Bagian 7
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdUF7NGJUTK
“Ah aku betul-betul masih cantik dan molek tubuh yang disebut gembul. Ilham benar, barangkali kalau aku….”
“Astaghfirullah, bisa-bisanya aku terpintas ingin bercerai dari suami”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSLVxPB3JYU
“Hati-hati, kirim-kirim foto begini, misalkan ada yang lihat bagaimana? Hapus saja!”.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ22PnhKvv7h
Setelah mengirimkan foto beberapa pose menggoda dengan daster bunga-bungaan berbahan rayon tanpa lengan, suamiku malah marah-marah. Aku kecewa. Sudah susah payah bergaya hingga berdiri menyingkap bagian bawah daster yang nyaris terungkap paha dan selangkanganku yang agak basah, begitu juga kedua buah dada ini yang putingnya telah kumancungkan, hampir meluap tumpah ketika aku copoti kedua tali daster yang melingkar di ketiak.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa5eTXY592j
Penyesalan senantiasa muncul belakangan kalau diingat-ingat pesan suami. Andai saja aku mendengarkan kata-kata Mas Pras saat itu, barangkali Mas Johari tidak akan menyimpan foto-foto sensualku selama tinggal jauh dari suami. Mas Pras pernah berpesan agar aku tidak lagi mengirimkan foto-fotoku yang erotis. Karena berselancar di dunia jaringan, semua serba mungkin. Aku malah meremehkan. Terjadilah ini semua. Bagaimanapun, aku mengirimkan agar Mas Pras terpengaruh, terpancing, ingin dimanja-manja, lalu keluar sifat nakalnya. Kalau saja dia peka, tak akan aku bela-bela mengirimkan potret lekak-lekuk tubuhku yang berpotensi memicu syahwat mata pria untuk melahapnya. Huh. Di samping itu, aku masih heran, bagaimana bisa Mas Johari mendapatkannya, ya? dari ponsel suamiku? jelas. Haduh. Aku bingung jadi harus bagaimana sekarang.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWX1vTD3ta
Akibat mengetahui Mas Johari menyimpan foto-foto sensualku, aku menjadi was-was, maka aku jarang berbicara berdua dengannya. Aku menghindari Mas Johari, kecuali saat ia bersama Mba Rini. Sikapku kepadanya berubah canggung. Aku khawatir sesuatu terjadi kepadaku. Aku berpandangan malah Mas Johari adalah ancamannya. Maafkan Aku Mba Rini. Aku tidak tahu bagaimana bilang ke kamu. Sebaliknya Aku ingin melaporkan ke Mas Pras. Akan tetapi pastinya dia akan terkejut, suka tidak suka. Mas Pras akan berbalik mengomeliku karena tidak dengar pesan-pesannya dulu. Kini aku sekadar bisa melamun, berharap Mas Johari dan Mba Rini mengakhiri perjalanan dan kembali ke kampung, agar hidupku normal lagi.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQg3db6H4SW
Pilihan terbaik yang mendesak bisa dilakukan sekarang adalah Aku terpaksa balik ke kandang. Balik ke situasi di mana mengurung diri dalam kesepian di kamar adalah sesuatu yang terbaik, kendati perlahan mengerikan, menghabiskan banyak waktu untuk sendiri menonton televisi, membereskan kamar, dan bermain ponsel. Mengapa masa kelam dan tertekan ini harus balik lagi, ya Tuhan? Aku pusing. Apakah dunia luar sudah takdirnya berbahaya bagi aku?
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fp7JzyZh0
“Aku butuh pelindung. Mas pras, tolong temani aku di sini….”, ujarku memeluk bantal sembari mengirimkan chat ke suami. Aku menitikkan air mata. Air mata kerinduan yang mengalir deras ketika melihat wajah mungil anakku yang tumbuh besar kurang belaian dan kasih sayang ibunya. Andai ayahnya mau mengerti.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAkYxRpCcrm
Sikap Mas Johari semenjak aku menghindari berduaan dengannya tidak ada yang aneh. Dia belum sadar kalau aku telah mengetahui apa yang dia sembunyikan. Daripada dihantui kecemasan berlanjut, aku berupaya menelepon Mas Pras, syukurlah kali ini dia menjawab teleponku.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnPB4GcboUI
“Kamu tuh sudah kubilang, Maayaaaa…. Hati-hati….”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSujzcX2VZz
“Iya Mas, aku minta maaf, maafin aku Mas, aku menyesal banget…”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR9ru4MXena
“Permintaan maafnya, mudah. Penyelesaian dengan Johari ini kita enggak tahu bagaimana membereskannya”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMDEAiWwFk
“Mas tinggal ngomong aja, ditelepon Mas Joharinya”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAltbqnI7s
“Enggak segampang itu, Johari dan Rini kan kerabat kita. Jika Johari menyimpan foto itu sebabnya karena tertarik dengan kamu, bagaimana?”
“Masalah ini bisa merembet ke mana-mana”
“Bisa rusak hubungan keluarga”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbU6B1duIX
“Terus aku harus bagaimana dong?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0UAJ8X2pOA
“Sekarang hapus dulu semua foto aneh-aneh di hape kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkhE1UAh0Mb
“Sudah, Mass, sudah…”
“Aku curiga dia ambilnya dari hape kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYLDbS9hFt
“Iya, sepertinya, dia sering pinjam hapeku, aku lupa kalau kamu setelah mengirim foto tidak langsung menghapus sekaligus”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKjfvuzEIE
“Terus kita harus apa?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqO9TYp4CYi
“Kamu bersikap seperti biasa saja, nanti aku telepon Johari”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqRnLzsJlW
“Beneran begitu aja? Aku tetap cemas”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7RYw7SNQwI
“Rini sedang sakit, jangan kasih beban pikiran dia”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvg1WhKyaT
“Baik, aku tunggu kabar dari kamu”
“Masalah ini, ibu jangan sampai tahu ya…”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6U29VjDGxT
“Iya, aku usahakan”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsRHQk21E9
Kalau betul kata Mas Pras, Mas Johari sampai menaruh hati, duh kiamat! Mau ditaruh di mana wajah ibu dan keluarganya. Ah jangan-jangan betul sebab Mas Johari lebih sering mampir ke rumah daripada Mba Rini kalau aku sedang di kampung. Manalagi aku pernah menyusui anakku di hadapannya. Apakah saat itu ia sudah memendam syahwat. Ditambah ketika ia berkunjung hanya ditemani ibuku, aku sudah biasa saja dasteran mengemong anak di depannya.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmTHPVkJdx
“Pras pantes seger bener wajahnya semalam aku temui”
“Lama enggak dikasih jatah sih dia, ya? hahahaha”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6n8N7Gx8Y
“Langsung tubruk”, sahut Ibu menambah gurauan.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9pnkCRzde
“Kalau di kampung saja gregetannya, aku di Jakarta enggak pernah disusul”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy42HxWCirI
“Malah keburu disusul yang lain”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAOdvBGicWG
“Sudah ibu bilang, kamu saja yang mengalah”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvBz0WiNsM
“Iya Bu, sedang aku usahakan. Namun seenggaknya, selagi aku usaha, Mas Pras ada ke Jakarta untuk mengunjungiku. Bukan melulu aku yang pulang”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6jcj2X1pk
“Aji, aji, mau ikut mamanya ke Jakarta, gak?”, tanya Mas Johari kepada anakku saat bertamu ke rumahku bersama ibu di kampung.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcoxm37uuUL
Ketika aku pangku, anakku menarik-narik tali dasterku. Padahal, usianya sudah tidak pantas menyusu lagi.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0qu9dtDooD
“Jangan dong, jangan ditarik-tarik baju mamanya nanti copot, sini sama nenek, Ajiii…”, rayu ibu membujuk cucunya yang masih ingin menyusu.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhE7Hw4Ar4
“Enggak mau kalah dengan bapaknya ya? Masih mau nenen sama mamahnya ya?”, ujar Mas Johari bercanda diiringi tawa. Aku ketika itu memaklumi. Namun, kalau situasinya seperti sekarang. Jangan-jangan… Aku berharap Mas Pras segera memberi kabar. Kalut diriku di dalam kamar.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxdfSzw5Tce
“Kalau aku ajak Ajii ke Jakarta bagaimana?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9XHoPwA1O
“Boleh banget Mas, apalagi Mas paling bisa bujuk Mas Pras. Kalau belum bisa bujuk dia, bawa anakku jalan-jalan ke sini saja. Ada kerabat yang bisa nemenin juga gak apa-apa”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5IxlSJWuz
“Oke, aku coba ya”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKxaKPgyze
“Terima kasih ya Mas”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZ0ophN3nO
“Santai saja, demi Aji bisa nenen lagi sama mamanya”
“Hehehe”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCw9cwcBTNO
“Ih Mas Johari, anakku sudah enggak nenen lagi”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQ6EnNKbD5
Di sisi lain, Mas Johari telah berjanji kepadaku akan membawa anakku jalan-jalan ke Jakarta. Aku sangat menantikan hal itu. Kalau menunggu gerak Mas Pras sepertinya hampir tidak mungkin. Ibu tidak berani temani anakku jalan-jalan ke Jakarta. Kerabat yang lain tidak diperkenankan oleh suamiku. Satu-satunya jalan ya dengan Mas Johari, meski sekarang dia telah berulah. Pada dasarnya Aku tetap harus menjaga hubungan baik dengan dia agar anakku bisa ke sini.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWHFd7Crv5
Malam harinya Mba Rini mengajak aku makan malam bersama di luar. Namun, karena aku sudah duluan membeli makan malam lewat ojek online. Aku tak pergi kemana-mana. Sambil menikmati makan malam seorang, aku video call dengan anakku dan suami. Mas Pras mengatakan ia masih sedang mencari waktu yang tepat bicara dengan Mas Johari. Masalah ini tidak bisa diselesaikan lewat sambungan telepon. Keduanya harus bertatap muka. Mas Pras mengingatkanku kembali. Dia memintaku bersikap normal saja dan merahasiakannya dari Mba Rini, khawatir tersangkut pikiran sepupuku itu.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8rR3BlOSh
Walau sedikit kecewa dengan penuturan suami, aku menganggap ada benarnya juga secara pelan mengurai benang kusut masalah Mas Johari. Oleh karena itu, aku tetap bersikap normal dengan Mas Johari di depan Mba Rini. Namun, terkadang saat aku berusaha menghindari berduaan dengan Mas Johari, ada saja momen tak sengaja yang mempertemukan kami.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGglkqO9ude
“Ayo agak dicepetin larinya…”
“Hehe”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmr35hT3wjl
“Eh? Hehe”, aku sekadar melempar senyum malu karena kecepatan berlariku berhasil disusul Mas Johari. Terlebih, aku sudah berangkat berlari dari tempat kos lebih pagi semata-mata menghindari berbarengan dengan Mas Johari.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9l4290C4g
“Kamu coba browsing ada bra khusus perempuan yang suka olahraga, May”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9Q672Bfov
“Maksudnya Mas?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdbPxi1HdFm
“Iya daripada kamu risih dan ngumpet-ngumpet terus saat berlari”
“Kalau pakai bra biasa, ya yang terjadi payudara kamu kelihatan goyang”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rigJiqZbU
“Hehehe begitu ya?”, aku tertawa kecil. Mas Johari mengimbangi kecepatan berlariku.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UZIbVWkVj
“Iya, risih banget kan, kalau ada yang lihat”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFQiA6SxSQf
“Bener banget Mas”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxxmRL0SLa
“Berhenti sebentar”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BCsU0FaTZ
“Iya? Ada apa?”, tanyaku heran.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYmOCDaDglD
“Posisi badanmu saat berlari juga salah”
“Coba lebih tegap kepala dan badanmu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBozzFKTML
“Begini?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNoU5fEwVM
“Sedikit lagi…”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFWyrfsoK0
“Begini?”, Mas Johari bisa saja memanfaatkan keadaan. Aku hanya bisa menuruti dan mengiyakan karena dia memiliki jam terbang yang lebih tinggi daripada aku untuk olahraga ini. Sambil membetulkan posisi badanku. Ia sempat menyentuh pinggang, bokong, dan perutku dengan embel-embel kata “MAAF”. Pundakku yang dibuka melebar. Kepalaku ditegapkan sembari memegang leher.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV8zTgAxptX
“Nah ini baru bener. Tapi ya emang kamu harus tetap beli bra khusus olahraga juga”
“Hehehe”, ujar Mas Johari posisi pundakku yang dibuka melebar membuat sepasang gunung kembarku lebih menantang. Ia mengamati bagian dadaku.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPg1RuzpGc
“Iya betul sih, kalau berlari seperti ini, akunya yang belum nyaman dan terbiasa, yang lainnya enak dapat pemandangan gratisan”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNSLD5MA9oJ
“Supaya buah dada kamu tetap kencang juga, tidak kendur”
“Sayang saja, kalau sampai susu itumu kendur”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomKXw0VQzs
“Ck…”, ucapan Mas Johari membuat mood berlariku jelek, kehilangan semangat. Kepadanya aku terpaksa mengaku lelah dan tidak meneruskan. Kami memutuskan jalan kaki. Padahal, aku sudah mempersilakan Mas Johari melanjutkan larinya tanpa harus merasa tidak enak. Aku yang justru risih kembali berduaan, sedangkan sedang berupaya menghindar dari dia.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7YBz91HYX
“Ayo kita mulai lagi”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMEx1Ztgv5k
“Enggak, mas. Mas Johari aja yang lari duluan. Aku sudah lelah”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHaFbwWAdg3
“Kok ditinggal sendiri. Gak mungkinlah. Mau Aku gendong?”
“Hehehe”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzlYgB4A90m
“Ish ngaco. Keberatan kali mas. Aku gemuk begini”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNioSNbfyik
“Bukan gemuk. Semok badan kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQNIjpUKex
“Badan semok itu yang paling disenengin laki-laki ya Mas?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxC3UBvvGN
“Enggak juga, hanya yang kamu itu bikin laki-laki gemes, pengen meluk, ngangenin”
“Lihat kan Mba Rini? Cuman ya dia udah mulai agak kurusan karena sakit”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXydrDIRrR
“Terus kenapa Mas Pras, kurang perhatian ke aku? Apa karena dia lebih suka yang kurusan dan aku enggak menarik lagi?
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfzSZbt4oB
“Woh bukan, itu beda kasus. Itu Pras saja yang betah dan sedikit malas di kampung. Pegang hape muluk, tetapi ya main game juga setahuku”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnewixgPEO
“Masih begitu-begitu aja ya?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSnMv2jsZJ
“Iya, yang sabar dan kuat ya, Maya”
“Aku dan Mba Rini akan terus bujuk dia”
“Kamu tetep fokus kerja
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMMBbPZUkMf
Beberapa topik kami bicarakan, terutama kondisi kesehatan Mba Rini. Akhir bulan ini mereka akan pulang ke kampung. Sesuatu yang sedang kutunggu-tunggu walau itu berarti aku akan kehilangan kerabat yang biasa menemaniku mengobrol. Siap tidak siap. Perjalanan kami pun tidak berujung sarapan, aku memilih buru-buru kembali ke tempat kos.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXfja7828G
ALHAMDULILLAH
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujLurbY8V3
Kabar bahagia kepulangan Mas Johari dan Mba Rini sedikit menenangkan. Namun, seminggu terakhir jelang kepulangan mereka. Mba Rini menaruh curahan hati kepadaku di kamarnya ketika Mas Johari sedang berada di luar rumah. Ia mengatakan kalau memang suamiku sudah tidak bisa dibujuk lagi, alangkah lebih baik aku yang mengalah. Aku harus cari upaya mutasi ke kantor yang daerahnya dekat dengan tempat tinggalku. Kepadanya aku bilang, masalahku dengan suami bukan sebatas itu saja, melainkan perhatian yang nyaris jarang dia beri. Bagaimanapun sebagai perempuan dan istri aku perlu perhatian dari suami. Kami bercerita sambil rencana gantian memijat badan. Aku giliran pertama. Aku lepas baju tanpa lepas bra, maka Mba Rini lantas tertegun menatap tubuku.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHn2BG8qeF
“Badan kamu masih bagus”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmEPGMZiT0i
“Ah badanku melar, lemak bertumpuk, badan emak-emak, banyak beban hidup”, kataku memegang perut.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxc7aNIgD9k
“Tandanya kamu sehat dan makmur”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHGjp7R2FE7
“Enggak seperti waktu SMA, masih langsing dan belum ada beban”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98ahmXTbln
“Para lelaki biasanya lebih seneng yang model kamu ini”
“Bersyukur harusnya kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqwcInuAss
“Enggak ada senengnya, kalau bukan suami yang ngedeket. Lalat malah yang datang”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2wC4rT7hm
“Lalat mana yang datang? Kamu di sini tidak ada keluarga.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQylx973H0O
“Lalat yang aku maksud yang matanya jelalatan, Mba”
“Haha”, aku bergurau.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvIDFtiSTAU
“Kirain aku, betulan Lalat”
“Sudah, jangan dibahas lagi, tengkurap sini”, sebelum tengkurap, aku mencopot bra dan meletakkannya di atas baju yang kutanggal.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHOwnT8d0V
Kemudian sambil dipijat, Mba Rini lanjut cerita bahwa Mas Johari sangat perhatian kepadanya hingga rela mengambil cuti dan pergi menemaninya terapi di Jakarta. Ia bangga dengan suaminya. Ah aku tidak perlu merasa iri. Kalau aku mau aku bisa merusak jalan cerita Mba Rini karena Mas Johari menyimpan foto-foto sensualku. Namun, aku menjaga perasaan dia. Mba Rini percaya dengan suaminya karena seumur-umur memang tidak ada tanda-tanda Mas Johari berpaling atau memiliki wanita idaman lain.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlEWAgb1iN
Jika sebelumnya aku yang lebih banyak cerita, sebaliknya giliran Mba Rini yang meluapkan isi hatinya. Ia mengatakan sakit yang dideritanya jadi menyusahkan Mas Johari kendati Mas Johari memaklumi. Mba Rini mencemaskan karena penyakitnya pekerjaan Mas Johari menjadi terganggu. Aku coba menetralkan perasaan Mba Rini. Perbincangan pun aku alihkan ke hal-hal yang menyenangkan bukan yang sedih agar emosi Mba Rini stabil.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZ90ZcT5kx
Memijatnya tak lebih dari 1 jam. Namun pembicaraan kami tak mengenal waktu hingga Mas Johari yang habis kelayapan dari luar masuk ke dalam begitu saja, lupa mengetuk. Aku yang masih telanjang dada spontan kaget buru-buru mengambil bantal untuk menutupi tubuh karena jarak baju dan bra sulit dijangkau.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymjZqcrxWE
“Kamu ketuk pintu dulu, sudah tahu Maya lagi enggak pakai baju”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvDe5kSUc8c
“Maaf, aku kira cuman ada kamu di dalam”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOv3smQ4b1e
“Bagaimana? Sudah jalan-jalan cari bukunya?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyadD3ySRiJ
“Sudah, lumayan untuk bekal bahan ajar tambahan”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Wqh3HB7WH
“Kamu habis pijat Maya?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOADcHxlRI
“Iya, sebetulnya aku giliran dapat juga,
“Lebih asyik ngobrolnya ya enggak dapat giliran”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWWEAwQBYV
“Kamu sama aku aja nanti hehehe”, ucap Mas Johari ke Mba Rini sesekali memandangiku yang masih menutupi bagian dada dengan bantal. Kemudian Ia pamit keluar. Kesempatan itu aku gunakan untuk segera memakai pakaian kembali lalu masuk ke kamar. Lama kelamaan aku merasa main kucing-kucingan dengan Mas Johari. Benar-benar tidak bisa bersikap normal.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkB1XxmqYh
Puncaknya, menjelang kepulangan ke Yogyakarta, Mba Rini mengajakku makan malam sambil berbelanja di Mall. Aku bilang ke Mba Rini bahwa aku langsung dari kantor menuju Mall tempat kita bertemu. Yang terjadi adalah Mas Johari datang seorang. Kata Mas Johari Mba Rini menitip belanjaan dan cemilan saja kepada Mas Johari. Efek obat terapi membuat ia mengantuk. Dengan kerelaan sedikit terpaksa aku keliling dengan Mas Johari.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0TTskgC8n0
“Ini Maya, yang aku maksud ke kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqAyAivG62
“Apa Mas?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65VGOJaxTX
“Bra khusus olahraga”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUlfvE2mYU
“Mahal, Mas, online bisa lebih murah lagi”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5aBKgiTvB
“Yang ini original, bahannya bagus bukan katun yang kalau basah bikin lembab”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAOIr45SGy
“Aku enggak punya uang untuk bra semahal itu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ48D65vUn1w
“Aku saja yang belikan”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbabyjSCPup
“Eitsss, Mas Johari, jangaaaaan!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcy15rlp14
“Sudah, anggap ini supaya kamu rutin olahraganya, tidak malu-malu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXDhmRsNlai
“Duh Mas ngerepotin banget”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS0SeNsRSCQ
“Enggak seberapa ini. Aku juga jarang ke Jakarta”
“Berapa ukuranmu yang pas? bilang ke Mbaknya”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYLKwP7sWw
Ketika sedang mencari-cari pakaian untuk Mba Rini, Mas Johari berhenti sejenak di sebuah outlet olahraga. Ia membelikanku bra olahraga berwarna abu-abu. Aku terpaksa menerima karena dia mendesak terus. Ketika aku berbicara dengan salesnya ia mendengarkan, termasuk mengetahui berapa ukuran lingkar payudaraku. Untung saja dia tidak meminta aku mencobanya lebih dahulu terus menunjukkan kepada dia bagus atau tidak. Terlepas dari sikap yang berlebihan itu, aku tetap berterima kasih kepada Mas Johari.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlY8cNvJRyc
“Mas, jangan colek-colek. Maksudnya apa?!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQMAau1qcy
“Gemes sama lengan kamu”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpIJQK0c06
“Jangan macem-macem!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwHda8OaYO
“Jangan marah dulu, aku bisa jelaskan nanti…”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkhQ3T9UdZ8
“Ya tapi jangan pegang-pegang…”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcAyr2p8yv1
Ketika berjalan menuju tempat makan, Mas Johari tiba-tiba mencolek lenganku. Ia juga sempat berupaya merangkul pinggangku. Namun, aku bisa mengelak. Aku lekas kehilangan kepercayaan kepadanya. Kalau aku mau, bisa aku adukan ke Mba Rini pulangnya nanti. Akan tetapi, aku perlu dengar alasannya dulu. Yang jelas aku tidak yakin alasan yang diberikan Mas Johari bisa kuterima dengan akal sehat. Ketika tiba di tempat makan malam, kami bicara menu yang dijual. Barulah ia mengemukakan alasan atas perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukannya kepadaku.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zcGQrCEcW
“Kalau kita selingkuh, kamu berminat?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNG9CYBNAFz
“Ngaco!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnPPcI2hhwD
“Diem-diem saja, May. Aku bisa bantu kamu bawa Aji ke sisi kamu”
“Kita tidak perlu saling rusak rumah tangga”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqrJ7HhSOZ
“Mas seharusnya fokus ke kesehatan Mba Rini”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcERH4PbgVw
“Aku fokus kepada kesehatannya, tetapi apa dia memikirkan perihal kebutuhanku yang lain? Tidak. Aku perlu menagihnya kepada dia? Ya tidak mungkin”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIhXmo0qI1
“Kebutuhan apa yang mas maksud sih?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYqvqoGGA6e
“Kebutuhan yang kamu jarang dapatkan dari Pras”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2nqrwV0UH
“Astaghfirullah Mas. Bagaimana kamu bisa-bisanya sempat memikirkan hal begitu?”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayUK4balWu
“Aku tetap laki-laki biasa, May. Laki-laki normal. Laki-laki tulen”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLuC711gIB
“Mas itu punya Mba Rini yang sayang dengan Mas!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHd9cKBaf77
“Iya aku tahu, sayang itu bukan sekadar perhatian saja. Ada hal-hal lain yang memang suami perlu dapatkan dari istrinya sebagi bentu sayangy tetapi tidak bisa”
“Aku rasa kamu yang bisa”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfahgqhl1pF
“Tidak mungkin, mas. Tidak mungkin!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCAQoXNHTaN
“Kamu belum mencoba”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJp8u5OW1EK
“Tidak akan mau!”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLgfubkXit
“Aku tidak akan paksa kamu menjawab hari ini, masih banyak waktu. Selagi kamu sudah ada jawabannya, hubungi aku”
“Jangan jawab sekarang”
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZMxTrpRE7v
Makan malam dengan Mas Johari berubah bisu. Setiap ia bertanya aku jawab ala kadarnya. Menjelang kepulangan, kesan bahagia terhadap suami sepupuku ini luput seketika. Mba Rini yang tak bersalah ikut kena dampak diamku ketika mengantarkan kepulangannya di stasiun. Ia menanyakan kepadaku mengapa aku berbeda sekali. Aku bilang sedang banyak pekerjaan. Beban pikiranku kian bertambah ketika Mas Johari membisikkan sesuatu sebelum menyusul istrinya yang telah berjalan ke arah pemeriksaan tiket kereta api.
10741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbfhVrgK3e
“Aku tunggu jawaban kamu, Maya. Aku bisa memberi lebih dari suamimu”.
ns3.138.33.125da2
