamu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7gH9g2JEW
“Tentunya kak, eh iya aku boleh tanya sesuatu ke kak Maya?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Po5nuUZgU
“Boleh, tanya aja”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXAVPYvAlrA
“Kakak jangan marah atau berpikir bagaimana-bagaimana ya?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYA5VAHW1j
“Iyaaa, Windaa…”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVHyCAQbpd2
“Engghh… Kak Maya dengan Ilham enggak ada perasaaan apa-apa kan sama Ilham?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4i5tAcxPmG
DEGH
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡszxmDbBy72
“Kamu kenapa tanyanya begitu?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXy2JhDNiJ
“Aku kadang suka cemburu sama kak Maya, kakak lebih sering ketemu Ilham di kantor, kadang juga diajak ketemu sama Ilham”
“Belum lagi, kalau aku perhatiin percakapan kalian di whatsapp, akrab dan deket banget seakan Ilham lebih nyambung dengan kakak ketimbang aku”
“Maaf ya kak, aku hanya menyampaikan isi hatiku aja”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhWhfWj6mc
Aku sangat terbungkam oleh curahan hati Winda. Aku bisa merasakan apa yang dirasakannya sebagai seorang istri yang jarang diperhatikan oleh suami. Sangat sedihnya, Aku merasa telah merebut Ilham dari Winda. Jahatnya aku. Di sisi lain, aku sangat menuntut suamiku memerhatikan diriku, namun aku justru merampas perhatian Ilham dari Winda. Padahal, istrinya Ilham jauh lebih baik dan cantik ketimbang aku yang sudah punya anak 1. Ia berhijab panjang, sholihah, putih, matanya begitu indah. Cara berpakaiannya pun sangat berbeda denganku yang masih mempertontonkan aurat dari kepala hingga kaki.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKlTe7bqnYc
Aku yang semustinya iri dengan Winda. Namun, aku terlampau jahat merampas perhatian suaminya. Aduh, belum lagi, jika teringat kejadian di Yogya, semakin aku merasa bersalah dengan Winda. Andai Winda tahu mungkin dia akan sangat-sangat membenciku. Aku sungguh sudah tak pantas lagi menjadi kakak buat Ilham dan Winda. Aku seakan ingin merusak rumah tangga orang yang telah menganggapku sebagai kakak.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJXef3745jx
Aku merenung, serupa merenung setelah Ilham masuk ke kamarku kemudian ia pergi kembali ke kamarnya setelah kata-kataku menghentakknya, mungkin takut.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0oM3SPuYMz
“Mba Maya, maafin gue ya, maafin ya Mba…”
“Gue tadi khilaf Mba, khilaf, bener”
“Ampun Mba, gue mohon lo maafin gue”
“Halo Mba Maya? Please balas chat gue. Jangan bikin gue kalut Mba”
“Gue betul-betul menyesal, bener”
“Tolong maafkan”
“Gue mohon”
“Mba Maya, Mba, Mba?”
“Halo Mba? Please dijawab”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rcOijeQcW
Aku belum mau membalas chat dari Ilham yang masuk. Aku masih shock, sangat shock atas kejadian yang baru menimpa. Aku yang sedang berjuang memperbaiki rumah tangga, malah berusaha mengkhianati suamiku, mengkhianati Winda yang ingin suaminya kembali memberi perhatian khusus hanya untuknya, tidak berbagi denganku. Aku pelan-pelan berpikir, semua laki-laki sama. Pembohong! Datang kalau ada perlunya saja. Setelah itu, kami perempuan diabaikan, dihempaskan.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj0H13LkGYc
“Biarkan aku berpikir sekarang, jangan hubungi gue dulu sementara waktu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDdyw9B48a
“Kok begitu? Gue enggak bisa enggak berhubungan dengan lo Mba”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEvDgDKNdK
“Kalau ingin dimaafkan, maka biarkan mba sendiri”
“Tapi Mba?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWOt3xLbg9
Aku sempat membalas pesan Ilham agar Ilham tak menghubungiku dulu sekarang. Aku ingin mengevaluasi hubungan dengannya. Sejak peristiwa tersebut, bahkan kepulangan dari Yogyakarta aku jarang mau bicara dengan Ilham, kecuali masalah pekerjaan. Tak hanya itu, aku juga tidak pernah mengajak Ilham untuk duduk di kafe atau kemana pun bersama. Ilham memaksa ikut, aku menolak. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku sudah memaafkan kesalahan Ilham, namun semenjak peristiwa di Yogya, pandanganku terhadap dia sepenuhnya sudah berbeda. Bukan lagi Ilham yang kukenal yang melindungiku. Kemudian aku lantas bertanya kepada diriku pribadi. Apakah aku bisa berkawan atau mencari kawan yang baik. Berteman dengan laki-laki ternyata sama saja. Perempuan? Sepertinya tidak ada yang mau akrab.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSV5XGjxUQq
“Mbak Maya, tumben akhir-akhir ini pulang cepet? Gak lembur?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhr0Li97an4
“Enggak, hehehe. Lagi sibuk bener nih kayanya Bu?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY57j4H9nAD
“Iya lagi beresin kamar bawah, penghuninya baru aja keluar”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEyFOUqlabf
“Yang suami-istri itu?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8J6ryli3Zk
“Iya, mereka sudah pindah ke rumah sendiri”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9TYeez8Pu
“Wah seneng pastinya ya”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjY61hyMII5
“Heheheh, Mba Maya kapan nyusul?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIW5cpbQ7UR
“Aku mau di sini aja dulu, temenin Bu Ika”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP983R0rTQZ
“Duh baik banget, kamu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1ErjQbKhm
Ibu Ika adalah penjaga rumah kos-kosan yang diutus merawat, mengawasi, dan menjaga oleh pemilik yang hampir tak pernah datang mengecek. Dia tinggal di sebuah rumah di sekitar tempat kosku. Suaminya sudah meninggal dunia. Anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah masing-masing. Demi produktif di usia kepala 5, Ibu Ika mau bekerja untuk tempat kos ini. Dia mempunyai karakter yang ramah dan murah senyum, namun keluar galak dan tegasnya apabila ada penghuni yang tidak taat aturan.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmd5KclV941
Masalahku dengan Ilham menyita banyak waktuku untuk lebih banyak bicara dengan Ibu Ika serta pulang tepat waktu. Dia sudah kuanggap sebagai orang tuaku di sini. Kami sering memasak bersama atau aku mampir ke tempatnya untuk menonton televisi semata-mata mengusir kesepian di kamar kos.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83f3mjw6tC
“Temen Mba yang kemarin suka ke sini itu kemana? Kok sudah jarang terlihat?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLz77llz68d
“Heheh lagi banyak kerjaan dia”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNkS87dXBR
“Oooh, dia itu siapa kok suka banget kemari?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QoQ8DnRkO
“Iya, dia itu rekan kerja, tetapi sudah saya anggap seperti adik saya sendiri”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7neNSjOhEP
“Agak kekanakkan ya wajahnya”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdmYYnCCSj
“Hahaha, gitu-gitu sudah nikah loh Bu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XGyJAvSWo
“Hebat dong”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IxCXfPrg2
Kalau sudah masuk ke kamar kos, penyakit sepi dan rinduku selalu timbul. Kadang aku berupaya menyibukkan diri, namun mulai tak mempan. Aku lanjut berusaha menghubungi suami. Ia masih belum juga berubah. Astaga, Aku bisa sakit Jiwa kalau begini terus. Aku harus apa dan bagaimana, Tuhan….
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdglOUjPNJi
Sejak kejadian di Yogya, aku tak mau melakukan percakapan langsung atau tidak langsung dengan Ilham, biasanya ia yang menjadi pelipur sepiku saat seperti ini. Namun, supaya ia bisa fokus dengan istrinya dan aku kembali hidup normal, aku memutuskan untuk kalem dengan adikku itu. Namun, berat! Oh Tuhan! Aku harus apa! Emosiku melonjak…
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0a3IaQpLYk
“Halo Mba, lagi apa? Tolong balas. Aku mohon Mba. Aku enggak bisa enggak chat dan ngobrol sama kamu”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvjPpsn4w5
“Lagi mikir…”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKx8hntTjtt
“Mikir apa?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLLzMOh1b8
“Mikir kita masih bisa berkawan apa enggak”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFuUYGyKNV
“Masih, Mbak Maya masih kuanggap kakakku, kamu tetep keluargaku”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK4Fs2E6JCd
Pada akhirnya Ilham yang tak pernah berhenti mengirimiku chat, aku balas. Aku tak ada pilihan terhadap kondisi yang sedang gejolak rindu dan sentuhan. Percakapan dengan Ilham sejenak bisa menjadi obat sementara.
Namun, aku harus tetap menjaga sikap agar Ilham tak mengulangi perbuatannya.
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5AKdZTzXu
“Ada apa?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQosqywm14
“Aku pengen kita tetep saling kontak, saling kirim chat, saling bicara kayak sebelumnya”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjncDPAcV7y
“Sebelumnya itu yang mana?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrGlyfYU5n
“Ya kayak biasanya aja Mba”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAHEm4z3fG
“Aku belum bisa banyak bicara dengan kamu, bisa kamu kembalikan keadaan seperti sebelum kita ke Yogya?”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG76iW3O9JE
“Enggak”
13641Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ac4Lwbp4h
Selanjutnya chat Ilham kudiamkan lagi. Aku sadar aku tak boleh chat dengannya, walau ia bertubi-tubi membalas. Maafkan Aku, Ilham. Aku tak mau bikin Winda jauh dari kamu, dan kamu justru dekat denganku. Aku tidak mau disebut sebagai PELAKOR. Awalnya berat tak menghubungi Ilham, namun perlahan aku mulai terbiasa. Apalagi sejak tempat kosku mulai ramai. Aku mulai merasa tidak sendiri lagi.
ns216.73.216.33da2
